Anda di halaman 1dari 14

BAB VI

AKHLAK1

A. Pengertian Akhlak

Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluk


( ) , yang tercantum dalam (QS. al Qalam 68: 4, dan al Syuara
26:137) berasal dari bahasa arab, yang berarti perangai, tingkah laku,
atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan seakar
dengan kata khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalaq
(penciptaan)2

Khuluq adalah ibarat dari kelakuan manusia yang membedakan baik


dan buruk, lalu yang baik akan disenangi dan dipilih untuk dipraktekkan
dalam perbuatan, sedang yang buruk dibenci dan dihilangkan dalam
perbuatan. (Marzuki 2012:173)

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.


(QS. Al Qalam : 4)

Menurut bahasa, akhlak adalah peragai, tabiat, dan agama. Kata


tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalq yang
berarti kejadian, serta erat hubungannya denga kata khaliq yang berarti

1Annisa Kurnia Nugraha (1684202105)


Della Cahyani (1684202099)
Yulia Arum Sari (1684202115)
2YunaharIlyas,KuliahAkhlaq,(Yogyakarta:PustakaPelajarOffset,2004)hlm.1

179
Pencipta dan makhluq yang berati yang diciptakan (Rosihon Anwar
2010:11).

Menurut istilah, akhlak artinya tingkah laku lahiriah yang diperbuat


oleh seseorang secara spontan sebagai manifestasi atau pencerminan,
refleksi dari jiwa atau batin atau hati seseorang. Akhlak biasa juga disebut
dengan moral.

Secara etimologi akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong


oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang
baik. Kata akhlak jika diartikan sebagai perangai, maka memiliki arti
yang lebih dalam karena telah menjadi sifat dan watak. Sifat dan watak
yang telah melekat pada diri pribadi maka menjadi kepribadian.

Pembentukan perangai kearah lebih baik atau buruk, ditentukan oleh


factor dari dalam diri sendiri maupun dari luar/lingkungan. Kata khuluq
ialah jamanya kata akhlaq, hanya saja khuluq merupakan perangai
manusia dari dalam diri (ruhaniyah) sedang khilqun merupakan perangai
manusia dari luar (jasmaniah). Khuluq juga berhubungan erat dengan
Khaliq (Pencipta), dan makhluq (yang diciptakan).

Pengertian etimologis tersebut berimplikasi bahwa akhlak mempunyai


kaitan dengan Tuhan pencipta yang menciptakan manusia, luar dan
dalam, sehingga tuntunan akhlak harus dari Khalik (Tuhan Pencipta), dan
juga persesuaian kata dengan makhluk yang mengisyaratkan adanya
sumber akhlak dari ketetapan manusia bersama, sehingga dalam hidup
manusia harus berakhlak yang baik manurut ukuran Allah dan ukuran
manusia. Hal ini memberi pengertian, bahwa apapun fungsi seorang
muslim, harus berakhlak Islam dalam kehidupannya. Ajaran Islam telah
menyatakan bahwa, suri teladan bagi setiap orang Islam ialah pribadi

180
Rasulullah Saw. Sebagaimana tersebut dalam al-Quran surat al-Ahzab
ayat 21.

Hadist Tentang Akhlak :


" : - -

Dari Anas -semoga Allah meridhoinya- dia berkata : Nabi


-shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda : "Sesungguhnya setiap agama
memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu." (HR. Ibnu Majah)

Dalam kitab Dairatul Maarif, secara singkat akhlak diartikan, Sifat-


sifat manusia yang terdidik. Akhlak secara istilah menurut beberapa ahli:

1. Ibnu Maskawih dalam buku Tahzib al Akhlaq wa Tathhir al-Arab,


Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2. Imam Ghazali dalam buku Ihya Ulumuddin, Sifat yang tertanam


dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan baik atau
buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

3. Mujam al-Wasith, Sifat yang tertanam dalam jiwa, yang degannya


lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa pemikiran
dan pertimbangan.

4. Sementara itu Prof. Dr. Ahmad Amin membuat definisi bahwa yang
disebut akhlak ialah Adatul-Iradah atau kehendak yang
dibiasakan. Definisi ini terdapat dalam suatu tulisannya yang
berbunyi, Sebagian orang membuat definisi akhlak, bahwa yang
disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak itu
bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu disebut akhlak.
181
Dikutip dari buku karangan Rosihon Anwar bahwa pengertian akhlak
menurut ulama akhlak antara lain: (Rosihon Anwar 2010: 13-15)

a. Ibnu Maskawaih (941-1030 M)

: .
, ....
,

Artinya :

Keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan


perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih
dahulu. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya...
Adapula yang diperoleh dari kebiasaan berulang-ulang. Boleh jadi,
pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan,
kemudian dilakukan terus menerus, maka jadilah suatu bakat dan
akhlak.

b. Imam Al-Ghazali (1055-1111 M)

Artinya : Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa
yang mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran.

182
c. Muhyiddin Ibnu Arabi (1165-1240 M)

,
, .

Artinya:Keadaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk


berbuat tanpa melalui pertimbangan dan pilihan terlebih dahulu.
Keadaan tersebut pada seseorang boleh jadi merupakan tabiat atau
bawaan dan boleh jadi juga merupakan kebiasaan melalui latihan
dan perjuangan.

d. Syekh Makarim Asy-Syirazi

Artinya :
Akhlak adalah sekumpulan keutamaan maknawi dan tabiat batini
manusia.

e. Al-Faidh Al-Kasyani(1091 H)

Artinya: Akhlak adalah ungkapan untuk menunjukkan kondisi yag


mandiri dalam jiwa yang darinya muncul perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa digahului perenungan dan pemikiran.

183
Terkadang definisi akhlak (moral) sebagaimana disebutkan atas dalam
batas-batas tertentu berbaur dengan definisi kepribadian, hanya saja
perbedaan yang pokok antara keduanya sebagai berikut:

- Moral lebih terarah pada kehendak dan diwaranai dengan nilai-nilai.

- Kepribadian mencakup pengaruh fenomena sosial bagi tingkah laku.

Pakar ilmu-ilmu sosial mendefinisikan akhlak (moral). Ada sebuah


definisi ringkas yang bagus tentang akhlak (moral) dalam kamus La
Lande, yaitu moral mempunyai empat makna berikut:

1. Moral adalah sekumpulan kaidah bagi perilaku yang diterima dalam


satu zaman atau oleh sekelompok, buruk, atau rendah.

2. Moral adalah sekumpulan kaidah bagi perilaku yang dianggap baik


berdasarkan kelayakan bukannya berdasarkan syarat.

3. Moral adalah teori akal tentang kebaikan dan keburukan, ini menurut
filsafat.

4. Tujuan-tujuan kehidupan yang mempunyai warna humanisme yang


kental yang tercipta dengan adanya hubungan-hubungan sosial. (Ali
Abdul Halim mahmud, 2004:27).

Baik dan buruk akhlak manusia sangat tergantung pada tata nilai yang
dijadikan pijakannya. Abul Ala al-Maududi membagi sistem moralitas
menjadi dua:

1. Pertama, sistem moral yang berdasar kepada kepercayaan kepada


Tuhan dan kehidupan setelah mati.

184
2. Kedua, sistem moral yang tidak mempercayai Tuhan dan timbul
dari sumber-sumber sekuler (Marzuki, 2013:175 (al-Maududi,
1971:9)

B. Perbedaan & Persamaan Akhlak, Etika, dan Moral

Akhlak berasal dari bahasa Arab Akhlak yang merupakan bentuk


jamak dari Khuluq. Secara bahasa akhlak berarti budi pekerti, tabiat,
watak. Dalam kebahasaan akhlak sering disinonimkan dengan moral dan
etika.

Etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di


dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik
pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai
mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan. Seorang guru
mempunyai etika tersendiri, bahkan kode etik untuk guru telah ditetapkan
oleh pemerintah. Kode etik yang menjadi landasan guru Indonesia yaitu
kode etik yang menjadi keputusan kongres XXI PGRI No:
VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Kode Etik Guru Indonesia. Kode
etik ini merupakan penyempurnaan dari kode etik guru yang disusun pada
tahun 2008.

Kode etik guru terdiri dari 8 pasal, diantaranya :

1. Kewajiban umum.

2. Kewajiban guru terhadap peserta didik.

3. Kewajiban guru terhadap orang tua/ wali peserta didik.

4. Kewajiban guru terhadap masyarakat.


185
5. Kewajiban guru terhadap teman sejawa.

6. Kewajiban guru terhadap profesi.

7. Kewajiban guru terhadap organisasi profesi.

8. Kewajiban guru terhadap pemerintah.

Secara bahasa moral berasal dari kata Latin Mos yang dalam
bentuk jamaknya Mores yang berarti juga adat atau cara hidup.
Moral dan etika sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada
sedikit perbedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk perbuatan
yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem
nilai-nilai yang ada. moral juga merupakan istilah yang digunakan
untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan
sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut bermoral, maka yang
dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunya baik.

Persamaan Akhlak, Moral, dan Etika

Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral yang dapat
dipaparkan sebagai berikut:

1) Akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau


gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan
perangai yang baik.

2) Akhlak, etika, moral merupakan prinsip atau aturan


hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat
kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas

186
akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang,
maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.

3) Akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang


tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang
bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan
potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk
pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut
diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan,
serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu
menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan
dan konsistensi yang tinggi

Perbedaan Akhlak, Moral, dan Etika

Peredaan antara akhlak, etika, dan moral adalah terletak pada


sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk.
Jika dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal
pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang
berlaku secara umum dimasyarakat, maka pada akhlak ukuran yang
digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalah berdasarkan
al-Quran dan al Hadits.

Perbedaan lain antara etika, dan moral terlihat pula pada sifat
dan kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis,
maka pada moral dan susila lebih banyak bersifat praktis. Etika

187
memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral
dan susila menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.

Namun demikian akhlak, etika, dan moral tetap saling


berhubungan dan membutuhkan. Etika, dan moral berasal dari
manusia, sedangkan akhlak berasal dari Tuhan.

Pada sisi lain akhlak juga berperan untuk memberikan batas-


batas umum, agar apa yang dijabarkan dalam etika, moral dan susila
tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang luhur dan tidak membawa
manusia menjadi sesat. Dengan kata lain penjabaran etika, dan moral
akan tetap sejalan apabila tetap mengedepankan akhlak. Dari Seginya
di bagi menjadi 2 bagian yaitu :

1) Berdasarkan tolak ukur.

Akhlak tolak ukurnya al-quran dan As Sunnah

Etika tolak ukurnya pikiran atau akal

Moral tolak ukurnya norma hidup yang ada di


masyarakat berupa adat atau aturan tertentu.

2) Berdasarkan Sifat.

Etika bersifat teori

Akhlak dan Moral bersifat praktis

Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Quran dan al-


Sunnah. Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak
layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat

188
universal dan bersumber dari ajaran Allah. Sementara itu, etika
merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan
tentang baik dan buruk. Jadi, etika bersumber dari pemikiran yang
mendalam dan renungan filosofis, yang pada intinya bersumber dari akal
sehat dan hati nurani. Etika besifat temporer, sangat tergantung kepada
aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.

C. Sumber Akhlak dalam Islam

Dasar akhlak berinduk pada tiga perbuatan yang utama, yaitu hikah
(bijaksana), syajaah (perwira atau kesatria), dan iffah (menjaga diri dari
perbuatan dosa dan maksiat). Ketiga macam induk akhlak ini muncul dari
sikap adil, yaitu sikap pertengahan atau seimbang dalam mempergunakan
ketiga potensi rohaniah yang terdapat dala diri manusia, yaitu aql
(pemikiran), yang berpusat di kepala, ghadab (amarah) yang berpusat di
dada, dan nafsu syahwat (dorongan seksual) yang berpusat di perut.3)

Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah


Alquran dan Sunnah, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat
sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dalam konsep akhlak, segala
sesuatu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena
Syara (Alquran dan Sunnah) menilainya demikian.4)

Sumber akhlak adalah wahyu (al-Quran dan al-Hadits). Sebagai


sumber akhlak wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik. al-Quran
bukanlah hasil renungan manusia, melainkan firman Allah SWT yang
Maha pandai dam Maha bijaksana. Oleh sebab itu, setiap muslim
berkeyakinan bahwa isi al-Quran tidak dapat dibuat dan ditandingi oleh
3Yunahar Ilyas, Op. Cit, hlm. 4
43Ibid, hlm. 43-44
189
bikinan manusia. Sumber akhlak yang kedua yaitu al-Hadits meliputi
perkataan, ketetapan dan tingkah laku Rasulullah SAW.

Dasar akhlak yang dijelaskan dalam al-Quran yaitu:


Artinya :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (Q.S.al-Ahzab : 21)

Dasar akhlak dari hadits yang secara eksplisit menyinggung akhlak


tersebut yaitu sabda Nabi:



Artinya : Bahwasanya aku (Rasulullah) diutus untuk
menyempurnakan keluhuran akhlak.

Jika telah jelas bahwa al-Quran dan hadits rasul adalah pedoman
hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya
merupakan sumber akhlaqul karimah.

D. Akhlak Sebagai Modal Sosial bagi Keberhasilan Hidup Seseorang

Dan tujuan akhir dari akhlak, yaitu memutuskan diri kita dari cinta
kepada dunia, dan menancapkan dalam diri kita cinta kepada Allah SWT.
Maka, tidak ada lagi sesuatu yang dicintai selain berjumpa dengan dzat

190
ilahi rabbi, dan tidak menggunakan semua hartanya kecuali
karenanya"
Jelaslah, al-Ghazli menempatkan kebahagiaan jiwa manusia sebagai
tujuan akhir dan kesempurnaan dari akhlak. Kebahagiaan tertinggi dari
jiwa berarti mengenal adanya Allah tanpa keraguan (marifatullah).
Allah merupakan sumber cinta dalam manusia dan kebenaran yang
memuaskan rohani. Implikasi etis, jiwa manusia meninggalkan segala hal
duniawi supaya mengalami kebahagiaan jiwa. Manusia yang berpegang
pada prinsip akhlak akan mengupayakan hidupnya secara bijak. Semua
perbuatannya/amalnya diyakini keterarahan kepada Allah yang telah
menanamkan segala yang baik dalam ciptaan. Dengan keseimbangan
jiwanya, ia tidak membiarkan diri hanyut akan hal-hal bersifat material
sejauh hal itu bisa menambah kesempurnaan akhlak.
Kebahagiaan itu diyakini mampu diwujudkan dalam keutamaan-
keutamaan hidup. Jalan keutamaan itu sendiri perlu dilatihkan dan
diterangi dengan prinsip akhlak di mana terjadi perpaduan anugerah
Tuhan dan rasionalitas manusia untuk terarah pada kebaikan moral.
Bahkan, dalam daya jiwa difokuskan suatu perbuatan mesti
diorientasikan pada tindakan yang mengarah pada keadilan dan
memandang kebebasan mutlak setiap individu.
Kesuksesan hakiki akan dapat diraih jika mengikuti konsep 7B, yaitu:
1) Beribadah dengan benar
2) Bertakwa dengan baik
3) Belajar tiada henti
4) Bekerja keras dan ikhlas
5) Bersahaja dalam hidup
6) Bantu sesama dan
7) Bersihkan hati selalu
191
Dengan 7 konsep tersebut kita dapat mengimplikasikan dalam
kehidupan sehari hari namun tetap dengan akhlak yang baik maka
kesuksesan akan dengan mudah kita dapat, baik kesuksesan dunia
maupun akhirat.
Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal)
seorang mukmin pada hari kiamat, melebihi akhlak yang luhur
(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)
Daftar Pustaka

Darsono, T. Ibrahim. Membangun Akidah dan Akhlak, Solo : PT. Tiga


Serangkai Pustaka Mandiri, 2008

http://rizkyarlin.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-akhlak-menurut-bahasa-
dan-istilah.html

http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/makalah-akhlak-dalam-
islam.html

http://amalilmukita.blogspot.co.id/p/makalah-akhlak-dalam-agama-
islam_24.html

http://www.mashasyim.com/2016/05/referensi-buku-akhlak.html

http://www.gudangnews.info/2015/02/makalah-pendidikan-agama-islam-
tenatang.html

192

Anda mungkin juga menyukai