Anda di halaman 1dari 13

Hidup Dengan Ilmu

Berenang itu mudah kok mas, yang penting tenang dan jangan panik pas di air. Inget mas,
normalnya tuh kita ngambang, untuk bisa tenggelam itu perlu usaha

Secara meyakinkan saya menceramahi orang yang belum bisa renang dengan berapi-api
(padahal lagi di air hehe..), gaya saya sangat meyakinkan dan kayak pro

Padahal saya juga baru bisa renang, tahun lalu saya termasuk yang diceramahi
@cahyoahmadirsyad dan @husainassadi, bos-bos di @YukNgajiID tentang renang itu

Dalam hati saya waktu itu, "iya antum ngomongnya enak, jangan paik - jangan panik, lha
saya denger antum ngomong gitu aja udah panik" hahaha.. maklum pemula

Mungkin yang saya ceramahi tentang renang gitu juga kali rasanya ya hehe.. Poinnya bukan
paniknya, poinnya adalah, memahami ilmu itu justru memberikan ketenangan

Dulu saat belum bisa renang saya takut tenggelam karena belum punya ilmu, setelah lumayan
bisa renang, justru saya jadi tahu tenggelam itu susah, harus ada ilmunya

Sekarang jadi lebih tenang sebab punya ilmu, sebab by default manusia itu ngambang di air,
apalagi di laut. Lha gerakan-gerakan panik itu yang malah buat jadi tenggelam

Poinnya lagi, memahami ilmu itu menenangkan. Maka saya kaget kemarin ada yang bilang,
"Saya takut belajar, nanti tahu lebih banyak, jadi ada kewajiban lebih banyak", Nah

Salah besar, gini lo bro-sis, hidup itu mesti ada masalah, apakah lu miskin atau lu kaya, pinter
atau kurang cerdas, belajar atau nggak, pasti terus akan ada masalah selama hidup

Pertanyaannya, mau bermasalah saat berilmu atau pas belum berilmu? mau punya masalah
pas sudah siap atau belum siap? Itu aja pilihannya, mana yang kita pilih?
Lha berenang aja perlu ilmu, lu pikir kehidupan nggak perlu? Masak nunggu kecebur dulu
baru belajar renang? Masak nunggu sekarat dulu baru belajar Islam? Yo selak mati

Nah, Islam itu ilmu kehidupan, solusi segala masalah. Kamu jauh dari Islam, hidupmu mesti
masalah. Nyelem aja kudu ngilmu, opomeneh nyelemi hidup sama kamu. Iya kamu.

Dus, belajarlah sebelum terlambat, @YukNgajIID Islam, kaji tsaqafah Islam, selagi Allah
masih kasih kamu kesempatan dan kesehatan dalam hidup. Leres?

On pic: saya lagi belajar nyelem sambil mengamati ikan ribuan jumlahnya, kok bisa dari lahir
sudah nyelem nggak timbul-timbul, lha saya baru 20 detik sudah semaput

Via Telegram 13 Maret 2017


Sederhananya Hijab

Hijab itu salah satu cara Allah memuliakan wanita, yaitu dengan menahan pandangan lelaki
kecuali mahramnya wanita. Dengan itu wanita terjaga kemuliaan dirinya

Dengan hijab itu Muslimah menjaga dirinya dan melatih ketaatan, sampai satu hari kelak
seorang lelaki yang taat melamarnya juga karena ketaatannya kepada Allah

Maka hijab bukanlah sebuah hal yang luarbiasa yang harus dipikir berkali-kali sebelum
dikenakan atau perlu pertimbangan yang berat, sebab itu pinta Allah bagi Muslimah

Anggaplah hijab itu pakaian harian, karena begitulah fungsinya, pakaian sehari-hari yang
dikenakan Muslimah, bukan pakaian dalam kesempatan tertentu atau khusus

Itu sebabnya mengapa hijab itu sederhana dan tidak merepotkan, memudahkan bukan malah
menyusahkan. Semakin paham seorang Muslimah, semakin sederhana hijabnya

Sayangnya tidak jarang kita temukan, hijab yang justru mempersulit pemakainya, baik dalam
hal harga, gaya, atau pernak-perniknya. Hijab tak lagi bisa dipakai sehari-hari

Sederhanalah dalam berhijab, sebab ketaatan itu sederhana, maka akan sederhana pula pola
pikir kita dalam ketaatan, dan akan ssederhana pula hidup kita nanti

Jangan dirumitkan dengan perkara-perkara yang tidak Allah pinta, dalam hijab yang
diperintah hanya kerudung yang menutupi dada, dan jilbab luas yang diulurkan hingga kaki

On pic: rihlah team @hijabalila di Belitung, tetap berhijab syar'i, tidak ada alasan dalam
ketaatan pada Allah. Sebab hijab memang seharusnya jadi pakaian keseharian

Via Telegram, 10 Maret 2017


Agresif Atau Pasif?

Susahnya jadi wanita, bila sedikit agresif lelakinya takut lalu kabur, bila dianya pasif
lelakinya nggak peka dan nggak nyadar-nyadar, dikasi kode juga budek dan nggak nangkep

Ya memang itulah sebagai wanita harus banyak sabar, ngasih kodenya, agresifnya, ngasi
sinyalnya nggak usah ke manusia, langsung aja ke yang punya hati manusia

Karena dalam Islam, memang nggak ada ceritanya hubungan lelaki wanita yang halal selain
pernikahan, jadi ya nggak ada ceritanya pacaran dan segala macem turunannya

Juga nggak ada kakak-adekan, mamih-papihan, atau TTM temen tapi mesum hehehe.. nggak
ada, modus pacaran syariah atau pacaran ideologis juga nggak ada kamusnya

Tapi kalau kamu belum siap, nggak usah main sebut-sebut nama dia dalam doa, ya untuk apa
gitu loh? Lha kamunya aja belum siap, terus kalau dia mau kami siap nikah gitu?

Nah kecuali kalo kamu sudah siap, siap mental, fisik, skill, dan tentu siap ilmu agama, iman
dan tau hak kewajiban serta tujuan menikah, boleh deh doa sama Allah seriusan

Dan kalau wanita sudah berilmu, dia nggak akan minta "Ya Allah harus dia yang jadi
pasanganku, kalau bukan dia aku nggak mau ya Allah, tolong banget ya Allah", ya nggak gitu

Doa yang sudah berilmu beda, ya Allah, jadikan yang terbaik yang jadi pasanganku, yang
bisa mengawalku jauh dari neraka dan membimbingku ke surga-Mu", nah itu bener

Minta aja sama Allah kalau sudah siap, dan yakin Allah punya cara ngatur rezeki hamba-
hamba-Nya yang salihah kayak kamu, nggak perlu dengan mengorbankan kehormatanmu

Cicak aja dikasi rezeki, asal mau merayap diem-diem, inget kan lagunya, cicak merayap
diem-diem, eh dateng nyamuknya. Rezeki tuh gitu, mendatangi kamu insyaAllah
Kalau cicak merayap diem-diem, ya karena itu perintah buat dia. Kalau kamu, ya laksanakan
perintah Allah, semuanya, taat pada Allah, insyaAllah nanti dateng deh tuh nyamuk

Ehh salah, dateng deh tuh rezeki maksudnya hehe.. Inget, bukan kapan nikahnya yang
penting, tapi KARENA siapa kita menikah, dan apakah ALLAH ridha dengan nikah itu

Via Telegram, 9 Maret 2017


Islam Memuliakan Wanita

Wanita barat dulu didiskriminasi oleh lelaki, karenanya muncul gerakan feminisme. Anehnya,
justru mereka menjadikan standar pencapaiannya adalah lelaki

Mereka menuntut kesetaraan gender, bahwa wanita haruslah setara dengan lelaki. Tanpa
sadar mereka menjadikan diri berlomba dengan lelaki merebutkan pialanya lelaki

Bila lelaki dapat pendidikan kami juga mau, kalau lelaki bekerja kami juga mau, bila lelaki
bisa memimpin kami juga mau. Tanpa sadar justru mereka jadikan lelaki sebagai standar

Sekarang, setelah mereka mendapat kesetaraan sama dengan lelaki, justru di barat ramai
berkembang anti-feminisme. Mereka sadar bahwa setara justru merugikan

Sebab lelaki dan wanita memang tercipta tak sama, dengan fungsi dan kelebihan yang
berbeda, dengan tugas dan kemuliaan masing-masing yang tak perlu diperdebatkan

Islam datang menempatkan lelaki dan wanita pada posisinya. Bukan berkompetisi tapi saling
melengkapi, bukan bersaing tapi saling membantu dalam ketaatan

Maka ketika Islam datang, wanita ditempatkan dalam kemuliaan fitrahnya, tidak
membebaskan seperti wanita barat, juga tak mengekangnya sebagaimana peradaban dahulu
kala

Islam menempatkan wanita dalam kemuliaannya sebagai "ibu dan pengelola rumahtangga",
menjadikannya ratu dirumahnya sendiri, tanpa mengekang kreativitas wanita itu

Islam memuliakan wanita dengan memberinya posisi sesuai fitrah, di sisi lain juga
memberikan ruang bagi wanita untuk beraktivitas sesuai dengan keinginannya, dalam koridor
syar'i
Islam menyemangati wanita untuk terdidik, bahkan ikut ambil bagian dalam dakwah, dan
amal-amal kebaikan lain yang tak terhitung bidangnya, denagn tetap melindunginya

Lihat betapa peradaban Islam telah menjadikan wanita mulia posisinya, tak seperti yang kita
lihat sekarang, kebebasan yang kebablasan justru merusak para wanita

Hanya Islam yang mampu membentuk wanita sehebat Khadijah, semurni Maryam,
seistiqamah Asiyah dan selembut Fatimah, dikagumi manusia dirindu penduduk surga

Sementara feminisme malah membawa wanita ke jurang setara yang semu, Islam
menawarkan kesetaraan hakiki, yakni sama-sama taat pada Allah Swt, dengan caranya sendiri

Via Telegram, 8 Maret 2017


Pengen Cowok Salih

Si cewek bilang mau dapet cowok yang salih, tapi si cewek biarin aja cowoknya berbuat
maksiat, malah dia jadi sarana maksiatnya, dua-duaan, pegang-pegangan, dan seterusnya

Katanya dia ini nggak maksiat kok, kan cuma pegangan tangan aja, ya semua maksiat juga
mulainya dari cuma, ujung-ujungnya nyesel juga percuma, kan semua cuma-cuma

Lagian mana ada sih cowok yang cukup cuma pegangan tangan, ya kalau masih pacaran 3
minggu ya pegang tangan, tapi kalau sudah 3 tahun cuma pegang tangan, mubazir dong!

Hehehe.. cuma mau ngasitau, cowok normal pasti punya syahwat, dan itu nggak salah, sebab
kalau sudah nikah ya malah jadi baik, kalau nggak ada syahwat ya kita nggak ada

Nah, ini si cewek bilang lagi pengen dapet lelaki setia, lha gimana mau setia, dianya belum
nikah sudah pegang tangan, pegang ini itu, lha cowok selingkuh kan juga begitu ya?

Selingkuh itu kan amalannya, ngajak cewek makan, rayuan segala macem, pegang ini itu,
lanjut ke perkara lebih bahaya, dan jadilah. Dan dia BELUM nikahi cewek itu

Pacaran nggak ada bedanya sama selingkuh, ya maksiatnya sama, kalau dia berani maksiat
sebelum nikah, yakin dia lebih berani maksiat setelah nikah, catet deh

Jadinya yang kamu cari itu apa sih cewek? Serius nggak nyari yang salih? Kalau serius, yang
salih itu jelas nggak mau pacaran, jelas dia maunya sama yang salihah juga

Yang salih itu jelas takut Allah, makanya dia takut maksiat. Dia tahu kalau dia taat sama
Allah, dia bakal dapet yang terbaik dari Allah, dia nggak mau bahayain kamu dengan maksiat

Yang masih pacaran #UdahPutusinAja, nggak ada gunanya, jelas bakal dapet masalah cepat
atau lambat, kalau nggak digombalin, diputusin, atau nikah tapi jadi jalan masalah
Kalau kamu serius mau sama yang salih, pacaran bukan jalan, tapi mendekatkan diri pada
Allah itu satu-satunya jalan, kalau kamu sudah taat, besok yang suka kamu juga yang taat

Yang jelas, nggak ada namanya bahagia lewat jalan maksiat, mesti ujungnya sengsara kalau
maksiat mah. Itu sudah janji Allah dalam Al-Qur'an, percaya nggak? Kalo nggak ya
kebangetan

Via Telegram, 15 Maret 2017


Salih Kok Modus

Sudah mengkaji Islam bukan berarti membuat kamu nggak lagi digoda sma syaitan,
sebaliknya godaan malah makin horor, makin menggoda keimanan dimana-mana

Kalau kemarin kamu lebih tertarik pada cewek yang gaul dan buka aurat, sekarang
tantangannya menundukkan pandangan pada akhwat manis berkerudung yang itu

Dulu maksiatmu jelas, ngajak cewek ke bioskop, sekarang ngeri, "ukhti, saya anterin aja ya
ke kajian ustadz anu, supaya terjaga nggak khalwat sama tukang ojek", duh

Atas nama bahas kajian, kamu benarkan balas-balasan pesan, katanya ini bukan pacaran, tapi
bahas kajian, tapi dua-duaan, dengan emot-emot cinta terselubung gitu

Padahal dalam Islam kalau mau belajar ada jalurnya, nggak ada ceritanya kajian tapi dua-
duaan bukan mahram, walau di chat, ya tetep aja bisa jatuh kedalam khalwat

Ada lagi perhatian yang tersembunyi dalam tahajjud call, yang call dan yang menerima ya
sama-sama berbunga-bunga, "pas shalat selipin namaku dalam doa ya", tarakdungcess

Juga banyak yang modusnya sama-sama panitia kajian, pas akhwat mau bawa barang berat
dia nawarin bantuan, "aku aja yang bawain, biar kita slaing berbagi beban", makdess

Modus syaitan bisa apa aja, yang jelas itu melalaikan Allah dari ingatanmu, jadi jalan
pembenaran untuk maksiat, mendekat dikit-dikit, lama-lama jadi penyakit

Ngaji itu yang serius, buang jauh-jauh ikut kajian gara-gara cewek, lha ilmu belum tentu
dapet, mesum sudah pasti. Jaga mata jaga hati, menikah ada masanya kalau sudah siap

Kuncinya berkumpul dengan yang salih juga, jangan yang modus, disitu kita bisa terjaga,
belajar mencintai Allah secara benar, dan setelahnya baru mencintai manusia

Via Telegram, 15 Maret 2017


Bekal Dakwah Kita

Untuk berdakwah kita tidak perlu memikirkan dukungan manusia, sebab untuk berdakwah
kita hanya perlu memastikan bahwa niat kita ikhlas karena Allah semata

Adapun dukungan manusia adalah akibat dari dakwah, bukan sebab kita berdakwah. Karena
itu seharusnya dakwah tidak terpengaruh oleh reaksi manusia atasnya

Bila kita berdakwah karena manusia bukan karena Allah, kita mudah terombang-ambing,
bersemangat karena pujian dan patah karena caci maki, cela dan hinaan

Banyak sedikitnya manusia yang menyetujui bukan bukti benar dan salah, juga bukan bukti
Allah ridha ataukah tidak. Yang perlu adalah memperbanyak ibadah, dekati Allah

Tidak masalah bila engkau tak mampu meyakinkan orang dengan dakwahmu, yang penting
engkau yakin bahwa yang engkau dakwahkan benar dari Allah

Jangan pusingkan kata manusia, sesama calon mayit tak bisa datangkan mashlahat atau
mudharat, pikirkan saja bagaimana caranya agar Allah ridha dengan tiap amal

Kita tak bisa membuat semua manusia menyukai kita, tapi tak bisa juga semua manusia
membenci kita, selama kita berkata dan berlaku dengan akhlak yang baik

Akhlak itu adalah hiasan terbaik dalam dakwah, Kita boleh jadi dibenci karena kebenaran dan
ide Islam yang kita emban, jangan sampai dibenci sebab akhlak buruk

Karenanya berkali-kali Allah pesankan dalam Al-Qur'an, jangan meminta imbalan pada
manusia dalam dakwah, sebab itu menjadikan kita tergantung bukan pada Allah

Berharaplah pada Allah, maka kita akan menikmati dakwah ini, walaupun tidak setiap orang
bisa menikmati dakwah ini. Tapi sekali lagi itu tidak akan jadi masalah bagi kita
Sebab Allah sudah menurunkan ketenangan dan kebahagiaan bagi kita saat kita menjalani
dakwah ini. Dan bila Allah sudah berikan itu, tak ada yang mampu mengambilnya

Sudahkah anda bahagia berada dalam agama ini? Menemukan manisnya iman saat berada di
jalan dakwah ini? Bila iya, maukah bila orang lain turut merasakannya?

Pastikan dakwah kita karena Allah, dengan dalil yang benar, dengan nasihat ulama-ulama
jadi panduan, sampaikan dengan cara terbaik, sisanya Allah saja yang selesaikan

Via telegram, 27 April 2017

Anda mungkin juga menyukai