Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Operasi section caesarea mempunyai dan pakter sendiri pada ibu

antara lain tindakan ansestesi keadaan sepsis yang berat, mobilisasi

terganggu, adanya tromboemboli, Activity of Daily Living (ADL)

tergantung, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tidak dapat terpenuhi.

Tergantungnya IMD mengakibatkan masalah pada proses menyusui serta

produksi ASI pada ibu. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa

tidak dilakukan IMD dapat mengakibatkan produksi ASI menurun karena

rangsangan hisapan bayi berkurang, penelitian serupa menunjukkan

penurunan hisapan bayi juga menurunkan stimulus hormone prolaktin dan

oksitosin, sedangkan hormone prolaktin dan oksitosin sangat berperan

dalam kelancaran produksi ASI (Purnama, 2013 dalam Handayani, 2014).

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik dan yang paling

ideal untuk bayi, karena ASI mengandung semua zat gizi yang di perlukan

dalam jumlah dan pertimbangan yang tepat. Kolostrum merupakan cairan

vicous yang keluar dari payudara pada beberapa jam pertama kehidupan

yang mengandung kaya akan sekretori Immunoglobin A (Ig A) yang

mengandung zat kekebalan tubuh untuk melindungi bayi dari berbagai

penyakit infeksi terutama diare (Zamzara, 2015).


World Health Organization (WHO) mengeluarkan standar

pertumbuhan anak yang kemudian diterapkan diseluruh dunia yang isinya

adalah menekankan pentingnya pemberian ASI sambil tetap disusui

hingga usia mencapai 2 tahun. Sejalan dengan peraturan yang ditetapkan

oleh WHO.Di Indonesia juga menerapkan peraturan terkait pentingnya ASI

yaitu dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33/2012

tentang Pemberian ASI Eksklusif, Peraturan ini menyatakan kewajiban ibu

untuk menyusui bayinya sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan

(Wulandari, 2014).cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan

berfluktuatif. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

2007 menunjukkan cukupan ASI eksklusif bay 0-6 bulan sebesar 32%

yang bmenunjukkan kenaikan yang bermakna menjadi 42% pada tahun

2012. Di Aceh cukupan pemberian ASI eklusif 48,8% tahun 2013

(Riskesdas, 2013).

Penurunan produksi ASI dialami oleh ibu yang melahirkan dengan

operasi cekcio cecarease hingg a ibu mengalami kesulitan pada saat

menyusui bayinya (Soraya, 2005 dalam Albetina, 2015). Keadaan ini

mempengaruhi produksi ASI diantaranya penggunaan obat-obatan yang

digunakan pada saat operasi ibu memerlukan waktu untuk memulihkan

kondisinya akibat nyeri setelah operasi serta kondisi psikologi/emosi ibu.

Nyeri yang ditimbulkan setelah operasi dapat mempengaruhi ibu dalam

memberikan perawatan pada bayi, Pada nyeri sedang sampai berat dapat
menyebabkan ibu menunda untuk menyusui sehingga akan mengganggu

reflek let down (Albertina, 2015).

Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi

hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payud ara yaitu

Progesteron, Estrogen, Follicle stimulating hormone (FSH), Luteinizing

hormone (LH), Prolaktin, Oksitosin, Human placental lactogen (Sri sulung,

2012). hormone estrogen dan progetron turun secara drastic sehingga

digantikan oleh hormone prolaktin dan oksitosin. Hormone prolaktin dan

oksitosin memainkan peran dalam proses laktasi sehingga pengeluaran

ASI akan lancar. Tidak keluarnya ASI bukan karena produksi ASI yang

tidak ada atau tidak mencukupi, tetapi sering kali produksi ASI cukup

namun pengeluarannya terhambat akibat hambatan sekresi oksitosin

(Azizah, 2017).

Oksitosin selain menyebabkan kontraksi pada uterus juga membantu

pengeluaran ASI yaitu berkontraksi pada selepitel alveoli pada let-down

reflekse hingga akan membantu proses laktasi. Pijat oksitosin dilakukan

dengan memijat sepanjang tulang belakang verbal dengan costa kelima

atau keenam yang kemudian akan mengirimkan pesan berupa

neurotransnmiter melalui medulla oblongata kepada hipotalamus sehingga

terjadi sekresiok sitosin oleh hipofisis posterior (Azizah, 2017).

Menurut Sri sulung (2012) ada beberapa yang mempengaruhi

pengeluaran ASI yaitu menghisap putting susu, menyusu yang tidak tepat,
mengosongkan payudara dengan benar ,Pijat oksitosin ini dilakukan pada ibu

setelah melahirkan untuk membantu kerja hormone oksitosin dalam

pengeluaran ASI, mempercepat syaraf para simpatis menyampaikan

sinyal keotak bagian belakang untuk merangsang kerja oksitosin dalam

mengalirkan ASI agar keluar. Tindakan massage rolling punggung dapat

mempengaruhi hormone prolaktin yang berfungsi sebagai stimulus

produksi ASI pada ibu selama menyusui. Tindakan ini juga dapat

membuat rileks pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta saluran ASI

pada kedua payudara (Azizah, 2017).

Pijat oksitosin belum diketahui banyak ibu post partum, tetapi telah

diadakan seminar dan pelatihan pijat oksitosin dibeberapa tempat. Pijat

oksitosin lebih banyak dikenal masyarakat dipulau Jawa. Untuk kepulauan

Riau sendiri dari 3(tiga) Rumah sakit yang ada, belum ada yang

melakukan pijat oksitosin untuk ibu post partum. Tahun 2012 jumlah

persalinan spontan di RSUD provinsi kepri 140 orang dan tahun 2013

meningkat 2 kali lipat yaitu 276 orang. Dan kemungkinan terjadi kenaikan

lagi tahun 2014 (Wulandari, 2014).

Hasil survey yang dilakukan penelitidari 3 rumah sakit, ternyata ada 2

rumah sakit yang melakukan pijat oksitosin pada ibu post partum ,yaitu:

Rumah Sakit Abddul Wahab Sjahranie samarinda dan RSIA Aisyiyah

Samarinda (Albertina, 2015).

Hasil survey di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie samarinda yang

peneliti lakukan dari tanggal 10-14 desember 2013 terhadap 25 ibu post
partum seksio sesarea. Dari 25 ibu post partum seksio sesarea hanya 15

orang yang dilakukan pijat oksitosin. sedangkan survey yang penelitian

laku-kan di RSIA Aisyiyah samarinda yang dilakukan pada ibu post

partumbaik yang spontan maupun yang seksio sesarea (Albertina, 2015).

Observasi yang penelitilakukan di RSIA Aisyayah terhadap 10 ibu post

partum seksio sesarea yang diberikan pijat oksitosin diperoleh hasil

sebanyak 6 orang produksi ASInya lancar dilihat dari payudara yang

kencang, ASI banyak merembes keluar melalui putting susu yang

menunjukkan bahwa ASI lancar, sementaraitu 4 orang produksi ASInya

tidak lancar dilihat dari payudara ibu tidak kencang (Albertina, 2015).

Anda mungkin juga menyukai