A. PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok
Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sehat secara fisik, mental dan sosial serta beriman dan bertakwa untuk
mencapai sutau kehidupan sosial ekonomi yang produktif. Salah satu kebutuhan dasar manusia
yang juga salah satu unsur hak asasi manusia adalah kesehatan. Oleh karena itu, kesehatan harus
dilaksanakan secara adil dan merata menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat.
Program pembangunan kesehatan di Indonesia masih diprioritaskan pada upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan
kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal.hal ini ditandai dengan
tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
B. LATAR BELAKANG
Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian perempuan pada saat hamil dan atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Angka
kematian ibu dihitung per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT Puskesmas Jetis tahun 2016 menunjukkan
bahwa terdapat 2 kaus kematian bayi dari 449 kelahiran hidup, sehingga didapatkan IMR 4/1000
kelahiran hidup, hal ini berarti bahwa dari 1000 kelahiran hidup terdapat 4 kasus kematian bayi
dan 1 kasus kematian maternal. Banyak faktor yang berperan terhadap terjadinya kematian ibu
dan bayi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan ibu yang rendah, sarana transportasi yang
kurang memadai, sehingga penanganan terhadap kasus kematian bayi dan ibu sangat
komperhensif yang melibatkan lintas sektor, perlu adanya evaluasi terhadap upaya yang telah
dilakukan untuk keberhasilan program tersebut.
Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan
antenatal adalah cakupan K1 kontak pertama dan K4 kontak 4 kali dengan tenaga kesehatan
yang mempunyai kompetensi, sesuai standar. Sesuai nasional angka cakupan pelayanan antenatal
saat ini sudah tinggi, K1 mencapai 94,24% dan K4 84,36% (data Kementrian Kesehatan tahun
2009). Walaupun demikian, masih terdapat disparitas antar provinsi dan antar kabupaten/kota
yang variasinya cukup besar. Selain adanya kesenjangan, juga ditemukan ibu hamil yang tidak
menerima pelayanan dimana seharusnya diberikan pada saat kontak dengan tenaga kesehatan
(missed opportunity). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pelayanan antenatal di
fasilitas kesehatan pemerintah seperti UPT Puskesmas Jetis perlu dilaksanakan secara
komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif, preventif sekaligus kuratif dan
rehabilitatif.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas
sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan
melahirkan bayi yang sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas, termasuk
konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI.
b. Menghilangkan missed opportunity pada ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan
antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas.
c. Mendeteksi secara dini kelainan / penyakit / gangguan yang diderita ibu hamil.
d. Melakukan intervensi terhadap kelainan / penyakit / gangguan pada ibu hamil sedini
mungkin.
e. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
rujukan yang ada.