AKHLAK1
A. Pengertian Akhlak
179
Pencipta dan makhluq yang berati yang diciptakan (Rosihon Anwar
2010:11).
180
Rasulullah Saw. Sebagaimana tersebut dalam al-Quran surat al-Ahzab
ayat 21.
" : - -
4. Sementara itu Prof. Dr. Ahmad Amin membuat definisi bahwa yang
disebut akhlak ialah Adatul-Iradah atau kehendak yang
dibiasakan. Definisi ini terdapat dalam suatu tulisannya yang
berbunyi, Sebagian orang membuat definisi akhlak, bahwa yang
disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu
bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu disebut akhlak.
181
Dikutip dari buku karangan Rosihon Anwar bahwa pengertian akhlak
menurut ulama akhlak antara lain: (Rosihon Anwar 2010: 13-15)
: .
, ....
,
Artinya :
Artinya : Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa
yang mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran.
182
c. Muhyiddin Ibnu Arabi (1165-1240 M)
,
, .
Artinya :
Akhlak adalah sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat batini
manusia.
e. Al-Faidh Al-Kasyani(1091 H)
183
Terkadang definisi akhlak (moral) sebagaimana disebutkan atas dalam
batas-batas tertentu berbaur dengan definisi kepribadian, hanya saja
perbedaan yang pokok antara keduanya sebagai berikut:
3. Moral adalah teori akal tentang kebaikan dan keburukan, ini menurut
filsafat.
Baik dan buruk akhlak manusia sangat tergantung pada tata nilai yang
dijadikan pijakannya. Abul Ala al-Maududi membagi sistem moralitas
menjadi dua:
184
2. Kedua, sistem moral yang tidak mempercayai Tuhan dan timbul
dari sumber-sumber sekuler (Marzuki, 2013:175 (al-Maududi,
1971:9)
1. Kewajiban umum.
Secara bahasa moral berasal dari kata Latin Mos yang dalam
bentuk jamaknya Mores yang berarti juga adat atau cara hidup.
Moral dan etika sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada
sedikit perbedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk perbuatan
yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang ada. moral juga merupakan istilah yang digunakan
untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan
sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang
dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.
Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:
186
akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang,
maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
Perbedaan lain antara etika, dan moral terlihat pula pada sifat
dan kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis,
maka pada moral dan susila lebih banyak bersifat praktis. Etika
187
memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral
dan susila menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.
2) Berdasarkan Sifat.
188
universal dan bersumber dari ajaran Allah. Sementara itu, etika
merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan
tentang baik dan buruk. Jadi, etika bersumber dari pemikiran yang
mendalam dan renungan filosofis, yang pada intinya bersumber dari akal
sehat dan hati nurani. Etika besifat temporer, sangat tergantung kepada
aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.
Dasar akhlak berinduk pada tiga perbuatan yang utama, yaitu hikah
(bijaksana), syajaah (perwira atau kesatria), dan iffah (menjaga diri dari
perbuatan dosa dan maksiat). Ketiga macam induk akhlak ini muncul dari
sikap adil, yaitu sikap pertengahan atau seimbang dalam mempergunakan
ketiga potensi rohaniah yang terdapat dala diri manusia, yaitu aql
(pemikiran), yang berpusat di kepala, ghadab (amarah) yang berpusat di
dada, dan nafsu syahwat (dorongan seksual) yang berpusat di perut.3)
Artinya :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (Q.S.al-Ahzab : 21)
Artinya : Bahwasanya aku (Rasulullah) diutus untuk
menyempurnakan keluhuran akhlak.
Jika telah jelas bahwa al-Quran dan hadits rasul adalah pedoman
hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya
merupakan sumber akhlaqul karimah.
Dan tujuan akhir dari akhlak, yaitu memutuskan diri kita dari cinta
kepada dunia, dan menancapkan dalam diri kita cinta kepada Allah SWT.
Maka, tidak ada lagi sesuatu yang dicintai selain berjumpa dengan dzat
190
ilahi rabbi, dan tidak menggunakan semua hartanya kecuali
karenanya"
Jelaslah, al-Ghazli menempatkan kebahagiaan jiwa manusia sebagai
tujuan akhir dan kesempurnaan dari akhlak. Kebahagiaan tertinggi dari
jiwa berarti mengenal adanya Allah tanpa keraguan (marifatullah).
Allah merupakan sumber cinta dalam manusia dan kebenaran yang
memuaskan rohani. Implikasi etis, jiwa manusia meninggalkan segala hal
duniawi supaya mengalami kebahagiaan jiwa. Manusia yang berpegang
pada prinsip akhlak akan mengupayakan hidupnya secara bijak. Semua
perbuatannya/amalnya diyakini keterarahan kepada Allah yang telah
menanamkan segala yang baik dalam ciptaan. Dengan keseimbangan
jiwanya, ia tidak membiarkan diri hanyut akan hal-hal bersifat material
sejauh hal itu bisa menambah kesempurnaan akhlak.
Kebahagiaan itu diyakini mampu diwujudkan dalam keutamaan-
keutamaan hidup. Jalan keutamaan itu sendiri perlu dilatihkan dan
diterangi dengan prinsip akhlak di mana terjadi perpaduan anugerah
Tuhan dan rasionalitas manusia untuk terarah pada kebaikan moral.
Bahkan, dalam daya jiwa difokuskan suatu perbuatan mesti
diorientasikan pada tindakan yang mengarah pada keadilan dan
memandang kebebasan mutlak setiap individu.
Kesuksesan hakiki akan dapat diraih jika mengikuti konsep 7B, yaitu:
1) Beribadah dengan benar
2) Bertakwa dengan baik
3) Belajar tiada henti
4) Bekerja keras dan ikhlas
5) Bersahaja dalam hidup
6) Bantu sesama dan
7) Bersihkan hati selalu
191
Dengan 7 konsep tersebut kita dapat mengimplikasikan dalam
kehidupan sehari hari namun tetap dengan akhlak yang baik maka
kesuksesan akan dengan mudah kita dapat, baik kesuksesan dunia
maupun akhirat.
Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal)
seorang mukmin pada hari kiamat, melebihi akhlak yang luhur
(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)
Daftar Pustaka
http://rizkyarlin.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-akhlak-menurut-bahasa-
dan-istilah.html
http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/makalah-akhlak-dalam-
islam.html
http://amalilmukita.blogspot.co.id/p/makalah-akhlak-dalam-agama-
islam_24.html
http://www.mashasyim.com/2016/05/referensi-buku-akhlak.html
http://www.gudangnews.info/2015/02/makalah-pendidikan-agama-islam-
tenatang.html
192