Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Gagal ginjal yaitu ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan
volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal . Gagal ginjal
biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu gagal ginjal kronik dan akut . Gagal kronik
merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat ( biasanya berlangsung
beberapa tahun ) , sebaliknya gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau minggu .
( Price & Wilson , 2006 )
B. Etiologi
Klasifikasi penyebab gagal ginjal kronik
Klasifikasi penyakit Penyakit
Penyakit infeksi tuberkulosis Pielonefritis kronik / refluks nefropati
Penyakit vaskuler hipertensi Glomerulonefrotis
Gangguan jaringan ikat Nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna,
stenosis arteria renalis
Gangguan kongenital dan Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
herediter ginjal
Penyakit metabolik Diabetes millitus, goat, hiperparatiroidisme,
amiloidosis.
Nefropati toksik Penyalahgunaan analgesik, nefropati timah
Nefropati obstruktif Traktus urinarius bagian atas, batu neoplasma,
nefrosis retroperitoneal, traktus urinarius bagian
bawah : hipertrofi prostat, struktur uretra,
anomaly congenital, leher vesika urinaria dan
uretra.

Penyebab lazim gagal ginjal akut


Azotemia prarenal ( penurunan perfusi ginjal )
1. Depiesi volume cairan ekstrasel ( ECF ) absolute
Perdarahan : operasi besar, trauma, trauma pascapartum
Diuresis berlebihan
Kehilangan cairan dari gastrointestinal yang berarti muntah, diare.
Kehilangan cairan dari ruang ketiga : luka bakar, peritonitis, pankreatitis
2. Penurunan volume sirkulasi arteri yang efektif
Penurunan curah jantung : infark miokardium, distritmia, gagal jantung.
Vasodilatasi perifer : Sepsis anafilaksis, obat anestesi, antihipertensi nitrat
Hipoalbuminemia : sindrom nefrotik , gagal hati ( sirosis )
3. Perubahan hemodinamika ginjal primer
Penghambat prostaglandin, aspirin dan obat NSAID lain
Vasodilatasi arteriol eferen : penghambat enzim pengkonversi angiotensin, misalnya
kaptopril
Obat vasokonstriksi : obat alfa adrenergik ( misal : norepinefrin) angiotensin II
Sindrom hepatorenal
4. Obstruksi vascular ginjal bilateral
Stenosis ginjal , emboli , thrombosis
Thrombosis vena renalis bilateral
Azotemi Pascarenal ( Obstruksi saluran kemih )
1. Obstruksi uretra : katup uretra striktir uretra
2. Obstruksi cairan keluar kandng kemih : hipertrofi prostat karsinoma
3. Obstruksi bilateral ( unilateral jika saat ginjal berfungsi )
Intraureter : Batu, bekuan darah
Ekstraureter ( kompresi ) : fibrosis retroperitoneal, neoplasma kandung kemih, prostat atau
serviks ligasi bedah yang tidak disengaja atau cedera.
4. Kandung kemih neurogenik
Gagal ginjal akut intrinsik
1. Nekrosis tubular akut
a. Paskaiskemik, syok, sepsis, bedah jantung terbuka, bedah aorta ( semua penyebab
azotemia prarenal berat )
b. Nefrotoksis
Nefrotosis eksogen
a) Antibody : aminoglikosida, amfoterisisn B
b) Media kontras teriodinasi (terutama pada penderita diabetes)
c) Logam berat : sisplatinbiklorida merkuri arsen
d) Siklosporin : takrolimus
e) Pelarut : karbon tetraklorida , etilene glikol , methanol.
Nefrotoksis endogen
a) Pigmen intratubular : hemoglobin , mioglobin
b) Protein intratubular : myeloma multiple
c) Kristal intratubular : asam urat
2. Penyakit vascular atau glomerulus ginjal primer
Glomerulonefritis progresif cepat atau pascatreptokokus akut.
Hipertensi maligna
Serangan akut pada gagal ginjal, kronis yang terkait pembatasan garam atau air.
3. Nefritis tubulointerstisial akut
Alergi : beta laktam (penisilim, sefalosporin, sulfonamide)
Infeksi (misal, pielonefritis akut)
(patofisiologi vol 2 hal 993)
C. Manifestasi klinis
1. Gagal ginjal kronik
a. Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus, ibfeksi saluran traktus
urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi , hiperurikemia, lupus eritomatosus sistemik
b. Sindrom uremia, yang terdiri dari : lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia,
kelebihan volume cairan (volume overload) neuropati perifer, pruritus, uremic frost,
perikarditis, kejang-kejang sampai koma.
c. Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung,
asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit(sodium, kalium, khlorida)
2. Gagal ginjal akut
Perjalanan klinis gagal ginjal akut biasanya dibagi menjadi 3 stadium : oliguria,
dieresis dan pemulihan. Pembagian ini dipakai pada penjelasan dibawah ini, tetapi harus
diingat bahwa gagal ginjal akut azotemia dapat saja terjadi saat keluaran urine lebih dari
400ml/24 jam
a. Stadium oliguria
Oliguria timbul 24 48 jam sesudah trauma dan disertai azotemia.
b. Stadium deuresis
Stadium GGA dimulai bila keluaran urine lebih dari 400ml/hari
Berlangsung 2-3 minggu
Pengeluaran urin harian jarang melebihi4 liter , asalkan pasien tidak mengalami hidrasi
yang berlebih
Tingginya kadar urea darah
Kemungkinan menderita kekurangan kalium , natrium , dan air
Selama stadium dini dieresis kadar BUN mungkin meningkat terus
c. Stadium penyembuhan
Stadium penyembuhan GGA berlangsung sampai atau tahun , dan selama itu anemia
dan kemampuan pemekatan ginjal sedikit demi sedikit membaik .
(Long, B C.,1996)
D. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron
yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi
walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini
memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis
osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak
bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan
ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal
yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. (
Barbara C Long, 1996, 368)
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi
setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin
berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Ditandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN) normal dan
penderita asimtomatik.
Stadium 2 (insufisiensi ginjal)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration Rate besarnya
25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal,
kadar kreatinin serum mulai meningklat melabihi kadar normal, azotemia ringan, timbul
nokturia dan poliuri.
Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate 10% dari
normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum
dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri. (Price,
1992: 813-814)

E. Pathways

F. Komplikasi
1. Penolakan cairan oleh tubuh, cairan tidak dapat keluar dari tubuh. Kondisi ini
menyebabkan pembengkakan lengan, kaki, tekanan darah tinggi, atau penumpukan
cairan di paru-paru (pulmonary edema).
2. Peningkatan kadar kalium di dalam darah, yang dapat menimbulkan kerusakan fungsi
jantung dan dapat berakibat fatal.
3. Penyakit kardiovaskuler.
4. Kerapuhan tulang dan meningkatnya risiko patah tulang.
5. Anemia.
6. Berkurangnya gairah seksual atau impotensi.
7. Kerusakan sistem syaraf.
8. Menurunnya respon sistem kekebalan tubuh.
9. Peradangan pada lapisan yang melingkupi jantung (pericarditis).
10. Komplikasi kehamilan.
11. Kerusakan ginjal yang tidak dapat diperbaiki.
(Smeltzer, Suzanne C & Brenda 2001)
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD dapat dilakukan
cara sebagai berikut:
1. Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan sistem dan membantu
menetapkan etiologi.
2. Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga untuk mengetahui beberapa
pembesaran ginjal.
3. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia
dan gangguan elektrolit
H. Penatalaksanaan Medik
1. Dialisis (cuci darah)
2. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu
berkemih)
3. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat
4. Transfusi darah
5. Transplantasi ginjal. (Long, B C.,1996)
I. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas
b. Keluhan utama
c. Riwayat Kesehatan Sekarang ( PQRST )
d. Riwayat Penyakit Dahulu
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
f. Riwayat Psikososial
g. Lingkungan dan tempat tinggal
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan TTV
b. Sistem Pernafasan
c. Sistem Hematologi
d. System Neuromuskular
e. Sistem Kardiovaskuler
f. Sistem Endokrin
g. Sistem Perkemihan
h. Sistem Muskuloskeletal
J. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan
serta natrium
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah,
pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
3. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi, produk sampah
4. Gangguan pertukaran gas
5. Kerusakan integritas kulit.

K. Intervensi Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urine , diet berlebih dan retensi cairan
serta natrium
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kelebihan
volume cairan
teratasi dengan kriteria:
Terbebas dari edema, efusi, anaskara
Intervensi :
a. Kaji adanya oedema
Rasional : Oedema menunjukan adanya kelebihan volume cairan
b. Ukur denyut jantung dan awasi TD
Rasional : Perawatan invasif diperlukan untuk mengkaji volume intravaskuler khususnya
pada pasien dengan fungsi jantung buruk
c. Monitor pemasukan cairan.
Rasional : Untuk menentukan fungsi ginjal
d. Ukur balance cairan
Rasional : Untuk menentukan output dan input
e. Kolaborasi pemberian obat diuritika dengan dokter
Rasional : Untuk mempercepat pengeluaran urine
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari tubuh b.d anoreksia, mual dan muntah,
pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 3 x 14 jam pasien diharapkan
mempertahankan/meningkatkan berat badan dan selera untuk makan. Dengan kriteria
hasil : tidak ada penurunan berat badan
Intervensi :
a. kaji/catat pemasukan diet.
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet.
b. Tawarkan perawatan mulut / sering cuci mulut.
Rasional : memberi kesegaran pada mulut dan miningkatkan selera makan.
c. Ajurkan / berikan makan sedikit tapi sering.
Rasional : meminimalkan anoreksia dan mual.\
d. Kolborasi dengan ahli gizi untuk diit rendah protein dan rendah garam
Rasional : diit untuk pasien gagal ginjal
3. Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi, produk sampah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 X 14 jam pasien mampu activity
toleran
Dengan KH :
- Mampu melakukan aktivitas sehari - hari ( ADLs) secara mandiri
Intervensi :
a. Monitor intake nutrisi untuk memastikan kecukupan sember energi.
Rasional : Nutrisi yang cukup memberikan sumber energi.
b. Beri bantuan dalam aktifitas dan ambulasi.
Rasional : Memberikan keamanan pada pasien
c. Ajarkan teknik mengontrol pernafasan saat aktifitas
Rasional : Menghemat energi dalam tubuh.
d. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
Rasional : Memulihkan kembali otot yang mengalami kekakuan
4. Gangguan pertukaran gas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Gangguan
pertukaran pasien teratasi dengan kriteria hasi:
- Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Intervensi :
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Rasional : memperlancar ventilasi
b. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Rasional : fisioterapi dada dapat melancarkan pernapasan
c. Auskultasi suara nafas, catat adanya
Rasional : mengetahui adanya kelainan
d. Berikan bronkodilator ;
Rasional : melancarkan pernapasan
5. Kerusakan integritas kulit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kerusakan integritas
kulit pasien teratasi dengan kriteria hasil:
- Integritas kulit yang baik bias dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur,
hidrasi, pigmentasi)
Intervensi :
a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Rasional : agar tidak panas
b. Hindari kerutan pada tempat tidur
Rasional : Kerutan dapat menyebabkan lecet
c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan lembab
Rasional : kebersihan menghindari infeksi
d. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
Rasional : menghindari dicubitus
e. Monitor kulit akan adanya kemerahan
Rasional : kemerahan tanda ada infeksi
f. Kolaborasi pemberian obat topikal
Rasional : untuk membunuh bakteri

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y


DENGAN MASALAH CKD DI RUANG AYYUB 2 RS
ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

I. PROSES KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk RS : 1 September 2014
Jam masuk : 20.40 WIB
No. Registrasi : 267334
Ruang / Kamar : Ayyub 2 / 341
Tanggal pengkajian : 8 September 2014
Jam pengkajian : 09.00 WIB
Diagnosa Medis :CKD

1. BIODATA :
a. Biodata Klien
Nama : Ny . Y
Umur : 55 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Komunikasi yang di pakai : Bahasa Jawa
Alamat : Singosari
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn . A
Usia : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wirausaha
Komunikasi yang di pakai : Bahasa Indonesia
Alamat : Singosari
Hubungan dengan klien : Anak pasien
c. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
Pasien mengatakan sebagai ibu rumah tangga dan tidak bekerja sehingga dia tidak
mempunyai penghasilan sendiri.
Ny Y memiliki anggapan tidak boleh pulang dari rumah sakit dipagi atau siang hari
Pasien mengatakan sering meminum jamu jika kesehatannya kurang baik karena
anggapan ny. Y tentang jamu adalah minuman tradisional yang baik karena tanpa bahan
pengawet .
d. Faktor Lingkungan
Ny . Y bertempat tinggal di dekat jalan yang kecil , memiliki fasilitas WC sendiri di
rumahnya dan rumahnya memiliki ventilasi yang baik untuk pertukaran udara . dan
setiap pagi Ny . Y mengatakan selalu membuka ventilasinya agar terkena sinar matahari .

2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk RS kira kira 5 hari sebelumnya pasien mengatakan BAK sedikit dan
sakit untuk BAK , dan 2 hari kemudian pasien mengatakan demam dan pusing serta mual
muntah dan pada malam hari sampai menggigil pada saat masuk RS pada tanggal 1 9
2014 di RSI Roemani saat pengkajian tanggal 8 9 2014 pasien mengalami mual muntah
saat makan , pasien mengatakan nafsu makan berkurang , makan sedikit terasa penuh .
pasien mengatakan selama sakit BAK berkurang hanya sedikit sedikit volume BAK
sehari mencapai 200 ml. pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas, perawatan
personal hygine selama sakit dibantu oleh keluarganya, 2x sehari dan dibantu perawat.
Pasien mengatakan lemas. Pasien mengatakan gatal gatal pada tubuh apalagi bila
berkeringat
Saat pengkajian ditemukan :
Pasien terlihat ada pruritus di tubuhnya, pasien terlihat lemas, asites dibagian perut
dengan lingkar perut 88 cm.
TD : 130 / 90 mmHg Suhu : 36,6 C
RR : 22 x / mnt Nadi : 84x/mnt
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan susah kencing.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit dahulu adalah amandel dan pasien sudah terkena
penyakit thypoid 2x
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dan keluarganya tidak ada yang
memiliki penyakit sama dengan pasien .

GENOGRAM

``

Ny. Y
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal

: Klien : Garis pernikahan


: Perempuan : garis keturunan

: tinggal satu rumah

3. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL GORDON


a. Pola penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat
Pasien mengatakan bahwa ketika sehat pasien mampu melakukan aktivitas seperti
biasanya, seperti mangurusi suami dan cucu-cucunya. Ketika pasien sakit, dia
memeriksakannya ke pukesmas.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Pola makan
Sebelum sakit Selama Sakit
Frekuensi : 3x sehari Frekuensi : 3x sehari
Jenis : nasi, sayur, lauk Jenis : nasi, sayur, lauk
Porsi : 1 porsi habis Porsi : porsi habis
Pantangan : tidak ada Pantangan : tidak ada
Makanan yang disukai : tahu , Diit khusus : rendah garam
tempe rendah protein
Nafsu makan di RS : Klien mengatakan jika makan mengalami mual dan kadang
muntah
Kesulitan menelan : tidak ada
Gigi palsu : tidak ada
NG tube : tidak ada
Penggunaan obat obatan sebelum makan : tidak ada
A : lingkar perut : 88 cm
Lingkar kepala : 57 cm
Lingkar lengan : 25 cm
Tinggibadan : 160 kg
IMT : 20,7 (berat badan normal)
B : ureum : 243 mg/dl
Kreatinin : 12,2 mg/dl
Clearen creatinin : 4,35%
Hemoglobin : 10,2 mg/dl
C : demam, pusing serta mual muntah
D : diit rendah garam rendah protein
Pola minum
Sebelum sakit Selama sakit
Frekuensi : 6 8 gelas/ hari Frekuensi : 2 gelas/ hari
Jenis : air putih Jenis : air putih
Jumlah : 1600 cc Jumlah : 300
Pantangan : tidak ada
Minuman yang disukai :

c. Pola eliminasi
Buang air besar
Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi : sehari sekali Frekuensi : 2 hari sekali
Konsistensi : lunak berbentuk Konsistensi : lembek
Warna : kuning kecoklatan Warna : coklat
Waktu : pagi hari Waktu : pagi hari
Keluhan : tidak ada Keluhan : sulit BAB

Buang air kecil


DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
Frekuensi : 3x/hari Frekuensi : -
Warna : kuning Warna : kuning pekat
Produksi : segelas /hari Produksi : 200 cc/hari
Pancaran : lemah Pancaran : -
Perasaan setelah BAK : tidak Perasaan setelah BAK : -
lega
Keluhan : - Keluhan : Sebelum terpasang
DC BAK susah keluar
Penggunaan kateter : tidak ada Penggunaan kateter : iya

Balance cairan :
Hari / sift Pagi Siang
Senin +366 +291
Selasa +239 +266
Rabu +314 +296

d. Pola aktivitas dan latihan


Sebelum Sakit Selama Sakit
AKTIVITAS
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Bernafas
Berpakaian
Toilet
Berjalan
Makan / minum

Skor : 0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = di bantu orang lain
3 = di bantu orang lain dan alat
4 = tergantung / tidak mampu
- Keluhan dalam beraktivitas : Klien mengatakan masih lemas untuk beraktivitas .
e. Pola tidur dan istirahat
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
Jumlah jam tidur siang 1 - 2 jam 1 jam
Jumlah jam tidur malam 6 - 7 jam 3 - 4 jam
Sering terbangun
karena sering
kencing sedikit
Gangguan tidur Tidak ada
sedikit dan badan
terasa gatal jika
berkeringat

f. Pola kognitif, perseptual, keadekuatan alat sensori


Sebelum sakit : klien mampu berkomunikasi dengan baik dan suara jelas dan klien tidak
mengalami gangguan pengecapan, pendengaran, perubahan penciuman dan penglihatan.
Setelah sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan pancaindra semua masih
berfungsi dengan baik, orientasi waktu dan tempat baik.
g. Pola Persepsi - konsep diri
Sebelum sakit
- Citra tubuh : pasien merasa dirinya sehat dan tidak mengalami cacat fisik.
- Identitas diri : klien seorang perempuan usia lanjut
- Ideal diri : klien tidak mengalami masalah dengan anggota tubuhnya.
- Harga diri : klien tidak mengalami gangguan rendah diri
Saat sakit
- Citra tubuh : klien merasa minder dengan sakit yang dideritanya sekarang.
- Identitas diri : klien seorang perempuan usia lanjut
- Ideal diri : klien ingin dapat menjalani kewajibannya sebagai ibu rumah tangga
- Harga diri : klien ingin segera sembuh agar bisa beraktivitas seperti sedia kala tanpa
harus terus menerus bergantung pada orang lain.
h. Pola peran dan Tanggung Jawab
Ny. S berperan sebagai ibu rumah tangga, mengurusi pekerjaan rumah dan keuangannya,
tetapi selama dirumah sakit peran dan tanggung jawabnya di berikan kepada anaknya.

i. Pola reproduksi dan seksual :


klien mengatakan masih haid, klien menikah dan mempunyai 5 orang anak.
j. Pola koping dan toleransi stress
- Masalah utama selama di RS :
Klien hanya mengeluh saat ini kondisinya belum stabil seperti saat sebelum sakit, untuk
memenuhi kebutuhannya klien masih membutuhkan bantuan orang lain atau
keluarganya.
- Upaya klien dalam menghadapi masalahnya sekarang :
Klien berkonsultasi dengan keluarga dan tim kesehatan dalam mengatasi penyakitnya.
k. Pola nilai dan keyakinan
Klien beragama islam
Sebelum sakit : klien beribadah sesuai dengan agamanya seperti sholat, mengaji, puasa,
dsb.
Saat sakit : klien sedikit terganggu dengan penyakitnya karena harus tirah baring dan
klien hanya bisa berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis, GCS 15 E: 4, M: 6, V: 5
b. Tanda-tanda Vital :
TD : 130/90 mmhg
Suhu : 36,6 C
Nadi : 84 x / menit
RR : 22 x/menit

c. Pemeriksaan Head to toe


1. Kepala dan Leher
Kepala :
Inspeksi : rambut hitam, panjang , tidak mudah rontok, kulit kepala kotor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Leher :
Inspeksi : tidak ada pembesaran tiroid
Palpasi : tidak ada nyeri telan
2. Mata dan Telinga
Mata :
Inspeksi : konjungtiva tampak anemis , kelopak mata tampak sayu
Palpasi : tidak ada nyeri tekan ,
Telinga :
Inspeksi : simetris , bersih , tidak ada cairan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
Inspeksi : septum simetris, tidak ada polip
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
penciuman : baik
4. Mulut dan Tenggorokan
Mulut
Inspeks i : mukosa kering , ada stomachtitis
Tenggorokan
Inspeksi : tidak ada tonsilitis
5. Kulit
Inspeksi : kulit kering , terasa gatal gatal di seluruh tubuh apalagi bila berkeringat
dan muncul bintik bintik pada daerah ekstremitas atas
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

6. Dada ( Jantung , paru paru )


Jantung :
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Tidak ada nnyeri tekan , ictus cordis tak
tampak di ics 5 midclavicula
Perkusi : pekak
Auskultasi : terdengar BJ I dan BJ II , tidak terdengar BJ 3
Paru-paru :
Inspeksi : simetris, warna kulit rata, taktil fremitus teraba sama, pengembangan
dada sama antara kanan dan kiri.
Palpasi : tidak ada nyri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : terdengar ronchi
7. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi tampak cembung mengkilat , asites
Auskultasi : terdengar bising usus 18 x/menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : nyeri tekan pada uluhati
P : asites
Q : seperti tertekan
R : abdomen atas
S:3
T : saat di tekan
8. Genetalia
Terpasang DC , DC bersih setiap pagi dibersihkan .
9. Ekstremitas
Atas : terpasang infus di tangan sebelah kiri, rentang gerak aktif , akral hangat
Bawah : rentang gerak aktif, akral hangat, oedema(- )

10. Persyarafan
Kesadaran umum : composmetis
Nilai GCS : E : 4 , V : 5 , M : 6
Ke-12 saraf normal
5. Prosedur Diagnostik dan Laboratorium

Prosedur Indikasi dan Nilai


Tgl Hasil Analisa
Diagnostik Tujuan Normal

USG 04/09/2014 Untuk Hepar : tak Tidak ada Abnormal


Abdomen mengetahui membesar,permukaan pembesaran
kelainan di rata chonstructur maupun
abdomen. normal, kerusakan
Kesan :
Tampak bayangan
anhecoid
Pankreas : normal.
Lien : tak membesar
homogen.
Ren sin
:membesar,ureter
melebar.
Vu : tak tampak masa
\,batu 1,52 cm di
ureterovesical juntion
sin, mucosa ,menebal
-choleysistitis
-G.N.C duplex
hydronefrosis,
hidroureter sin.
-chystitis
uretrolitiasis
243 mg/dl 10-5
Untuk
07/09/2014 mengukur
Ureum kadar ureum Abnormal
dalam
darah.
Untuk 12,2 mg/dl 0,45-0,75
08/09/2014 mengukur
kadar
Kreatinin kreatinin 11,7-15,5 abnormal
08/09/2014 Untuk 10,2 mg/dl
mengukur
hemoglobin.
Hb 08/09/2014 Untuk abnormal
mengetahui 4,44%
fungsi
ginjal.
Clearean abnormal
creatinin

B. Analisa Data
No
Data Etiologi Masalah
Data
1 DS : pasien mengatakan selama Kelebihan Penurunan
sakit BAK berkurang hanya volume cairan haluaran urin ,
sedikit sedikit retensi cairan dan
DO : ureum : 243 mg/dl natrium sekunder
Kreatinin 12,2 mg/dl terhadap
Clearean creatinin : 4,44% penurunan fungsi
Balane cairan : +336 ginjal
USG : Renin : membesar
Ureter : melebar
Mukosa Vu menebal
2 DS : pasien mengatakan nafsu Resiko tinggi Katabolisme
makan berkurang , makan sedikit perubahan protein ,
terasa penuh mual , kadang nutrisi kurang pembatasan diet ,
muntah dari kebutuhan peningkatan
DO : pasien hanya makan tubuh . metabolisme
porsi dari menu yang disajikan anoreksia, mual
A : lingkar perut : 88 cm dan muntah
Lingkar kepala : 57 cm
Lingkar lengan : 25 cm
Tinggibadan : 160 kg
IMT : 20,7 (berat badan normal)
B : ureum : 243 mg/d
Kreatinine : 12,2 mg/dl
Clearen creatinin : 4,44%
Hemoglobin : 10,2 mg/dl
C : demam, pusing serta mual
muntah
D : diit rendah garam rendah
protein

3 DS : selama sakit dimandikan Intoleransi Penurunan


oleh keluarga 2x perhari dibantu aktivitas produksi energi
oleh keluarga dan perawat , metabolik , anemia
pasien mengatakan lemas , retensi produk
DO : pasien terlihat lemas sampah
HB : 10,3
Skala aktif

Selama Sakit
AKTIVITAS
0 1 2 3 4
Bernafas
Berpakaian
Toilet
Berjalan
Makan /
minum
4 DS : pasien mengatakan gatal Resiko tinggi Gangguan sistem
gatal pada tubuh apalagi bila kerusakan metabolik dan
berkeringat integritas kulit pruritus.

DO : kulit pasien terlihat kering


Pasien terlihat ada pruritus di
tubuhnya bagian tangan

C. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urin , retensi urin dan natrium
sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal
2. Intoleransi aktivitas b.d penurunan produksi energi dari anemia
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah
4. Resiko tinggi kerusakan inegritas b.d gangguan status metabolic dan kulit kering.

D. Perencanaan
No Intervensi
Penjelasan
Dat Dx. Kep Tujuan Keperawat Rasional
Keilmuan
a an
1 Kelebih Peningkatan Setelah dilakukan - Kaji - Oedema
an retensi cairan tindakan keperawatan 3 x adanya menunjukan
volume isotonik 14 jam pasien mampu oedema adanya
cairan electrolit and acid base kelebihan
balance volume
Dengan KH : - Ukur cairan
Bunyi nafas bersih , denyut - Perawatan
terbebas dari edema jantung invasif
dan awasi diperlukan
TD untuk
mengkaji
volume
intravaskuler
khususnya
pada pasien
- Monitor dengan
pemasuka fungsi
n cairan. jantung
- Ukur buruk
balance - Untuk
cairan menentukan
- Beri fungsi ginjal
informasi
untuk - Untuk
sedikit menentukan
minum output dan
input
- - Sedikit
Kolabo minum untuk
rasi menyeimban
pemberian gkan cairan
obat - Untuk
diuritika mempercepat
dengan pengeluaran
dokter urine

2 Intolera Ketidakcuku Setelah dilakukan - Monitor - Nutrisi


nsi pan energi tindakan keperawatan 3 X intake yang cukup
aktivitas psikologis 14 jam pasien mampu nutrisi memberikan
atau fisiologi activity toleran untuk sumber
untuk Dengan KH : memastika energi.
melanjutkan Mampu melakukan n
atau aktivitas sehari - hari ( kecukupan
menyelesaika ADLs) secara mandiri sember -Memberikan
n aktivitas energi. keamanan
kehidupan - Beri pada pasien
sehari hari bantuan
yang harus dalam - Menghemat
atau yang aktifitas energi dalam
ingin dan tubuh.
dilakukan ambulasi.
- Ajarkan
teknik - Memulihkan
mengontro kembali otot
l yang
pernafasan mengalami
saat kekakuan
aktifitas
-
Kolabo
rasi
dengan
ahli
fisioterapi
3 Resiko Setelah dilakukan - kaji/catat- Membantu
tinggi tindakan selama 3 x 14 pemasuka dalam
perubah jam pasien diharapkan n diet. mengidentifi
an mempertahankan/meningk kasi
nutrisi atkan berat badan dan - Tawarkan defisiensi
kurang selera untuk makan. perawatan dan
dari mulut / kebutuhan
kebutuh sering cuci diet.
an mulut. - memberi
kesegaran
- Ajurkan / pada mulut
berikan dan
makan miningkatkan
sedikit tapi selera makan
sering. -
Meminim
- Kolborasi alkan
dengan anoreksia
ahli gizi dan mual.
untuk diit
rendah - diit untuk
protein pasien gagal
dan rendah ginjal
garam
.
4 Resiko Resiko Setelah dilakukan - Kaji - Mengetahui
tinggi terpajannya tindakan keperawatan keluhan tingkat
kerusaka agen infeksi selama 3 x 14 jampasien pasien. perkembanga
integrita tidak mengalami n kesehatan
s kulit infeksi dengan kriteria pasien
hasil: - Inspeksi - Menandakan
-Klien bebas dari tanda kulit area sirkulasi
dan gejala infeksi terhadap buruk.
-Jumlah leukosit dalam warna
batas normal turgor,vas
kuler
perhatikan- Menurunkan
kemerahan tekanan pada
. edema
- Ubah jaringan
posisi dengan
pasien perfusi
dengan buruk.untuk
sering dan menurunkan
gerakan iskemia.
pasien -
dengan Meningk
perlahan. atkan
evaporasi
lembab pada
- Ajurkan kulit.
pasien
untuk
mengguna- Menurunkan
kan pakain resiko iritasi
yang dan
longgar kerusakan
- kulit.
Pertah- Untuk
ankan mengurangi
linen obat topikal.
kering dan
bebas
keriput.
-
Kolabo
rasi
pemberian
obat
topikal.

E. Implementasi
5. Implementasi Keperawatan
No .
Tgl / Hari Tindakan
Dx Respon Klien Paraf
/ Jam Keperawatan
Kep
Senin , 8 1 Mengobservasi KU S : pasien mengatakan masih
september pasien lemas
2014 O : hanya bedress
09.00 wib Mengatur infus RL S : -
dan tetesan 20tpm O : infus (+) , 20tpm
10.30 wib 2 Memobilisasi pasien S : pasien mengatakan
( tirah baring ) senang spreinya diganti
O : miring kekanan
11.00 Mengkaji keluhan S : pasien mengeluh nyeri
pasien perut
O : nampak gelisah.
P : nyeri perut
Q : seperti tertekan
R : abdomen
S:3
T : saat ditekan.
11.30 3 - menawarkan S: Pasien mengatakan
perawatan mulut merasa lebih nyaman setelah
sebelum makan. melakukan perawatan mulut.
O: Pasien terlihat melakukan
perawatn mulut dibantu
- mengukur tanda- dengan perawat.
12.00 1 tanda vital. S: Pasien mengatakan masih
lemas.
O:TD : 130/90
RR :22x/mnt
- Memberikan PO Suhu :36,6C
metaneuron, caco3, Nadi :84x/mnt
12.15 1,2,3,4 S: pasien mau meminumnya
- mengkaji/catat O: tidak ada tanda alergi
pemasukan diet.

12.00 3 S: Pasein mengatakan masih


merasa mual jika makan.
- Memberikan injeksi O: Pasien terlihat
ceftriaxon 1 gam dan menghabiskan 1/3 porsi
ranitidin 1 amp mkanan yang diberikan.
13.00 1,2,3,4
- Mengukur urine S: -
O: tidak ada tanda alergi

- Membantu personal
14.30 1 hygine pasien S: Pasien mengatakan BAK
Sedikit.
- Melakukan O: Urine : 75 ml
perawatan kuku Warna: keruh
15.00 4 S: Pasien mengatakan gatal-
- Mengukur tanda gatal berkurang.
tanda vital. O: Tubuh terlihat kering dan
kuku panjang.
15.45 4 S: Pesien mengatakan lebih
nyaman.
O: Kuku telah dipotong.
16.15 3 S: Pasien mengatakan masih
mual.
- Memotivasi pasien O: TD:130/80
untuk mulai makan RR:20x/mnt
sedikit demi Nadi:84x/mnt
sedikit.Menanyakan Suhu : 36,8C
17.30 1,2,3,4 keluhan pasien S: Pesien mengatakan masih
- Membagikan PO sedikit mencoba untuk
malam, metaneuron , makan.
caco3, omeprazole 1 O: Pasien telihat lemas dan
gram bibir kering.
- Menanyakan
tentang makannya
18.30 1,2,3,4 S: -
1 - Membuang dan O: tidak ada tanda alergi
mengkaji urine.

19.00 3 S: pasien mengatakan sudah


-
merasa tidak mual lagi.
Menanyakan kel
O: Menghabiskan lebih
uhan pasien
porsi.
20.30 1 S:-
- Memobilisasi tirah
O: Volume :100 ml
baring
Warna :keruh.
- Mengajarkan
relaksasi napas
Selasa, 1,2,3,4 S: pasien mengatakan masih
dalam
9/9/2014 pusing
- Menanyakan
07.00 O: pasien terlihat lemas
keluhan pasien
08.00 4 S: pasien mengatakan masih
lemas
O: pasien terlihat lemas
- Menayakan tentang
09.00 2 S: pasien mengatakan lebih
makan pasen. rileks dan nyaman
- Menganjurkan O: pasien nampak rileks
09.30 1,2,3,4 pasien untuk S: pasien mengatakan
istirahat posisi semi mualnya kambuh lagi
fowler O: pasien masih makan
- Membantu oral sedikit sedikit
10.00 3 hygiene S: pasien mengatakan perut
masih sedikit mual
O: makan habis porsi
10.30 2 - Menanyaan tentang S: pasien mengatakan pusing
tidur pasien O: pasien terlihat lemas
- Mengukur TTV

11.00 4 S; pasien mengatakan


nyaman ketika di bantu oral
hygine
- Memberikan PO O : mulut dan gusi bersih
2 metaneuron dan S: pasien mengatakan waktu
caco3 1 mg bangun tidur keluar keringat
- Memberikan obat O: -
12.00 1,2,3,4 injeksi ranitidin dan S:-
ceftriaxon 1 gram TD: 120/90 mmHg
- Menganjurkan RR: 21x permenit
perawatan mulut Nadi : 82x permenit
sebelum makan Suhu : 36,4 C
12.15 1,2,3,4
- Memonitor S: -
pemasukan nutrisi O: tidak ada tanda alergi
13.00 - Menganjurkan
1,2,3,4 pasien untuk S: -
menggunakan O: tidak ada tanda alergi
pakaian yang
longgar.
- Memonitor
13.30 3 pemasukan nutrisi S : pasien mengatakan mau
- Mengkaji kondisi melakaukan oral hygiene
kulit pasien O: pasien terlihat melakukan
- Mengukur tanda- oral hygiene
13.45 3 tanda vital S: Pasien mengatakan sudah
tidak mual lagi
O: menghabiskan 1 porsi
15.30 4 - Memberikan PO S: pasien mengatakan akan
metaneuron, caco3, mengganti pakaiannya
omeprazole O: pasien nampak nyaman
- Mengukur
pemasukan cairan
16.15 1,2,3,4
- Memotivasi untuk S: pasien mengatakan
makan dikit-dikit menghabiskan 1 porsi penuh
- Memotivasi untuk O: 1 porsi habis
17.00 4 tidur S : pasien mengatakan masih
gatal
- Memberikan obat O: pruritus
17.30 1,2,3,4 injeksi ranitidin S; -
O; TD: 120/90 mmHg
- Membantu RR: 21x permenit
memobilisasi pasien Nadi : 82x permenit
(tirah baring ) Suhu : 36,4 c
18.00 1,2,3,4
- Mengkaji keluhan S:-
pasien dan O: tidak ada tanda alergi
mengukur TTV S: -
O : RL masuk 20 tpm
18.30 1 S:-
- Memotivasi untuk O: 20 tpm
makanan rendah
19.00 2 garam dan dikit S: tidak nafsu makan
minum O: makanan habis porsi
- Mengobservasi
20.00 2 pemasukan nutrisi. S: pasien mengatakan
- Mengevaluasi ngantuk
keluhan umum O: nampak ngantuk
21.00 1,2,3,4 pasien S: -
- Melakukan aff infus O: tidak ada tanda alergi

Rabu/10 1,2,3,4 S : pasien mengatakan masih


sep 2014 lemas
07.00 O: Pasien terlihat lemas
08.00
1,2,3,4 S: pasien mengatakan masih
lemes
O : TD 120/80mmHg
RR :20 x permenit
Suhu 36,2 c
Nadi 81 x permenit
09.00 3 S : pasien mengatakan belum
nafsu makan
O:-
10.00 3 S: pasien mengatakan makan
habis porsi
O : 1 porsi makanan habis
11.00 1,2,3,4 S : pasien mengatakan masih
lemes
O:-
11.30 1,2,3,4 S : pasien mengatakan sudah
tidak ada keluhan mual
O : infus sudah tidak
terpasang

6. Medical Management
a. IVF , O2 Therapy
Penjelasan Indikasi
Medical Tanggal
secara dan Respon Klien
Management Terapi
Umum Tujuan
Ringer laktat O8-09- Cairan Memenuhi S: -
2014 elektrolit kebutuhan O: 20 tpm
sampai cairan
tanggal pasien
10 - 09
2014

b. Obat obatan
Cara kerja obat ,
Tgl Cara , Dosis
Nama Obat fungsi dan Respon klien
Terapi , Frekuensi
klasifikasi
Paracetamol 08-09- Oral jam Menurunkan S : pasien
2014 06.00, panas , golongan mengatakan
diberikan antipiretik sering panas
ketika O : suhu : 36,6
panas.
10-09- jam 12.00
2014
Metaneuron 08-09- Oral 3x1 Memblokir S: pasien
( antalgin + 2014 (pagi, siang peradangan , mengatakan nyeri
diazepam ) dan sore), mengobati nyeriberkurang setelah
09-09- pagi, siang , golongan minum obat.
2014 dan sore. OAINS Skala 2
10-09- pagi, siang O: pasien nampak
2014 tenang
CaCO3 08-09- oral, 3X1 Sebagai buffer S; -
2014 (pagi, siang dalam darah O: tidak ada
dan sore) reaksi alergi
09-09- pagi, siang
2014 dan sore
10-09- pagi, siang
2014
Omeprazol 08-09- oral, 2x1. Mengatasi ulkus S: pasien
2014 pagi, sore duodenum , mengatakan nyeri
09-09- pagi, sore gaster, golongan perut berkurang
2014 antasid O: pasien nampak
10-09- siang rileks
2014
Ceftriaxon 08-09- injeksi, Antibiotika, S: pasien
2014 siang, membunuh mangatakan nyeri
malam bakteri atau ketika di suntikan
09-09- siang, virus. O: tidak ada
2014 malam reaksi alergi
10-09- siang
2014
Ranitidin 08-09- injeksi, Mengatasi tukak S: pasien
2014 siang dan usus, golongan mengatakan nyeri
sore antasid berkurang ketika
09-09- siang dan di suntikan
2014 sore O: pasien nampak
10-09- sore rileks
2014

c. Diet
Jenis Penjelasan Indikasi dan Makanan Respon
Tanggal
diet Umum Tujuan spesifik klien
Rendah 08-09- Makanan Menghindari tim S: pasien
protein 2014 dengan terjadinya mengatakan
rendah rendah oedema tidak nafsu
garam garam, dan makan
mengandung O;
rendah makanan
protein habis
porsi

d. Aktivitas dan Latihan


Jenis
Tgl Penjelasan Indikasi dan
aktivitas / Respon Klien
terapi Umum Tujuan
latihan
Tirah 08-09- Latihan Menghindarai S : pasien
baring 2014 yang di adanya mengatakan
sampai tunjukan dicubitus nyaman ketika di
tanggal untuk pasien mobilisasi
10- 09 - yang bedres O: tidak ada
2014 total dicubitus

F. Catatan perkembangan pasien


Evaluasi keperawatan
Tgl/hari/jam No Catatan perkembangan pasien Paraf
diagnosa
8/9/2014 1 S: pasien mengatakan masih sulit
Senin keluar kencingnya
14.00 WIB O: masih terpasang DC, asites
A: Kelebihan volume cairan belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi :
- pantau kelebihan cairan
- hitung balance cairan
- catat keluaran urine
2 S: pasien mengatakan masih lemas
O: pasien nampak lemas
A: intoleransi aktifitas belum
teratasi
P:lanjutkan intervensi :
- anjurkan untuk istirahat
- bantu tirah baring pasien
3 S: pasien mengatakan masih mual
muntah
O: makanan habis porsi
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi :
- berikan makanan selagi hangat
S: pasien mengatakan masih gatel
4 O: masih terdapat pruritus
A: resiko infeksi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi :
- kolaborasi pemberian analgetik
- penuhi personal hygine
S: pasien mengatakan masih sulit
keluar kencingnya
21.00 WIB 1 O: masih terpasang DC, asites
A: Kelebihan volume cairan belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
- pantau kelebihan cairan
- hitung balance cairan
- catat keluaran urine
- lakukan perawatan kateter
S: pasien mengatakan masih lemas
O: pasien nampak lemas
2 A: intoleransi aktifitas belum
teratasi
P:lanjutkan intervensi
- bantu mobilisasi pasien
- lakukan tirah baring
S: pasien mengatakan masih mual
muntah
3 O: makanan habis porsi
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
- berikan makan sesuai program
- berikan makanan selagi hangat
S: pasien mengatakan masih gatel
O: masih terdapat pruritus
A: resiko infeksi belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
4 - gunakan teknik aseptik ketika
melakukan tindakan
S: pasien mengatakan masih sulit
keluar kencingnya
O: masih terpasang DC, asites
A: Kelebihan volume cairan belum
09-09-2014 1 teratasi
Selasa P: lanjutkan intervensi
14.00 WIB - pantau kelebihan cairan
- hitung balance cairan
- catat keluaran urine
S: pasien mengatakan masih lemas
O: pasien nampak lemas
A: masalah belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
2 - bantu mobilisasi pasien
- lakukan tirah baring
S: pasien mengatakan masih mual
muntah
O: makanan habis porsi
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
3 kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
- berikan makan sesuai program
- berikan makan selagi hangat
S: pasien mengatakan masih gatel
O: masih terdapat pruritus
A: resiko infeksi belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
4 - kolaborasi pemberian obat
analgetik
S: pasien mengatakan masih sulit
keluar kencingnya
O: masih terpasang DC, asites
A: Kelebihan volume cairan belum
teratasi
21.00 WIB 1 P: lanjutkan intervensi
- pantau kelebihan cairan
- hitung balance cairan
- catat keluaran urine
- lakukan perawatan kateter
S: pasien mengatakan masih lemas
O: pasien nampak lemas
A: intoleransi aktifitas belum
teratasi
P:lanjutkan intervensi
2 - bantu mobilisasi pasien
- lakukan tirah baring
S: pasien mengatakan masih mual
muntah
O: makanan habis porsi
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum
3 teratasi
P: lanjutkan intervensi
- berikan makanan sesuai program
S: pasien mengatakan masih gatel
O: masih terdapat pruritus
A: resiko infeksi belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
- kolaborasi pemberian analgetik
S: pasien mengatakan masih sulit
4 keluar kencingnya
O: masih terpasang DC, asites
A: Kelebihan volume cairan belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
- pantau kelebihan cairan
10-09-2014 1 - hitung balance cairan
Rabu - catat keluaran urine
14.00 WIB - lakukan perawatan kateter
S: pasien mengatakan masih lemas
O: pasien nampak lemas
A: intoleransi aktifitas belum
teratasi
P:lanjutkan intervensi
- bantu mobilisasi pasien
- lakukan tirah baring
2 S: pasien mengatakan mual muntah
berkurang
O: makanan habis porsi
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
3 - berikan makanan sesuai program
- ajarkan mengenai diit gagal ginjal
S: pasien mengatakan gatel
berkurang
O: terdapat kemerahan di tangan
A: resiko infeksi belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
- kolaborasi pemberian analgetik
S: pasien mengatakan masih sulit
keluar kencingnya
O: DC sudah di lepas
4 A: Kelebihan volume cairan belum
teratasi
P: hentikan intervensi, lanjut untuk
perawatan mandiri di rumah
S: pasien mengatakan masih lemas
O: pasien nampak lemas
A: intoleransi aktifitas belum
20.00 WIB 1 teratasi
P: hentikan intervensi, lanjut untuk
perawatan mandiri di rumah
S: pasien mengatakan mual sudah
tidak ada
O: makanan habis porsi
A: Resiko tinggi perubahan nutrisi
2 kurang dari kebutuhan tubuh sudah
teratasi
P: hentikan intervensi, lanjut untuk
perawatan mandiri di rumah
S: pasien mengatakan gatel tidak
ada
3 O: kemerahan tidak ada
A: resiko infeksi teratasi
P: hentikan intervensi, lanjut untuk
perawatan mandiri di rumah

4
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Pasien bernama Ny . Y di rawat di RSI Roemani Semarang, pasien masuk pada t tanggal
1 september 2014, pukul 20.40 WIB. Sebelum masuk RS pasien mengeluh BAK sedikit, mual
dan muntah, pasien juga mengeluh pusing pada malam hari pasien mengatakan sampai
menggigil. pasien sebelumnya memiliki riwayat penyakit amandel sampai di operasi dan sudah
pernah sakit thypoid dua kali. Pasien mengatakan dalam budayanya pasien suka minum jamu
karena jamu bagi pasien merupakan obat tradisional yang bagus dan tanpa bahan pengawet.
Pasien juga bercerita kalau pulang dari RS tidak boleh pulang siang atau malam hari . Pasien
mengatakan beliau adalah ibu rumah tangga yang memiliki anak 5 dan tidak memiliki
penghasilan. Pasien mengatakan selama sakit pasien merasakan gatal gatal pada badannya, dan
terlihat ada pruritus. Pasien juga BAKnya berkurang selama sakit. pasien mengatakan tidak nafsu
makan perut terasa penuh dan mulut pasien ada stomatitisnya. Pasien mengatakan hanya habis
porsi dari porsi yang diberikan dari rumah sakit.
Dari data pengkajian yang ada, masalah keperawatan yang muncul adalah Kelebihan
volume cairan b.d penurunan haluaran urin, retensi urin dan natrium sekunder terhadap
penurunan fungsi ginjal, Intoleransi aktivitas b.d penurunan produksi energi dari anemia, Resiko
tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah, Resiko tinggi kerusakan
inegritas b.d gangguan status metabolic dan kulit kering.
Selama dalam masa perawatan, pasien mendapatkan terapi obat Paracetamol, Metaneuron
( antalgin + diazepam ), CaCO3, Omeprazol, Ranitidin. Pasien mendapat terapi infus RL 20tpm
dari tanggal 1 september 10 september 2014 . Pasien mendapatkan terapi diet rendah protein
rendah garam . Dari pemeriksaan fisik yang abnormal ditemukan pada inspeksi mata ditemukan
konjungtiva anemis mukosa mulut terlihat kering . Pada kulit terlihat kering dan terasa gatal
gatal . Pada auskultasi paru ditemukan ronchi dan pada pemeriksaan abdomen tidak ada lesi
tampak cembung mengkilat , asites . dengan lingkar perut 88 cm setelah makan dan sebelum
makan . Genetalia pasien terpasang DC kondisi DC bersih.
Dalam pemeriksaan diagnostiknya didapat ureum 243 mg/dl , kreatinin 12,2 mg /dl , HB
10,2 ml/dl , clearen kreatinin 4,44 % . Pasien juga melakukan USG abdomen hasil yang didapat
Hepar : tak membesar,permukaan rata chonstructur normal, Pankreas : normal. Lien : tak
membesar homogen. Ren sin :membesar,ureter melebar. Vu : tak tampak masa \,batu 1,52 cm di
ureterovesical juntion sin, mucosa ,menebal.
B. Penemuan
Dari analisa kasus yang sudah dijelaskan diatas dapat ditemukan masalah keperawatan :
1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urin , retensi urin dan natrium sekunder
terhadap penurunan fungsi ginjal ditandai dengan pasien mengatakan selama sakit BAK
berkurang hanya sedikit sedikit ,ureum : 243 mg/dl ,Kreatinin 12,2 mg/dl,USG : Renin :
membesar ,Ureter : melebar ,Mukosa menebal
2. Intoleransi aktivitas b.d penurunan produksi energi dari anemia ditandai dengan pasien
mengatakan nafsu makan berkurang , makan sedikit terasa penuh mual , kadang ,pasien hanya
makan porsi dari menu yang disajikan.
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah ditandai dengan selama
sakit dimandikan oleh keluarga 2x perhari dibantu oleh keluarga dan perawat , pasien
mengatakan lemas ,pasien terlihat lemas , HB : 10,3
4. Resiko tinggi kerusakan inegritas b.d gangguan status metabolic dan kulit kering ditandai
dengan pasien mengatakan gatal gatal pada tubuh apalagi bila berkeringat kulit pasien terlihat
kering

C. Kesimpulan
Ny . Y mengalami gagal ginjal kronik ditandai dengan uream 243 mg/dl , kreatinin 12,2
mg/dl, CCT : 4 , 44%
USG : Renin : membesar ,Ureter : melebar ,Mukosa menebal . Tanda dan gejala yang dialami
oleh Ny . Y sesuai dengan tinjauan teori yang telah dipaparkan yaitu mual , muntah , terjadi
asites , ureum lebih dari normal , kadar kreatinin lebih dari normal dan hasil CCT kurang dari
normal .

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ny . Y mengalami gagal ginjal kronik ditandai dengan uream 243 mg/dl , kreatinin 12,2
mg/dl, CCT : 4 , 44%
USG : Renin : membesar ,Ureter : melebar ,Mukosa menebal . Tanda dan gejala yang dialami
oleh Ny . Y sesuai dengan tinjauan teori yang telah dipaparkan yaitu mual , muntah , terjadi
asites , ureum lebih dari normal, kadar kreatinin lebih dari normal dan hasil CCT kurang dari
normal .

B. Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien Chronic kidney Disease (
CKD ),penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif yang khususnya dibidang
kesehatan antara lain :
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan ( rumah sakit )
Hal ini diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan
hubungan kerja sama baik antara tim kesehatan maupun klien serta mampu menyediakan fasilitas
sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan pasien sehingga dapat meningkatkan
mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal umumnya pada pasien Chronic Kidney Disase
( CKD ) khususnya.
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
Diharpan selalu berkoodinasi dengan team kesehatan lainya dalam memberikan asuhan
keperawatan serta memberikan pelayanan profesional dan komprehensif pada klien agar lebih
maksimal, khususnya pada klien dengan Chronic Kidney Disase ( CKD ).
3. Bagi institusi pendidikan
Dapat ,eningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan profesional
sehingga dapat tercipta perawat profesional,terampil,inovatif dan bermutu yang mampu
memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 8. Jakarta;EGC


Diagnosa Keperawatan. (2012). NANDA International Diagnosa Keperawatan 2012-
2014. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC
Judith M. Wilkinson. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan)
Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-
proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Supartondo. ( 2001 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai