Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN BUAH TAHUNAN

ORIENTASI LOKASI KEBUN KOLEKSI dan KOLEKSI


TANAMAN SP4

Dosen Pengampu :
Ir. Suratno, MP
Jumiatun, SP, MSi

Teknisi :
Fanani
Fitri Krismiratsih S.ST

Disusun Oleh :
Intan Fahdillah Iswantari
A42150607
Golongan A
Semester 5

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN


PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017
BAB 1.PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi


yang hampir semua dapat menghasilkan buah-buahan. Indonesia menghasilkan
banyak jenis buah-buahan. Berdasarkan data Departemen Pertanian, Indonesia
menghasilkan lebih dari 400 jens buah-buahan, baik buah tropis maupun subtropis
(Rukmana, 2008).

Buah-buahan tropis Indonesia ada yang bersifat semusim atau dua musim
(annual) dan tahunan (perennial). Namun, buah-buahan tahunan lebih dominan.
Pada umumnya, buah-buahan tahunan berbuah tergantung pada musim atau
kondisi iklim (Sunarjono, 2008).

Tanaman buah-buahan tahunan adalah tanaman sumber vitamin, garam


mineral dan lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berumur lebih
dari 1 tahun. Tanaman buah-buahan tahunan dikelompokkan dalam 3 jenis, yaitu
jenis tanaman buah-buahan yang tidak berumpun dan dipanen sekaligus, jenis
tanaman buah-buahan yang tidak berumpun dan dipanen berulangkali/ lebih dari
satu kali dalam satu musim/tahun dan jenis tanaman buah-buahan yang berumpun
dan dipanen terus menerus (BPS DIY, 2013). Komoditi buah-buahan tahunan
antara lain mangga, manggis, rambutan, duku/langsat/kokosan, sukun, pepaya,
sawo, jambu biji, belimbing, sirsak, markisa, jeruk, anggur, alpukat, durian, apel,
jambu air, salak, nenas, pisang, nangka.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tanaman buah tahunan


2. mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dan morfologi buah tahunan
BAB 2 .TINJAUN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Buah Mangga (Mangifera laurina)


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiacea
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera laurina

Morfologi Mangga (Mangifera laurina)


Mangifera laurina (mangga) merupakan tanaman yang tergolong berdaun
tunggal karena pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja.
Mangga mempunyai deskripsi Circumscriptio (bangun daun) Lanceolatus
(berbentuk lanset), Intervenium (daging daun) Papyraceus (seperti kertas), Margo
folii (tepi daun) Integer (rata), Apex folii (ujung daun) Acuminatus (meruncing),
Basis folii (pangkal daun) Acutus (runcing), Nervatio (pertulangan daun)
Penninervis (menyirip), permukaan daun scaber (Kasap), dan duduk daun tersebar
(Folio sparsa), (Gembong, 1985).
Ekologi
Mangifera laurina (mangga) merupakan tanaman buan tahuna berupa
pohon yang berasal dari India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia
Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh pada
ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut dengan suhu optimum antara 24 C
- 27 C. Tanaman ini hidup di daerah tropis dengan curh hujan 1000 /tahun.
Toleran dengan tingkat keasaman tanah atau pH 6 7,5 serta kelembaban tanah
70 % - 80 % . (Teberlinds, 1987).
2.2 Klasifikasi Jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia (Christm.) Swing

Morfologi tanaman jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.)


Jeruk nipis termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk
jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tingginya sekitar
0,5-3,5 m. Batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan
kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Daunnya majemuk, berbentuk ellips
dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daunyya
mencapai 2,5-9 cm dan lebarnya 2-5 cm. Sedangkan tulang daunnya menyirip
dengan tangkai bersayap, hijau dan lebar 5-25 mm.
Bunganya berukuran majemuk/tunggal yang tumbuh di ketiak daun atau di
ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm. kelopak bungan berbentuk seperti
mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan
tangkai putik silindris putih kekuningan. Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk
bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm
berwarna putih Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah.
Buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm
berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis
mempunyai akar tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam.
Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar
matahari langsung

2.3 Klasifikasi buah belimbing


Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )

Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )

Divisi : Magniliopsyta ( Tumbuhan berbunga )

Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua/ dikotil )

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Geraniales

Famili : Oxalidaceae ( suku belimbing belimbingan )

Genus : Averrhoa

Spesies : Averrhoa carambola L.

Morfologi tanaman belimbing


1. Akar ( Radix )

Akar tanaman belimbing bercabang, berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus


kebawah tanah, dan tidak memiliki stipula. Perakaran ini terdir dari pangkal akar,
ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, bulu akar dan tudung akar.
Perakaran tanaman kuat sehingga mampu menembus permukaan tanah hingga
dalam. Perakaran tanaman ini berguna untuk menyokong tanaman dan juga
menyerap zat atau unsur air yang ada didalam tanah.

2. Batang ( caulis )

Batang tanaman blimbing kuat, kasar dan juga berkayu, batang ini memiliki
bentuk bulat dengan panjang mencapai 10 meter bahkan lebih, dengan tumbuh
tegak mengarah keatas. Batang tanaman ini juga dilengkapi dengan percabangan
yang banyak, sehingga dapat dikatakan tanaman ini sebagai tanaman teduh.
3. Daun ( Folium )

Daun tanaman belimbing tunggal dengan bentuk bulat oval memanjang, berwarna
kehijauan muda hingga tua. Daun belimbing ini memiliki permukaan datar,
bertangkai pendek, memiliki pertulangan atau urat didalam daun tersebut. Daun
ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai menyimpan cadangan makanan tanaman.

4. Bunga ( Flos )

Bunga tanaman blembing adalah majemuk, dengan memiliki kelamin ganda yang
terdapat didalamnya benang sari pendek, dan putik yang panjang. Bunga
belimbing ini tumbuh dibagian ketiak daun atau batang tua, dengan mahkota yang
berlekatan. Penyerbukan bunga ini dibantu dengan angin maupun binatang yang
ada di sekitar tanaman belimbing.

5. Buah

Buah belimbing ini berbentuk memajang dengan bentuk hampir menyerupai


bintang jika dilihat dari bagian atas dan bawah, buah ini berwarna kehijauan jika
masih muda dan kekuningan jika sudah tua. Buah ini memiliki daging tebal,
lunak, dan memiliki rasa asam dan juga ada yang manis. Biasanya buah ini
berukuran sekitar 4-13 cm.

6. Biji

Biji buah belimbing ini berbentuk pipih, berwarna coklat muda yang terdiri dari
dua lapisan yaitu lapisan dalam tipis dan lunak serta lapisan dalam luar sangat
kuat. Selain itu, biji ini dilapisi dengan cairan atau serat yang ada didalam buah
belimbing dengan warna putih. Tanaman belimbing biasanya dapat di perbanyak
secara generatif melalui biji, dengan cara dan panduan yang tepat. Perlu diketahui,
bahwa buah belimbing juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti
meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah pembentukan radikal bebas, mengatasi
resiko kanker dan juga lainnya, semoga bermanfaat.
2.4 Klasifikasi Buah Kedondong (Spondias dulcis)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Spondias
Spesies : Spondias dulcis Forst.

Morfologi buah kedondong (Spondias dulcis)


Pada buah kedondong memiliki perakaran tunggang dan berwarna coklat tua.
Batang pada pohon kedondong ini mempunyai batang yang berkayu ( lignosus )
yang biasanya keras dan kuat karena sebagian besar terdiri dari kayu yang
terdapat pada pohon dengan bentuk batangnya yang bulat ( teres ) dan tumbuh
tegak, percabangan batangnya yaitu simpodial dimana batang pokoknya sukar
untuk ditemukan karena dalam perkembangannya kalah cepat dan besar
pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya, permukaan batang halus dan
berwarna putih kehijauan.
Secara morfologi daun pada pohon kedondong termasuk ke dalam tanaman
berdaun majemuk, bagian yang terlebar yang berada di tengah-tengah helaian
daunnya berbentuk jorong (ovalis), pangkal daun runcing (acutus), ujung daun
meruncing (acuminatus), warna daun hijau dengan panjang daunnya 5-8 cm dan
lebar 3- 6 cm, dilihat dari arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun
daun kedondong ini termasuk daun yang bertulang menyirip dengan jumlah anak
daun yang gasal (imparipinnatus) dan anak daun yang berpasang-pasangan, tepi
daunnya rata (integer), tata letak daun tersebar (folia sparsa), permukaan daun
licin (laevis) dan mengkilat (nitidus).
Bunga pada buah kedondong termasuk kedalam bunga majemuk
(inflorescentia), berbentuk malai (panicula) dimana ibu tangkainya mengadakan
percabangan monopodial, panjang 24-40 cm, panjang kelopak bunganya 5 cm,
jumlah benang sari delapan berwarna kuning, mahkota bunga berjumlah empat
sampai lima, lanset, warna bunganya putih kekuningan (Yustine, 2012).
Buah kedondong termasuk dalam buah buni (bacca) dimana buah ini
mempunyai dinding lapisan luar yang tipis atau kaku seperti kulit dan lapisan
dalam yang tebal, lunak, dan berair serta seringkali dimakan, berbentuk lonjong,
buah sejati tungga yang berdaging, mempunyai diameter 5 cm dan berserat,
warna buah hijau kekuningan dengan rata-rata beratnya 0,7-1 kg/buah, biasanya
buahnya tumbuh dalam jumlah yang banyak. Biji kedondong memiliki serat kasar,
warna biji putih kekuningan.
Bukan hanya di konsumsi buah kedondong juga memiliki manfaat yang bisa
diolah menjadi selai, jeli, dan sari buah. Buah yang direbus dan dikeringkan dapat
disimpan untuk beberapa bulan. Buah mentahnya banyak digunakan dalam rujak
dan sayur, serta untuk dibuat acar (sambal kedondong). Daun mudanya yang
dikukus dijadikan lalapan. Buah dan daunnya juga dijadikan pakan ternak.
Kayunya berwarna coklat muda dan mudah mengambang, tidak dapat
digunakan kayu pertukangan, tetapi kadang-kadang dibuat perahu. Dikenal di
berbagai pelosok dunia berbagai manfaat obat dari buah, daun, dan kulit
batangnya, dan dari beberapa negara dilaporkan adanya pengobatan borok, kulit
perih, dan luka bakar. Tiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan
mengandung 60-85 gram air, 0,5-0,8 gram protein, 0,3-1,8 gram lemak, 8-10,5
gram sukrosa, 0,85 3,60 gram serat. Daging buahnya merupakan sumber
vitamin C dan besi; buah yang belum matang mengandung pektin sekitar 10%
(BPPT,2011)

2.5 Klasifikasi buah jambu Air (Syzygium aqueum)


Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: myrtaceae
Genus: Syzygium
Spesies: Syzygium aqueum

Morfologi Jambu Air


Morfologi jambu air dapat dilihat berdasarkan bagian-bagiannya yaitu terdiri dari
akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
1. Akar (radix) Tanaman
Tanaman jambu air memiliki akar tunggang atau disebut dengan akar radik
primaria. Perakaran memiliki percabangan yang berukuran relatif kecil, yang
merupakan bagian dari akar tunggang tersebut.
2. Batang (Caulis) Tanaman
Batang tanaman jambu air merupakan batang berkayu, memiliki struktur keras
dan kuat, tekstur kasar, berwarna kecoklatan dan terdapat bercak coklat. Batang
tumbuh dengan tegak dan mencapai ketinggian berkisar 3 m-10 m atau bahkan
lebih.
3. Daun (Folium) Tanaman
Daun tanaman jambu adalah jenis daun tunggal, berhadapan dan bertangkai.
Panjang daun berkisar 15-20 cm dan lebar 4-6 cm atau lebih dengan pertulangan
menyirip dan berwarna hijau. Pada bagian ujung daun tumpul, dan bagian pangkal
bulat, selain itu permukaan daun sebagian besar mengkilap.
4. Bunga Tanaman
Bunga tanaman jambu adalah bunga jenis majemuk, karangan bunga berbentuk
malai serta memiliki bunga berwarna kuning keputihan. Bunga tanaman jambu air
terletak di ketiak daun, bagian kelopaknya berbentuk corong, benang sari
berukuran 3-3,5 cm berwarna putih dan terdapat lebih dari 20 benang sari dengan
ukuran putik 4-5 cm berwarna hijau pucat. Bunga tanaman jambu air juga disebut
dengan bunga lengkap.
5. Buah tanaman
Buah tanaman jambu berbentuk lonceng, kerucut atau berbentuk membulat keatas
berwarna hijau ketika masih mudah dan berwarna kemerahan ketika sudah
tua/matang. Biji tanaman jambu air berbentuk seperti ginjal berwarna putih
hingga coklat dengan berdiameter 1-1,5 cm, dan memiliki selaput berwarna putih.

2.6 Klasifikasi Buah belimbing (Averrhoa carambola)


Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magniliopsyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua/ dikotil )
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae ( suku belimbing belimbingan )
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola L.

Morfologi buah belimbing(Averrhoa carambola)


1.Akar ( Radix )
Akar tanaman belimbing bercabang, berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus
kebawah tanah, dan tidak memiliki stipula. Perakaran ini terdir dari pangkal akar,
ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, bulu akar dan tudung akar.
Perakaran tanaman kuat sehingga mampu menembus permukaan tanah hingga
dalam. Perakaran tanaman ini berguna untuk menyokong tanaman dan juga
menyerap zat atau unsur air yang ada didalam tanah.
2. Batang ( caulis )
Batang tanaman blimbing kuat, kasar dan juga berkayu, batang ini memiliki
bentuk bulat dengan panjang mencapai 10 meter bahkan lebih, dengan tumbuh
tegak mengarah keatas. Batang tanaman ini juga dilengkapi dengan percabangan
yang banyak, sehingga dapat dikatakan tanaman ini sebagai tanaman teduh.
3. Daun ( Folium )
Daun tanaman belimbing tunggal dengan bentuk bulat oval memanjang, berwarna
kehijauan muda hingga tua. Daun belimbing ini memiliki permukaan datar,
bertangkai pendek, memiliki pertulangan atau urat didalam daun tersebut. Daun
ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai menyimpan cadangan makanan tanaman.
4. Bunga ( Flos )
Bunga tanaman blembing adalah majemuk, dengan memiliki kelamin ganda yang
terdapat didalamnya benang sari pendek, dan putik yang panjang. Bunga
belimbing ini tumbuh dibagian ketiak daun atau batang tua, dengan mahkota yang
berlekatan. Penyerbukan bunga ini dibantu dengan angin maupun binatang yang
ada di sekitar tanaman belimbing.
5. Buah
Buah belimbing ini berbentuk memajang dengan bentuk hampir menyerupai
bintang jika dilihat dari bagian atas dan bawah, buah ini berwarna kehijauan jika
masih muda dan kekuningan jika sudah tua. Buah ini memiliki daging tebal,
lunak, dan memiliki rasa asam dan juga ada yang manis. Biasanya buah ini
berukuran sekitar 4-13 cm.
6. Biji
Biji buah belimbing ini berbentuk pipih, berwarna coklat muda yang terdiri dari
dua lapisan yaitu lapisan dalam tipis dan lunak serta lapisan dalam luar sangat
kuat. Selain itu, biji ini dilapisi dengan cairan atau serat yang ada didalam buah
belimbing dengan warna putih.

2.7 Klasifikasi buah rambutan (Nephelium lappaceum L.)


Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Sapindaceae
Genus: Nephelium
Spesies: Nephelium lappaceum L.
Morfologi Buah rambutan (Nephelium lappaceum L.)
Daun Nephelium lappaceum L. merupakan daun majemuk menyirip genap
(abrupte pinnatus) dengan anak daun genap, yakni berjumlah 8 helai anak daun,
berbentuk jorong. Daun Nephelium lappaceum L. merupakan daun tidak lengkap
karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina),
lazimnya disebut daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (0,5-1cm) berbentuk
silindris dan tidak menebal pada pangkalnya, tulang daun menyirip, , lebar daun
5,5 cm sampai 7 cm, panjang 9 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat
(rotundatus) tidak terbentuk sudut sama sekali, pangkal daun tumpul (obtusus).
Permukaan daun licin (laevis) kelihatan mengkilat (nitidus). Daging daun
Nephelium lappaceum L. adalah seperti perkamen (perkamenteus).
BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Acara praktikum Identifikasi Buah Tahunan dilaksanakan pada hari Senin,
19 September 2017 pukul 09.00 11.00 dilingkungan Politeknik Negeri
Jember

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Alat tulis
- Buku catatan
3.1.2 Bahan
- Tanaman mangga
- Tanaman jeruk
- Tanaman blimbing
- Tanaman jambu
- Tanaman nangka
- Tanaman rambutan

3.2 Prosedur Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Ikuti arahan teknisi dalam memberikan penjelasan dan lokasi
3. Lakukan identifikasi pada tanaman tersebut , dengan parameter nama
tanaman , tinggi tanaman , jumlah tanaman , umur tanaman dan lokasi
tanaman tersebut
4. Catat semua hal tersebut di lembar kerja
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No. Nama Buah Lokasi Umur pohon Tinggi Jumlah pohon


pohon
1. Jeruk pecel Rumah 5-6 tahun 1,5 meter 4 pohon
Kawat
2. Belimbing Rumah 5-6 tahun 2,5 meter 8 pohon
bangkok kawat
3. Jambu air Rumah 5-6 tahun 2,5 meter 16 pohon
kawat
4. Kedondong Rr umah 5-6 tahun 1,5 meter 3 pohon
kawat
5 Mangga Gedung 10 15 6 9 meter 5 pohon
gadung 2.1 kesehatan tahun
6. Mangga Gedung 10 15 6 9 meter 8 pohon
manalagi kesehatan tahun
7. mangga golek Gedung 10 15 6 9 meter 9 pohon
kesehatan tahun
8. Jambu Gedung 8 tahun 7 - 8 meter 1 pohon
darsono kesehatan
9. Jambu ball Gedung 9 10 tahun 7 - 8 meter 1 pohon
kesehatan
10. Sirsak Gedung 5-6 tahun 5 meter 2 pohon
kesehatan
11. Nangka Gedung 5-6 tahun 5-7 meter 1 pohon
kesehatan
12. Mangga Sp-4 7 10 tahun 7 10 8 pohon
manalagi meter
13 Rambutan Sp-4 7 10 tahun 7 - 10 3 pohon
aceh meter
14. Jeruk nipis Sp-4 3 tahun 2 meter 49 phon
15. Jeruk lemon Sp-4 5 tahun 46 1 pohon
meter

4.2 Pembahasan

Dari hasil praktikum yang telah di lakukan dihasilakan beberapa tanaman


buah tahunan di tiga tempat berbeda yaitu :rumah kawat , sekitar gedung
kesehatan ,Sp-4.identifikasi buah tahunan di lakukan di lokasi pertaman yaitu
rumah kawat ,dalam pembudidayaan tanaman buah tahunan menggunakan metode
Tabulampot , Tabulampot merupakan kepanjangan dari tanaman tumbuh dalam
pot yang berarti tumbuhan yang budidayakan didalam pot yang tujuannya untuk
hiasan ataupun untuk di produksi buahnya. Dalam dunia akademisi tabulampot
merupakan teknologi budidaya tanaman dengan memanfaatkan ruangan yang
terbatas untuk menumbuhkan tanaman yang produktif didalam pot.
Sebenarnya tabulampot ini telah lama dikembangkan dan sudah dimanfaatkan
oleh banyak orang terutama diperkotaan untuk taman pekarangan yang
menyejukkan bahkan tidak jarang juga dimanfaatkan untuk memproduksi bauh
dalam sekala rumah tangga.
Tanaman buah, sayuran dan panganpun dapat dibudidaya dalam pot hingga dapat
di produksi, jadi tidak ada batasan bahwa tabulampot hanya untuk tanaman buah.
Tanaman yang di budidayakan ialah jeruk pecel,belimbing bangkok,jambu air dan
kedondong
Pada lokasi kedua ,mengidentifikasi tanaman mangga yang ada beberapa
varietas yaitu mangga gadung 2.1 ( arum manis ) , mangga manalagi , mangga
golek , Mangga( Mangifera indica) atau mempelam adalah nama sejenis buah dan
sekaligus nama pohon yang termasuk ke dalam marga Mangifera dan suku
Anacardiaceae yang memiliki sekitar 35-40 anggota. Dari sekian banyak jenis dari
buah mangga pastilah akan ada perbedaan yang mencolok antara masing -masing
mangga. Nah, kali ini kita akan membahas tentang perbedaan antara mangga
Arumanis, Manalagi, dan Golek .
Mangga Arumanis dan Manalagi sama-sama berasal dari daerah Jawa
Timur, bedanya mangga Arumanis dari Probolinggo sedangkan Manalagi dari
Situbondo. Mangga Arumanis Buahnya berbentuk jorong, berparuh sedikit, dan
ujung meruncing. Pangkal buah berwarna merah keunguan, sedangkan bagian lain
berwarna hijau kebiruan, memiliki kulit buah tidak begitu tebal, berbintik-bintik
kelenjar berwarna keputihan, dan ditutupi lapisan lilin, memiliki daging buah
yang tebal, berwarna kuning, lunak, tak berserat, dan tidak begitu banyak
mengandung air serta rasanya manis segar, tetapi pada bagian ujung kadang asam,
memiliki biji berukuran kecil dan berbentuk lonjong pipih dengan panjang
berkisar antara 13-14 cm sedangkan Panjang buahnya dapat mencapai 15 cm
dengan berat per buah sekitar 450 g. Pohon mangga ini memiliki produktivitas
cukup tinggi, ketika panen pohon buah mangga ini dapat menghasilkan mangga
hingga mencapai 54 kg/pohon.
Bentuk daun buah mangga Manalagi cenderung lonjong dengan bagian
ujung agak runcing, bunga ada pohon Manalagi berbentuk majemuk seperti
kerucut dengan warna bunga kuning dengan bagian tangkai agak hijau kemerahan.
Buah mangga Manalagi memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan
mangga golek. Buah mangga Manalagi memiliki ukuran sedang dengan kulit buah
berwarna hijau ketika masih muda dan memiliki warna hijau agak keabuan
apabila matang, kulit mangga Manalagi tebal dan berlilin dengan dipenuhi bintik-
bintik putih dengan jumlah jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jenis
mangga lain. Sementara itu, daging buah mangga Manalagi padat dan berserat.
Mangga Manalagi termasuk mangga yang tahan lama setelah di petik dari pohon.
Yang paling membedakan antara Mangga Golek dengan Arumanis dan Manalagi
adalah ukuran buahnya yang lebih besar dan panjang serta lonjong.
Mangga Golek memiliki bentuk panjang meruncing tidak berparuh, rasa
buahnya manis dan ketika matang warna kulitnya tetap berwarna hijau, daging
buahnya tebal dengan rasa manis dan harum yang tajam, berwarna kuning tua,
lunak, tak berserat, dan jika dipotong akan banyak mengeluarkan air. Jenis
mangga golek sudah sangat tenar di daerah Jawa barat, tapi yang membedakan
dengan jenis mangga golek asal Pasuruan dan Probolinggo yaitu dari ukuran
buahnya yang lebih besar dari mangga golek pada umumnya. Buah mangga golek
ini memiliki bentuk panjang dengan ujung meruncing dan tak berparuh. Warna
buah mangga golek ini saat muda berwarna hijau, sedangkan yang sudah tua
memiliki warna kuning pada bagian pangkalnya dan kehijauan pada bagian
ujungnya, kulit mangga Golek tidak begitu tebal dan halus. Daging buahnya tebal
berwarna kuning tua, lunak, tak berserat, dan jika dipotong akan banyak
mengeluarkan air, rasanya sangat manis dan aromanya harum tajam. Panjang buah
mangga golek sekitar 17 cm dengan berat berkisar 500 g. Produktivitas pohon
mangga golek rata-rata per pohon akan menghasilkan sekitar 52 kg. Tanaman
mangga golek termasuk dalam tanaman dataran rendah. Tanaman ini dapat
tumbuh dan berkembang di daerah dengan ketinggian antara 0-300 m di atas
permukaan laut.
Jambu darsono adalah buah yang sejenis jambu air yang memliki aura
yang kuat ,Tumbuhan ini berbentuk pohon. Batang jelas terlihat, berkayu
(lignosus), berbentuk silindris,permukaan batang pecah-pecah, batang berwarna
coklat kemerahan. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan percabangan
simpodial, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas ada pula yang
mendatar. Daun (folium) tergolong daun tunggal yang tidak lengkap. Pada suatu
daun tidak lengkap terdiri atas beberapa bagian yaitu: 1. Tangkai daun (petiolus),
2. Helaian daun (lamina). Pertulangan daun menyirip. bagian ibu tulang daun
(costa) memanjang dari pangkal daun hingga ujung daun dan dari costa keluar
kesamping tulang-tulang cabang (nervus lateralis) sehingga mengingatkan kita
pada sirip-sirip ikan. Daun tunggal terletak berhadapan, berbentuk memanjang
(oblongus), karena memiliki panjang : lebar = 2,5-3 : 1 (25-30 x 7-10 cm) dengan
tangkai pendek 1-1,5 cm, yang tebal dan kemerahan ketika muda. Memiliki daun
bertepi rata (integer), daging daun coriaceus. Permukaan daun licin (laevis) dan
mengkilat (nitidus). Ujung daun meruncing (acuminatus), ujung daun nampak
sempit, panjang, dan runcing. Pangkal daun tumpul (obtusus), karena membentuk
sudut tumpul (lebih besar dari 90). Tangkai daun berbentuk silindris dan tidak
menebal pada bagian pangkalnya. Dan dilokasi ini beberapa buah taunan lainnya
seperti sirsak dan nangka
Pada lokasi ketiga terdapat buah tanaman mangga manalagi , rambutan
aceh , jeruk nipis dan jeruk lemon. Rambutan aceh mirip dengan rambuatan rapiah
, ciri khasnya terdapat garis membelah dibagian tengah buah . masyarakat betawi
menyebut ciri sebagai pelat . secara penampilan rambut pada rambutan aceh pelat
agak tebal ,tetapi mudah dikupas. Daging buah rambutan aceh pelat kencang
dengan daging buah kering , lantaran bagian tengah kulit buah pelat, daging buah
terdapat lekukan. Saat buah hijau sudah terasa manis dan renyah meski berdaging
tipis, buah masak pohon berwarna jingga kemerahan dan berukuran cukup besar.
Daging buah matang rambutan aceh pelat biasanya agak berair dengan rasa manis
lekat atau terasa lengket atau terasa lengket di krongkongan produktivitas buah
rambutan aceh tergolong tinggi. Pohon berumur 15-20 tahun dapat memproduksi
hingga 2 kuintal buah , volume itu hampir 2,5 kali lipat produksi rambutan rapiah
pada umur sama. Produktivitas tinggi itu terjadi kerena satu bunga malai bunga
rambutan aceh pelat dapat menghasilkan 10 25 buah tersusun dalam tandan
bercabang , satu cabang biasanya terdapat 5 -8 buah. Dan pada lokasi ini terdapat
tanaman jeruk nipis sebanyak 49 tanaman dan jeruk lemon 1 tanaman .
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa
setiap komoditi tanaman buah tahunan memiliki karakteristik yang berbeda
meskipun dalam satu family seperti mangga gadung 2.1 , mangga manalagi dan
mangga golek.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum teknisi lebih jelas dalam menjelaskan
praktikum yang berlangsung agar mahasiswa lebih paham
DAFTAR PUSTAKA

http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H0812086_pendahuluan.pdf

http://www.faunadanflora.com/perbedaan-mangga-arumanis-mangga-manalagi-dan-
mangga-golek/

https://www.academia.edu/7578403/Jambu_Dersono_Syzygium_malaccense_

http://tanya.bebeja.com/tanyabebeja/ciri-rambutan-aceh-pelat/

Anda mungkin juga menyukai