Anda di halaman 1dari 43

PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA TINGKAT

SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH


SIMPANAN MASYARAKAT DI PT BANK
RAKYAT INDONESIA PERSERO TBK
KANTOR CABANG SEKAYU

TESIS

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam


Menempuh gelar Magister Manajemen

NAMA : SHERLY RHAMADONA


NPM : 143341086

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2016

1
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inflasi terjadi apabila biaya hidup masyarakat meningkat akan mengurangi

pendapatan masyarakat sehingga kemampuan menabung semakin mengecil dan

sebaliknya apabila biaya hidup masyarakat menurun maka pendapatan masyarakat

akan meningkat sehingga kemampuan menabung semakin besar. Tingkat inflansi

nasional pada tahun 2014 mencapai 8.36 persen atau sedikit lebih rendah dari laju

inflansi pada tahun 2013 sebesar 8.38 persen. Inflansi nasional lebih rendah dari

2013 meskipun sama-sama tinggi, akibat terjadi kenaikan harga BBM. Tingkat

inflansi tinggi ini juga dipengaruhi oleh komoditas yang harga berfluktasi

sepanjang tahun 2014, diantaranya bensin yang menyumbang andil 1.04 persen,

listrik 0.64 persen, angkutan 0.43 persen, beras 0,38 persen, dan bahan bakar

rumah tangga 0.37, tarif angkutan udara 0.22 persen, cabai rawit 0.19 dan nasi

lauk 0.18.

Tidak stabilnya nilai tukar rupiah dan meningkatnya tekanan inflansi

sehingga BI menaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan tujuan

untuk mengerem aktifitas perekonomian yang terlalu cepat sehingga mengurangi

tekanan inflasi. Kenaikan suku bunga BI Rate juga dapat mempengaruhi nilai

tukar. Mekanisme ini sering disebut jalur nilai tukar. Kenaikan BI Rate, sebagai

contoh, akan mendorong kenaikan selisih antara suku bunga di Indonesia dengan

suku bunga luar negeri. Dengan melebarnya selisih suku bunga tersebut

mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke dalam instrument-

instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan mendapatkan

tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Aliran modal masuk asing ini pada

gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar Rupiah. Apresiasi Rupiah

mengakibatkan harga barang impor lebih murah dan barang ekspor kita di luar

2
negeri menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan mendorong

impor dan mengurangi ekspor. Turunnya net ekspor ini akan berdampak pada

menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan perekonomian. Sepanjang tahun

2014 suku bunga SBI naik sebesar 175 basis poin. Pada awal tahun 2014, suku

bunga SBI tercatat sebesar 5,75 persen menjadi 7,50 persen di akhir tahun 2014.

(www.bi.co.id)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, bahwa penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh pendapatan perkapita, tingkat suku

bunga dan inflansi yang sangat berpengaruh terhadap jumlah simpanan di Bank

yang akan dituangkan dalam bentuk tesis dengan judul Pengaruh Pendapatan

Perkapita, Tingkat Suku Bunga dan Inflansi terhadap Jumlah Simpanan

Masyarakat di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang

Sekayu.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian sebagaimana dikemukakan dalam latar belakang penelitian

tersebut di atas, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah simpanan

adalah sebagai berikut :

1. Tingkat suku bunga yang diberikan oleh bank kepada masyarakat, semakin

tinggi tingkat suku bunga maka menarik minat nasabah untuk menyimpan

dananya di bank

2. Inflansi apabila biaya hidup masyarakat meningkat akan mengurangi

pendapatan masyarakat sehingga kemampuan menabung semakin kecil dan

sebaliknya apabila biaya hidup masyarakat menurun maka pendapatan

masyarakat meningkat sehingga kemampuan menabung semakin besar .

3
3. Persaingan antara bank dalam menghimpun dana dari masyarakat melalui

strategi pemasaran untuk menarik minat masyarakat agar selalu berhubungan

dengan bank.

4. Kualitas layanan yang diberikan oleh bank karena pelayanan yang baik akan

mencerminkan jumlah simpanan.

5. Produk, fitur dan fasiltas yang diberikan oleh perbankan sehingga

masyakarakat mudah dan nyaman untuk bertransaksi serta keuntungan yang

didapatkan apabila menempatkan dananya di bank.

6. Pendapatan per kapita karena untuk mengetahui laju pembangunan ekonomi

suatu Negara dan kesejahteraan masyarakat maka dapat dilihat dari

pendapatan perkapitanya.

7. Jumlah unit kerja yang banyak dan tersebar dapat memudahkan nasabah untuk

bertransaksi dimana pun berada.

C. Pembatasan Masalah

Melihat cukup banyaknya masalah yang ada, maka masalah yang akan

diselesaikan dalam penelitian tesis ini hanya di batasi pada masalah Pengaruh

pendapatan perkapita, tingkat suku bunga dan inflansi terhadap jumlah simpanan

masyarakat di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh pendapatan per kapita, tingkat suku bunga dan

inflasi secara bersama-sama terhadap jumlah simpanan masyarakat di PT Bank

4
Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

2. Apakah terdapat pengaruh pendapatan per kapita terhadap jumlah simpanan

masyarakat di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

3. Apakah terdapat pengaruh tingkat suku bunga terhadap jumlah simpanan

masyarakat di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

4. Apakah terdapat pengaruh inflansi terhadap jumlah simpanan masyarakat di

PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan mengadakan penelitian untuk mengetahui, menganalisis dan

membuktikan pengaruh :

1. Pendapatan perkapita, tingkat suku bunga dan inflansi secara bersama-sama

terhadap jumlah simpanan masyarakat di PT Bank Rakyat Indonesia Persero

Tbk Kantor Cabang Sekayu Menganalis pengaruh tingkat suku bunga

terhadap besarnya simpanan masyarakat pada Bank Rakyat Indonesia Persero

Tbk Kantor Cabang Sekayu

2. Pendapatan perkapita terhadap jumlah simpanan masyarakat di PT Bank

Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

3. Tingkat suku bunga terhadap jumlah simpanan masyarakat di PT Bank Rakyat

Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

4. Inflansi terhadap jumlah simpanan masyarakat di PT Bank Rakyat Indonesia

Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu

5
2. Kegunaan penelitian

Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan akan dapat memberikan

kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi Lembaga Akademik, hasil penelitian ini akan menambah bahan

informasi bagi kepustakaan sehingga dapat dijadikan bahan informasi

mahasiswa yang menaruh minat bidang pemasaran khususnya mengenai

keputusan masyarakat dalam penempatan deposito.

2. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan oleh pihak manajemen Bank Rakyat

Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu dalam menentukan kebijakan

pemasarannya dengan lebih tepat.

3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam

bidang yang sama untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

II. KAJIAN TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Bank

Berdasarkan Pasal 1 UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank

didefinisikan sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak. Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan

memberikan daya tarik bagi nasabahnya berupa balas jasa yang menarik dan

menguntungkan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga bagi bank yang

berdasarkan prinsip konvensional dan bagi hasil untuk bank yang berdasarkan

6
prinsip syariah. Kemudian penarikan selanjutnya dapat berupa hadiah, undian atau

balas jasa lainnya, semakin beragam dan menguntungkan balas jasa yang

diberikan, maka akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya

pada bank tersebut.

2. Sumber Dana Bank.

Sumber dana terdiri dari 3 sumber yaitu :

1. Dana Sendiri ( Dana Pihak Pertama )

2. Sumber Dana Pihak Kedua

3. Sumber Dana Pihak Ketiga

3. Dana (Fund)

Dana atau fund merupakan jumlah dana yang dihimpun dalam periode

tertentu, yang dikelompokkan dalam dana berbiaya dan tidak berbiaya, sedangkan

sumber dana dapat dikelompokkan dalam (Bastian 2006:287) :

a. Dana sendiri (Dana pihak pertama), terdiri atas modal disetor, cadangan-

cadangan dan laba yang ditahan.

b. Dana pinjaman dari pihak di luar bank (dana pihak kedua), terdiri atas

pinjaman dari bank lain di dalam negeri (interbank call money), pinjaman

dari bank atau lembaga keuangan di luar negeri, pinjaman dari lembaga

keuangan bukan bank (LKBB), dan pinjaman dari Bank Sentral (Bank

Indonesia).

c. Dana masyarakat (dana pihak ketiga), terdiri atas giro, deposito, dan

tabungan.

7
4. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita adalah salah satu prestasi ekonomi suatu negara

yang dapat diketahui dengan cara pembagian jumlah pendapatan nasional

terhadap jumlah penduduk. Pada umumnya untuk mengetahui laju pembangunan

ekonomi suatu negara dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakatnya,

perlu diketahui tingkat pertambahan pendapatan nasional dan besarnya

pendapatan perkapita. Besarnya pendapatan nasional akan menentukan besarnya

pendapatan perkapita.

5. Tingkat Suku Bunga

Suku Bunga adalah biaya pinjaman atau harga yang dibayarkan untuk dana

pinjaman tersebut (biasanya dinyatakan dalam presentase) (Mishkin, 2007). Oleh

karena itu, bunga juga dapat diartikan sebagai uang yang diperoleh atas pinjaman

yang diberikan. Suku bunga dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini

merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan

sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan.

2. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat inflasi

dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi.

6. Teori Tingkat Bunga Fischer

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa ada dua tingkatan bunga, yaitu

bunga nominal dan bunga riil. Tingkat bunga yang dibayar oleh bank adalah

tingkat bunga nominal dan kenaikan dalam daya beli masyarakat adalah tingkat

8
bunga riil. Hubungan antara ketiga variabel tersebut dalam dinyatakan dalam

persamaan Fischer sebagai berikut:

r=i
dimana :

r : real interest rate (tingkat bunga riil)

i : nominal interest rate (tingkat bunga nominal)

: tingkat inflasi

7. Teori Tingkat Bunga Keynes

Bunga adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Dalam teori

preferensi likuiditas, Keynes menjelaskan pandangannya mengenai bagaimana

tingkat bunga ditentukan dalam jangka pendek. Teori preferensi likuiditas adalah

kerangka kurva LM. Teori ini memiliki asumsi adanya penawaran uang riil tetap

dan biasanya tidak tergantung oleh tingkat bunga, yaitu:

(M/P)s = M/P

Bunga adalah salah satu determinan dalam memutuskan berapa banyak

uang yang ingin dipegang oleh seseorang. Ketika tingkat bunga naik, maka

masyarakat cenderung memilih sedikit memegang uang, sehingga:

(M/P)d = L(r)

8. Teori Loanable Funds

Teori loanable funds meramalkan dan menganalisis perubahan suku bunga

dengan menggunakan penawaran dan permintaan dana sebagai dasarnya.

9
Gambar 2.2 Kurva Permintaan dan Penawaran dari Loanable Funds

S(r)

r2

r1 A I2

I1

I1 =S1 I2 = S2 I,S

Sumber : Mankiw (2003)

Kurva penawaran menunjukkan tabungan atau keinginan pemilik dana

untuk meminjamkan dana kepada investor. Suku bunga dalam hal ini

menunjukkan harga dari loanable funds. Slope kurva penawaran positif

menunjukkan semakin tinggi tingkat suku bunga akan mempengaruhi pemilik

dana untuk menyediakan dana dengan volume lebih besar. Kurva permintaan

menunjukkan investasi atau permintaan peminjaman dana baik secara langsung ke

publik atau melalui bank. Suku bunga bagi peminjam menunjukkan biaya dari

peminjaman. Slope kurva permintaan negatif yang menunjukkan bahwa semakin

tinggi biaya maka semakin rendah dana yang diinginkan peminjam dan sebaliknya

(Gambar 2.2 ).

9. Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menarik secara terus

menerus. Kenaikan dari satu atau dua jenis barang saja dan tidak menyeret harga

10
barang lain tidak bisa disebut inflasi (Latumaerissa, 2012:22). Kerugian akibat

inflasi biasanya tidak terlihat secara langsung ketika tingkat inflasi kurang dari

10% pertahun. Dampaknya akan terasa berat jika level inflasi sudah mencapai

hyper-inflasi (Mankiw, 2003). Dalam realita ada kecenderungan harga-harga

untuk terus naik. Celah inflasi ditutupi atau supressed inflation sering muncul

apabila pemerintah terus menerus mensubsidi harga BBM dan subsidi beras.

Inflasi yang sesungguhnya akan muncul jika pemerintah sudah tidak mampu lagi

mensubsidi barang-barang penting tersebut.

Faktor-faktor penyebab inflasi menurut Sukirno (2008:57) antara lain :

1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-

perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa.

2. Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah

sehingga menyebabkan kenaikan biaya produksi.

Indeks harga konsumen dapat digunakan untuk menghitung tingkat inflasi.

Indeks harga konsumen adalah ukuran keseluruhan biaya yang harus dibayar guna

pembelian barang dan jasa oleh rata-rata konsumen. Perubahan presentase indeks

harga dari periode sebelumnya ini yang disebut tingkat inflasi. Tingkat inflasi

dapat diukur dengan rumus :

CPI 1 CPI 0 x 100%


CPI 0

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian atau pengujian

terhadap pola manajemen keuangan khususnya dalam hal Kinerja keuangan

berdasarkan ratio keuangan.

11
Neny P. Sidabutar (2007) dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum Di

Pulau Siantar. Hasil penelitian menyimpulkan ;

a. Perkembangan tingkat suku bunga selalu berfluktasi dan mengalami

kenaikan yang signifikan pada tahun 1997 dan tahun 1998

b. Tingkat berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah simpanan

masyarakat pada kepercayaan 95%.

c. Tingkat inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah simpanan

masyarakat pada kepercayaan 95%

d. Jumlah simpanan masyarakat tahun lalu berpengaruh positif dan signifikan

terhadap jumlah simpanan masyarakat pada kepercayaan 95%.

Rohma Sulistiyani (2011) dengan judul : Strategi Pemasaran Produk Simpanan

di Bank Muamalat Prabumulih Hasil penelitian menyimpulkan Strategi-

strategi yang digunakan oleh Bank Muamalat untuk mencapai pasar sasaran adalah

dengan menerapkan variabel-variabel dalam bauran pemasaran meliputi strategi

produk yang menampilkan mutu dan pemberian fasilitas yang terdapat di dalam

masing-masing produk, strategi harga yang dapat dilihat dari pengembalian modal

(bagi hasil) yang ditawarkan dengan penentuan secara cermat untuk masing-

masing produk simpanan dengan memperhitungkan hasil investasi dari dana

nasabah yang telah dijalankan. Strategi distribusi dimana produk yang ditawarkan

disalurkan langsung oleh para staf pemasran yang sudah ahli supaya nasabah dapat

memilih produk mana yang nasabah inginkan pada waktu dan tempat yang tepat.

Strategi promosi yang merupakan cara langsung atau tidak langsung untuk

mempengaruhi nasabah dalam membeli suatu produk tertentu. Adapun kegiatan

promosi yang dilakukan antara lain yaitu dengan periklanan yang difokuskan pada

12
media yang digunakan, mencakup media cetak,elektronik, media outdoor,

publisitas dengan menginformasikan setiap ada kegiatan penting di Bank

Muamalat serta pembuatan brosur yang dibagikan kepada masyarkat.

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh pendapatan perkapita, tingkat suku bunga dan inflasi terhadap jumlah

simpanan di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

2. Pengaruh pendapatan perkapita di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk

Kantor Cabang Sekayu.

3. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap jumlah simpanan di PT Bank Rakyat

Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

4. Pengaruh inflasi terhadap jumlah simpanan di PT Bank Rakyat Indonesia

Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

Dari uraian kerangka berpikir diatas maka dapat ditampilkan diagram

sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

(1)

e = factor-
faktor lainnya
(2)
X1 = Pendapatan
Per Kapita

X2 = Tingkat Y = Jumlah Simpanan


(3)
Suku Bunga

X3 = Inflansi

(4)

13
D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan teoritis, penelitian terdahulu dan

kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga pendapatan perkapita, tingkat suku bunga dan inflasi berpengaruh

terhadap jumlah simpanan di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor

Cabang Sekayu.

2. Diduga pendapatan perkapita berpengaruh terhadap jumlah simpanan di PT

Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

3. Diduga tingkat suku bunga berpengaruh terhadap jumlah simpanan di PT Bank

Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

4. Diduga inflasi berpengaruh terhadap jumlah simpanan di PT Bank Rakyat

Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk

Kantor Cabang Sekayu yang penelitian ini diharapkan dapat memberikan andil dan

manfaat dalam peningkatan Simpanan.

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini dilaksanakan selama 4 (bulan) bulan dari bulan

November 2015 sampai bulan Maret 2016 sejak proses perencanaan, pelaksanaan

dan pelaporan hasil penelitian.

14
B. Populasi dan Sampel

Populasi yang dimaksud dalam suatu peneletian dapat berupa benda,

manusia, gejala, peristiwa atau hal-hal yang memilik karakteristik tertentu untuk

memperjelas masalah penelitian.

Dari populasi yang ada hanya satu sampel yang dipilih. Sampel yang

dipilih dari populasi yang ada dilakukan dengan menggunakan purposive

sampling. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah PT. Bank Rakyat

Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

C. Disain Penelitian

Bentuk penelitian ini ditinjau dari sudut tujuan dan objeknya, penelitian ini

bersifat deskriptif dan regresi berganda. Penelitian regresi berganda yaitu

penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen.

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

Variable bebas (variable independen) dalam penelitian ini adalah

pendapatan per kapita (X1), tingkat suku bunga (X2) dan inflansi (X3) dan variable

terikatnya (variable dependen) adalah Jumlah simpanan (Y). Dalam penelitian ini

yang diteliti adalah pengaruh data lima tahun untuk melihat pengaruh masing-

masing variable.

2. Definsi Operasional

a. Simpanan masyarakat adalah sumber utama dalam dana bank atau dana yang

15
berasal dari simpanan dalam bentuk giro (demand deposit), deposito (time

deposit) , dan tabungan (time deposit).

b. Pendapatan per kapita adalah pendapatan tiap-tiap penduduk di daerah Musi

Banyuasin yang dihitung dari nilai PDRB Musi Banyuasin dibagi jumlah

penduduk Musi Banyuasin selama periode tertentu (biasanya satu tahun). Ini

merupakan konsep yang sering dipakai sebagai tolak ukur tingkat kesejateraan

ekonomi penduduk suatu wilayah (dalam rupiah).

c. Suku bunga simpanan adalah persentase keuntungan bagi nasabah yang

diberikan oleh pihak bank dari simpanan nasabah (dalam persen pertahun).

d. Inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kecederungan kenaikan harga

barang-barang dan jasa secara umum secara terus menerus dan dalam jangka

waktu yang lama yang besarnya dinyatakan dalam persen (%).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpul data dalam penelitian

ini dilakukan dengan studi dokumentasi. Studi dokumentasi dilakukan dengan

tujuan mengumpulkan informasi melalui penelaahan terhadap berbagai sumber

tertulis, antara lain buku-buku, majalah laporan penelitian, perundang-undangan

dan peraturan yang berhubungan dengan konsep-konsep atau teori-teori yang

berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti. Studi kepustakaan ini tidak

dapat diabaikan, karena disini penelitian berusaha menemukan informasi

mengenai apek tersebut, penelitian yang sedang berjalan, atau masalah-masalah

yang disarankan oleh para ahli (Winarno, S, 1990).

16
F. Teknik Analisis

Dengan demikian, model berulang analisis penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ e

Dimana :
Y = jumlah simpanan BRI Kanca Sekayu (dalam milyard rupiah)
a = intercept
b1 = Pengaruh Pendapatan Per Kapita
b2 = Pengaruh Tingat Suku Bunga
b3 = Pengaruh Inflansi
x1 = Pendapatan Per Kapita
x2 = Tingkat Suku Bunga Deposito (dalam persen)
x3 = Tingkat Inflansi
e = Standar Error

a. Uji Multikolinearitas

Masalah-masalah lain yang mungkin akan terjadi pada penggunaan

persamaan regresi berganda adalah multikolinearitas, yaitu suatu keadaan yang atau

variabel bebasnya terdapat korelasi dengan variabel bebas laiinya. Adanya

multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Varian Inflation

Factor (VIF). Batas dari tolerance value di bawah 0,10 atau nilai VIF di atas 10,

maka terjadi problem multikolinearitas, (Hair,et,al,1998)

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi diantara anggota-

anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu (apabila data time series)

atau korelasi antara tempat yang berdekatan (apabila datanya cross sectional).

Apabila terjadi pelanggaran pada asumsi ini maka tindakan perbaikan model

adalah dengan melakukan transformasi dengan cara mensubtitusi nilai , dimana

17
nilai dihitung berdasarkan nilai d pada model asli. Nilai = 1- (d/2), dimana nilai

d = nilai Durbin Watson.

d. Uji Normalitas/Linearitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan

sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu studi empiris

berbentuk linearitas. Melalui uji ini akan diperoleh informasi apakah model empiris

normal/linearitas atau tidak. Untuk menguji uji model ini (Singgih santoso

2000:212) mendeteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal

dari grafik. Dasar pengambilan keputusan :

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas/Linearitas.

Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas/Linearitas.

G. Pengujian Hipotesis

1. Untuk pengujian secara bersama-sama (simultan) digunakan uji F (Analisis

Varians) dengan langka-langkah pengujian sebagai berikut :

a. Formulasi H0 dan H1

H0 : b1, b2, b3 =0

Artinya pendapatan per kapita, tingkat suku bunga, dan inflansi tidak

berpengaruh terhadap jumlah simpanan masyarakat di PT Bank Rakyat

Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

H1 : b1, b2, b3 0

18
Artinya pendapatan per kapita, tingkat suku bunga, dan inflansi berpengaruh

terhadap jumlah simpanan masyarakat di PT Bank Rakyat Indonesia

Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

b. Menentukan level of signifikan () = 0,05

c. Kriteria pengujian

Ho diterima jika Fsig F = 0,05

d. Kesimpulan menerima atau menolak H0

2. Untuk pengujian secara masing-masing (parsial) digunakan uji t parsial dengan

rumus (Sritua Arief 1993:9) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Formulasi H0 dan H1

H0 : b1 =0

Artinya pendapatan per kapita tidak berpengaruh terhadap jumlah

simpanan masyarakat di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor

Cabang Sekayu.

H1 : b1 0

Artinya pendapatan per kapita berpengaruh terhadap jumlah simpanan

masyarakat di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang

Sekayu.

H0 : b2 =0

Artinya tingkat suku tidak berpengaruh terhadap jumlah simpanan

masyarakat di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang

Sekayu.

H1 : b2 0

Artinya tingkat suku bunga berpengaruh terhadap jumlah simpanan

19
masyarakat di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang

Sekayu.

H0 : b3 =0

Artinya inflansi tidak berpengaruh terhadap jumlah simpanan masyarakat

di PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

H1 : b3 0

Artinya inflansi berpengaruh terhadap jumlah simpanan masyarakat di

PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu.

b. Menentukan level of signifikan () = 0,05

c. Kriteria pengujian

Ho diterima jika tsig = 0,05

d. Kesimpulan menerima atau menolak H0

IV. HASIL PENELITIAN DAN INTERPRESTASI

A. Analisis Pendapatan Perkapita

Dilihat dari sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor, maka

penilaian produksi bruto (PNB).

Tabel 4.1

PENDAPATAN REGIONAL DAN PENDAPATAN PERKAPITA


KABUPATEN MUSI BANYUASIN ATAS DASAR HARGA BERLAKU
MENURUT LAPANGAN USAHA (DENGAN MIGAS) TAHUN 2005-2014
(DALAM JUTAAN RUPIAH)

PRODUK
PRODUK PAJAK PRODUK PRODUK
DOMESTI JUMLAH
DOMESTIK TIDAK DOMESTIK DOMESTIK PENDAPATA
TAHUN K PENYUSUTA PENDUDU
REGIONAL LANGSUN REGIONAL REGIONAL N REGIONAL
REGIONA N K
NETO G NETO NETO BRUTO PER KAPITA
L BRUTO
2005 16962398 15418819.78 1543578.22 1424841.43 13993978.4 480904 35271900.4 29099317.85
2006 18940139 17216586.35 1723552.65 1590971.68 15625614.7 496413 38153994.8 31477045.68

20
2007 21805982 19821637.64 1984344.36 1831702.49 17989935.2 512360 42559883.7 35111904.03
2008 26092964 23718504.28 2374459.72 2191808.98 21526695.3 528753 49348115.3 40712195.11
2009 25118824 22833011.02 2285812.98 2109981.22 20723029.8 545603 46038647.1 37981883.9
2010 27878804 25341832.84 2536971.16 2341819.54 23000013.3 562979 49520149.1 40854122.98
2011 31522888 28654305.19 2868582.81 2647922.59 26006382.6 572911 55022312.4 45393407.7
2012 34527705 31385683.85 3142021.16 2900327.22 28485356.6 582718 59252854.7 48883605.15
2013 38001178 34543070.8 3458107.2 3192098.95 31350971.9 592422 64145453.7 52919999.34
2014 41794552 37991247.77 3803304.23 3510742.37 34480505.4 602027 69423052.5 57274018.27

Berdasarkan table 4.1 tersebut diatas terlihat bahwa pendapatan perkapita

menurut lapangan usaha migas setiap tahunnya mengalami kenaikan. Pada tahun

2009 pendapatan regional per kapita kabupaten musi banyuasin mengalami

penurunan yang signifikan yaitu sebesar Rp.37.981.883,- juta, akan tetapi pada

tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp.40.854.122 juta hampir sama dengan

pendapatan per kapita tahun 2008 yaitu Rp. 40.712.195 juta. Hal ini disebabkan

pada tahun 2009 kondisi perekonomian dunia sedang mengalami krisis ekonomi

yang sedang dialami oleh beberapa negara besar di dunia diantaranya AS secara

tidak langsung mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Pada tahun tersebut

penawaran akan minyak menurun sementara permintaan tetap sehingga harga

minyak naik. Kejatuhan mata uang dollar AS terhadap euro salah satu juga

penyebab menurunnya pendapat di sektor migas. Dimana nominasi nilai mata

uang dollar dengan sendirinya menyodok perekonomian Negara-negara ekportir

minyak. Padahal di satu sisi, harga minyak mengalami kenaikan. Di sisi lain

terjadi pengerusan nilai terhadap cadangan devisa Negara-negara OPEC dalam

denominasi dollar.

Tabel 4.2

PENDAPATAN REGIONAL DAN PENDAPATAN PERKAPITA


KABUPATEN MUSI BANYUASIN ATAS DASAR HARGA BERLAKU
MENURUT LAPANGAN USAHA (TANPA MIGAS) TAHUN 2005-2014
(DALAM JUTAAN RUPIAH)

21
PRODUK PRODUK PAJAK PRODUK JUMLA PRODUK
PENDAPAT
DOMESTIK DOMESTIK TIDAK DOMESTIK H DOMESTIK
TAHUN AN
REGIONAL PENYUSUTAN REGIONAL LANGSUNG REGIONAL PENDU REGIONAL
REGIONAL
BRUTO NETO NETO NETO DUK BRUTO
PER KAPITA
2005 5032206 457930.746 4574275.25 422705.304 4151569.95 480904 10464055.2 8632845.537
2006 6117015 556648.365 5560366.64 513829.26 5046537.38 496413 12322431.1 10166005.67
2007 7452728 678198.248 6774529.75 626029.152 6148500.6 512360 14545881.8 12000352.49
2008 8951777 814611.707 8137165.29 751949.268 7385216.03 528753 16929978.6 13967232.38
2009 10255739 933272.249 9322466.75 861482.076 8460984.68 545603 18797072.2 15507584.59
2010 11903623 1083229.693 10820393.3 999904.332 9820488.98 562979 21143991.2 17443792.71
2011 13859927 1261253.357 12598673.6 1164233.87 11434439.8 572911 24192111.9 19958492.29
2012 16097539 1464876.049 14632663 1352193.28 13280469.7 582718 27624921.5 22790560.23
2013 18787293 1709643.663 17077649.3 1578132.61 15499516.7 592422 31712686.2 26162966.14
2014 21551618 1961197.238 19590420.8 1810335.91 17780084.9 602027 35798424.3 29533700.07

Berdasarkan table 4.2 diatas bahwa pendapatan perkapita menurut

lapangan usaha di Kabupaten Musi Banyuasin. Setiap tahunnya secara

keseluruhan terus mengalami peningkatan. Walaupun di tabel sebelumnya pada

tahun 2009 mengalami krisis perekonomian dunia. Bahwa disisi sektor selain

migas tidak ada pengaruh sama sekali.

Penghitungan atas dasar harga konstan (at constant price) ini

menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan

harga telah dihilangkan dengan cara menilai harga suatu tahun tertentu. Pada

penghitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan

ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat struktur

perekonomian suatu kabupaten atau daerah dari tahun ke tahun. Hal ini dapat

dilihat dengan jelas pada table 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3

22
PENDAPATAN REGIONAL DAN PENDAPATAN PERKAPITA
KABUPATEN MUSI BANYUASIN ATAS DASAR HARGA KONSTAN
MENURUT LAPANGAN USAHA (DENGAN MIGAS) TAHUN 2005-2014

PRODUK
PRODUK PRODUK JUMLA PRODUK PENDAPA
DOMESTI PAJAK TIDAK
DOMESTIK DOMESTIK H DOMESTIK TAN
TAHUN K PENYUSUTA LANGSUNG
REGIONAL REGIONAL PENDU REGIONAL REGIONAL
REGIONAL N NETO
NETO NETO DUK BRUTO PER
BRUTO
KAPITA

2005 9982326 908391.666 9073934.33 838515.384 8235418.95 480904 20757419.36 17124871


2006 10260636 933717.876 9326918.12 861893.424 8465024.7 496413 20669555.39 17052383
8696329.12
2007 10541005 959231.455 9581773.55 885444.42 512360 20573434.69 16973084
5
2008 10827904 985339.264 9842564.74 909543.936 8933020.8 528753 20478189.25 16894506
2009 11130764 1012899.52 10117864.5 934984.176 9182880.3 545603 20400848.24 16830700
2010 11466222 1043426.2 10422795.8 963162.648 9459633.15 562979 20367050.99 16802817
9766834.27
2011 11838587 1077311.42 10761275.6 994441.308 572911 20663919.88 17047734
5
2012 12265040 1116118.64 11148921.4 1030263.36 10118658 582718 21047985.47 17364588
10521685.3
2013 12753558 1160573.78 11592984.2 1071298.87 592422 21527826.45 17760457
5
2014 13275844 1208101.8 12067742.2 1115170.9 10952571.3 602027 22051907.97 18192824

Berdasarkan table 4.3 diatas bahwa pendapatan perkapita berdasarkan

harga konstan menurut lapangan usaha migas di Kabupaten Musi Banyuasin. Dari

tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 terus mengalami penurunan dibandingkan

dengan tahun 2006. Hal ini disebabkan oleh krisis perekonomian dunia.

TABEL 4.4

PENDAPATAN REGIONAL DAN PENDAPATAN PERKAPITA


KABUPATEN MUSI BANYUASIN ATAS DASAR HARGA KONSTAN
MENURUT LAPANGAN USAHA (DENGAN MIGAS) TAHUN 2005-2014
(DALAM JUTAAN RUPIAH)

PRODUK PRODUK PRODUK PRODUK


PAJAK TIDAK PENDAPATAN
DOMESTIK DOMESTIK DOMESTIK JUMLAH DOMESTIK
TAHUN LANGSUNG REGIONAL PER
REGIONAL PENYUSUTAN REGIONAL REGIONAL PENDUDUK REGIONAL
NETO KAPITA
BRUTO NETO NETO BRUTO

2005 3,398,920 319,498 3,079,422 285,509 2,793,912 480,904 7,067,772 5,809,709


2006 3,636,264 341,809 3,294,455 305,446 2,989,009 496,413 7,325,078 6,021,214

23
2007 3,919,945 368,475 3,551,470 329,275 3,222,195 512,360 7,650,763 6,288,927
2008 4,139,647 389,127 3,750,520 347,730 3,402,790 528,753 7,829,075 6,435,500
2009 4,405,528 414,120 3,991,408 370,064 3,621,344 545,603 8,074,604 6,637,324
2010 4,707,082 442,466 4,264,616 395,395 3,869,221 562,979 8,361,026 6,872,763
2011 5,080,664 477,582 4,603,082 426,776 4,176,306 572,911 8,868,156 7,289,624
2012 5,490,413 516,099 4,974,314 461,195 4,513,119 582,718 9,422,076 7,744,946
2013 5,972,064 561,374 5,410,690 501,653 4,909,037 592,422 10,080,760 8,286,385
2014 6,418,075 603,299 5,814,776 539,118 5,275,658 602,027 10,660,776 8,763,158

Berdasarkan table 4.4 diatas bahwa pendapatan perkapita berdasarkan

harga konstan menurut lapangan usaha tanpa migas di Kabupaten Musi

Banyuasin. Setiap tahunnya secara keseluruhan terus mengalami peningkatan.

Walaupun di tabel sebelumnya pada tahun 2009 mengalami krisis perekonomian

dunia. Bahwa disisi sektor selain migas tidak ada pengaruh sama sekali.

B. Analisis Suku Bunga

Tabel.4.5
Data Suku Bunga Tahun 2005 2014

NO TAHUN RATA-RATA
1 2005 9.52%
2 2006 11.83%
3 2007 8.60%
4 2008 8.67%
5 2009 7.15%
6 2010 6.50%
7 2011 6.58%
8 2012 5.77%
9 2013 6.54%
10 2014 7.54%

Berdasarkan table 4.5 diatas terlihat bahwa tingkat suku bunga tertinggi

24
pada tahun 2005, 2006, dan 2008 hal ini sesuai dengan data inflansi dimana pada

tahun-tahun tersebut negara mengalami krisis global dan berdampak pada sektor

ekspor di Indonesia. Sehingga langka yang diambil oleh Bank Indonesia sebagai

Bank Sentral adalah menaikkan suku bunga, bertujuan untuk mengurangi uang

beredar.

C. Analisis Inflansi

Tabel 4.6

Data Inflansi Kota Palembang Tahun 2005- 2014

NO TAHUN INFLANSI
1 2005 19.92
2 2006 8.44
3 2007 8.21
4 2008 11.15
5 2009 1.85
6 2010 6.02
7 2011 3.78
8 2012 2.72
9 2013 7.04
10 2014 8.38

Berdasarkan table 4.6 diatas terlihat bahwa tingkat inflansi Provinsi

Sumatera Selatan rata-rata tingkat inflansi tahunan sekitar 7.75 persen di periode

2005 sampai dengan 2014. Pada tahun 2005 angka inflansi kota Palembang

sebesar 19 persen hal ini disebabkan pada tahun tersebut pemerintah mengurangi

subsidi bahan bakar. Hal ini disebabkan tingginya harga minyak international.

Efek dari kebijakan tersebut maka biaya tranportasi dan harga Sembilan pokok

juga mengalami kenaikan.

Pada tahun 2009 tingkat inflansi kota Palembang menujukkan angka 1

25
persen sangat rendah. Hal ini disebabkan terjadinya deflasi pada barang-barang

yang harganya ditetapkan oleh pemerintah, seperti bahan bakar minyak dan listrik.

D. Analisis Jumlah Simpanan

Tabel 4.7
Data Simpanan Kantor Cabang BRI Sekayu
Tahun 2005-20014 (Dalam Juta)

NO TAHUN GIRO DEPOSITO TABUNGAN TOTAL


1 2005 19,325,182 15,882,600 70,902,486 106,110,268
2 2006 21,495,615 11,003,100 79,540,162 112,038,877
3 2007 52,441,190 17,902,113 125,755,259 196,098,562
4 2008 23,985,856 10,874,035 75,697,142 110,557,033
5 2009 32,603,603 16,532,744 218,332,310 267,468,657
6 2010 49,093,890 21,492,200 223,426,361 294,012,451
7 2011 55,166,499 22,754,957 327,277,334 405,198,790
8 2012 72,142,813 24,432,225 332,214,732 428,789,770
9 2013 66,861,006 36,677,700 412,818,178 516,356,884
10 2014 61,996,000 92,279,000 599,340,000 753,614,000

Berdasarkan tabel 1.7 diatas terlihat bahwa pada tahun 2008 dana

simpanan BRI Kanca Sekayu mengalami penurunan dari tahun 2007. Padahal

pada tahun tersebut tingkat inflansi cukup tinggi yaitu sebesar 11.75 persen dan

tingkat suku bunga sebesar kenaikan sebesar 8.67 persen. sedangkan pendapatan

per kapita Kabupaten Musi Banyuasin baik di sektor Migas maupun Non Migas

mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

D. Pengujian Asumsi Analisis Regresi

1. Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas

Gambar 4.1.
Pengujian Asumsi heteroskedastisitas.Y
(Data Simpanan di Bank BRI Cab Sekayu)
Scatterplot

26
Gambar 4.2
Pengujian Asumsi heteroskedastisitas.Y Scatterplot
(Dependen Variable :(Data Simpanan di Bank BRI Cab Sekayu)

27
Gambar 4.3
Pengujian Asumsi heteroskedastisitas.Y
Scatterplot
Dependen Variable :(Data Simpanan di Bank BRI Cab Sekayu)

Gambar 4.4
Pengujian Asumsi heteroskedastisitas.Y Scatterplot
Dependen Variable :(Data Simpanan di Bank BRI Cab Sekayu)

Dari grafik Scatterplot baik untuk Simpanan, Pendapatan Per Kapita, Suku

Bunga dan Tingkat Inflasi di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak

membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di

bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi situasi

hetreoskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk

analisis berikutnya

28
2. Pengujian Asumsi Multikolinearitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

linier yang sempurna diantara variable-variabel independent. Konsekuensi dari

adanya asumsi ini adalah koefisien regresinya tidak tertentu atau kesalahan

standar yang tidak terhingga.

Ada tidaknya terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari VIF atau nilai

Tolerance. Batasan nilai untuk dua variable dikatakan berkolinieritas tinggi bisa

dilihat melalui nilai VIF (Variance Inflation Factors) lebih besar dari 10 atau

dengan nilai tolerance kurang dari 0,10 maka terjadi multikolinearitas. Dari hasil

perhitungan dengan menggunkan SPSS versi 10 maka VIF masing-masing

variable adalah ditunjukakan pada table 4.8

Tabel 4.8
Hasil uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standardi
Unstandardized zed Collinearity
Correlations
Coefficients Coefficie Statistics
Model nts T Sig.

Std. Zero- Tolera


B Beta Partial Part VIF
Error order nce

6182069.
(Constant) 1.460E7 2.362 .056
353

Pendapatan
.358 .048 1.036 7.418 .000 .914 .950 .684 .435 2.296
Per Kapita

1 679258.5 207441.1
Suku Bunga .437 3.274 .017 -.460 .801 .302 .476 2.099
43 37

-
536382.1
Inflasi 1298375. -.295 -2.421 .052 -.690 -.703 -.223 .572 1.749
77
902

a. Dependent Variable: Data Simpanan di Bank BRI Cab. Sekayu


Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program

SPSS yang dapat dilihat dari table 4.8 bahwa nilai VIF untuk variable pendapatan

29
perkapita 2.296, tingkat inflansi 2.099 dan tingkat suku bunga 1.749. Nilai ini

kurang dari 10 dan dapat dilihat pula nilai tolerance lebih dari 0.10. Berdasarkan

hal tersebut dapat disimpulkan baik pendapatan per kapita, tingkat inflasi, dan

suku bungatidak terjadi situasi multikolinearitas antar variable independen dalam

model regresi.

3. Pengujian Asumsi Autokorelasi

Pendektesian autokorelasi pada model analisis regresi menggunakan uji

Durbin-Watson. Adapun hasil output uji Durbin-watson dengan batuan program

SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9
Hasil uji Autokorelasi
Model Summaryb

Change Statistics
R Std. Error of
Model Squa Adjusted the R Square F Sig. F Durbin-
R re R Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson

1 .97 .949 .924 2218808.41 .949 37.246 3 6 .000 1.646


4a 7

a. Predictors: (Constant), Inflasi, Suku Bunga, Pendapatan Per Kapita

b. Dependent Variable: Data Simpanan di Bank BRI Cab. Sekayu

Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 1.9 bahwa

hasil uji autokorelasi. Berdasarkan hasil dugaan persamaan regresi pada lampiran

nilai DW adalah 1,646. Nilai DW apabila mendekati 2 maka tidak terjadi

autokorelasi, sedangkan apabila mendekati 4 terjadi autokorelasi negatif dan

apabila mendekati 0 akan terjadi auto korelasi positif. Nilai 1,646 ternyata lebih

mendekati 2 dan berarti dapat disimpulkan tidak terjadi masalah autokorelasi.

Masalah heteroskedastisitas dapat dideteksi dari penyebaran atau keragaman dari

30
kesalahan penggangu. Apabila penyebarannya konstan, maka tidak terjadi

masalah heteroskedastisitas atau dapat dilihat pada gambar hasil pengolahan data

antara kesalahan pengganggu dengan variabel bebas menunjukan pola ketaraturan.

Ini berarti tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada persamaan dugaan

tersebut.

4. Pengujian Normalitas

Tabel 4.10
Hasil uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Data
Simpanan di
Bank BRI Pendapatan Suku
Cab. Sekayu Per Kapita Bunga Inflasi
N 10 10 10 10
Normal Mean 2.98E8 56191203.2 7.7510 7.8700
Parametersa,,b 1
Std. Deviation 1.939E8 2.319E7 5.16529 1.82343
Most Extreme Absolute .209 .165 .247 .172
Differences Positive .209 .093 .247 .172
Negative -.161 -.165 -.127 -.126
Kolmogorov-Smirnov Z .661 .523 .781 .543
Asymp. Sig. (2-tailed) .775 .948 .576 .929
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Hasil pengujian normalitas juga didukung dengan normal probability plot

pada grafik.4.10 sebagai berikut:

31
Gambar 4.5
Hasil uji Normalitas

Dari grafik di atas terlihat sebaran data pada chart tersebar di sekeliling

garis lurus (tidak berpencar jauh dari garis lurus), maka dapat dikatakan bahwa

persyaratan normalitas terpenuhi.

E. Pengujian Hipotesis dan Interprestasi

1. Pengujian Hipotesis

Analisis data dengan menggunakan model regresi dilakukan dengan

bantuan SPSS 17.0. Print Out Computer hasil analisis regresi untuk variabel

independent pendapatan per kapita (X1), suku bunga (X2) dan tingkat inflansi (X3)

variabel dependen Simpanan Bank BRI Kanca Sekayu (Y) adalah sebagai berikut

(data dapat dilihat pada tabel 4.8) Hasil dugaan regresi seperti disajikan pada tabel

di atas dapat ditulis dalam bentuk persamaan regresi dugaan sebagai berikut:

Y = 1,46 + 0,358X1+ 679.258,543X2 -1.298.375,902X3

Persamaan di atas dapat diartikan :

a. 1.46 merupakan konstan, ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien

variabel X1, X2 dan X3 tidak mengalami perubahan nilai Y (simpanan) adalah

sbesar 1.465

32
b. Pendapatan Perkapita (X1) memiliki koefisien regresi positif sebesar 0.358 hal

ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien variabel X1 tidak berubah,

maka perubahan variabel pendapatan perkapita sebesar 1% akan meningkatkan

jumlah simpanan BRI kantor cabang Sekayu sebesar 0.358

c. Tingkat Suku Bunga (X2) memiliki koefisien regresi positif sebesar

679258.543 hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien variabel X1

tidak berubah maka perubahan Tingkat Suku Bunga sebesar 1% maka akan

meningkatkan jumlah simpanan BRI Kantor Cabang Sekayu Sebesar

679258.543

d. Tingkat Inflansi (X3) memiliki koefisien regresi negative sebesar -1298375.902

hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien variabel X1, dan X2 tidak

berubah, maka perubahan tingkat inflansi sebesar 1% akan menurunkan jumlah

simpanan Bank BRI Kantor Cabang Sekayu sebesar 1298375.902

e. Koefisien regresi (b) untuk variabel X1, dan X3 tandany positif ini menunjukan

bahwa Pendapatan Perkapita (X1) dan Tingkat Suku Bunga (X2) member

pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah simpanan bank BRI Kanca

Sekayu (Y). Sedangkan Tingkat Inflasi X3 tandanya negatif ini menunjukan

bahwa Inflansi (X3) memberikan pengaruh negatif dan sgnifikasikan terhadap

jumlah simpanan bank BRI Kanca Sekayu (Y).

f. Korelasi atau keeratan antar variabel X1, X2 , X3 dan Y adalah 0.974. Korelasi

sebesar 0.974 membuktikan bahwa hubungan antar variabel X1, X2 , X3 dan Y

sangat erat karena berada diantara 0.50 0.100 (standar koefisien Guilford)

33
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat signifikasi variabel X1, X2 , X3

terhadap Jumlah simpanan bank BRI Kanca Sekayu. (Y), baik secara bersama-

sama (simultan) maupun secara individual (parsial), maka akan dilakukan uji

hipotesis sebagai berikut :

1. Pengujian Hipotesis Pendapatan Perkapita terhadap Jumlah Simpanan BRI

Kanca Sekayu Secara individual.

Untuk menguji hipotesis pengaruh pendapatan perkapita (X1) terhadap

jumlah simpanan BRI Kanca sekayu dengan menggunakan statistic uji t.

pengujian ini dilakukan dengan membandingkan tsig dengan =0.05 dengan

Kriteria keputusan adalah :

Jika tsig = 0,05, maka Ho diterima

Jika tsig = 0,05, maka Ho ditolak

Berdasarkan hasil analisis regresi tsig = 0.000 = 0,05 dengan demikian H0

ditolak, artinya pendapatan perkapita (X1) mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap jumlah simpanan di Bank BRI Kanca Sekayu.

2. Pengujian Hipotesis Tingkat Suku Bunga terhadap Jumlah Simpanan BRI

Kanca Sekayu Secara individual.

Untuk menguji hipotesis pengaruh tingkat suku bunga (X2) terhadap

jumlah simpanan BRI Kanca sekayu dengan menggunakan statistik uji t.

pengujian ini dilakukan dengan membandingkan tsig dengan =0.05 dengan

Kriteria keputusan adalah :

Jika tsig = 0,05, maka Ho diterima

Jika tsig = 0,05, maka Ho ditolak

34
Berdasarkan hasil analisis regresi tsig = 0.052 = 0,05 dengan demikian

H0 diterima, artinya tingkat suku bunga (X2) mempunyai berpengaruh tetapi

tidak signifikan terhadap jumlah simpanan di Bank BRI Kanca Sekayu.

3. Pengujian Hipotesis Tingkat Inflansi terhadap Jumlah Simpanan BRI Kanca

Sekayu Secara individual.

Untuk menguji hipotesis pengaruh tingkat inflansi (X3) terhadap jumlah

simpanan BRI Kanca sekayu dengan menggunakan statistik uji t. pengujian ini

dilakukan dengan membandingkan tsig dengan =0.05 dengan Kriteria

keputusan adalah :

Jika tsig = 0,05, maka Ho diterima

Jika tsig = 0,05, maka Ho ditolak

Berdasarkan hasil analisis regresi tsig = 0.017 = 0,05 dengan demikian H0

ditolak, artinya tingkat inflansi (X3) mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap jumlah simpanan di Bank BRI Kanca Sekayu.

4. Pengujian Hipotesis Pendapatan Perkapita Tingkat Inflansi dan Tingkat Suku

Bunga terhadap Jumlah Simpanan BRI Kanca Sekayu Secara bersama-sama.

Untuk menguji hipotesis pengaruh pendapatan perkapita (X1), tingkat

suku bunga (X2) dan inflansi (X3) terhadap jumlah simpanan BRI Kanca

sekayu (Y) dengan menggunakan statistik uji F. pengujian ini dilakukan

dengan membandingkan Fsig dengan =0.05 dengan Kriteria keputusan

adalah :

Jika Fsig = 0,05, maka Ho diterima

Jika Fsig = 0,05, maka Ho ditolak

35
Berdasarkan hasil analisis regresi tsig = 0.000 = 0,05 dengan demikian H0

ditolak, artinya pendapatan perkapita (X1), tingkat suku bunga (X2) dan

inflansi (X3) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah

simpanan di Bank BRI Kanca Sekayu.

3. Interpretasi

Analisis data perhitungan hipotesis di atas berupaya untuk memecahkan

masalah ditinjau melalui pendekatan statistika. Namun langka yang harus

ditempuh selanjutnya adalah menginterpretasikan hasil-hasil perhitungan statistika

ke dalam deskripsi

1. Pengaruh pendapatan perkapita terhadap jumlah simpanan masyarakat di PT

Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu secara invidual

Berdasarkan hasil dugaan regresi tersebut bahwa secara ekonomi persamaan

dugaan yang didapat sudah baik yang terlihat dari semua tanda parameter

dugaan dari variabel bebas sesuai dengan harapan yaitu bertanda positif untuk

variabel pendapatan per kapita yaitu memiliki koefisien regresi positif sebesar

0.358. Tanda positif pada parameter dugaan variabel pendapatan mengandung

arti bahwa apabila pendapatan per kapita masyarakat meningkat, maka jumlah

simpanan akan meningkat, demikian sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori

Keynes bahwa yang menentukan besarnya tabungan adalah besarnya

pendapatan, semakin besar pendapatan akan menyebabkan semakin besar juga

keinginan masyarakat menyimpan uangnya di Bank. Selain dilihat dari tanda

paramater dugaan, pada kreteria ekonomi juga dilihat dari besaran nilai

parameter dugaan. Apabila dilihat dari nilai parameter dugaan hasil

36
persamaan regresi di atas bahwa semuanya sesuai dengan teori. Untuk nilai

parameter dugaan variabel pendapatan per kapita sebesar 0,358 mengandung

arti apabila pendapatan per kapita masyarakat bertambah Rp 100.000, maka

jumlah simpanan akan meningkat sebesar Rp 35.800, cateris paribus. Ini

berarti ada 35,8 persen pendapatan tambahan akan disimpanan di Bank. Dan

kreteria statistik Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas bahwa dalam

persamaan signifikan pada tingkat kepercayaan paling rendah 95 persen atau

tingkat = 5 persen. Pendapatan per per kapita signifikan pada tingkat

kepercayaan 99 persen atau = 1 persen.

2. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap jumlah simpanan masyarakat di PT

Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu secara invidual

Berdasarkan hasil dugaan regresi tersebut bahwa persamaan dugaan tingkat

suku bunga bertanda positif yaitu 679.258,543 . Hal ini berarti apabila suku

bunga meningkat, maka jumlah simpanan juga akan meningkat. Kondisi ini

juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang

mendorong orang untuk menyimpan dananya di Bank adalah tingkat suku

bunga bank. Nilai parameter dugaan untuk variabel tingkat suku bunga

dengan nilai sebesar 679.258,543 yang berarti apabila tingkat suku bunga

bank meningkat sebesar satu persen, maka jumlah simpanan akan bertambah

sebesar Rp 679.258.543, cateris paribus, demikian sebaliknya. Dan kreteria

statistik Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas bahwa dalam persamaan

signifikan pada tingkat kepercayaan paling rendah 95 persen atau tingkat = 5

persen. Tingkat suku bunga signifkan pada tingkat kepercayaan 98 persen atau

= 2 persen

37
3. Pengaruh tingkat inflansi terhadap jumlah simpanan masyarakat di PT Bank

Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu secara invidual

Berdasarkan hasil dugaan regresi tersebut bahwa persamaan dugaan yang

didapat untuk variabel tingkat inflasi yaitu memiliki koefisien regresi negatif

sebesar-1298375.90. Hal ini berarti apabila tingkat inflasi naik, maka jumlah

simpanan akan berkurang. Hasil ini juga sesuai dengan teori ekonomi bahwa

apabila terjadinya inflasi atau kenaikan harga-harga secara umum, sedangkan

besarnya perndapatan tetap, maka secara riil orang menjadi lebih miskin,

kondisi ini menyebabkan orang akan mengurangi untuk menyimpan dananya

di Bank. Variabel tingkat inflasi dengan nilai sebesar -1.298.375,902 yang

mengandung arti bahwa apabila tingkat inflasi meningkat sebesar satu persen,

maka jumlah simpanan masyarakat akan berkurang sebesar Rp 1.298.375.902,

cateris raibus, demikian sebaliknya. Dan kreteria statistik Berdasarkan hasil

uji t pada tabel di atas bahwa dalam persamaan signifikan pada tingkat

kepercayaan paling rendah 95 persen atau tingkat = 5 persen. Variabel

tingkat inflansi signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen atau = 5

persen.

4. Pengaruh Pendapatan Perkapita Tingkat Inflansi dan Tingkat Suku Bunga

terhadap jumlah simpanan masyarakat di PT Bank Rakyat Indonesia Persero

Tbk Kantor Cabang Sekayu Secara bersama-sama.

Berdasarakan kreteria statistika bahwa persamaan regresi dugaan juga sudah

tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai uji F hitung sebesar 37,246

yang signifikan pada = 1 % atau tingkat kepercayaan 99 persen. Ini berarti

secara bersama-sama ketiga variabel bebas yaitu pendapatan per kapita

38
pendududuk Muba, tingkat suku bunga dan tingkat inflasi berpengaruh nyata

terhadap besarnya simpanan masyarakat di Bank BRI Cabang Sekayu.

Demikian halnya dengan indikator kreteria statistika lainnya yaitu nilai

koefisien determinasi (R2) yang didapat sebesar 94,9 persen yang mengandung

arti bahwa 94,9 persen variasi jumlah tabungan masyarakat di Bank BRI

Cabang Sekayu dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan per kapita, tingkat

suku bunga dan tingkat inflasi, sisanya 5,1 persen dijelaskan variabel lain

misalnya : Pelayanan terhadap nasabah, dan produk simpanan yang di

tawarkan oleh Bank.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitina dan analisis statistic yang telah dibahas di atas,

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Perkembangan jumlah simpanan di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk

Kantor Cabang Sekayu selalu mengalami peningkatan atau menunjukkan trend

yang cenderung positif walaupun setelah terjadinya krisis moneter.

2. Perkembangan pendapatan perkapita di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero

Tbk Kantor Cabang Sekayu menunjukkan peningkatan mulai tahun 2010

sampai tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2006 sampai dengan 2010

mengalami penurunan hal ini disebabkan adanya krisis dunia sehingga

mempengaruhi jumlah pendapatan masyarajat.

3. Perkembangan inflasi di kota Palembang tahun 2004 sampai tahun 2014

relatif tidak stabil. Terjadi kenaikan inflasi yang cukup signifikan pada tahun

39
2005 sebesar 19.92%% dan penurunan yang signifikan pada tahun 2009

sebesar 1.85%.

4. Perkembangan tingkat suku bunga selalu berfluktuasi dan mengalami

kenaikan yang signifikan pada tahun 2005 sebesar 12.75% .

5. Berdasarkan hasil dugaan regresi tersebut bahwa secara ekonomi persamaan

dugaan yang didapat sudah baik yang terlihat dari semua tanda parameter

dugaan dari variabel bebas sesuai dengan harapan yaitu bertanda positif untuk

variabel pendapatan per kapita (X1) dan suku bunga (X2), sedangkan untuk

variabel tingkat inflasi (X3) bertanda negatif.

6. Secara parsila pendapatan perkapita (X1) mempunyai pengaruh positif yaitu

sebesar 35.8%, tingkat suku bunga (X2) 679258.543% tingkat dan inflansi (X3)

yaitu 1298375.902%, terhadap jumlah simpanan di PT. Bank Rakyat Indonesia

Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu (Y)

7. Melalui hasil analisis regresi uji hipotesis pendapatan perkapita (X1), tingkat

suku bunga (X2) dan tingkat inflansi (X3) secara simultan mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah simpanan di Bank BRI Kanca

Sekayu.

8. Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas bahwa semua variabel bebas dalam

persamaan signifikan pada tingkat kepercayaan paling rendah 95 persen atau

tingkat = 5 persen. Pendapatan per per kapita signifikan pada tingkat

kepercayaan 99 persen atau = 1 persen, sedangkan variabel tingkat suku

bunga signifkan pada tingkat kepercayaan 98 persen atau = 2 persen dan

variabel tingkat bunga signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen atau =

5 persen.

40
9. Berdasarkan hasil regresi variable dependen Jumlah Simpanan PT. Bank

Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Cabang Sekayu nilai koefisien

determinasi (R2) yang didapat sebesar 94,9 persen yang mengandung arti

bahwa 94,9 persen variasi jumlah tabungan masyarakat di Bank BRI Cabang

Sekayu dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan per kapita, tingkat suku

bunga dan tingkat inflasi, sisanya 5,1 persen dijelaskan variabel lain dalam

model.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diberikan saran-saran sebagai

berikut :

1. Kepada Bank BRI Kanca Sekayu

Berkenaan dengan pihak perbankan didalam fungsinya sebagai lembaga

intermediasi diharapkan agar tetap meningkatkan pelayanannya dan tetap

menjaga kepercayaan masyarakat sebagai tempat yang aman dan tepat untuk

berinvestasi sehingga walaupun tingkat suku bunga turun dan inflasi naik,

jumlah simpanan masyarakat yang dapat dihimpun tidak menurun. Usaha

penghimpunan dana agar dapat di optimalkan melalui ekspansi kredit baik

kredit komsumtif melalui kredit kepada pegawai dan masyarakat melalui kredit

komersil serta kredit usaha rakyat.

2. Kepada peneliti lainnya

Disarankan untuk menambah variable-variabel lain yang sifatnya kualitatif

sehingga hasilnya dapat lebih menentukan pengaruh terhadap jumlah

simpanan. Bagi peneliti disarankan, agar dalam menggunakan model

41
persamaan simultan tidak hanya melihat pengaruh variable dependen

persamaan sebelumnya terhadap variable dependen persamaan berikutnya,

tetapi juga dapat melihat adanya pengaruh sebaliknya serta pengaruh langsung

maupun tidak langsung terhadap variable independen persamaan sebelumnya

terhadap variable dependen persamaan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra, 2001, Sektor Publik di Indonesia, Edisi pertama, Pusat


Pengembangan Akuntansi, FE UGM: Yogyakarta

Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang, 2013, Pedoman Penulisan


Skripsi dan Laporan Akhir, Edisi Pertama Cetakan Ketiga, Universitas
Tridinanti: Palembang.

Gujarati Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, diterjemahkan oleh Sumarno Zain,


Edisi kedua, Erlangga: Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri, 2004, Analisis Kritis Atas laporan Keuangan, PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.

Hariadi, Bambang, 2002, Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang, PT. BPFE:
Yogyakarta.

Imam Ghazali, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,


Universitas Diponegoro.

Jumingan, 2006, Analisis Laporan Keuangan, PT. Bumi Aksara: Jakarta.

Kasmir, 2004, Pusat Pengembangan Manajemen dan Akuntansi Fakultas


Ekonomi UGM, Edisi Pertama: Yogyakarta.

Lili M Sadeli dan Mardiasmo, 2002, Dasar-dasar Akuntansi dan Manajemen,,


Bumi Aksara: Jakarta

Mohammad Mahsun, 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Cetakan Pertama


Edisi Pertama, BPFE: Yogyakarta.

Mulyadi, 2005, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Salemba


Empat: Jakarta.

Mulyadi dan Jhony Setyawan, 2001, Sistem Perencanaan dan Pengendalian

42
Manajemen, Salemba Empat: Jakarta.

Ps, Djarwanto, 2004, Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, PT.
BPFE: Yogyakarta.

Rico Lesmana dan Rudy Surjanto, 2003, Financial Performance Analyzing, PT.
Elex Media Komputindo: Jakarta.

Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-Dasar pembelanjaan Perusahaan, Edisi


Keempat, PT. BPFE: Yogyakarta.
Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Singgih Santoso, 2000, Buku Latihan SPSS Parametrik, Elek Media Komputindo
: Jakarta.

Sritua Arief, 1993, Metodologi Penelitian Ekonomi, Universitas Indonesia:


Jakarta.

Sulbahri Madjir, dkk, 2013, Panduan Pengolahan Data Dengan Program SPSS.
Unsri Press.

Sulbahri Madjir, Kamsrin Sai, 2013, Pedoman Penulisan Tesis, Penerbit Unsri
Palembang.

43

Anda mungkin juga menyukai