Skripsi
Disusun Oleh:
NURFADILAH
1110015000001
SKRIPSI
Oleh:
Nurfadilah
NIM. 1110015000001
Dibawah Bimbingan
Pembimbing
r@4
Anissa windarti. M.Sc
NIP. 19820802 201101 2 005
Drs.Svaripulloh. M.Si
' tl--
NIP. t9670909 200701 1 033
lD * a6 - doly<1--" 4-'
Penguji I
Penguj i II
Mengetahui
Nama : Nurfadilah
Nim : 1110015000001
Telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing pada tanggal 08 April 2015.
Yang Mengesahkan
Pembimbing
m
Anissa windarti. M.Sc
NIP. 19820802 201101 2 005
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Nama : Nurfadilah
NIM : 1 I 10015000001
Nama
Demikian surat pertanyaan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Nurfadilah
ABSTRAK
i
ABSTRACK
ii
KATA PENGANTAR
iii
6. Ibu Anissa Windarti, M.Sc, selaku pembimbing skrispi yang telah banyak
meluangkan waktu untuk penulis guna kepentingan skripsi ini.
7. Bapak/Ibu Dosen beserta seluruh karyawan dan staf-stafnya di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
8. Kedua Orang Tua (H.Suryani Ahmad, S.Pd dan Hj.Nuroniah) yang selalu
memberikan kasih sayang, bimbingan, doa dan dukungan baik secara
moril maupun materil. Terima kasih untuk semuanya.
9. Kakak-kakak saya (Rahmawati, MA, Sukriah, M.Pd, Abdul Azim, dan
Abdul Hafiz) dan tak lupa pula kepada kakak ipar dan keponakan-
keponakan saya (Dr.Abdul Muid Nawawi, MA, Silmya Aqila dan Kyara
Aisha) yang selalu menyemangati dan mengingatkan untuk cepat
menyelesaikannya serta selalu setia mendoakan saya.
10. Keluarga besar H.Fadlullah Ahmad yang tak pernah bosan untuk selalu
mendoakan saya.
11. Keluarga besar H.Abdullah khususnya Ahmad Fauzi yang telah memberi
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Kepala MTs Al-Khairiyah Jakarta Selatan (A. Hidayat. S.Pd, M.Si) yang
telah memberikan izin penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
13. Ibu Hj. Shafaul Bariyyah, S.EI selaku guru pendamping dalam kegiatan
penelitian skripsi ini. Dan lupa pula seluruh tenaga pengajar, karyawan,
dan peserta didik MTs Al-Khairiyah Jakarta Selatan yang telah membantu
pengumpulan data penyusunan skripsi ini.
14. Berbagai instansi yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
15. Teman-teman seperjuanganku (Chentauri Galih, Lilian Paramitha, Frisca
Fauziah, Dini Halimah, Gina Rosdianti, Desdemonawita, Cindy Febri)
serta teman-temanku di jurusan IPS Angkatan 2010 (yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu) yang selalu menemaniku disaat aku merindukan
kegembiraan dan kesenangan serta mengisi hari-hariku selama
perkuliahan.
iv
Kepada semua pihak yang telah penulis sebutkan di atas, penulis merasa
tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa terima kasih yang tulus
dengan diiringi doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka
dengan sebaik-baiknya balasan.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih
sangat jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 3
D. Perumusan Masalah ............................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 3
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
vi
C. Populasi Dan Sampel ............................................................. 37
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 37
E. Uji Instrumen Tes ................................................................. 40
F. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 45
G. Uji Hipotesis .......................................................................... 47
H. Teknik Analisis Data ........................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 76
B. Saran-Saran ........................................................................... 76
LAMPIRAN ............................................................................................... 79
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4.17: Lembar Observasi Partisipasi Siswa ....................................... 71
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
penguasaan guru akan penggunaan strategi pembelajaran juga menjadi salah satu
faktor penyebab kurangnya pemahaman siswa akan materi ajar IPS. Penggunaan
strategi pembelajaran dengan model ceramah yang dianggap sebagai model
pembelajaran yang monoton dan membosankan dapat mengurangi minat belajar
siswa. Oleh karena itu guru harus mampu membenahi cara belajar mengajar
dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah
strategi mastery learning.
Keberhasilan guru dilihat dari sejauh mana siswa telah memiliki
kompetensi melalui proses belajar. Dengan demikian, setelah proses pembelajaran
selesai sebaiknya guru bertanya:
Apakah melalui proses pembelajaran siswa telah berhasil mencapai
sejumlah kompetensi seperti yang dirumuskan?guru tidak bertanya: sejauh
mana materi telah tersampaikan kepada siswa.
Hal ini sangat penting, oleh sebab melalui pertanyaan pertama yang
menjadi sasaran keberhasilan adalah siswa sebagai subyek belajar, sedangkan
pertanyaan kedua yang menjadi sasaran adalah guru. Oleh karena itu penggunaan
metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang benar dan tepat akan
berpengaruh terhadap pembelajaran siswa sebagai upaya pencapaian kompetensi
seperti yang diharapkan.1 Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal
ini seperti yang dikemukan oleh Killen dalam buku Wina Sanjaya: No teaching
strategy is better than others in all circumtances, so you have to be able to use a
variety of teaching strategy, and make rational decisions about when each of the
teaching strategy is likely to most effective.
Apa yang dikemukan oleh Killen itu jelas, bahwa guru harus mampu
2
memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Strategi mastery
learning dipilih karena di dalamnya mengandung kegiatan-kegiatan yang menarik
serta mengarahkan siswa untuk lebih aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran dan memotivasi siswa untuk berkompetisi dengan teman sebayanya,
melatih bekerjasama dalam sebuah tim serta mengembangkan sikap siswa.
1
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
kencana, 2006), h. 87.
2
Ibid., h. 103
3
Pembelajaran tuntas juga dapat diterapkan dengan berbagai metode dan media
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan fasilitas yang ada disekolah serta
pada semua mata pelajaran dan pokok bahasan.
Dengan penggunaan mastery learning tersebut diharapkan mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi, kerjasama, bertukar
pikiran, menjawab bahkan memberikan pertanyaan. Di samping itu juga telah
dilakukan diskusi dengan guru mata pelajaran IPS terkait dengan penerapan
strategi mastery learning dalam mata pelajaran IPS. Oleh karena itu peneliti
mengambil judul penelitian ini dengan Pengaruh Penggunaan Strategi
Mastery Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Mts Al-Khairiyah Tegal
Parang Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2014/2015
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran IPS
rendah
2. Penggunaan metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang
kurang dikuasai oleh guru
3. Kurangnya penerapan pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas
(mastery learning) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis memberikan pembatasan terhadap
permasalahan guna mempermudah dalam pembahasan penelitian, yaitu: Pengaruh
pembelajaran dengan menggunakan mastery learning terhadap hasil belajar IPS
pada siswa kelas VIII
4
D. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah yaitu, Bagaimana
pengaruh pembelajaran dengan menggunakan strategi mastery learning Terhadap
Hasil Belajar IPS Siswa MTs Al-Khairiyah Jakarta Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa
MTs Al-Khairiyah Jakarta selatan.
F. Manfaat Penelitian
Secara teoritis:
Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapakan hasil penelitian ini dapat
dijadikan masukan dan alternatif untuk menyempurnakan suatu sistem atau
strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran tuntas (mastery learning)
1) Bagi sekolah yaitu,
2) Bagi peneliti yaitu,
3) Bagi para praktisi pendidikan dan pendidikan pada umumnya yaitu,
4) Bagi para siswa yaitu,
Secara praktis:
1) Bagi sekolah yaitu, Mata pelajaran IPS dalam hasil penelitian ini dapat
menjadi bahan masukan guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mencapai target belajar siswa yang diinginkan. Serta dapat dijadikan
sebagai bahan dalam mengevaluasi dalam pelaksanaan mastery learning
pada mata pelajaran IPS khususnya dan pelaksanaan bidang studi yang
lainnya.
2) Bagi peneliti yaitu penelitian ini sebagai bekal teoritis dan praktis dalam
mengimplementasikan mastery learning di lapangan. Hasil penelitian ini
juga dapat menjadi sarana belajar untuk menjadi seorang pendidik agar
siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan meningkatkan hasil
belajar siswa sehingga hasil belajar yang diharapkan memuaskan.
5
A. Deskripsi Teoritik
1. Hasil Belajar
1) Pengertian Belajar
Dalam hidup manusia dituntut unuk selalu menuntut ilmu dengan banyak
belajar. Jangan pernah ada kata lelah dalam belajar. Belajar adalah proses yang
terus-menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas.
Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sepanjang kehidupan manusia akan terus
belajar. Dalam sebuah hadits nabi yang artinya: tuntutlah ilmu dari buaian
sampai liang lahat. Dan dalam hadits lain yang Artinya: Tuntutlah ilmu
walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi
setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka
kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu
Abdil Bar).
Banyak sekali pendapat-pendapat para ahli tentang belajar. Salah satunya
adalah pendapat dari Hilgard. Menurut Hilgard, belajar adalah proses perubahan
melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun
dalam lingkungan alamiah. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan
pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktifitas mental itu terjadi
karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.3
Sedangkan menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah
pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pencaindra dengan
kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara Stimulus dan Respons (S-
R). Oleh karena itulah teori ini juga dinamakan teori Stimulus-Respons. Belajar
adalah upaya untuk membentuk hubungan Stimulus dan Respons sebanyak-
banyaknya. Salah seorang tokoh behaviorist, yaitu Therndike dengan teori
3
Ibid., h. 89
5
7
4
Ibid., h. 91
8
dalam setting poses belajar mengajar siswa dituntut beraktifitas secara penuh
bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian kalau
istilah mengajar atau teaching menempatkan guru sebagai pemeran utama
memberikan informasi, maka dalam istilah instruction guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator, memanage berbagai sumber dan fasilitas untuk
dipelajari siswa. 5
3) Definisi hasil belajar
Dalam proses belajar mengajar guru juga ingin mengetahui seberapa jauh
pemahaman yang telah dicapai oleh siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Menurut Sudjana: Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik yang berorientasi pada proses
belajar mengajar yang dialami siswa. Sementara menurut Gronlund: hasil belajar
adalah suatu bagian pelajaran misalnya suatu unit, bagian ataupun bab tertentu
mengenai materi tertentu yang telah dikuasai oleh siswa. Sedangkan Spears
berpendapat bahwa pengalaman belajar meliputi apa-apa yang dialami siswa baik
itu kegiatan mengobservasi, mengobservasi, membaca, meniru, mencoba sesuatu
sendiri, mendengar, mengikuti perintah.
Sistem pendidikan nasional dan rumusan tujuan pendidikan; baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional pada umumnya menggunakan klasifikasi
hasil belajar Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah:
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: knowledge (pengetahuan),
comprehension (pemahaman), aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua
aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya
termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang
terdiri dari lima aspek, yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas enam aspek, yakni:
5
Ibid, h. 78
9
Dengan metode pembelajaran yang baik dan tepat akan dapat menarik
minat siswa, perhatian siswa akan tertuju pada bahan pelajaran, sehingga
diharapkan siswa akan dapat mencapai prestasi belajar.
3.Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan ketiga sesudah keluarga
dan sekolah, yang mempengaruhi anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik.
Anak haruslah dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, karena dari
pengalaman yang dialami siswa dimasyarat banyak diperoleh ilmu yang berguna
bagi anak didik.
Hal ini didukung pendapat Glesser (1987) yang mengatakan, manusia
normal adalah seorang manusia yang berfungsi secara efektif, yang sampai pada
taraf tertentu merasa bahagia dan menunjukkan prestasi dibidang yang
dianggapnya perlu, ia harus pula dapat bertingkah laku dengan
mempertimbangkan norma dan batasan yang ada dilingkungan setempat ia tinggal
dan hidup.6
5) Jenis-jenis hasil belajar
Menurut Bloom dalam buku Nana Sudjana 2008 membagi hasil belajar
dalam tiga ranah,yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
a. Ranah kognitif
Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni: Pengetahuan (knowledge), Pemahaman, Aplikasi,
Analisis, Sintesis, Evaluasi
b. Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari
lima aspek, yakni : penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi,
dan internalisasi.
c. Ranah psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam aspek yakni: gerakan
reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretative.7
6
http://m.kompasiana.com/post/read/558299/1/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-
belajar.html diakses pada 14 maret 2015
7
Nana Sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar, (bandung: PT Remaja
Rosdakarya.2008) h.22
13
yang diciptakan oleh sekolah sudah dengan harapan atau belum. Hasil
belajar siswa merupakan cermin kualitas sekolah
Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat
digunakan sebagai pedoman bagi sekolah untuk mengetahui apakah yang
dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar pendidikan sebagimana
dituntut standar nasional pendidikan (SNP) atau belum. Pemenuhan
berbagai standar akan terlihat dari bagusnya hasil penilaian belajar siswa.
Informasi hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai
pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai program pendidikan
disekolah untuk masa-masa yang akan datang.8
2. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian strategi pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Menurut J.R David dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai
a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular
educational goal. Jadi, dengan demikian startegi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas, pertama,
strategi pembelajaran merupakan rencanan tindakan (rangkaian) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Artinya arah arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan.
8
Eko Putro Wodoyoko, EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN Panduan Praktis Bagi
Pendidikan Dan Calon Pendidik. ( Yogyakarta: Bima Bayu Atijah, 2009). h. 36-38
15
Senada dengan pendapat diatas, Dick dan Carey juga menyebutkan bahwa
strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
9
Wina. Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta:kencana, 2008), hal 125-127
10
Wina, Sanjaya. Pembelajaran Dalam Implementasi,.. h. 104
11
Ibid,. h. 105-107
12
Maman Achdiat Ngadiyono A. Y, Beberapa Catatan Tentang Mastery Learning, (Jakarta:
1980).h.1
16
13
Kunandar, Guru Profesional implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP)
dan Suksen dalam sertifikasi guru. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007). h . 327
17
Ide kedua ahli tersebut menghilang untuk beberapa tahun dan baru diingat
kembali pada saat Skinner memperkenalkan pengajaran berprograma pada tahun
1954. Secara nyata ide mastery learning timbul kembali dengan munculnya
gagasan Model of school learning pada tahun 1963 dari John B. Caroll
18
14
Maman Achdiat Ngadiyono A. Y. loc. Cit. h. 2
15
Ibid,. .hal 4
19
16
Dewi Atikoh, Pengaruh Strategi Pembelajaran Mastery Learning Terhadap Hasil Belajar
Sosiologi Siswa, skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 15.
21
bersifat kognitif atau aspek kecerdasan. Terdapat juga kenyataan adanya pengaruh
terhadap aspek afektif.
a) Orientasi
Pada tahap orientasi ini dilakukan penetapan kerangka isi pembelajaran
b) Penyajian
Dalam tahap ini guru menjelaskan konsep-konsep atau keterampilan baru
disertai dengan contoh-contoh.
c) Latihan Terstruktur
Dalam tahap ini guru memberi siswa contoh praktik penyelesaian
masalah, berupa langkah-langkah penting secara bertahap dalam
penyelesaian suatu masalah atau tugas.
d) Latihan Terbimbing
Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk letihan
menyelesaikan suatu permasalahan, tetapi masih dibawah bimbingan.
17
Maman Achdiat Ngadiyono A. Y, op. cit., hal 15-21
23
e) Latihan Mandiri
Tahap latihan mandiri merupakan inti dari strategi ini. Latihan mandiri
dilakukan apabila siswa telah mencapai skor untuk kerja antara 85%-90%
dalam tahap latihan terbimbing.18
18
Dewi Atikoh , op. cit., H 17-18.
24
1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan keterangan yang disampaikan secara lisan
atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Metode ceramah dapat
juga didefinisikan sebagai suatu cara penyampaian pesan dan informasi secara
satu arah lewat yang diterima melalui indra pendengaran.20
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan
oleh setiap guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga
adanya kebiasaan baik dari guru atau pun siswa, guru biasanya belum merasa puas
jika dalam pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa.
Mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran
melalui ceramah, sehingga ada guru yang ceramah berarti adanya proses belajar
dan tidak ada guru berarti tidak belajar.21
19
Oemar Hamalik. 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA.
Bandung: Sinar Baru. hal: 86
20
Iwan purwanto (ed), strategi pembelajaran. (Jakarta: cahaya digita, 2012). Hal. 194
21
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, op.cit.hal 147
25
22
Iwan purwanto (ed),op.cit. hal 196
23
Ibid,. hal.199
27
Dalam pola ini, seorang peserta didik yang mempelajari unit satuan
pembelajaran tertentu dapat berpindah ke unit satuan pembelajaran berikutnya jika
peserta didik yang bersangkutan telah menguasai sekurang-kurangnya 75% dari
kompetensi dasar yang ditetapkan. Sedangkan pembelajaran konvensional dalam
kaitan ini diartikan sebagai pembelajaran dalam konteks klasikal yang sudah
terbiasa dilakukan, sifatnya berpusat pada guru, sehingga pelaksanaannya kurang
memperhatikan keseluruhan situasi belajar (non belajar tuntas).
B. Pelaksanaan pembelajaran
Bentuk pembelajaran
Dilaksanakan melalui Dilaksanakan sepenuhnya melalui
pendekatan klasikal, kelompok pendekatan klasikal
dan individual
29
Cara pembelajaran
Pembelajaran dilakukan melalui Dilakukan melalui
penjelasan guru (lecture), mendengarkan (lecture), tanya
membaca secara mandiri dan jawab, dan membaca (tidak
terkontrol, berdiskusi, dan belajar terkontrol)
secara individual
Orientasi pembelajaran
Pada terminal performance Pada bahan pembelajaran24
peserta didik (kompetensi atau
kemampuan dasar) secara
individual
Peranan guru
Sebagai pengelola pembelajaran Sebagai pengelola pembelajaran
untuk memenuhi kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik secara individual seluruh peserta didik dalam kelas
C. Umpan Balik
Instrumen umpan balik
Menggunakan berbagai jenis Lebih mengandalkan pada
24
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/11/02/pembelajaran-tuntas-mastery-learning-
dalam-ktsp/ diakses pada bulan October 2014
30
Paul Mathias dalam buku The Teachers Handbook for Social Studies
memberikan penjelasan bahwa Studi Sosial merupakan pelajaran tentang
manusia dalam masyarakat pada masa lalu, sekarang, dan yang akan dating.
Karena itu Studi Sosial membahas ciri kemasyarakatan yang mendasar dari
manusia, meliputi studi banding tentang perbedaan-perbedaan rasial dan
lingkungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya, dan memerlukan
penelitian rinci terhadap berbagai pernyataan (perilaku) mengenai adaptasi
manusia terhadap lingkungan hidupnya, serta hubungan antara manusia yang satu
dengan lainnya.
31
25
http://www.tuanguru.com/2012/07/pengertian-ilmu-pengetahuan-sosial-ips.html
32
26
Entin Solihatin, COOPERATIVE LEARNING analisis model pembalajaran IPS,
(Jakarta:bumi aksara. 2008) h.14
33
Mastery Learning (Belajar Tuntas) Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa, dapat
diketahui bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran
mastery learning memiliki kenaikan rata-rata lebih tinggi dibandingkan siswa
yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.27
Pada hasil relevan yang kedua yang dilakukan oleh Nurhafifah dalam
penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Belajar Tuntas (mastery learning)
Sebagai Upaya Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Di SMP Pelit Harapan
Pondok Pinang Kebayoran dinyatakan bahwa indikator ketuntasan belajar siswa
sesuai kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran PAI untuk aspek bilangan
adalah 70. Ketuntasan pada kelas eksperimen pada tabel menunjukkan 85%
sedangkan pada kelas control 70% hal ini menunjukkan bahwa penerapan model
belajar tuntas dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa. Kelas eksperimen yang
menggunakan mobel belajar tuntas memiliki ketuntasan belajar lebih besar dari
pada kelas kontrol yang tidak menggunakan model belajar tuntas.28
Pada hasil relevan ketiga ini yang dilakukan oleh Hidayattulloh dalam
penelitiannya yang berjudul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui
Model Pembelajaran Tuntas (mastery learning) Pada Mata Pelajaran IPS Dikelas
IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rahmah Ciracas Jakarta Timur Tahun Pelajaran
2012/2013 berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa
siklus 1 dan siklus 2 dengan menggunakan mastery learning pada pembelajaran
IPS dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar. Strategi
pembelajaran tuntas (mastery learning) sangat membantu guru dan juga peserta
didik dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar baik secara kognitif yang
terlihat dari hasil nilai akademis, juga pada afektif dan psikomotorik peserta didik,
sehingga peserta didik menjadi lebih kritis dalam berpikir dan menganalisis
permasalahan dan juga lebih bijaksana dalam bersikap.29
27
Dewi Atikoh , op. cit., h.77
28
Nurhafifah, Penerapan Model Belajar Tuntas (Mastery Learning) Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMP PELITA HARAPAN, skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta, h: 46
29
Hidayattulloh, Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Tuntas (Mastery Learning) Pada Mata Pelajaran IPS Dikelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-
34
C. Kerangka Berpikir
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk kreatif
dalam mengembangkan komponen-komponen pembelajaran yang terdapat dalam
kompetensi dasar dan kompetensi inti dengan menggunakan berbagai macam
model atau metode pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar
mengajar benar-benar terserap dibenak siswa. Oleh karena itu, pemilihan model
atau metode pembelajaran haruslah tepat dan relevan agar dapat efektif untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model atau strategi
belajar tuntas (mastery learning) yang berorientasi pada kemampuan siswa dalam
menguasai pelajaran maka akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Model atau
strategi ini akan mengacu pada target untuk mencapai suatu ketentuan yang telah
ditetapkan oleh KKM yang ada. Sehingga siswa dapat mencapai target atau dapat
terjadi ketuntasan dalam belajar
Selama ini guru kurang mampu menguasai berbagai macam model atau
metode pembelajaran, sehingga materi pembelajaran kurang tuntas bahkan kurang
dikuasai oleh siswa itu sendiri secara menyeluruh. Oleh sebab itu, dengan
menggunakan model atau strategi belajar tuntas (mastery learning ) ini diharapkan
dapat mencapai pembelajaran secara tuntas. Untuk itu perlu diadakan penelitian
terkait model atau strategi belajar tuntas untuk menguji apakah penerapan strategi
mastery learning ini efektif dalam mencapai ketuntasan pembelajaran. Untuk itu
penulis menggunakan metodologi eksperimen dalam penelitian.
D. Hipotesis Penelitian
Rahmah Ciracas Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2012/2013, skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta,hal.87
35
30
Sugiyono, metode penelitian pendidikan, Bandung, Alfabeta: 2012 h.112
36
37
TABEL.3.1
Paradigma penelitian
KELOMPOK PERLAKUAN TES AKHIR
R-E O1 O2
R-K O3 O4
Keterangan:
R-E :kelompok eksperimen
R-K :kelompok Kontrol
O1 :hasil pretest kelompok eksperimen
O2 :hasil posttest kelompok eksperimen
O3 :hasil pretest kelompok kontrol
O4 :hasil posttest kelompok control
31
Ibid., h.117
38
Tes terbagi menjadi dua jenis yaitu tes objektif dan subjektif. Dalam
penelitian ini tes yang digunakan adalah jenis tes objektif. Tes objektif adalah
bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus
dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan jawaban atau respons telah
disediakan oleh penyusun butir soal.peserta hanya memilih alternatif jawaban
yang telah disediakan.33
Tes ini dilakukan dengan menggunakan butir soal untuk mengukur hasil
belajar siswa, baik kemampuan awal, perkembangan atau peningkatan selama
tindakan berlangsung, dan kemampuan pada akhir siklus. Pada pra siklus atau
sebelum melakukan tindakan tes juga dilakukan Pre-test dan Post-test
dilakukan pada akhir tiap siklus yang tengah berlangsung. Hal tersebut sebagai
pembanding pada tes yang dilakukan ketika tindakan berlangsung.
saat materi yang diajarkan pada pertemuan hari itu telah diberikan oleh
guru.
a. Kelebihan Tes Objektif
34
Ibid., h..49-50
35
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi op. cit., h. 193
40
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
juga ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau
setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.36 Sasaran isi
wawancara biasanya ditujukan untuk :
a) Memperoleh dan memastikan data
b) Memperkuat kepercayaan
c) Memperkuat perasaan
d) Menggali standar kegiatan
e) Mengetahui alasan seseorang
f) Mengetahui prilaku sekarang dan prilaku terdahulu.37
No Nama Kelas
1 Ahmad Sholikhin 8C
2 Alfi Nurfitriani 8C
3 Khaka Noerwahida 8C
36
Sugiono, op. cit., h. 194
37
Adang Rukhiyat, Dkk. PANDUAN PENELITIAN BAGI REMAJA. (Jakarta: Dinas Olahraga
Dan Pemuda, 2003). h.29
41
1. Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas tidak
berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan tertentu belum
otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.38 Tujuan validitas item tes adalah
untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal tersebut membedakan kelompok
dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu.
Validitas soal adalah indeks diskriminasi dalam membedakan antara peserta tes
yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah. 39
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, kiranya menjadi cukup jelas
bahwa sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat
dinyatakan valid, jika skor-skor pada butir item yang bersangkutan memiliki
kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya; atau dengan bahasa
statistik: Ada korelasi positif yang signifikan antara skor item dengan skor
totalnya.
Angka yang menujukkan besarnya validitas soal disebut dengan indeks
validitas soal yang besarnya berkisar antara -1 sampai dengan +1. Pada tes
obyektif maka menggunakan teknik korelasi point biserial. Di mana angka indeks
korelasi yang diberi lambang rpbi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
rpbi=
dimana:
rpbi = koefisien korelasi point biserial yang melambungkan kekuatan korelasi
antara variable 1 dengan variable 2, yang dalam hal ini dianggap sebagai
koefisen validitas item.
Mp = skor rata-rata hitung dimiliki oleh testee, yang untuk butir item yang
bersangkutan telah dijawab dengan betul
38
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2012). h. 12
39
Sudaryono, Gaguk Margono, dan Wardani Rahayu, Pengembangan Instrument Penelitian
Pendidikan, (Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013). h.111
42
2. Reliabilitas
40
Ibid., h. 112-113
41
Syofian siregar. Statistic Parametik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta; PT Bumi Aksara,
2013). h; 87
42
Sudaryono, Gaguk Margono, dan Wardani Rahayu, op.cit., h.120
43
Keterangan :
r = koefisien reliability instrument (Cronbach alpha)
k = banyaknya pertanyaan
= total varian43
Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas pada tes obyektif
adalah K-R.21
keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas tes secara keseluruhan
n = banyaknya soal butir soal
M = Mean atau rata-rata skor soal yang valid
S = Simpangan baku
Untuk menginterpretasikan besarnya r11
r11 : 0,81,0 reliabilitas sangat tinggi
0,60,8 reliabilitas tinggi
0,40,6 reliabilitas cukup
0,20,4 reliabilitas rendah
0,00,2 reliabilitas sangat jelek
43
V. wiratna, sujarweni. Metodologi penelitian. (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014). h: 85
44
itu terlalu sukar. Sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu
mudah.44
Untuk menentukan tingkat kesukaran suatu tes dapat digunakan rumus:
keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar,
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes45
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah46
4. Daya beda
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar
untuk dapat membedakan (= mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan
tinggi (=pandai), dengan testee yang kemampuan rendah (=bodoh) demikian rupa
sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab
butir item tersebut lebih banyak yang menjawab betul, sementara testee yang
kemampuan rendah untuk menjawab butir item tersebut sebagian besar tidak
menjawab item dengan betul.
Mengetahui daya pembeda itu penting sekali, sebab salah satu dasar yang
dipegang untuk menyusun butir-butir item tes hasil belajar adalah adanya
anggapan, bahwa kemampuan antara testee yang satu dengan testee yang lain itu
berbeda-beda, dan bahwa butir-butir ite tes hasil belajar itu haruslah mampu
44
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006).
h.207
45
Ibid., h. 208
46
Ibid., hal. 210
45
keterangan:
D = daya pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = BA / JA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
JB = BB / JB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
47
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan ,( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
2009).Ed.1-9. h.385-387
48
Suharsimi Arikunto. Op.cit., h.213
49
Ibid., h.211
46
Jika sebutir item angka indeks diskriminasinya = 0,00 (nihil), maka hal ini
menunjukkan bahwa butir item yang bersangkutan tidak memiliki daya pembeda
sama sekali, dalam arti bahwa jumlah siswa kelompok atas yang jawabannya betul
(atau salah) sama dengan jumlah siswa kelompok bawah yang jawabannya betul.
Jadi diantara kedua kelompok siswa tersebut tidak ada perbedaannya sama sekali,
atau perbedaannya sama dengan nol.
Adapun apabila angka indeks diskriminasi item dari sebutir item bertanda
negatif, maka pengertian yang terkandung didalamnya adalah, bahwa butir item
yang bersangkutan lebih banyak dijawab betul oleh siswa kelompok bawah
ketimbang siswa kelompok atas.50
a. Normalitas
Data yang berdistribusi normal artinya data yang mempunyai sebaran yang
normal, dengan profil yang dapat dikatakan bisa mewakili populasi. Sedangkan
uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi
normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametik. Jika data tidak
berdistribusi normal dapat dipakai statistik non parametik. Uji normalitas adalah
melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi
normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita51
50
Anas Sudijono, op.cit,. h.388
51
V. wiratna, sujarweni. Op.cit., h.102
47
Keterangan:
F : homogenitas
S12 : varians data pertama
S22 : varians data kedua
52
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), cet. ke-1, h. 173.
48
Fhitung < Ftabel : sampel homogen, Fhitung > Ftabel : sampel tidak homogen
G. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t, rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:53
t= dimana: =
= dengan
Keterangan:
D : nilai beda (skor pretest - skor posttest)
D : jumlah seluruh nilai D
: rata-rata D
SD : simpangan baku D
: rata-rata simpangan baku D
n : banyaknya sampel
Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah:
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima Ha ditolak
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak Ha diterima
Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah.
Analisis data dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai
subjek penelitian. Tanpa analisis data, maka data mentah yang telah terkumpul
tidak ada gunanya karena dengan analisislah data tersebut diberi makna dan diberi
54
arti. Analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian
diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah
53
Ibid, h. 208.
54
Adang Rukhiyat, Dkk. Op. cit., h.55
49
dalam penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data dapat diartikan sebagai
cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut
untuk menjawab rumusan masalah.55
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif,
yaitu teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam
proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan
statistik yang sudah tersedia.56
1. Uji Normalitas Gain ( N-GAIN )
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Rumus: N-GAIN =
2. Observasi
Dalam menganalisis data observasi dalam penelitian ini, peneliti membagi
kriteria bentuk penilaian data sebagai berikut:
Sangat baik : diberi skor 4
Baik : diberi skor 3
Cukup : diberi skor 2
55
V. wiratna, sujarweni. Op.cit., h. 103
56
Sugiono, op.cit,. h.51
50
57
http://banjirembun.blogspot.com/2013/05/contoh-skripsi-penelitian-tindakan_1446.html
diakses pada bulan februari 2014
BAB IV
A. DESKRIPSI DATA
1.Profil Sekolah
a. Sejarah singkat
Berangkat dari Program Yayasan Al-Khairiyah yang akan menjadikan
Lembaga ini sebagai Lembaga Pendidikan yang bercirikan Islam (Madrasah),
yaitu Lembaga Pendidikan tingkat Ibtidaiyah (setingkat SD), Lembaga
Pendidikan tingkat Tsanawiyah (setingkat SMP), Lembaga Pendidikan tingkat
Aliyah (setingkat SMA), bahkan jika memungkinkan akan didirikan Perguruan
Tinggi Islam.
50
51
Dengan latar belakang dan tujuan tersebut di atas serta fasilitas yang ada,
maka pada tanggal tersebut yaitu tanggal 1 Oktober 1967 dideklarasikan bahwa
pada tahun ajaran 1968 Yayasan Al-Khairiyah memulai lembaga pendidikan
tingkat Tsanawiyah yang langsung dipimpin (Kepala Sekolah) oleh pimpinan
Umum Yayasan Al-Khairiyah yaitu KH. Abdullah Musa, dengan menggunakan
Kurikulum Departemen Agama.
b. Tujuan sekolah
1) Turut membantu Program Pemerintah dalam Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945
2) Menampung aspirasi masyarakat sekitar Yayasan Al-Khairiyah
3) Menampung peserta didik belajar di Madrasah Tsanawiyah yang dekat
dengan tempat tinggal mereka.
4) Menjadikan Lembaga Yayasan Al-Khairiyah sebagai Lembaga Perguruan
Islam dibawah naungan Yayasan Al-Khairiyah
5) Mendidik generasi muda Islam menjadi generasi yang berpengetahuan
luas, khususnya pengetahuan Islam
6) Menampung tenaga pengajar (guru) untuk mengembangkan
pengetahuannya.
c) Tanggal 2 Januari 1968 adalah hari dimulai tahun ajaran baru 1968,
pada hari tersebut adalah hari pertama Yayasan Al-Khairiyah mendidik
siswa tingkat Tsanawiyah. Tahun pertama siswa yang masuk belajar
sebanyak 38 siswa, semuanya perempuan dan semua tamatan dari
Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah. Priode perdana ini awalnya
berjumlah 38 siswa, tiga tahun berjalan pendidikan, yang mengikuti
Ujian Akhir Persamaan MTsN sebanyak 32 orang.
1) Guru/Pengajar
TABEL. 4.1
DAFTAR NAMA-NAMA GURU & KARYAWAN
2) Peserta didik
4) Kamus
5) Ensiklopedi
6) Dan Lain-Lain
2) Sarana dan Prasarana sekolah
Sarana dan prasarana sekolah meliputi Musholla, Lab Bahasa, Lab IPA,
Lab Komputer, Ruang Guru, Ruang Kepala Sekolah, Ruang TU, dan prasarana
Olah Raga adalah alat yang menunjang mata pelajaran Olahraga MTs Al
Khairiyah, adapun sarana yang ada di MTs Al Khairiyah adalah lapangan
Footsal, Bola, dan Basket.
TABEL.4.2 Sarana Dan Prasaranan
1. Mesjid/Mushola 1. Pramuka
Pengajian Siswa/Lembaga
3. Lapangan Olah Raga 3.
Dakwah Siswa
B. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Microsoft excel.
Hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada tabel:
58
Sangat Baik 0
Baik 0
Cukup 7
Jelek 33
Jumlah 40
5. Uji Normalitas
Uji normalitas data pretest
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu data pretest dan
data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini,
uji normalitas di dapat dengan menggunakan uji liliefors. Uji normalitas
digunakan untuk mengetahui apakah datat berdistribusi normal atau tidak.
Dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria thitung
< ttabel dengan taraf signifikasi =0.05. untuk lebih jelas hasil uji normalitas
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel. Penyebaran
data dapat dilihat pada lampiran
TABEL.4.7 Hasil Uji Normalitas Pretest
Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Data Statistik Pretest Pretest
Eksperimen control
N 33 33
X ( NILAI MEAN) 67.5 71
SD 10.77 10.68
Lhitung 0.001684 -0.09495
Ltabel 0,15424 0,15424
KESIMPULAN normal normal
Fhitung = = 1.016
Fhitung = = 1.084
kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel. Penyebaran data dapat dilihat pada
lampiran.
TABEL.4.11 Uji Hipotesis Pretest Dan Posttest
kelompok DK Thitung Ttabel kesimpulan
Tabel 4.14
Hasil N-gain Pretest-Posttest Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest N-gain Pretest Posttest N-gain
2205 2850 19.16 2355 3.99
2515
66.82 86.36 0.58 71.36 76.21 0.12
Berdasarkan data di atas, dapat dianalisis bahwa selisih antara nilai pretest
dan posttest menghasilkan nilai N-gain. Untuk kelas eksperimen rata-rata nilai
pretest sebesar 66.82 dan rata-rata nilai posttest sebesar 86.36 dengan perolehan
rata-rata N-gain sebesar 0,58 dan masuk dalam kategori sedang. Kemudian untuk
kelas kontrol rata-rata nilai pretest sebesar 71.36 dan rata-rata nilai posttest
sebesar 76.21 dengan perolehan rataan N-gain sebesar 0,12 dan masuk dalam
kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa kedua kelas ini memiliki perbedaan
pada hasil belajar IPS siswa.
9. Hasil wawancara
TABEL.4.15 Pedoman wawancara guru
no pertanyaan jawaban
1 Bagaimana kondisi kelas pada saat proses KBM? pada saat proses KBM
terkadang kondusif, tapi tidak
jarang kelas terasa cukup gaduh
2 Seberapa jauh pencapaian siswa pada materi ajar? sampai saat ini Alhamdulillah
baik dan bagus
3 Berapa nilai KKM untuk matpel IPS? untuk tahun ini nilai KKM 6.60
4 Berapa persen siswa yang mampu mencapai nilai KKM? sekitar 50% dari jumlah siswa
5 Strategi pembelajaran apa yang sering digunakan pada menggunakan ceramah plus
saat proses KBM? diskusi
6 Bagaimana respon siswa terhadap strategi yang cukup mengamati meski kadang
digunakan pada proses KBM?
68
8 Kendala/kesulitan apa yang sering terjadi pada saat kurang aktifnya siswa dalam
proses KBM? proses KBM
9 Apa yang guru lakukan jika masih ada siswa yang masih paling tidak dengan melakukan
belum mampu mencapai target pembelajaran? remedial dan pengayaan
10 Media apa saja yang guru gunakan pada saat proses buku cetak, internet, LKS
belajar mengajar?
1 cara mengajar guru seperti apa yang diinginkan siswa menginginkan cara mengajar
siswa? guru yang asik, yang tidak membuat
ngantuk, yang tidak membosankan,
tidak membuat siswa tegang, tidak
arogan dan cara mengajar yang
nyantai tapi bermakna.
2 bagaimana respon siswa terhadap cara mengajar cukup mengikuti dan menikmati cara
guru yang digunakan? belajar yang digunakan oleh guru,
meski terkadang masih sulit untuk
dipahami dan dimengerti.
3 apa hambatan dan kesulitan siswa dalam terkadang siswa mengalami kesulitan
memahami pelajaran? dalam menghafal rumus dan nama-
nama latin dalam pelajaran IPS.
Terutama pada mata pelajaran
69
4 apa yang siswa lakukan pada saat guru tidak mengerjakan tugas yang diberikan
hadir (izin/sakit)? oleh guru piket atau mengerjakan
tugas lainnya.
5 apakah siswa sudah mampu mencapai nilai 50% sudah mampu mencapai target
sesuai KKM? nilai KKM (6.60). sedangkan 50%
lagi belum mampu memncapai target
nilai KKM (6.60)
8 apakah tugas kelompok lebih efektif siswa lebih menyukai tugas individu
dibandingkan dengan tugas individu? dari pada kelompok, dikarnakan jika
tugas kelompok terkadang ada siswa
yang enggan ikut mengerjakan tugas
tersebut
9 apa faktor penyebab siswa malas, nakal, tidur di tidur terlalu malam, terlalu banyak
kelas bahkan membolos? bermain, pengaruh lingkungan.
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
I PENDAHULUAN
1. MEMBERITAHUK
AN SK, KD, DAN
INDIKATOR
2. MENULISKAN
TOPIK
PEMBELAJARAN
3. APERSEPSI DAN
MOTIVASI
II KEGIATAN POKOK
1. PENYAJIAN
SESUAI DENGAN
URUTAN MATERI
2. METODE/PENDEK
ATAN SESUAI
DENGAN MATERI
3. MENGARAHKAN
KETERLIBATAN
SISWA
72
4. MEMBIMBING
SISWA
MELAKUKAN
KEGIATAN
5. PENGELOLAAN
KELAS
6. PENGEMBANGAN
KETERAMPILAN
SISWA
7. MENGAWASI
SETIAP SISWA
SECARA
BERGILIRAN
8. MEMBERIKAN
BANTUAN
KEPADA SISWA
YANG
MENGALAMI
KESULITAN
9. PELAKSANAAN
SESUAI DENGAN
WAKTU
III PENUTUP
1. MEMBIMBING
SISWA MEMBUAT
KESIMPULAN
2. MEMBERIKAN
EVALUASI
JUMLAH
SARAN:
Materi :
1 I 23 25 26 21 19 17
2 II 23 22 25 21 17 18
3 III 22 23 25 21 19 17
4 IV 19 19 21 18 16 15
5 V 19 19 21 18 14 13
C. PEMBAHASAN
Pada dasarnya belajar tuntas (mastery learning) akan menciptakan siswa
memiliki kemampuan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya,
mengecilkan perbedaan antara anak cerdas dengan anak yang tidak cerdas. Belajar
tuntas (mastery learning) menciptakan siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran,
sehingga di dalam kelas tidak terjadi anak cerdas akan mencapai semua tujuan
pembelajaran, sedangkan anak didik yang kurang cerdas mencapai sebagian
tujuan pembelajaran atau tidak mencapai sama sekali tujuan pembelajaran.
John B Carrol menyatakan dalam buku Martinis Yamin bahwa siswa
yang berbakat tinggi memerlukan waktu yang relatif sedikit untuk mencapai taraf
penguasaan bahan dibandingkan dengan siswa yang memiliki bakat rendah. Siswa
74
dapat mencapai penguasaan penuh terhadap bahan yang disajikan, bila kualitas
pengajaran dan kesempatan waktu belajar dibuat tepat sesuai dengan kebutuhan
masing-masing siswa.58
Berdasarkan teori mastery learning, maka seorang peserta didik
dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi
atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65 % dari seluruh tujuan
pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik
yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65% sekurang-kurangnya
85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.59
Peningkatan kualitas pembelajaran siswa dilihat dari perolehan nilai hasil
belajar siswa dan suasana pembelajaran didalam kelas memberi indikasi yang kuat
terhadap meningkatnya mutu proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh
karena itu pembelajaran dengan strategi mastery learning (belajar tuntas) selain
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan mutu proses pembelajaran, juga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.
Dengan menggunakan uji N-gain dapat dilihat bahwa data pretest untuk
kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 66.82 sedangkan posttest
diperoleh nilai rata-rata sebesar 86.36. Maka dapat dikatakan bahwa adanya
peningkatan hasil belajar siswa sebesar 19.41 yang berarti adanya pengaruh yang
signifikan antara strategi mastery learning dengan hasil belajar siswa.
Temuan diatas sesuai dengan penelitian yang diungkapkan oleh oleh
Dewi Atikoh dalam penelitian yang dilakukannya yang berjudul pengaruh
strategi Pembelajaran mastery learning (Belajar Tuntas) Terhadap Hasil Belajar
Sosiologi Siswa, dapat diketahui bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan
strategi pembelajaran mastery learning memiliki kenaikan rata-rata lebih tinggi
dibandingkan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional.
Diungkapkan juga oleh Nurhafifah dalam penelitiannya yang berjudul
Penerapan Model Belajar Tuntas (mastery learning) Sebagai Upaya
Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Di SMP Pelit Harapan Pondok Pinang
58
Yamin, Martinis. Paradigma Pendidikan KontruktivistikImplementasi KTSP & UU No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Gaung Persada Press. Jakarta. Indonesia. 2008. h. 216
59
Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. h.99
75
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan menggunakan
strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa. Hal ini dapat dilihat
dari rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata hasil
posttest kelas kontrol. Dari hasil keduanya memiliki selisih nilai rata-rata, yaitu
untuk kelas eksperimen 86.36 dan 76.21 untuk kelas kontrol.
Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji t untuk data posttest
diperoleh nilai thitung sebesar 8.65, sedangkan ttabel sebesar 1.67. Maka dapat
dikatakan bahwa thitung > ttabel berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan
hipotesis nol (Ho) ditolak.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan startegi mastery
learning sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran IPS.
2. Guru hendaknya menggunakan startegi mastery learning sebagai salah satu
strategi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Guru bidang studi IPS hendaknya memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa, yang menjadikan siswa
sebagai subjek belajar, sehingga pembelajaran dapat bermakna.
4. Penelitian ini masih banyak memiliki kelemahan. Oleh sebab itu disarankan
untuk penelitian selanjutknya agar lebih baik dan melengkapi segala
kekurangan dalam penelitian ini. Salah satu kekurangan dalam penelitian ini
adalah perbedaan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Sebaiknya
dalam kedua kelas ini menggunakan strategi/metode yang sama.
76
77
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2006).
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/11/02/pembelajaran-tuntas-mastery-
learning-dalam-ktsp/ diakses pada bulan October 2014
http://banjirembun.blogspot.com/2013/05/contoh-skripsi-penelitian
tindakan_1446.html diakses pada bulan februari 2014
http://m.kompasiana.com/post/read/558299/1/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
prestasi-belajar.html diakses pada 14 maret 2015
http://www.tuanguru.com/2012/07/pengertian-ilmu-pengetahuan-sosial-ips.html
79
LAMPIRAN 1
Uji referensi
I]AB BUKU PARAF
ips.html ----a-
8t
2009). h.49-s0
lns'lrument P enelitian P endidikan, (Yogyak arta; Graha Ilmu, 201 3).h. 112-
---'k- I
r 13
Press, 2014).h.85
hfitp : II b anj i re mb un. b I o g sp ot. c oml 20 13 I 05I conto h- skrip si -p enel iti an-
Persada Press.2008)h.2 1 6
LAMPIRAN 2
RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama sekolah : MTs AL-KHAIRIYAH
Mata pelajaran : IPS TERPADU
Kelas /semester : VIII /1 (satu)
Alokasi waktu : 8 X 40MENIT (4x pertemuan)
Standar Kompetensi : 2.Memahami Proses Kebangkitan Nasional
Kompetensi Dasar: 2.2 menguraikan proses terbentuknya kesadaran
nasionalisme, identitas Indonesia, dan perkembangan pergerakan kebangsaan
Indonesia.
A. Indikator :
1. Menjelaskan pengaruh perluasan kekuasaan Kolonial, perkembangan
pendidikan barat, dan perkembangan pendidikan islam terhadap
munculnya nasionalisme Indonesia
2. Mendiskripsikan peranan golongan terpelajar, profesional, dan pers dalam
menumbuh kembangkan kesadaran nasional Indonesia
3. Mendiskripsikan perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat
etnik, kedaerahan, keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme
Indonesia
4. Mendiskripsikan peran manifesto politik 1925, konggres pemuda 1928,
dan konggres perempuan pertama dalam proses pembentukan identitas
kebangsaan Indonesia
B. Tujuan Pembelajaran :
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu :
1. Menjelaskan pengaruh perluasan kekuasaan kolonial, perkembangan
pendidikan barat, dan perkembangan pendidikan islam terhadap
munculnya nasionalisme Indonesia
85
F. Langkah-Langkah Pembelajaran :
Pertemuan Ke 1, 2
Materi pembelajaran :
1. Perkembangan pendidikan barat dan perkembangan pendidikan islam
terhadap munculnya nasionalisme Indonesia
2. Peranan golongan terpelajar, professional dan pers dalam menumbuh
kembangkan kesadaran nasional Indonesia.
1. Pendahuluan:
a. Membaca doa
b. Memeriksa daftar hadir siswa, kebersihan dan kerapihan kelas
c. Memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
Apersepsi :
Pendidikan merupakan upaya untuk mengangkat derajat bangsa Indonesia dan
memberikan pelajaran tentang pentingnya persatuan dalam memperjuangkan
sesuatu apalagi nasib sebuah bangsa.
Motivasi :
Memberi semangat atau motivasi kepada siswa tentang pentingnya untuk
selalu menanamkan rasa nasionalisme kebangsaan Indonesia dalam diri kita
2. Kegiatan inti :
Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
1. guru meminta siswa untuk memperhatikan dan menjawab siapa saja
pahlawan nasional
2. siswa menyebutkan pahlawan nasional
3. guru menjelaskan proses terbentuknya beberapa sekolah yang didirikan oleh
pemerintah belanda
4. guru meminta siswa melihat surat kabar yang terbit pada jaman belanda
melalui gambar
5. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dengan
topic/tema materi yang akan dipelajari
87
3. Kegiatan penutup :
Dalam kegiatan penutup guru :
1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau guru sendiri membuat
rangkuman atau kesimpulan dari materi pelajaran
2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
3. memberikan umpan balik terhadap proses an hasil pembelajaran
4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk remedial, pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas tambahan baik individu
maupun kelompok, sesuai dengan hasil yang diperoleh oleh peserta didik
5. meminta seluruh siswa untuk menyebutkan organisasi pendidikan islam,
kelompok golongan terpelajar dan professional, dan pers dalam tumbuh
kembang nasionalisme bangsa Indonesia
Pertemuan Ke 3, 4
Materi pembelajaran :
3. Perkembangan pergerakan nasional dari yang bersifat etnik,
kedaerahan, keagamaan sampai terbentuknya nasionalisme Indonesia.
4. Peran manifesto politik, konggres pemuda dan konggres perempuan
pertama dalam proses pembentukan identitas kebangsaan Indonesia
1. Pendahuluan:
a. Membaca doa
b. Memeriksa daftar hadir siswa, kebersihan dan kerapihan kelas
c. Memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
Apersepsi :
dapatkah kalian menyebutkan organisasi pergerakan nasioanal yang bersifat
keagamaan?
ingatkah kalian dengan bunyi ikrar sumpah pemuda?
Motivasi :
Memberi semangat atau motivasi kepada siswa tentang pentingnya untuk
selalu menanamkan rasa nasionalisme kebangsaan Indonesia dalam diri kita
89
2. Kegiatan inti :
Eksplorasi :
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
1. membaca buku referensi tentang perkembangan pergerakan nasioanl dari
yang bersifat etnik, kedaerahan, keagamaan sampai terbentuk nasionalisme
indonesial
2. menelaah peran manifesto politik 1928, dan kongres pemuda 1928 dan
kongres wanita
3. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dengan
topic/tema materi yang akan dipelajari
4. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain
5. memfasilitaskan terjadinya interaksi antar peserta didik, serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan.
6. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap pembelajaran
Elaborasi :
Dalam kegiatan elaborasi guru :
1. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna
2. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
3. siswa menyebutkan berbagai surat kabar yang terbit saat pendudukan
belanda
4. guru menyimpulkan pendapat siswa
5. guru membiarkan pertanyaan siswa dengan diskusi interaktif
6. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut
7. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran strategi mastery learning
8. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi dan hasil belajar
90
*norma penilaian :
*) norma penilaian : - aspek ketepatan waktu : 15
- aspek kerapihan pekerjaan : 10
- aspek esensi jawaban : 75
= 100
MENGETAHUI
KEPALA SEKOLAH GURU MATA PELAJARAN
LAMPIRAN 3
Instrumen Kisi-Kisi
KISI-KISI PENULISAN SOAL
ALOKASI WAKTU :
nasional professional, 16
Indonesia. dan pers
dalam
3. Peran menumbuh
manifesto kembangkan
politik, kesadaran
konggres nasional
pemuda dan Indonesia.
konggres
perempuan 3. Mendiskripsik
pertama dalam an peran
proses manifesto
pembentukan politik 1925, 17, 18,
identitas konggres 19, 20
kebangsaan pemuda 1928,
Indonesia dan konggres
perempuan
pertama dalam
proses
pembentukan
identitas
kebangsaan
Indonesia
96
LAMPIRAN 4
Soal Pretest-Postest
SOAL PRE TEST DAN POST TEST
16) pers sarekat islam juga menerbitkan surat kabar yang dinamakan.
a. Hindia Poetra c. Oetoesan
b. Darmo Kondo d. Indonesia Merdeka
17) R.A Kartini sebelum menikah mendirikan sekolah untuk para gadis di
daerah
a. Jepara c. Bandung
b. Rembang d. Gorontalo
18) pada tahun1912 di Jakarta berdiri organisasi wanita pertama
bernama.
a. R.A Kartini c. Dewi Sartika
b. Putri Mardika d. Siti Wardah
19) kapan terjadi hari sumpah pemuda
a. 28 October 1928 c. 28 October 1945
b. 28 November 1928 d. 17 Agustus 1945
20) apa yang menjadi salah satu identitas nasional indonesia
a. seni budaya c. Bahasa melayu
b. motif batik d. makanan khas
LAMPIRAN 5
Pedoman Wawancara Guru
INSTRUMEN WAWANCARA GURU
LAMPIRAN 6
Pedoman Wawancara Siswa
INSTRUMEN WAWANCARA SISWA
4. apa yang siswa lakukan pada saat guru tidak hadir (izin/sakit)?
9. apa factor penyebab siswa malas, nakal, tidur di kelas bahkan membolos?
LAMPIRAN 7
Lembar Observasi Guru
INSTRUMEN OBSERVASI GURU
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
I PENDAHULUAN
1. MEMBERITAHUK
AN SK, KD, DAN
INDIKATOR
2. MENULISKAN
TOPIK
PEMBELAJARAN
3. APERSEPSI DAN
MOTIVASI
II KEGIATAN POKOK
1. PENYAJIAN
SESUAI DENGAN
URUTAN MATERI
2. METODE/PENDE
KATAN SESUAI
DENGAN MATERI
102
3. MENGARAHKAN
KETERLIBATAN
SISWA
4. MEMBIMBING
SISWA
MELAKUKAN
KEGIATAN
5. PENGELOLAAN
KELAS
6. PENGEMBANGA
N
KETERAMPILAN
SISWA
7. MENGAWASI
SETIAP SISWA
SECARA
BERGILIRAN
8. MEMBERIKAN
BANTUAN
KEPADA SISWA
YANG
MENGALAMI
KESULITAN
9. PELAKSANAAN
SESUAI DENGAN
WAKTU
III PENUTUP
1. MEMBIMBING
SISWA
MEMBUAT
KESIMPULAN
2. MEMBERIKAN
EVALUASI
JUMLAH
LAMPIRAN 8
Lembar Observasi Siswa
Lembar Observasi
Kelompok : 1
1 Achmad Pajri . D 3 3 3 3 3 2
2 Inka Azrita 4 4 4 3 3 3
3 Muhammad Lutfi 3 4 3 3 3 2
4 Ahmad Sholikhin 4 4 4 3 3 3
5 Mahasthy Harita 3 3 4 3 2 2
6 Alfi Nurfitriani 3 3 4 3 2 2
7 Vinka Romadona.K 3 4 4 3 3 3
jumlah 23 25 26 21 19 17
Lembar Observasi
Kelompok : II
1 M. Fardhan . M 3 3 3 3 2 3
2 Syahrul Ramadhan 3 3 3 3 2 2
3 Prizka Fitriyani 3 3 4 3 3 3
4 Syintia Efriani 3 3 4 3 3 3
5 EdeniaGhina Fadia 4 3 4 3 2 2
6 Muhammad Firly.I 3 3 3 3 2 2
7 Khaka Noerwahida 4 4 4 3 3 3
jumlah 23 22 25 21 17 18
Lembar Observasi
Kelompok : III
1 Haikal Nurfauzi 3 3 3 3 2 2
2 Aldi Zamzami . M 3 4 3 3 3 3
3 Rafli Syahrain 3 3 3 3 3 2
4 Jihan Salsabila 4 4 4 3 3 3
5 Danu Anggoro 3 3 4 3 2 2
Agung
6 Mugyasmi Nur . C 3 3 4 3 3 2
7 Affan Eki . S 3 3 4 3 3 3
jumlah 22 23 25 21 19 17
Lembar Observasi
Kelompok : IV
1 Muhammad Daffa 3 3 3 3 2 2
2 Clarannisa Ulyandra 4 4 4 3 3 3
3 FadilahEdi Saputro 3 3 3 3 3 2
4 Muhammad Risky.A 3 3 3 3 3 3
5 Syifa Lailatis . S 3 3 4 3 3 3
6 Zidane Assajad . P 3 3 4 3 2 2
jumlah 19 19 21 18 16 15
Lembar Observasi
Kelompok :V
1 Ridwan Adam 3 3 3 3 2 2
2 Ahmad Misbah . H 3 3 3 3 2 2
3 Sarah Elvira . R 3 4 4 3 3 2
4 Fahruzi 4 3 3 3 3 3
5 Surya Al-Ghazali 3 3 4 3 2 2
6 Amar 3 3 4 3 2 2
Tafakurniallah
jumlah 19 19 21 18 14 13
LAMPIRAN 13
Distribusi Kelas Eksperimen
Distribusi pretest kelas eksperimen
R = X max - X min = 90 - 40 = 50
K = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 33
k = 1 + 3,3(1.5185)
k = 1 + 5.0110 = 6.0110 =6
p = R/K = 50 /6 = 8,33 = 8
titik
no interval tengah Fa Fk F.Relatif
1 40-47 43,5 2 2 6.06%
2 48-55 51.5 2 4 6.06%
3 56-63 59,5 4 8 12.12%
4 64-71 67,5 17 25 51.52%
5 72-79 75,5 3 28 9.09%
6 80-87 83,5 4 32 12.12%
7 88-95 91,5 1 33 3.03%
100.00%
76
113
i(panjang interval)= 8
fb(frekuensi yang berada di bawah kelas interval median) = 8
f=17
Mo= b+i(bs/(bs+bm))
Mo= 63,5+8(13/(13+14))
Mo = 63,5 + 8 (13/27)
Mo = 63,5 + 8 (0,76)
Mo = 63,5 + 6.08
Mo = 69.58
S=10.77
S=116
distribusi posstest kelas eksperimen
R = X max - X min
=100- 65 = 35
K = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 33
k=1+
3,3(1.5185)
k = 1 + 5.0110 = 6.0110
=6
p = R/K = 35 /6 = 5.8 = 6
titik
no interval tengah Fa Fk F.Relatif
1 65-70 68 6 6 18.18%
2 71-76 74 4 10 12.12%
3 77-82 80 2 12 6.06%
4 83-88 86 2 14 6.06%
5 89-94 92 6 20 18.18%
6 95-100 98 13 33 39.39%
100.00%
Mo= b+i(bs/(bs+bm))
Mo= 94,5+6(7/(7+0))
Mo = 94,5 + 6 (7/7)
Mo = 94,5 + 6 (1)
Mo = 94,5 + 6
Mo = 100,5
5. varians (S)
S=12.07
S=145.7
R = X max - X min = 85 - 50 = 35
K = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 33
k = 1 + 3,3(1.5185)
k = 1 + 5.0110 = 6.0110 =6
p = R/K = 35/6 = 5,8 = 6
i(panjang interval)= 6
fb(frekuensi yang berada di bawah kelas interval median) = 23
f=10
Mo= b+i(bs/(bs+bm))
Mo= 79,5+6(3/(3+0))
Mo = 79,5 + 6 (3/3)
Mo = 79,5 + 6 (1)
Mo = 79,5 + 6
Mo = 85.5
5. varians (S)
S=10.68
S=114
Distribusi posttest kelas kontrol
titik
no interval tengah Fa Fk F.Relatif
1 60-66 63 8 8 24.24%
2 67-73 70 9 17 27.27%
3 74-80 77 6 23 18.18%
4 81-87 84 1 24 3.03%
5 88-94 91 4 28 12.12%
6 95-100 98 5 33 15.15%
33 100%
Mo= b+i(bs/(bs+bm))
Mo= 66,5+7(1/(1+3))
Mo = 66,5 + 7 (1/4)
Mo = 66,5 + 7(0.25)
Mo = 66,5 + 1.75
Mo = 68.25
5. varians (S)
S=12.57
S= 158
120
LAMPIRAN 14
Uji Normalitas
Kelas eksperimen
pretest
F(Zi)-
no X F Fk Zi F(Zi) S(Zi) S(Zi)
1 40 1 1 -2.55339 0.005334 0.030303 -0.02497
2 45 1 2 -2.08914 0.018348 0.060606 -0.04226
3 55 2 4 -1.16063 0.122896 0.121212 0.001684
4 60 4 8 -0.69638 0.243096 0.242424 0.000672
5 65 12 20 -0.23213 0.40822 0.606061 -0.19784
6 70 5 25 0.232126 0.59178 0.757576 -0.1658
7 75 3 28 0.696379 0.756904 0.848485 -0.09158
8 80 3 31 1.160631 0.877104 0.939394 -0.06229
9 85 1 32 1.624884 0.947906 0.969697 -0.02179
10 90 1 33 2.089136 0.981652 1 -0.01835
jumlah 665 33
Contoh perhitungan Zi =
3. Mencari S(Zi) =
Ltabel= 0,15424
Lhitung = 0.001684
Posttest
F(Zi)-
no X F Fk Zi F(Zi) S(Zi) S(Zi)
1 65 1 1 -1.8227009 0.034174351 0.030303 0.003871
2 70 5 6 -1.4084507 0.079498827 0.181818 -0.10232
3 75 4 10 -0.9942005 0.160062633 0.30303 -0.14297
4 80 2 12 -0.5799503 0.28097407 0.363636 -0.08266
5 85 2 14 -0.1657001 0.43419649 0.424242 0.009954
6 90 6 20 0.24855012 0.598145604 0.606061 -0.00792
7 95 7 27 0.66280033 0.746270779 0.818182 -0.07191
8 100 6 33 1.07705054 0.859271156 1 -0.14073
jumlah 660 33
rata-rata (mean)= 87
Ltabel = 0,15424
Lhitung = 0,009954
Dapat disimpulkan bahwa Lhitung < Ltabel ( < )
Berarti data posttest pada kelas ekperimen berdistribusi normal
122
Kelas kontrol
Pretest
F(Zi)-
no X F Fk Zi F(Zi) S(Zi) S(Zi)
1 50 1 2 -1.96629 0.024632 0.060606 -0.03597
2 55 3 5 -1.49813 0.06705 0.151515 -0.08447
3 60 4 9 -1.02996 0.151514 0.272727 -0.12121
4 65 3 12 -0.5618 0.287127 0.363636 -0.07651
5 70 5 17 -0.09363 0.4627 0.515152 -0.05245
6 75 7 24 0.374532 0.645996 0.727273 -0.08128
7 80 4 28 0.842697 0.800301 0.848485 -0.04818
8 85 6 33 1.310861 0.905048 1 -0.09495
jumlah 580 33
rata-rata (mean)= 71
simpangan baku (S) = 10.68
1. Mencari nilai Zi =
Contoh perhitungan Zi =
Ltabel = 0,15424
Lhitung = -0.095
Dapat disimpulkan bahwa Lhitung < Ltabel (-0.095 < 0.15424 )
Berarti data pretest pada kelas kontrol berdistribusi normal.
123
posttest
F(Zi)-
no X F Fk Zi F(Zi) S(Zi) S(Zi)
1 60 3 3 -1.27287 0.101532 0.090909 0.010623
2 65 5 8 -0.8751 0.19076 0.242424 -0.05166
3 70 9 17 -0.47733 0.316565 0.515152 -0.19859
4 75 4 21 -0.07955 0.468296 0.636364 -0.16807
5 80 2 23 0.318218 0.62484 0.69697 -0.07213
6 85 1 24 0.71599 0.763001 0.727273 0.035729
7 90 4 28 1.113763 0.86731 0.848485 0.018825
8 95 2 30 1.511535 0.934674 0.909091 0.025583
9 100 3 33 1.909308 0.971889 1 -0.02811
jumlah 720 33
rata-rata (mean)= 76
simpangan baku (S) = 12.57
1. Mencari nilai Zi =
Contoh perhitungan Zi =
LAMPIRAN 15
Uji Homogenitas
Pretest
Uji Homogenitas Pretest
Eksperimen Kontrol
S 115.99 114.06
N 33 33
Fhitung = = 1.016
Dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel (1,016 < 1.8044 ) artinya kedua
kelas tersebut bersifat homogen.
125
Posttest
Uji Homogenitas Posttest
Eksperimen Kontrol
S 145.68 158
N 33 33
1. Menentukan Fhitung dengan rumus:
Fhitung = = 1.084
LAMPIRAN 16
Uji Hipotesis
Kelas eksperimen
NILAI BEDA (D- (D-
NO PRETEST POSTTEST BEDA (D) KUADRAT (D) D ) D )
1 80 100 20 400 0.45 0.21
2 65 75 10 100 -9.55 91.12
3 70 95 25 625 5.45 29.75
4 90 95 5 25 -14.55 211.57
5 60 95 35 1225 15.45 238.84
6 80 85 5 25 -14.55 211.57
7 70 100 30 900 10.45 109.30
8 65 95 30 900 10.45 109.30
9 65 70 5 25 -14.55 211.57
10 65 95 30 900 10.45 109.30
11 65 90 25 625 5.45 29.75
12 75 90 15 225 -4.55 20.66
13 65 80 15 225 -4.55 20.66
14 65 70 5 25 -14.55 211.57
15 65 90 25 625 5.45 29.75
16 70 65 -5 25 -24.55 602.48
17 65 100 35 1225 15.45 238.84
18 70 90 20 400 0.45 0.21
19 55 70 15 225 -4.55 20.66
20 40 95 55 3025 35.45 1257.02
21 65 70 5 25 -14.55 211.57
22 60 100 40 1600 20.45 418.39
23 75 100 25 625 5.45 29.75
24 60 80 20 400 0.45 0.21
25 45 75 30 900 10.45 109.30
26 60 90 30 900 10.45 109.30
27 70 75 5 25 -14.55 211.57
28 55 75 20 400 0.45 0.21
29 80 85 5 25 -14.55 211.57
30 65 70 5 25 -14.55 211.57
31 85 100 15 225 -4.55 20.66
32 65 90 25 625 5.45 29.75
33 75 95 20 400 0.45 0.21
127
SD =(D-D )/n-1
SD =5318.18/33-1
SD=166.2 = 12.9
SD = SD / 33
SD = 12.9 / 33
SD = 12.9/5.7
SD =2.26
t=D /SD
t=19.55/2.26
t= 8.65
dk=n1+n2-2= 33+33-2= 64
ttabel = 1,66901
thitung =8.65
kesimpulan t hitung > t tabel
Kelas kontrol
BEDA
NILAI KUADRAT
NO PRETEST POSTTEST BEDA (D) (D) (D-D ) (D-D )
1 75 70 -5 25 -10.30 106.15
2 65 65 0 0 -5.30 28.12
3 60 60 0 0 -5.30 28.12
4 80 70 -10 100 -15.30 234.18
5 70 60 -10 100 -15.30 234.18
6 70 70 0 0 -5.30 28.12
7 85 90 5 25 -0.30 0.09
8 55 60 5 25 -0.30 0.09
128
SD =(D-D )/n-1
SD =5696.97/33-1
SD=182.3 = 13.5
SD = SD / 33
129
SD = 13.5 / 33
SD = 13.5/5.7
SD = 2.4
t=D /SD
t=5.30/2.4
t= 2.20833
dk=n1+n2-2= 33+33-2= 64
ttabel = 1,66901
thitung = 2.21
kesimpulan t hitung > t tabel
130
LAMPIRAN 17
Ketuntasan Belajar Siswa Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
No Siswa Nilai Ketuntasan No Siswa Nilai Ketuntasan
Belajar (%) Belajar (%)
1 A 100 Tuntas 1 A 70 Tuntas
4 D 95 Tuntas 4 D 70 Tuntas
6 F 85 Tuntas 6 F 70 Tuntas
9 I 70 Tuntas 9 I 95 Tuntas
10 J 95 Tuntas 10 J 70 Tuntas
11 K 90 Tuntas 11 K 90 Tuntas
13 M 80 Tuntas 13 M 90 Tuntas
15 O 90 Tuntas 15 O 75 Tuntas
18 R 90 Tuntas 18 R 70 Tuntas
19 S 70 Tuntas 19 S 90 Tuntas
20 T 95 Tuntas 20 T 70 Tuntas
21 U 70 Tuntas 21 U 95 Tuntas
24 X 80 Tuntas 24 X 85 Tuntas
25 Y 75 Tuntas 25 Y 70 Tuntas
26 Z 90 Tuntas 26 Z 80 Tuntas
27 AA 75 Tuntas 27 AA 70 Tuntas
28 AB 75 Tuntas 28 AB 80 Tuntas
33 AG 95 Tuntas 33 AG 75 Tuntas
LAMPIRAN 18
Foto-Foto Kegiatan
133
134
LAMPIRAN 19
RIWAYAT HIDUP
Nurfadilah