Anda di halaman 1dari 14

D.

Nursing Care Plan

Planning
No. Diagnosa Keperawatan
Patient Out Come Intervention (NIC) Rationale
(SMART)
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Hasil dari pemeriksaan
nyeri di tandai dengan : selama 1 x 7 jam, masalah pasien tanda-tanda vital
keperawatan menunjukkan keadaan
Data Subyektif : ketidakefektifan pola umum pasien dan
Pasien mengatakan napas terasa sesak dan napas berhubungan dengan untuk menentukan
terasa nyeri pada bagian dada sampai tembus ke nyeri dapat berkurang atau intervensi selanjutnya
belakang teratasi dengan kriteria 2. Berikan pasien semi 2. Untuk memaksimalkan
hasil : fowler pada pasien potensial ventilasi
Data Obyektif : 1. Secara verbal, pasien 3. Pantau pola 3. Untuk mengetahui
1. Keadaan umum pasien tampak lemah mengatakan sesak pernapasan dan tindakan selanjutnya
2. Pasien tampak sesak berkurang auskultasi suara napas yang akan dilakukan
3. PQRST (P = saat beristirahat/tertidur nyeri 2. Menunjukkan irama serta mengetahui
muncul tiba-tiba, Q = nyeri terasa nyut- napas, frekuensi adanya suara napas
nyutan, R = pada daerah dada sampai pernapasan dalam tambahan
tembus ke belakang, S = skala nyeri 6 (0-10) rentang normal, dan 4. Ajarkan teknik 4. Untuk
nyeri sedang, T = nyeri dirasakan selama tidak ada suara napas relaksasi mengoptimalkan dan

23
20-30 menit tambahan memperbaiki pola
4. Kesadaran compos mentis 3. Suara napas efektif pernapasan pasien
5. GCS (Eye 4, Verbal 5, Motorik 6) (tidak ada dispnea) 5. Kolaborasi pemberian 5. Untuk membantu
6. TTV (Temp = 36,2oC, Pulse = 80x/menit, 4. TTV dalam batas terapi O2 pernapasan pasien
Resp = 24x/menit, Blood Pressure = 130/90 normal :
mmHg) T = 36oC - 37oC
7. Auskultasi Aorta (linea sterna kanan ICS 2 P = 80-100x/menit
(bunyi jantung S1, S2, dan S3/gallop) yang R = 16-24x/menit
diakibatkan katup aorta mengalami BP = 120/80 mmHg
regurgitasi

24
No. Diagnosa Keperawatan Implementation Evaluation Paraf

1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan 1. Mengkaji tanda-tanda vital S:


nyeri di tandai dengan : pasien seperti mengkaji suhu Pasien mengatakan napas
tubuh menggunakan masih terasa sesak dan terasa
Data Subyektif : termometer, mengkaji nadi nyeri pada bagian dada sampai
Pasien mengatakan napas terasa sesak dan terasa dengan teknik palpasi arteri tembus ke belakang
nyeri pada bagian dada sampai tembus ke radialis, mengkaji pernapasan
belakang dengan teknik inspeksi dan O:
palpasi pada saat pasien 1. Keadaan umum pasien
Data Obyektif : inspirasi dan ekspirasi, dan tampak lemah
8. Keadaan umum pasien tampak lemah mengkaji tekanan darah 2. Pasien tampak sesak (+)
9. Pasien tampak sesak menggunakan stetoskop dan 3. Kesadaran compos mentis
10. PQRST (P = saat beristirahat/tertidur nyeri sphygmomanometer (Temp = 4. GCS (Eye 4, Verbal 5,
muncul tiba-tiba, Q = nyeri terasa nyut- 36,2oC, Pulse = 80x/menit, Motorik 6)
nyutan, R = pada daerah dada sampai tembus Resp = 24x/menit, Blood 5. TTV
ke belakang, S = skala nyeri 6 (0-10) nyeri Pressure = 130/90 mmHg) Temp = 36oC
sedang, T = nyeri dirasakan selama 20-30 (21:00 WITA) Pulse = 83x/menit
menit 2. Memberikan posisi semi fowler Resp = 24x/menit
11. Kesadaran compos mentis pada pasien dengan menaikkan Blood Pressure = 130/90
12. GCS (Eye 4, Verbal 5, Motorik 6) bed/tempat tidur mmHg)
13. TTV (Temp = 36,2oC, Pulse = 80x/menit, setinggi/dengan ketinggian 45o

25
Resp = 24x/menit, Blood Pressure = 130/90 (21:03 WITA) A:
Masalah keperawatan
mmHg) 3. Memantau pola pernapasan dan
ketidakefektifan pola napas
14. Auskultasi Aorta (linea sterna kanan ICS 2 auskultasi suara napas dengan
berhubungan dengan nyeri
(bunyi jantung S1, S2, dan S3/gallop) yang melakukan inspeksi dan
belum teratasi
diakibatkan katup aorta mengalami auskultasi menggunakan
regurgitasi stetoskop dan didapatkan hasil
P:
pasien sesak (dispnea) dan
Lanjutkan intervensi (1,2,4,5)
suara napas vesikuler (21:10
1. Kaji tanda-tanda vital
WITA)
pasien
4. Mengajarkan pasien teknik
2. Posisikan pasien semi
relaksasi dengan latihan napas
fowler
dalam (tarik napas dalam lewat
3. Anjurkan pasien
hidung, tahan, kemudian
menerapkan teknik
hembuskan perlahan lewat
relaksasi
mulut) dan merelaksasikan diri
4. Kolaborasi pemberian
(baik fisik maupun psikis
terapi O2
pasien) (21:15 WITA)
5. Berkolaborasi pemberian terapi
O2 dengan nasal cannula (2 L)
(21:00 WITA)

26
Planning
No. Diagnosa Keperawatan
Patient Out Come Intervention (NIC) Rationale
(SMART)
2. Nyeri akut berhubungan dengan berkurangnya Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda-tanda vital. 1. Kaji tanda-tanda vital
suplai darah ke miokard di tandai dengan : selama 1 x 7 jam, masalah dapat mengetahui
keperawatan nyeri akut perkembangan pasien
Data Subyektif : berhubungan dengan untuk intervensi
Pasien mengatakan nyeri dada sampai tembus berkurangnya suplai darah selanjutnya.
ke belakang ke miokard dapat 2. Kaji karakteristik nyeri 2. Membantu dalam
berkurang atau teratasi yang di rasakan pasien. evaluasi kebutuhan dan
Data Obyektif : dengan kriteria hasil : keefektifan intervensi.
1. Keadaan umum pasien tampak lemah 1. Ekspresi wajah pasien 3. Berikan posisi yang 3. Posisi yang nyaman
2. Ekspresi wajah pasien tampak meringis tampak rileks nyaman bagi pasien. dapat mengurangi rasa
3. Ada nyeri tekan di ICS 5, pulsasi apek 2. Pasien mampu nyeri yang di rasakan
jantung teraba PMI (ICS 5 midklavikula kiri) mendemonstrasikan pasien.
4. PQRST (P = saat beristirahat/tertidur nyeri teknik relaksasi 4. Ajarkan teknik 4. Mengurangi nyeri
muncul tiba-tiba, Q = nyeri terasa nyut- dengan napas dalam relaksasi dan distraksi secara mandiri.
nyutan, R = pada daerah dada sampai 3. Tidak ada keluhan pada pasien.
tembus ke belakang, S = skala nyeri 6 (0-10) nyeri atau nyeri 5. Kendalikan faktor 5. Lingkungan yang
nyeri sedang, T = nyeri dirasakan selama berkurang (nyeri lingkungan yang dapat tenang akan membantu
20-30 menit) ringan 1-3) mempengaruhi respon pasien berelaksasi

27
5. Kesadaran compos mentis 4. Menunjukkan perilaku pasien terhadap
6. GCS (Eye 4, Verbal 5, Motorik 6) penanganan nyeri ketidaknyamanan
7. TTV (Temp = 36,2oC, Pulse = 80x/menit,
Resp = 24x/menit, Blood Pressure = 130/90 6. Kolaborasi pemberian 6. Pemberian obat untuk
mmHg) obat kardiovaskuler pencegahan dan
8. Auskultasi Aorta (linea sterna kanan ICS 2 (ISDN 1 x 5 mg). pengobatan angina dan
(bunyi jantung S1, S2, dan S3/gallop) yang untuk mengurangi rasa
diakibatkan katup aorta mengalami nyeri
regurgitasi

28
No. Diagnosa Keperawatan Implementation Evaluation Paraf

2. Nyeri akut berhubungan dengan berkurangnya 1. Mengkaji tanda-tanda vital S:


suplai darah ke miokard di tandai dengan : pasien seperti mengkaji suhu Pasien mengatakan dada
tubuh menggunakan masih terasa nyeri sampai
Data Subyektif : termometer, mengkaji nadi tembus ke belakang
Pasien mengatakan nyeri dada sampai tembus dengan teknik palpasi arteri
ke belakang radialis, mengkaji pernapasan O:
dengan teknik inspeksi dan 1. Keadaan umum pasien
Data Obyektif : palpasi pada saat pasien tampak lemah
9. Keadaan umum pasien tampak lemah inspirasi dan ekspirasi, dan 2. Ekspresi wajah pasien
10. Ekspresi wajah pasien tampak meringis mengkaji tekanan darah tampak meringis (+)
11. Ada nyeri tekan di ICS 5, pulsasi apek jantung menggunakan stetoskop dan 3. PQRST (P = saat
teraba PMI (ICS 5 midklavikula kiri) sphygmomanometer (Temp = beristirahat/tertidur nyeri
12. PQRST (P = saat beristirahat/tertidur nyeri 36,2oC, Pulse = 80x/menit, muncul tiba-tiba, Q = nyeri
muncul tiba-tiba, Q = nyeri terasa nyut- Resp = 24x/menit, Blood terasa nyut-nyutan, R =
nyutan, R = pada daerah dada sampai tembus Pressure = 130/90 mmHg) pada daerah dada sampai
ke belakang, S = skala nyeri 6 (0-10) nyeri (21:00 WITA) tembus ke belakang, S =
sedang, T = nyeri dirasakan selama 20-30 2. Mengkaji karakteristik nyeri skala nyeri 6 (0-10) nyeri
menit) yang di rasakan pasien PQRST sedang, T = nyeri dirasakan
13. Kesadaran compos mentis (P = saat beristirahat/tertidur selama 20-30 menit)
14. GCS (Eye 4, Verbal 5, Motorik 6) nyeri muncul tiba-tiba, Q = 4. Kesadaran compos mentis

29
15. TTV (Temp = 36,2oC, Pulse = 80x/menit, nyeri terasa nyut-nyutan, R = 5. GCS (Eye 4, Verbal 5,
Resp = 24x/menit, Blood Pressure = 130/90 pada daerah dada sampai Motorik 6)
mmHg) tembus ke belakang, S = skala 6. TTV
16. Auskultasi Aorta (linea sterna kanan ICS 2 nyeri 6 (0-10) nyeri sedang, T = Temp = 36oC
(bunyi jantung S1, S2, dan S3/gallop) yang nyeri dirasakan selama 20-30 Pulse = 83x/menit
diakibatkan katup aorta mengalami regurgitasi menit) (21:03 WITA) Resp = 24x/menit
3. Memberikan posisi nyaman Blood Pressure = 130/90
untuk pasien dengan mmHg)
memberikan pasien posisi semi
fowler (menaikkan bed/tempat
A:
tidur setinggi/dengan ketinggian Masalah keperawatan nyeri
45o) (21:05 WITA) akut berhubungan dengan
4. Mengajarkan teknik relaksasi berkurangnya suplai darah ke
dengan latihan napas dalam miokard belum teratasi
(tarik napas dalam lewat
P:
hidung, tahan, kemudian
Lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5)
hembuskan perlahan lewat
1. Kaji tanda-tanda vital
mulut) dan teknik distraksi
2. Kaji karakteristik nyeri
dengan menggunakan distraksi
yang di rasakan pasien
pendengaran (pasien
3. Berikan posisi yang
mendengarkan musik untuk
nyaman bagi pasien

30
pengalihan terhadap nyeri yang 4. Anjurkan pasien
dirasakan) (21:10 WITA) menerapkan teknik
5. Mengendalikan faktor relaksasi dan distraksi pada
lingkungan yang dapat pasien
mempengaruhi respon pasien 5. Kendalikan faktor
terhadap ketidaknyamanan lingkungan yang dapat
dengan menghimbau/meminta mempengaruhi respon
kepada keluarga pasien dan pasien terhadap
pasien-pasien lain beserta ketidaknyamanan
keluarganya untuk tetap 6. Kolaborasi pemberian obat
menjaga ketenangan/tidak ribut kardiovaskuler (ISDN 1 x 5
(21:30 WITA) mg)
6. Berkolaborasi pemberian obat
kardiovaskuler (ISDN 1 x 5
mg) (21:00 WITA)

31
Planning
No. Diagnosa Keperawatan
Patient Out Come Intervention (NIC) Rationale
(SMART)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Mengetahui kesadaran,
halangan lingkungan (bising) di tandai dengan : selama 1 x 24 jam, pasien dan kondisi tubuh
masalah keperawatan dalam keadaan normal
Data Subyektif : gangguan pola napas atau tidak
Pasien mengatakan susah untuk tidur karena berhubungan dengan 2. Kaji pola tidur 2. Untuk mengetahui
keluhan yang dialami serta ditambah lagi pasien halangan lingkungan kemudahan dalam
yang ada disebelah bed tampak gelisah dan (bising) dapat berkurang tidur
mengeluarkan suara yang berisik atau teratasi dengan 3. Kaji faktor yang 3. Untuk
kriteria hasil : menyebabkan mengidentifikasi
Data Obyektif : 1. Melaporkan gangguan tidur (nyeri, penyebab aktual dari
1. Keadaan umum pasien tampak lemah istirahat/tidur yang takut, stress, ansietas, gangguan tidur pada
2. Kesadaran compos mentis optimal ( 8 jam) imobilitas, gangguan pasien
3. GCS (Eye 4, Verbal 5, Motorik 6) 2. Mempertahankan (atau eliminasi seperti sering
4. TTV (Temp = 36,2oC, Pulse = 80x/menit, membentuk) pola tidur berkemih, gangguan
Resp = 24x/menit, Blood Pressure = 130/90 untuk memberikan metabolisme,
mmHg) energi yang cukup gangguan transportasi,
dalam menjalani lingkungan yang asing,
aktivitas sehari-hari. temperature, aktivitas

32
yang tidak adekuat)
4. Ajarkan teknik 4. Untuk menenangkan
distraksi dan relaksasi pikiran dan
mengurangi keluhan
pasien

5. Ciptakan suasana 5. Untuk membantu


nyaman, Kurangi atau pasien relaksasi saat
hilangkan distraksi tidur
lingkungan dan
gangguan tidur
6. Batasi pengunjung 6. Tidur akan sulit
selama periode dilakukan tanpa
istirahat yang optimal relaksasi

33
No. Diagnosa Keperawatan Implementation Evaluation Paraf

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan 1. Mengkaji tanda-tanda vital S:


halangan lingkungan (bising) di tandai dengan : pasien seperti mengkaji suhu Pasien mengatakan masih
tubuh menggunakan susah untuk tidur karena
Data Subyektif : termometer, mengkaji nadi keluhan yang dialami.
Pasien mengatakan susah untuk tidur karena dengan teknik palpasi arteri Walaupun keluarga pasien
keluhan yang dialami serta ditambah lagi pasien radialis, mengkaji pernapasan sudah tenang, akan tetapi
yang ada disebelah bed tampak gelisah dan dengan teknik inspeksi dan pasien yang ada disebelah bed
mengeluarkan suara yang berisik serta keluarga palpasi pada saat pasien tampak gelisah serta
pasien ada yang mengobrol diwaktu istirahat inspirasi dan ekspirasi, dan mengeluarkan suara yang
mengkaji tekanan darah berisik dan hal itu terjadi terus
Data Obyektif : menggunakan stetoskop dan menerus
5. Keadaan umum pasien tampak lemah sphygmomanometer (Temp =
6. Kesadaran compos mentis 36,2oC, Pulse = 80x/menit, O:
7. GCS (Eye 4, Verbal 5, Motorik 6) Resp = 24x/menit, Blood 1. Keadaan umum pasien
8. TTV (Temp = 36,2oC, Pulse = 80x/menit, Pressure = 130/90 mmHg) tampak lemah
Resp = 24x/menit, Blood Pressure = 130/90 (21:00 WITA) 2. Kesadaran compos mentis
mmHg) 2. Mengkaji pola tidur pasien 3. GCS (Eye 4, Verbal 5,
dengan mengkaji kebiasaan Motorik 6)
banyaknya tidur pasien ( 7 4. TTV
jam/hari, kebiasaan menjelang Temp = 36oC

34
tidur (membaca buku), waktu Pulse = 83x/menit
yang diperlukan untuk dapat Resp = 24x/menit
tidur ( 10-15 menit), Blood Pressure = 130/90
lingkungan tidur sehari-hari mmHg)
(cahaya redup dan tidak ada
kebisingan), dan posisi tubuh A:
sewaktu tidur (biasanya Masalah keperawatan
terlentang) (21:07 WITA) gangguan pola tidur
3. Kaji faktor yang menyebabkan berhubungan dengan halangan
gangguan tidur, dimana faktor lingkungan (bising) belum
yang menyebabkan gangguan teratasi
tidur adalah keluhan sesak
P:
napas dan nyeri yang dirasakan
Lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5)
serta kondisi/keadaan
1. Kaji tanda-tanda vital
lingkungan rumah sakit yang
pasien
bising (21:09 WITA)
2. Kaji pola tidur
4. Mengajarkan teknik relaksasi
3. Kaji faktor yang
dengan latihan napas dalam
menyebabkan gangguan
(tarik napas dalam lewat
tidur (nyeri, takut, stress,
hidung, tahan, kemudian
ansietas, imobilitas,
hembuskan perlahan lewat
gangguan eliminasi seperti

35
mulut) dan teknik distraksi sering berkemih, gangguan
dengan menggunakan distraksi metabolisme, gangguan
pendengaran (pasien transportasi, lingkungan
mendengarkan musik untuk yang asing, temperature,
pengalihan terhadap nyeri yang aktivitas yang tidak
dirasakan) (09:10 WITA) adekuat)
5. Menciptakan suasana nyaman, 4. Anjurkan pasien
kurangi atau hilangkan distraksi menerapkan teknik
lingkungan dan gangguan tidur distraksi dan relaksasi
dengan menghimbau/meminta 5. Ciptakan suasana nyaman,
kepada keluarga pasien dan Kurangi atau hilangkan
pasien-pasien lain beserta distraksi lingkungan dan
keluarganya untuk tetap gangguan tidur
menjaga ketenangan/tidak ribut
(09:30 WITA)
6. Membatasi pengunjung selama
periode istirahat yang optimal
(09:30 WITA)

36

Anda mungkin juga menyukai