Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian & Pengembangan

Model penelitian yang digunakan adalah model prosedural. Model

prosedural menggunakan langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah penelitian

yang dipakai dalam penelitian ini adalah langkah-langkah penelitian dari

Sugiyono. Sebelum mengetahui langkah-langkah dari Sugiyono perlu mengetahui

terlebih dahulu terkait pandangan Sugiyono terhadap Penelitian dan

Pengembangan. Menurut Sugiyono (2015:407) metode penelitian dan

pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut.

Pengertian lain dari penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall

(1983:770) penelitian pengembangan sebagai usaha untuk mengembangkan dan

memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengembangkan produk yang telah ada yakni modul

pembelajaran yang dikembangkan menjadi produk modul refleksi peristiwa

sejarah. Pada dasarnya produk modul telah bervariasi dan pengembangannya telah

cukup luas, namun produk modul refleksi peristiwa sejarah ini ingin

mengembangkan modul baru dibidang sejarah.

22
23

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono

(2015:409) adalah mulai dari potensi dan masalah, pengumpulan data, desain

produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba

pemakaian, revisi produk, produksi masal. Digambarkan dalam bagan alir sebagai

berikut:

Potensi dan
Pengumpulan data Desain produk
Masalah

Uji coba produk Revisi desain Validasi desain

Revisi produk Uji coba pemakaian Revisi produk

Produksi Massal

Bagan 3.1 : bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan


Sumber : (Sugiyono, 2015:409)

Dari bagan di atas dapat dijabarkan secara detail sebagai berikut:

1. Potensi dan Masalah

Potensi matapelajaran sejarah memiliki makna yang mendalam dalam

substansi pelajarannya. Potensi pemaknaan sejarah yang besar perlu

dikembangkan agar pembelajaran sejarah lebih bermakna dan bermanfaat bagi

kehidupan manusia. Sejarah mengajarkan manusia masa kini untuk belajar dari

manusia masa silam agar menjadi manusia yang lebih bijaksana.


24

Masalah-masalah yang ada di SMA N 1 Lawang adalah guru masih

sebagai pusat pembelajaran, kurangnya bahan ajar pelajaran sejarah, dan di SMA

N 1 Lawang tidak menganjurkan pemakaian Lembar Kerja Siswa (LKS) atau

bahan ajar lain terbitan swasta. Sekolah mengharapkan bahwa guru mata pelajaran

yang membuat bahan ajar sendiri. Pada pelaksanaannya guru belum mampu

memenuhi kewajiban tersebut. Kemudian dari potensi tersebut dihadapkan pada

keadaan realitas yang tidak sesuai dengan keadaan idealnya. Dalam keadaan

realitas didapatkan bahwa potensi tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Matapelajaran sejarah tidak dilakukan pemaknaan yang mendalam dari materi

peristiwa sejarah. Masalah refleksi sejarah yang kurang dan bahkan tidak ada

menjadi fokus pembahasan dari penelitian.

2. Mengumpulkan data

Tahapan yang kedua adalah mengumpulkan data. Data diperlukan

sebelum melakukan pembuatan produk. Data-data yang dikumpulkan adalah data-

data untuk menghasilkan produk.

Mengumpulkan data masalah yang dihadapi di SMA N 1 Lawang terkait

pembelajaran sejarah. Masalah-masalah yang dihadapi dari wawancara secara

langsung kepada guru sejarah dan beberapa peserta didik. Dari wawancara

tersebut maka diketahui bahwa produk modul refleksi sejarah ini memang

diperlukan.

Dari wawancara tersebut, materi Pergerakan Nasional yang diketahui

sangat kurang dibandingkan dengan materi yang lainnya karena selalu identik

dengan organisasi-organisasi yang pada dasarnya memiliki prinsip yang sama.

Pengumpulan data selanjutnya adalah data terkait materi seperti identifikasi


25

kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran. Kompetensi inti

dalam materi pergerakan nasional adalah sebagai berikut:

KI1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong-royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

KI3: memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunaya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI4: mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kemudian dilakukan identifikasi KD :

1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan

pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karuania Tuhan

Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia


26

2. Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa

dengan bercermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah

3. Menganalisis persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan

nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah

Pemuda dan sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan.

4. Mengolah informasi tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan

strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan

nasional, pada masa Sumpah Pemuda, masa sesudahnya sampai dengan

Proklamasi Kemerdekaan dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi

1. Menguaraikan latar belakang awal pergerakan nasional dalam kaitannya

peran golongan elite baru Indonesia.

2. menyusun peta konsep sesuai pemikiran sinkronis dan diakronis terkait

golongan elite baru Indonesia pada masa awal pergerakan nasional.

Peneliti kemudian mengumpulkan materi yang akan digunakan untuk

membuat modul. Peneliti mengumpulkan data materi dari berbagai sumber-

sumber yang terkait dengan pergerakan nasional. Materi yang disajikan sesuai

dengan KI, KD, dan tujuan pembelajaran.

3. Desain Produk

Desain produk modul refleksi peristiwa sejarah ini berdasarkan produk

yang telah ada pada umumnya yakni modul bahan ajar. Dikembangkan lebih

mendalam dan lebih luas dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

Dan menggali informasi melalui referensi-referensi yang relevan. Kerangka isi

produk sebagai berikut:


27

4.Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah

rancangan produk baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak

(Sugiyono,2015:414). Dalam penelitian modul refleksi peristiwa sejarah ini yang

bertindak sebagai validator adalah dosen sejarah UM yakni bapak Dewa Agung
28

Gede Agung dan guru sejarah SMA N 1 Lawang yakni bu Helmi Rohana yang

berkompeten dalam bidangnya.

Dalam tahapan ini produk divalidasi oleh tim ahli yakni dosen

Universitas Negeri Malang bapak Dewa Agung Gede Agung dan guru sejarah

SMA N 1 Lawang yakni Ibu Helmi Rohana.

5. Revisi Desain

Kelemahan yang telah diketahui setelah adanya validasi desain dari

validator diperbaiki dengan tujuan mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada.

Peneliti merevisi desain produk sebelum diuji cobakan.

6. Uji Coba Produk

Pada tahapan ini uji coba produk dalam skala kecil. Dilakukan dengan

menguji 6 orang kelas XI IPS SMA N Lawang dengan memberikan angket.

Pemilihan responden dilakukan secara acak menggunakan random sampling. Uji

coba dilakukan untuk mengetahui keperluan dari modul refleksi peristiwa sejarah

dibandingkan dengan bahan ajar yang lainnya. Modul digunakan sebagai

penguatan dalam pembelajaran.

7. Revisi Produk

Dalam uji produk skala terbatas akan menunjukkan kelemahan-

kelemahan produk modul refleksi peristiwa sejarah. Tahapan selanjutnya merevisi

produk yang telah diujikan dalam skala terbatas untuk meningkatkan keampuhan

dari produk yang dikembangkan. Revisi dilakukan dari data angket dan data dari

komentar dan saran dari responden yang telah terpilih.


29

8. Uji coba Pemakaian

Tahapan selanjutnya adalah uji coba yang lebih luas. Uji coba pemakaian

ini dilakukan di satu kelas yakni kelas XI IPS SMA N 1 Lawang dengan jumlah

peserta didik sebanyak 36 peserta didik. Pengujian ini pertama menggunakan

soal-soal yang merupakan pretest sebelum menggunakan modul. Kemudian

diberikan modul dan dilakukan postest. Dari pretest dan postest akan didapatkan

perbandingan nilai. Kemudian diberikan instrumen angket untuk melihat

keampuhan produk setelah menggunakan produk tersebut.

9. Revisi Produk

Tahap revisi produk dilakukan ketika dalam tahapan uji coba produk

dalam skala luas ditemukan kekurangan dan kelemahan dalam produk modul

refleksi peristiwa sejarah. Peneliti selalu membuat evaluasi produk, sehingga

dalam revisi produk yang terakhir ini benar-benar meminimalisir kekurangan dan

kelemahan. Tahapan ini digunakan untuk penyempurnaan produk setelah

melewati berbagai tahapan.

10. Produksi Masal

Dalam penelitian ini tidak sampai dilakukan produksi masal. Tahapan

terakhir hanya sampai revisi produk dan mendapatkan kesimpulan yang dapat

mewakili keefektifan produk.

C. Uji Coba Produk

Uji coba produk ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat

digunakan sebagai dasar menetapan tingkat keampuhan modul dalam

pembelajaran.
30

1. Desain Uji Coba

Uji coba produk pengembangan melalui tiga tahapan yakni uji coba ahli,

uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Desain uji coba ini meliputi: uji coba

validasi dan uji coba lapangan. Uji coba validasi validasi materi. Kemudian uji

coba dilakukan berdasarkan uji coba skala kecil dan uji coba skala besar dengan

melibatkan peserta didik sebagai subyek uji coba.

2. Subyek Coba

Subyek validasi terdiri dari para ahli yakni ahli pertama adalah dosen

Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang bapak Dewa Agung

Gede Agung yang telah berpengalaman dalam materi Pergerakan Nasional. Ahli

kedua yakni guru sejarah SMA N 1 Lawang ibu Helmi Rohana yang

berpengalaman dalam hal pembelajaran sejarah di SMA N 1 Lawang. Selanjutnya

yakni subyek coba terhadap siswa meliputi dua fase. Fase pertama adalah subyek

uji coba skala kecil dengan melibatkan 6 peserta didik kelas XI IPS SMA N 1

Lawang. Pengambilan subjek uji coba skala kecil ini dengan cara random

sampling. Kemudian fase kedua adalah subyek uji coba skala besar dengan

melibatkan kelas XI IPS SMA N 1 Lawang yang berjumlah 36 peserta didik.

Pemilihan subyek uji coba ini berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan dan

telah diuraikan pada bagian awal.

3. Jenis Data

Jenis data berupa deskriptif kualitatif dan pengujiannya menggunakan

penghitungan angka sebagai data pendukung. Demi sempurnanya kesimpulan

penelitian yang diperoleh. Data kualitatif diperoleh dari saran, komentar, dan
31

tanggapan dari subyek coba, validator, dan tim ahli. Sedangkan, data kuantatif

diperoleh dari angket dari subyek coba.

a. Deskriptif kualitatif

Deskriptif kualitatif digunakan untuk mengelola data yang berupa kritik,

saran dari validator dan tim ahli. Kemudian juga tanggapan, kritik, dan saran dari

subyek coba. Data ini berfungsi untuk merevisi produk yang dikembangkan dan

berfungsi untuk mengetahui keampuhan produk dalam pembelajaran.

b. Deskriptif kuantitatif

Deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengelola skor penilaian yang

didapatkan dari lembar validasi dari tim ahli dan validator, penilaian terhadap

angket dari subyek coba.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian perlu dilakukan untuk memperoleh

suatu data atau informasi. Dalam penelitian dan pengembangan ini menggunakan

instrumen pengumpulan data berupa lembar validasi dari validator dan tim ahli.

Data selanjutnya diperoleh dari angket atau kuesioner dan nilai pretest, postest.

Angket dikhususkan untuk para subyek penelitian. Angket berisi beberapa

pertanyaan yang menjawab mengenai kelayakan produk dalam penerapannya.

5. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data penelitian dan pengembangan produk modul refleksi

peristiwa sejarah ini menggunakan data deskriptif kuantitatif dan deskriptif

kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif menganut rumus dari Arikunto

(2006:244) sebagai berikut:


P = 1 100%
32

Keterangan:

P = Presentase

X = jumlah peroleh skor

1 = jumlah skor ideal dalam butir pertanyaan

100% = konstanta

Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan:


P = ( / 1 ) 100% atau 1
x 100%

Keterangan :

P = Presentase

= Jumlah jawaban seluruh responden dalam satu butir pertanyaan

1 = Jumlah keseluruhan skor ideal dalam satu butir pertanyaan

100 % = konstanta

Analisis data digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari modul

pembelajaran sejarah berbasis refleksi. Penentuan valid pada modul ini

berdasarkan kriteria dari Arikunto. Secara lengkap disajikan pada tabel 3.1 tingkat

kelayakan.

Tabel 3.1 Tingkat Kelayakan

Persentase (%) Kriteria Kevalidan Keterangan

80 100 Valid Tidak revisi

60 79 Cukup valid Tidak revisi

50 59 Kurang valid Revisi


33

< 50 Tidak valid Revisi

(diadaptasi dari Arikunto, 2002:180)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase 80% - 100%

mendapatkan kriteria valid dan tidak perlu direvisi. Jika mendapatkan persentase

60% - 79% mendapatkan kriteria cukup valid dan tidak perlu direvisi. Jika

mendapatkan persentase 50% - 59% mendapatkan kriteria kurang valid dan harus

direvisi. Selanjutnya jika mendapatakan persentase kurang dari 50%, maka

mendapatkan kriteria tidak valid dan harus direvisi. Persentase ini yang akan

digunakan untuk menganalisis data dan menentukan kevalidan produk

pengembangan modul ini.

Anda mungkin juga menyukai