Anda di halaman 1dari 83

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperluka dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga dalam melaksanakaan prisip pendidikan
harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu, mengembangkan kemampuan
dan membetuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kratif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar tercapainya tujuan tersebut,
diperlukan peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan sangat
diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi. Dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan pemerintah menyediakan sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai. Salah satunya, tersedianya tenaga pendidik
(guru) yang profesional dan handal. Kualitas keprofesionalan seorang guru
tergantung kepada kemampuan dalam mengembangkan dirinya, sehingga dalam
mendidik siswa dapat berjalan dengan baik. Seorang guru tidak hanya mendidik
dibidang akademis saja, tapi juga dibidang afektif dan psikomotor. Karena itu seorang
guru bukan hanya bertugas memberikan ilmu pengetahuan namun di sisi lain seorang
guru memiliki kewajiban untuk menanamkan nilai nilai moral yang luhur kepada
anak didiknya dan mampu mengembangkan keterampilan dan karakter anak
didiknya.

Hal itulah yang menyebabkan seseorang calon guru perlu dibekali dengan
program pengalaman sebagai ajang pelatihan keprofesionalannya dalam menerapkan

1
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki ke sekolah sekolah, baik berupa
observasi orientasi, pengalam mengajar, maupun pengalaman pengalaman
lainnya dalam wadah program pengalaman lapangan (PPL). PPL dapat diartikan
sebagai suatu program yang merupakan ajang pelatihan yang menerapkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan calon guru yang
profesional yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Pengertian itu berasal dari asumsi bahwa program pengalaman
lapangan (PPL) adalah muara dari program pendididan yang telah dihayati dan
dialami mahasiswa sebagai calon guru di bangku kuliah.

Dalam rangka mempersiapkan guru yang profesional dan kualitas dalam


bidangnya masing masing maka Lembaga Program Pengalaman Lapangan (LPPL)
Universita Pendidikan Ganesha Singaraja mencanangkan Program Orientasi
Pengalaman Lapangan lebih awal (PPL-Awal), yang berguna untuk memperkaya
pengalaman dan lebih memantapkan mahasiswa dalam menerapkan keterampilan
mengajar sehingga menjadikan lebih siap dalam mengikuti PPL Rael dan secara
langsung terjun sebagai tenaga pendidik nantinya. Dalam kegiatan orientasi ini,
mahasiswa diharapkan dapat mengenali keadaan fisik dan non fisik sekolah, serta
pola tingkah laku siswa di dalam kelas selam mengikuti proses belajar mengajar
(PBM) maupun di luar kelas malalui observasi, wawancara, dan diskusi. Kegiatan
yang dilakukan seperti ini sebagai bekal awal bagi mahasiswa sebagai calon guru.

Menindak lanjuti hal tersebut, maka penulis melakukan orientasi lebih awal
(PPL-Awal) yang bertempat di SMA Negeri 1 Kintamani selama dua minggu mulai
dari tanggal 14 Juli sampai 27 Juli 2014.

1.2 Rumusan masalah


Atas dasar latar belakang yang telah di paparkan di atas dapat di rumuskan
beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana situasi dan kondisi lingkungan fisik dan non fisik di lingkungan
SMA Negeri 1 Kintamani?

2
1.2.2 Bagaimana pola tingkah laku siswa di luar kelas maupun di dalam kelas serta
hubungan guru dengan kepala sekolah, hubungan guru dengan para pegawai,
hubungan guru kepada siswa, dan hubungan diantara sesama guru?
1.2.3 Bagaimana cara guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses belajar
mengajar yang berlansung di SMA Negeri 1 Kintamani?

1.3 Tujuan
Adapan tujuan yang ingin penulis capai dalam penulisan laporan ini adalah
sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui lingkungan fisik dan non fisik di lingkungan SMA Negeri 1
kintamani.
1.3.2 Dapat mengetahui pola tingkah laku siswa di luar kelas maupun di dalam
kelas serta hubungan antara guru dengan kepala sekolah, hubungan guru
dengan pegawai, hubungan guru kepada siswa, dan hubungan diantara sesama
guru.
1.3.3 Mengetahui cara guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses belajar
mengajar yang berlansung di SMA Negeri 1 Kintamani.

3
BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN SELAMA ORIENTASI

2.1 Kegiatan yang Dirancang

Dalam melaksanakan suatu kegiatan, hal pertama yang harus dilakukan


sebelum melakukan kegiatan tersebut adalah membuat rancangan kegiatan. Rencana
kegiatan dibuat agar kegiatan yang dilakukan dan dilaksanakan dapat berjalan terarah
dengan baik. Oleh karena itu penulis membuat rancangan kegiatan PPL-Awal
sebelum terjun langsung ke sekolah latihan. Di dalam mengikuti atau melaksanakan
kegiatan orientasi selama 2 minggu di SMA Negeri 1 Kintamani, penulis merancang
susunan kegiatan sebagai beriku:

2.1.1 Melakukan Persiapan Awal

Persiapan awal yang disiapkan atau dilakukan sebelum mengumpul


data sesuai dengan instrument yaitu:

1. Melakukan pendaftaran PPL-Awal di LPPL UNDIKSHA.


2. Melakukan penjajakan ke sekolah yang akan dijadikan
sebagai tempat kegiatan PPL-Awal.
3. Meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan
kegiatan PPL-Awal di sekolah tersebut.
4. Melapor dan memperkenalkan diri, menjelaskan maksud
dan tujuan PPL-Awal, menghubungi guru pamong serta
mengkonsultasikan program kerja PPL-Awal dengan guru
pamong yang ditunjuk oleh pihak sekolah.

2.1.2 Mengumpulkan Data

Pengumpulan data dan pengalaman dilakukan mulai tanggal 14 Juli


2014 sampai dengan 27 Juli 2014. Kegiatan yang dilakukan berupa:

4
a. Kegiatan pengamatan lingkungan sekolah yaitu berupa
kegiatan observasi terhadap aspek fisik sekolah yang
mencakup nama sekolah, alamat sekolah, status sekolah, luas
tanah, jumlah kelas dan ukurannya serta melakukan observasi
terhadap bangunan yang ada disekolah tersebut.
b. Bangunan yang terdapat di lingkungan sekolah dan bangunan
yang ada disekitar lingkungan sekolah.
c. Kegiatan pengamatan aspek non fisik sekolah yaitu meliputi :
Aktivitas siswa-siswi SMA Negeri 1 Kintamani di
dalam dan di luar kelas.
Aktivitas guru dan staf pegawai di dalam
melaksanakan tugasnya.
Hubungan sosial antar siswa, siswa dengan guru, siswa
dengan pegawai, dan hubungan pegawai secara umum
di lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Kintamani.
d. Kegiatan Observasi di dalam kelas.
Kegiatan Observasi di dalam kelas yang dilakukan penulis
menghabiskan waktu kurang lebih satu minggu dan untuk
meliput pengamatan sebagai berikut:
Proses belajar mengajar yang menyangkut aktivitas
guru dalam membuka pelajaran, mengelola kelas,
memberi materi pelajaran dan menutup pelajaran.
Pola tingkah laku siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar ( PBM ) baik dengan sesama siswa maupun
dengan guru.
Situasi serta kondisi kelas saat guru menjelaskan
pelajaran, memberikan tugas pada siswa serta pada saat
guru berhalangan hadir.

5
Cara guru mengembangkan materi pelajaran,
menyusun silabus, program tahunan, program bulanan,
program harian dan menanggapi pertanyaan dari siswa.
Mengenai kehidupan sosial budaya sekolah.
Kegiatan ekstra kurikuler dan intra kurikuler sekolah.

2.1.3 Pengenalan Proses Belajar Mengajar

Pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan di dalam kelas yang


penulis amati adalah aktivitas guru saat membuka pelajaran, memberi
pelajaran inti, dan menutup pelajaran. Penulis mengamati aktivitas guru
dilihat dari strategi yang digunakan, serta rentangan waktu yang digunakan
dari membuka pelajaran menuju pelajaran inti dan dari inti pelajaran menuju
penutup pelajaran. Selain itu, penulis juga belajar bagaimana cara membuat
silabus dan RPP.

2.1.4 Menyusun Laporan

Penyusunan laporan dilakukan secara bertahap, mulai dari kegiatan


awal orientasi dari tanggal 14 Juli sampai 27 Juli 2014. Kemudian berakhir
paling lambat tanggal 26 September 2014. Dengan waktu yang cukup
panjang dalam penyusunan, laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu sebelum waktu pengumpulan laporan di LPPL Undiksha.

2.2 Cara Mengumpulkan Data

Di dalam kegiatan orientasi PPL-Awal ini, penulis menggunakan empat


metode untuk mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan. Keempat metode
tersebut yaitu metode wawancara, observasi, penelusuran dokumen, dan diskusi.
Pemaparan metode diatas sebagai berikut:

6
2.2.1 Metode wawancara

Penulisan menggunakan metode wawancara untuk memperoleh data


fisik dan non fisik sekolah yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan Kepala Sekolah, guru, pegawai, dan siswa di lingkungan
SMA Negeri 1 Kintamani.

2.2.2 Metode Observasi

Metode observasi penulis lakukan dengan mengadakan pengamatan


langsung di lapangan. Penulis langsung terjun ke lapangan dan mengadakan
interaksi dengan warga SMA Negeri 1 Kintamani serta mencatat objek yang
ada di sekitar sekolah melalui penggunaan panca indra.

2.2.3 Metode Penelusuran Dokumen

Penulis menggunakan untuk mengetahui data fisik sekolah seperti luas


tanah, luas bangunan sekolah, status sekolah dengan menelusuri dan
mengkajinya dalam laporan bulanan sekolah.

2.2.4 Metode Diskusi

Penulis menggunakan metode ini untuk melatih diri menyusun silabus


yang ditempuh dengan jalan berdiskusi dengan guru pamong yang telah
ditunjuk oleh kepala sekolah, mengenai aturan dan tata cara penyusunannya.
Selain itu, metode ini juga penulis gunakan untuk dapat berkonsultasi,
bertukar pikiran, atau saling memberikan informasi mengenai hal hal yang
diperlukan selama orientasi PPL- Awal dengan mahasiswa lainnya yang
melaksanakan PPL-Awal di SMA Negeri 1 Kintamani.

7
BAB III

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Selama melakukan observasi dan orientasi di lapangan penulis lebih mengenal


keadaan fisik dan non fisik, hubungan guru dengan kepala sekolah, hubungan guru
dengan para pegawai, hubungan guru kepada siswa, hubungan diantara sesama guru,
pola sikap dan tingkah laku siswa di dalam maupun di luar kelas dan cara mengajar di
dalam proses belajar mengajar (PBM).

Dengan mendapatkan temuan selama orientasi dan observasi diharapkan


mahasiswa mendapatkan pengalaman dan bekal untuk melaksanakan program kuliah
selanjutnya. Dengan bekal kemampuan dan pengalaman selama melakukan orientasi
dan observasi diharapkan nanti mampu bersaing dengan baik sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Untuk lebih jelas mengenai hasil
temuan dan observasi di SMA Negeri 1 Kintamani dapat dilihat dari pembahasan
beriku:

3.1 Keadaan Fisik dan Non Fisik

3.1.1 Unsur Fisik SMA Negeri Kintamani


Informasi Umum :

1. Nama Sekolah : SMA N 1 Kintamani


2. Alamat : Jalan Yudistira, Kintamani, Bangli
3. Status sekolah : Negeri
4. Luas Tanah : 17. 210, 00 m
5. Nomer Statistik : 301 22 07 02 001
6. Provinsi : Bali
7. Otonomi Daerah : Kabupaten Bangli
8. Kecamatan : Kintamani

8
9. Desa/Kelurahan : Bayunggede
10. Kode pos : 80652
11. Nomer telepon : (0366) 51634
12. Kelompok Sekolah :A
13. Akreditas : Terdaftar
14. Surat Kelembagaan : 0389/1989, Tanggal: 11 Juni 1989
15. Tahun Berdiri : Tahun 1989
16. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi
17. Bangunan sekolah : Milik Sendiri
18. Lokasi sekolah :
- Jarak ke pusat kecamatan : 8 km
- Jarak ke pusat otoda : 25 km
- Terletak pada lintasan : Desa
19. Organisasi Penyelenggara : Pemerintah
20. Jumlah Ruangan Kelas : 23
21. Ukuran Rerata Ruang Kelas :7x9m
22. Bangunan lain yang ada
a. Ruang Kepala Sekolah, luasnya 5 x 4 m2
b. Ruang Tata Usaha, luasnya 6 x 6,5 m2
c. Ruang Guru, luasnya 18 x 8 m2
d. Ruang perpustakaan, luasnya 10,5 x 8 m2
e. Ruang Bimbingan Konseling, luasnya 2,5 x 3,5 m2
f. Ruang Tamu, luasnya 4 x 5 m2
g. Padmasana, luasnya 10 x 10 m2
h. Ruangan Komputer, luasnya 3,5 x 5 m2
i. Ruang OSIS, luasnya 3,5 x 5,57 m2
j. WC (12 buah), luasnya 2 x 2 m2
k. Ruang UKS, luasnya 3,5 x 5,5 m2
l. Ruang Laboratorium Fisika, luasnya 15 x 8 m2
m. Ruang Laboratorium Biologi, luasnya 15 x 8 m2

9
n. Ruang Laboratorium Kimia, Luasnya 15 x 8 m2
o. Kantin, luasnya 8 x 22 m2
p. Gudang, luasnya 9 x 7,5 m2
q. Ruang Kaur, luasnya 8,5 x 5 m2
r. Ruang Koperasi, luasnya 7 x 4 m2

23. Lapangan Olah Raga


SMA Negeri 1 Kintamani belum memiliki lapangan olah raga sendiri.
Lapangan olah raga masih merupakan pinjaman dari desa Bayunggede (bukan milik
sekolah). Karena luas SMA N 1 Kintamani yang sempit sehingga tidak
memungkinkan untuk dijadikan lapangan olahraga, maka untuk kegiatan olahraga
SMA N 1 Kintamani menggunakan Lapangan Umum Desa Bayunggwde, yang
berada disebelah selatan sekolah SMA Negeri 1 Kintamani. Di lapangan tersebut
terdapat fasilitas olahraga seperti lapangan bola voli, lapangan lompat jauh dan
lompat tinggi, lapangan bulu tangkis, lapangan tolak peluru dan lapangan sepak bola.
Di lapangan ini juga sering digunakan oleh pihak sekolah untuk melaksanakan
berbagai kegiatan seperti: ekstrakurikuler dan olahhraga. Lapangan ini juga di
gunakan oleh SMP N 6 Kintamani. Adapun ukuran dari lapangan olah raga yang
terdapat di SMA N 1 Kintamani:

1. Lapangan Bulu Tangkis : 13 x 6 m


2. Lapangan Lompat Jauh : 6 x 3 m
3. Lapangan Tolak Peluru : 6 x 3 m
4. Lapangan Sepak Bola : 100 x 50 m
5. Lapangan Volly : 9 x 18 m

24. Lingkungan Sekolah


a. Jenis bangunan sekitar sekolah
Adapun jenis-jenis bangunan yang ada di sekitar SMA Negeri 1 Kintamani
adalah:

10
Sebelah Utara : Areal perkebunan masyarakat.
Sebelah Timur : Areal perkebunan Masyarakat.
Sebelah Selatan : SMP Negeri 6 Kintamani.
Sebelah Barat : Jalan Yudistira dan areal perkebunan warga.
b. Kondisi lingkungan sekolah
Jika dilihat dari letak SMA Negeri 1 Kintamani yang terletak jauh dari pusat
keramaian membuat kondisi di sekolah ini sangat nyaman untuk proses belajar
mengajar, karena jauh dari hiruk pikuk aktivitas masyarakat di lingkungan sekitarnya
dan kendaraan-kendaraan yang lewat di Jalan Yudistira tidak terlalu padat sehingga
suara-suara yang timbul dari kendaraan yang lalu-lalang di depan sekolah tidak
mengganggu konsentrasi siswa SMA Negeri 1 Kintamani saat belajar. Selain letak
sekolah ini yang agak jauh dari pusat keramaian, sekolah ini juga didukung dengan
areal sekolah yang luas. Membuat SMA Negeri 1 Kintamani mempunyai ruang-ruang
untuk pertamanan yang membuat sekolah ini hijau, sejuk dan asri. Dengan keadaan
lingkungan yang rindang karena banyak tumbuh-tumbuham hijau yang ditanam di
taman sekolah dan keadaan sekolah yang kebersihannya terjaga, membuat siswa
nyaman berada di sekolah.
Gambar Pintu Gerbang SMA Negeri 1 Kintamani

25. Denah Lingkungan Fisik SMA N 1 Kintamani

11
Gambar denah SMA N 1 Kintamani serta penjelasannya (Terlampir).

26. Keadaan Ruang Kelas Tempat Belajar Siswa Dengan Segala Faslitas
yang Ada, dan Mamfaatnya
Ruang kelas yang terdapat di SMA Negeri 1 Kintamani rata-rata berukuran 7
x 9 m2 yang sangat memadai untuk mendukung proses belajar mengajar siswa dan
guru di sekolah. Keadaan dari masing-masing ruang kelas ini sangat baik baik itu dari
segi kondisi bangunan, perawatan serta pemeliharaannya pun sudah sangat baik.
Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup lengkap untuk
mendukung proses belajar mengajar seperti:
a. Meja dan kursi yang jumlahnya di masing-masing kelas disesuaikan dengan
jumlah siswa yang ada di kelas tersebut, yang kegunaannya untuk tempat duduk
siswa saat belajar. Jumlah kursi dan meja untuk siswa ini ditambah dengan satu
meja dan kursi untuk guru pengajar.
b. Masing-masing kelas juga dilengkapi dengan papan tulis sebagai sarana dalam
guru menerangkan pelajaran.
c. Stuktur pengurus kelas yang fungsinya untuk mencatat struktur pengurus di
masing-masing kelas yang terdidi atas wali kelas, ketua kelas sekretaris serta
bendahara kelas.
d. Denah tempat duduk siswa yang fungsinya untuk memberikan gambaran tempat
duduk siswa secara keseluran di masing-masing kelas, Yang berarti bahwa setiap
harinya siswa di masing-masing kelas harus duduk sesuai dengan denah tersebut.
Ini juga memudahkan guru untuk mengawasi siswa dalam belajar.
e. Dinding-dinding di masing-masing kelas dihiasi dengan hiasan-hiasan hasil
kreativitas siswa di kelas tersebut yang memperindah kelas sehingga siswa betah
dan nyaman dalam belajar.
f. Kata-kata mutiara untuk menambah semangat siswa dalam belajar.
g. Papan administrasi untuk mencatat siswa yang berhalangan hadir setiap harinya.
h. Daftar mata pelajaran disertai nama guru yang mengajar mata pelajaran tersebut
untuk memudahkan siswa serta guru piket untuk menghubungi guru

12
bersangkuatan jika guru tersebut tidak ada di kelas saat jam pelajaran sudah
dimualai.
i. Tata tertib sekolah untuk mengingatkan siswa agar tidak melanggar aturan
disekolah.
j. Daftar piket siswa di kelas sebagai catatan atau mengingatkan siswa yang
mendapat tugas untuk membersihkan kelas serta menyiapkan sarana dan prasara
dalam proses belajar mengajar setiap harinya.
k. Pelangkiran sebagai sarana siswa saat mengadakan persembahyangan.
l. Setiap kelas juga dilengkapi dengan pengeras suara yang terhubung langsung
dengan ruang guru untuk memudahkan para guru dalam menyampaikan
pengumuman dan membunyikan bel tanda pergantian jam serta memimpin puja
tri sandya bagi siswa yang beragama hindu agar serempak.
m. Sebagai kelengkapan kelas gambar pancasila , gambar presiden dan wakil
presiden serta gambar-gambar pahlawan nasional, bendera merah putih.
n. Taplak meja dan vas bunga untuk memperindah meja guru.
o. Jam dinding untuk mengingatkan waktu.
p. Tanaman hias di depan kelas serta di dinding-dinding kelas untuk menambah
kerindangan kelas.
q. Untuk menunjang proses pembelajaran beberapa kelas dilengkapi dengan LCD
proyektor dan layar proyektor yang ditujukan kepada guru serta siswa yang akan
melakukan presentasi.
r. Dalam menjaga kebersihan kelas setiap kelas juga dilengkapi dengan alat-alat
kebersihan seperti sapu ijuk, sapu lidi, serok, alat untuk mengepel lantai, tong
sampah juga disediakan baik itu di dalam maupun di luar kelas.
s. Di depan kelas disediakan tempat cuci tangan atau washtapel yang airnya
mengalir secara terus menerus yang tentunya dengan adanya fasilitas ini dapat
meningkatkan kebersihan siswa di sekolah.

27. Gedung Perpustakaan

13
Dalam rangka menambah sumber refrensi bagi guru serta siswa dalam belajar
SMA Negeri 1 Kintamani memiliki perpustakaan yang didalamnya terdapat berbagai
jenis buku yang jumlahnya cukup banyak. Perpustakaan SMA Negeri 1 Kintamani ini
secara resmi disahkan serta mulai beroprasi dari tahun 1989 sampai sekarang.
Perpustakaan ini dikelola oleh satu guru dan dua orang pegawai khusus perpustakaan
yang diberi wewenang untuk mengelola perpustakaan tersebut (Struktur organisasi
perpustakaan terlampir).
Adapun data terakhir yang penulis temukan di perputakaan SMA Negeri 1
Kintamani yaitu :
a. Jumlah judul buku : 1402
b. Jumblah eksemplar : 5261 eksemplar
c. Pengelompokan buku:
Pengelompokan buku di perpustakaan SMA Negeri 1 Kintamani dibagi
menjadi 10 pengelompokan diantaranya:
Nomer Buku Jenis Buku Jumlah
0-99 Karya Umum 99 buah
100-199 Filsafat 39 buah
200-299 Agama 114 buah
300-399 Ilmu Sosial 138 buah
400-499 Bahasa 80 buah
500-599 Pengetahuan Murni 296 buah
600-699 Teknologi 222 buah
700-799 Seni/Olahraga 80 buah
800-899 Sastra/Fisika 653 buah
900-999 Sejarah/Geografi 61 buah

d. Jumblah jilidan harian:


Bali post, Nusa Bali, i mob educare semuanya berjumlah 9 buah.
e. Jumlah majalah bulanan :

14
a) Horison : 15 buah
b) Gemari : 25 buah
c) Info Askes : 8 buah
d) UKSW : 3 buah
e) Bali Post : 7 buah
f) Saraswati : 1 buah
g) Foundation ICT : 11 buah
h) WTC : 2 buah
Jumlah keseluruhan majalah bulanan yang terdapat di perpustakaan SMA Negeri
1 Kintamani sejumlah 72 buah.
Perpustakaan SMA Negeri 1 Kintamani dimamfaatkan dalam menunjang
kegiatan belajar mengajar baik bagi siswa maupun guru dan juga sebagai tempat
untuk mengisi waktu luang disaat jam pelajaran kosong atau pada saat jam istirahat.
Berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan oleh siswa maupun guru dapat dilihat
dari jumlah rerata kehadiran siswa ke perpustakaan. Menurut data laporan bulanan
perpustakaan yang penulis temukan di lapangan, rerata kehadiran siswa tiap
minggunya berjumlah 61 orang dan rerata guru yang berkunjung ke perpustakaan
hanya 6 orang perminggunya. Menurut data terakhir yang ada peminjaman buku di
perpustakaan SMA Negeri 1 Kintamani perminggu berjumlah empat buku, jumlah ini
merupakan gabungan antara peminjaman buku dari guru dan siswa yang telah
meminjam buku.
Gambar Perpustakaan SMA Negeri 1 Kintamani

15
Dalam menjaga ketertiban dan keamanan perpustakaan SMA Negeri 1
Kintamani memberlakukan berbagai aturan serta tata tertib yang harus dipatuhi oleh
pengunjung perpustakaan diantaranya :

PERATURAN KETERTIBAN PERPUSTAKAAN

SMAN 1 KINTAMANI

PERATURAN YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Siswa, guru, karyawan serta pengunjung lain yang memasuki ruang perpustakaan
diharap melapor kepada pengelola/petugas perpustakaan dan mengisi buku daftar
pengunjung.
2. Di dalam ruang perpustakaan harap menjaga ketertiban dan kesopanan supaya
tidak mengganggu orang lain yang sedang membaca atau belajar.
3. Setiap peminjam buku, majalah, surat kabar dan lain-lain harus memiliki Kartu
Anggota Perpustakaan.
4. Setiap peminjam diperbolehkan menganbil sendiri buku-buku , majalah, surat
kabar yang akan dipinjam dan melaporkan kepada Petugas perpustakaan.
5. Selesai membaca buku, majalah, surat kabar dan lain-lain harus dikembalikan
pada tempatnya semula.
6. Setiap peminjam harus mengembalikan pinjaman buku, majalah, surat kabar dan
lain-lain sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan oleh perpustakaan.
7. Bila ada jam kosong siswa/siswi, diperbolehkan belajar diruang perpustakaan,
setelah terlebih dahulu melapor kepada Petugas Perpustakaan.
8. Menjaga/merawat buku-buku, majalah, surat kabar yang dipinjam dari
perpustakaan supaya tidak rusak atau kotor.
9. Apabila buku-buku, majalah, surat kabar yang dipinjam rusak atau hilang harap
segera melapor kepada pengelola/Petugas Perpustakaan.

16
10. Jagalah kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan di dalam ruang
perpustakaan, untuk mendapatkan kenyamanan bersama.

LARANGAN YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Tidak dibenarkan menggunakan topi, jaket, serta membawa tas ke dalam


perpustakaan.
2. Dilarang membawa makanan/minuman serta benda-benda yang tidak
berhubungan dengan keperluan perpustakaan.
3. Dilarang makan/minum, merokok, atau hal-hal lain yang bisa menodai barang-
barang di dalam ruang perpustakaan serta membuat udara di dalam ruangan
menjadi tidak nyaman.
4. Dilarang mencorat-coret/menggunting, menyobek buku-buku, majalah, surat
kabar dan lain-lain milik perpustakaan.
5. Dilarang bermain atau bergurau yang dapat mengganggu orang lain yang sedang
membaca/belajar.
6. Tidak dibenarkan menggunakan ruang perpustakaan untuk keperluan lain, selain
sebagai sarana pendidikan di sekolah serta untuk meningkatkan efektifitas
kegiatan belajar/mengajar.
7. Tidak dibenarkan menukar buku-buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain milik
perpustakaan dengan buku-buku lain tanpa seijin pengola/petugas perpustakaan,
walaupun judul dan pengarangnya sama.

SANKSI PELANGGARAN

1. Setiap pengunjung/peminjam yang tidak mematuhi ketentuan peraturan ketertiban


perpustakaan di atas akan dikenakan sanksi.
2. Buku-buku, majalah, serta barang-barang lain milik perpustakaan yang rusak
akibat kelalaian peminjam harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan
kebijaksanaan dan ketentuan yang berlaku di perpustakaan.

17
3. Buku-buku yang hilang harus diganti sesuai dengan judul buku yang hilang atau
diganti dengan uang yang sesuai dengan harga buku pada saat itu.

CARA MEMINJAM BUKU


1. Peminjam wajib mempunyai kartu anggota dan tidak boleh menggunakan kartu
orang lain.
2. Peminjm mencari sendiri bahan pustaka di rak.
3. Peminjam menunjukkan bahan pepustakaan yang ingin di pinjam kepada petugas.
4. Pengembalian buku tepat pada waktunya dan diperpanjang bila diperlukan.

SANKSI PEMINJAM BUKU


1. Keterlambatan pengembalian buku akan dikenakan denda Rp.100/hari/judul buku.
2. Peminjam bertanggungjawab atas kerusakan buku dan mengganti bila hilang.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam menambah
koleksi buku-buku di perpustakaan adalah :
a. Sumbangan buku dari pemerintah (Depdiknas).
b. Melalui upaya pembelian buku-buku yang dananya bersumber dari Biaya
Operasional Pendidikan (BOP).
Keberadaan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada di perpustakaan SMA
Negeri 1 Kintamani sudah sangat baik bagi para siswa dan guru yang berkunjung ke
perpustakaan. Adapun fasilitas-fasilitas penunjangnya seperti meja kunjungan, kursi
tempat duduk siswa, rak penitipan, rak buku, almari kaca, meja panjang, meja baca
untuk untuk siswa yang ingin membaca buku di perpustakaan, almari katalog. Semua
fasilitas-fasilitas yang ada diperpustakaan ini dikelola dan dirawat dengan baik
sehingga segala fasilitas yang ada bisa bertahan lama.
Pemanpaatan perpustakaan dalam menunjang pembelajaran di sekolah perlu
ditingkatkan. Mengingat perpustakaan telah menyediakan buku-buku yang dapat
menunjang pembelajaran, tentunya ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh guru
maupun siswa sebagai sumber refrensi tambahan dalam pembelajaran di sekolah.
(Kartu inventaris terlampir).

18
28. Laboratorium/Ruang Praktek Lain
a. Laboratorium Komputer
Ruang laboratorium komputer yang dimiliki SMA Negeri 1 Kintamani
dikelola oleh satu kepala laboratorium dan guru-guru mata pelajaran TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi), yang tugasnya memberikan arahan tentang cara-cara
penggunaan alat-alat yang ada di laboratorium komputer. Adapun tugas dari pengurus
laboratorium komputer dapat dilihat dari struktur pengelola laboratorium komputer
sebagai berikut (Stuktur terlampir).
a) Pelindung/Penanggung Jawab
Memberikan perlindungan/pengayoman.
Melakukan pengawasan dan penilaian.
Memberikan pengarahan.
b) Koordinator/Kepala
Melakukan koordinasi.
Memberikan bimbingan dan pengarahan.
Melakukan pengawasan.
Melaporkan kepada Kepala Sekolah.
c) Petugas
Melakukan pendataan inventaris barang.
Menata barang inventaris menurut fungsinya.
Melakukan perbaikan pada barang inventaris yang masih bisa diperbaiki.
Mengatur jadwal penggunaan laboratorium Komputer.
Memberikan laporan kondisi barangbarang inventaris.
Melakukan pengawasan penggunaan barang inventaris.
Melaporkan kejadian penting yang terkait penggunaan barang inventaris.
Melakukan pengecekan kondisi barang secara rutin

Jika dilihat dari fasilitas penunjang dari laboratorium komputer ini sudah
sangat memadai dilihat dari jumlah komputer yang ada di laboratorium tersebut yang

19
mencapai jumblah 32 unit yang telah terhubung dengan jaringan internet disertai
dengan meja khusus komputer dan tempat duduk plastik yang disesuaikan dengan
jumlah komputer yang ada. Satu unit laptop untuk guru pengajar TIK, LCD proyektor
dan papan tulis untuk membantu dalam praktek mata pelajaran TIK serta rak kaca
untuk menaruh peralatan-peralatan lain di laboratorium. Berdasarkan jumlah
komputer yang ada ini sangat sepadan dengan jumlah siswa yang memanfaatkan
laboratorium tersebut. Dalam upaya pengelolaan laboratorium tersebut dilakukan oleh
petugas laboratorium, guru-guru TIK serta seluruh siswa di sekolah yang
menggunakan fasilitas laboratorium tersebut. Dilihat data struktur denah
pengaturannya sudah sangat baik yang dimuat dalam gambar di bawah ini.

Gambar Denah Laboratoriun Komputer SMA Negeri 1 Kintamani

Sebagai upaya sekolah dalam menciptakan ketertiban dalam pengelolaan


laboratorium komputer ini dirancang suatu tata tertib siswa dalam memanfaatkan
fasilitas dari laboratorium tersebut diantaranya:
1. Siswa dilarang menggunakan komputer tanpa seijin guru/petugas.
2. Siswa menjaga kebersihan selama di dalam ruang lab komputer.
3. Siswa dilarang membuat keributan/gaduh atau bermain-main selama di ruang lab.
komputer.
4. Siswa dilarang merubah atau menghapus program-program yang ada di komputer
tanpa seijin guru/petugas.

20
Dalam situasi nyata di lapangan saat laboratorium komputer ini digunakan
pengelolaannya sudah sangat bagus dimana guru-guru TIK yang menggunakan
laboratorium ini untuk pembelajaran mengawasi dan menerangkan cara pemakaian
dari fasilitas yang ada seperti komputer dan yang lainnya agar tidak terjadi kesalahan
pemakaian yang dapat merusak fasilitas yang ada.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam menambah serta melengkapi fasilitas
yang ada di laboratorium komputer dengan memanfaatkan dana serta sumbangan-
sumbangan dari kementrian pendidikan setiap tahunnya. (Kartu inventaris terlampir).

b. Laboratorium Fisika

SMA N 1 Kintamani saat ini sudah memiliki laboratorium untuk pelajaran


Fisika. Laboratorium ini di bangun pada tahun 1989. Laboratorium ini biasanya
dipakai praktek oleh kelas IPA untuk melaksanakan praktek pelajaran Fisika. Di
samping di gunakan sebagai ruangan praktek, lab fisika juga di gunakan sebagai
ruang kelas untuk kelas XI IPA 3. Laboratorium fisika yang di miliki oleh SMA N 1
Kintamani di kelola oleh 2 guru mata pelajaran fisika dan 1 petugas khusus.

Jika dilihat dari hal keberadaan alat-alat praktik untuk pelajaran Fisika, untuk
menjaga peralatan praktik yang sudah tersedia di LAB Fisika, dari pihak sekolah
SMA Negeri 1 Kintamani sudah menyiapkan 1 orang petugas khusus.

Fasilitas penunjang laboratorium fisika dan kimia ini cukup lengkap. Fasilitas-
fasilitas yang disediakan di laboratorium ini sudah mencukupi baik itu dilihat dari
segi jenisnya yang beragam, jumlah alat-alat maupun bahan yang tersedia kaitannya
dengan mendukung pelaksanaan praktek untuk keperluan siswa dalam melaksanakan
praktek fisika maupu kimia. Dilihat dari jumlahnya fasilitas yang ada tersebut sudah
sepadan dengan kubutuhan siswa saat melaksanakan praktek. Demi menjaga kondisi
laboratoriun fisika dan kimia ini baik dari segi pengaturan dan pengelolaannya
dilaksanakan oleh petugas khusus serta seluruh warga sekolah yang menggunakan
ruang tersebut untuk keperluan praktek maupun yang lainnya. Adapun fasilitas

21
penunjang dari laboratorium fisika dan kimia ini adalah sebagai berikut. ( Kartu
inventaris terlampir).

Tabel 3.1 Alat-alat Fisika:

Almari I

NO NO NAMA KODE JML KETERANGA


RAK BARANG/ALAT N

1 1.1 REL OPTIK FPT.13 8 BAIK

2 1.2 REOSTAT 10 100 FLS. 31/102 6 BAIK


2A
3 FLS. 31/ 010 8 BAIK
REOSTAT 2 10
4 FLS. 31/ 040 1 BAIK
4A
5 FEM. 48/070 5 BAIK
REOSTAT 0 40
6 3A FEM 48/050 4 BAIK

7 COIL 12.OOO llt, FEM 48/030 2 BAIK

8 COIL 1200 llt, FEM 48/030 2 BAIK

9 COIL 600 llt, KAL.99/100/020 12 BAIK

10 COIL 300 llt,

11 KABEL KAL 60/FA 295 6 BAIK


PENGHUBUNG
12 KAL. 186074 4 BAIK

13 KAL. 60 9,2 BAIK, RUSAK


POWER SUPLY

22
POWER SUPLY

CATU DAYA 60 94 KAL. 40 28 BAIK

KAL. 21 7 BAIK

BASIC. METER A KAL. 25 7 BAIK

BASIC METER A

AMMETER 0 5A FPA. 70 1 BAIK

FMA. 21 2 BAIK

MODEL, MESIN UAP FEM. 56 1 BAIK

MAGNET U KAL. 94/500 1 BAIK

U & I CORES KAL. 98/010 33 BAIK

KAWAT EMAIL KAL. 98/020 32 BAIK

STIKER LISTRI
HITAM

SIKER LISTRIK
MERAH

Almari II

NO NO NAMA BARANG/ALAT KODE JML KETERANGAN


RAK

1 II.1 SOLAR SYSTEM TATA BAS 40 1 BAIK


SURYA MODEL TEOREI FSG 2 BAIK
KINETIK 31.00

23
2 2 BAIK
3 TABUNGAN BERNOULLI FSC 30 1 BAIK
4 BAROMETER ANOEROID FSG 12 1 BAIK
5 BOLA LANGIT BAS 45 1 BAIK
6 PLANETARIUM BAS 55 1 RUSAK
7 ANEMOMETER BGE 4 BAIK
TABUNG BOYLE 75
8 II.2 KPK 7 BAIK
9 JANGKA SORONG 45 7 BAIK
MIKROMETER SEKRUP
10 KPK70 10 BAIK
11 TICKER TIMER FME 3 BAIK
12 KERTAS TICKER TIMER 66 8 BAIK
13 STOP WATCH 7 BAIK
14 CUBES/KUBUS MATERIAL FME 4 BAIK
15 PEGAS 69 7 BAIK
16 DINA MOMETER KKW 6 BAIK
17 DINAMOMETER 79 5 BAIK
18 MODEL GAYA FSP 18 1 BAIK
SENTRIPETAL FSP 28
19 II.3 BEBAN BERCELAH FSP 10 BAIK
20 26/005 4 BAIK
21 RESISTAN BOX FSP 6 BAIK
22 RESISTAN BOX 26/010 8 BAIK
23 VOLT METER FME 1 BAIK
BASIC METER 75
24 II.4 TRANSPOR MATER 500 W FME 1 BAIK
25 27 50 BAIK
26 MULTITESTER FLS 15 BAIK

24
27 TEMPAT BATERAI 38/060 20 BAIK
28 TEMPAT LAMPU 39 BAIK
29 TEMPAT LAMPU FLS 29 BAIK
30 MULTI FIER 0 50 DC V 38/020 20 BAIK
31 MULTI FIER 0 5 DC V KAL. 23 BAIK
32 SHUN 0 50 m A 15 2 BAIK
33 SHUN 0 5 m A KAL 8 BAIK
34 SHUN 0 10 m A .41 8 BAIK
35 SWITCH KNIFE KAL. 1 BAIK
36 RESISTOR 100 5 W 64 2 BAIK
37 RESISTAN BOX 100 3W KAL 2 BAIK
38 KOMPAS 67 4 BAIK
39 LENSATIC KOMPAS 40 BAIK
40 KOMPAS MAGNETIK MES 40 BAIK
41 KOMPAS PEMETAAN 10 20 BAIK
42 BOLA LAMPU 6,3 V 0,2 A KAL 14 BAIK
BOLA LAMPU 3,5 V 0,3 A 40
MAGNET BATANG KAL
40
KAL
96
FLS
49/100
BAS 20
FMA
58
FMA
48
KAL

25
70/061
KAL
70/035
FMA-
21
FMA-
22
BAS 21
BAS 21
MES
11
FLS
48/100
KAL
70
KAL
42
KAL
42

c. Laboratorium Biologi

SMA N 1 Kintamani saat ini sudah memiliki laboratorium untuk pelajaran


Biologi. Laboratorium ini di bangun pada tahun 1989. Laboratorium ini biasanya
dipakai praktek oleh kelas IPA untuk melaksanakan praktek pelajaran Biologi. Di
samping di gunakan sebagai ruangan praktek, laboratorium biologi juga di gunakan
sebagai ruang kelas untuk kelas XI IPA 1. Laboratorium Biologi yang di miliki oleh
SMA N 1 Kintamani di kelola oleh 4 guru mata pelajaran Biologi dan 2 petugas
khusus. (Kartu inventaris dan tugas pengelola laboratorium biologi terlampir).

26
Rungan praktek lab biologi cukup luas sehingga siswa dapat leluasa
melaksanakan kegiatan praktek baik itu untuk praktek biologi. Sebelum
melaksanakan kegiatan praktek, biasanya siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan-
penjelasan oleh guru bersangkutan, hal ini bertujuan agar siswa dapat melaksanakan
kegiatan praktek dengan baik dan lancar. Biasanya guru menjelaskan hal-hal terkait
tersebut dipapan tulis, atau dibantu dengan menggunakan LCD agar siswa lebih
mengerti. Gambar laboratorium biologi.

Jika dilihat dari hal keberadaan alat-alat praktik untuk pelajaran Biologi,
untuk menjaga peralatan praktik yang sudah tersedia di Laboratorium Biologi, dari
pihak sekolah SMA Negeri 1 Kintamani sudah menyiapkan 2 orang petugas khusus.
Adapun alat dan bahan yang di sediakan di laboratorium biologi adalah sebagai
berikut:

Tabel 3.2 Alat-alat Biologi :


Almari I

Rak I

27
NO NAMA BARANG / ALAT KODE JML KETERANGAN

1 KAPAS PEMBALUT B. 0691 1 BAIK

2 DISSECTING SET/ perangkat alat bedah BPB 7 BAIK


40.00
3 KIT FOR MANTENING 1 BAIK
MICROSCOVE BMK 48

Perangkat pemeliharaan mikroskop


4 10 BAIK
J. SHAPE CAPILLARY TUBE / BFS 51

Pipa kapiler bentuk J


5 3 BAIK
PSYCHORO METER, PICHE BFS 69

Rak II

NO NAMA BARANG/ ALAT KODE JML KETERANGAN

1 COVERGLASS 22 KTK BAIK

2 MAGNIFYING GLASS 10X BA.5 / BP. 13 43 BAIK

KACA PEMBESAR/ LUV

3 KOTAKPEMELIHARAAN BMK 48 2 BAIK


MIKROSKOP
4 BMK 62 21 BAIK
MICROSCOVE SLIDES 50 PCS
5 1 BAIK
MICROSCOVE SLIDES 72 PCS
6 3 KTK BAIK
PREPARAT

28
7 PREVARAT

Rak III

NO NAMA BARANG / ALAT KODE JML KETERANGAN

1 KACA MATA 10 BAIK

2 QUADRAT BPG 29 10 BAIK


FOLDINGTYPE

Rak IV

NO NAMA BARANG / ALAT KODE JML KETERANGAN

1 PRESSURE COOKER / panci tekan BFS 92.01 / 005 1 BAIK

2 PRESSURE STOVE / kompor pompa FP 1 1 BAIK

3 LAP PEL / LAP TANGAN 2,3 BAIK

4 LEM DLUKOL, LEM KASTOL 1,1 BAIK

5 WINGS, RINSO, BENANG 1,1,3 BAIK

Rak V

29
NO NAMA BARANG / ALAT KODE JML KETERANGAN

1 SLIDE PROJECTOR KPR 34. 00 1 BAIK

COMPARATOR BA-105/ BFG-12 1 BAIK


EMFIROMENTAL

Almari II

Rak I

NO NAMA BARANG / ALAT KODE JML KETERANGAN

1 MICROSCOPE SISWA BMK 15 10 BAIK

2 MICROSCOPE STEREO BMK 36 2 BAIK

3 MICROSCOPE LANJUTAN BMK 24 3 BAIK

Rak II

NO NAMA BARANG / ALAT KODE JML KETERANGAN

1 MICROSCOVE SISWA BMK 15 15 2 RUSAK

Rak III

NO NAMA BARANG / ALAT KODE JML KETERANGAN

1 MICROSCOVE SISWA BMK 15 15 BAIK

30
d. Laboratorium Kimia

SMA N 1 Kintamani saat ini sudah memiliki laboratorium untuk pelajaran


Kimia. Laboratorium ini di bangun pada tahun 1989. Laboratorium ini biasanya
dipakai praktek oleh kelas IPA untuk melaksanakan praktek pelajaran Kimia. Di
samping di gunakan sebagai ruangan praktek, laboratorium Kimia juga di gunakan
sebagai ruang kelas untuk kelas XI IPA 2. Laboratorium kimia yang di miliki oleh
SMA N 1 Kintamani di kelola oleh 2 guru mata pelajaran kimia dan 1 petugas
khusus. Gambar laboratorium kimia.

Jika dilihat dari hal keberadaan alat-alat praktik untuk pelajaran Kimia, untuk
menjaga peralatan praktik yang sudah tersedia di Laboratorium Kimia, dari pihak
sekolah SMA Negeri 1 Kintamani sudah menyiapkan 2 orang petugas khusus.
Berikut ini merupakan tugas dari petugas tersebut adalah:

1. Menyiapkan peralatan praktik yang diperlukan saat siswa akan melakukan


praktik,
2. Memelihara dan menjaga peralatan praktik agar awet dan dapat digunakan
jika diperlukan,

31
3. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium,
4. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium,
5. Invetarisasi dan pengadministrasian peminjam alat-alat laboratorium.
Adapun alat dan bahan yang di sediakan di laboratorium kimia adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Alat-alat kimia:
Almari I

NO NAMA BARANG / ALAT KODE JML KETERANGAN

1 FOTOMETER, DARWIN BFS- 62(BA-100) 10 BAIK

2 RESPIROMETER BESI BFS-74(BA-101) 30 BAIK

3 RESPIROMETER PLASTIK BFS-74(BAP-101) 2 BAIK

4 WAK FOR DISSECTING BPB 13.01/ 003 5 BAIK


DISH / LILIN
5 BPB13.01/ 003 2 BAIK
WAK FOR DISSECTING
DISH /
6 BPB 13.00 20 BAIK
LILIN CADANGAN

DISSECTING DISH / PANCI


BEDAH

Almari II

Rak I

NO NAMA BARANG / ALAT KODE JML KETERANGAN

1 GLASTRONIC / alat kapilaritas tanah BGE 48 6 BAIK

32
2 RETORT STAND, BASE KST 24 4 BAIK

3 RETORT STAND, BASE & TIANG 8 BAIK

Rak II

NO NAMA BARANG / ALAT KODE JML KETERANGAN

1 SOIL TEST KIT BGE 42 2 TDK


LENGKAP
2 PENGGARIS 1/2 LINGKARAN 1
BAIK
3 PENGGARIS PANJANG 2
BAIK
4 QUADRAT WITH NET BPG 30 (BA 2
COLASIBLE 43) 1 RUSAK

Rak III

NO NAMA BARANG/ALAT KODE JML KETERANGAN

1 TERMOMETER 1 BAIK
DINDING
2 4 BAIK
GELAS KIMIA
3 2 BAIK
ALAT PELENGKET GAS
4 3 BAIK
FIPOY
5 3 BAIK
TABUNG REAKSI
6 2 BAIK
SERKONDUKTIFITAS
7 3 BAIK
TERMOMETER

33
8 MAK/MIN 1 BAIK

9 KONDENSER LILAKS 6 BAIK

GELAS UKUR

28. Ruang Bimbingan Konseling (BK) dan Fasilitas Penunjang Serta Perangkat
Penunjangnya
Tenaga bimbingan konseling (BK) yang dimiliki oleh SMA Negeri 1
Kintamani terdiri dari tiga guru BK yang ada di sekolah ini diantaranya adalah
a. Drs. I Made Artanegara
b. Ni Made Karmawati, S.Pd
c. I Kadek Riani, S.Pd
Ruang BK di SMA Negeri 1 Kintamani memiliki tempat yang khusus yang
terpisah dengan ruang guru yang berada di sampingnya sehingga ruang BK disini
dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Ruang BK ini sering kali dimanfaatkan oleh
guru BK untuk memberikan bimbingan kepada siswa yang bermasalah, sehingga
dalam penanganannya bisa lebih intensif. Selain itu siswa yang mempunyai masalah
yang ingin melakukan bimbingan juga bisa memanfaatkan ruangan BK tersebut.
Gambar Ruang BK SMA Negeri 1 Kintamani

34
Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan sekolah/petugas BK dalam
melengkapi fasilitas-fasilitas yang kurang dalam melaksanakan bimbingan konseling
adalah dengan menyediakan ruang khusus bagi petugas BK agar antara ruang guru
dan ruang BK terpisah, dengan terpisahnya ruang guru dan BK tentunya akan dapat
memaksimalkan fungsi dari bimbingan konseling itu sendiri. Untuk fasilitas-fasilitas
penunjang lain yang berkaitan dengan penunjang dari bimbingan konseling selalu
diupayakan pengadaannya oleh petugas BK dengan menghubungi kepala sekolah
maupun pengurus sekolah yang terkait. (Kartu inventaris dan struktur organisasi
bimbingan dan konseling terlampir).
Perangkat penunjang yang ada di ruang BK SMA Negeri 1 Kintamani
tergolong sangat lengkap untuk melaksanakan bimbingan seperti meja kerja, meja
untuk bimbingan, sofa panjang untuk bimbingan siswa serta tamu yang datang ke
ruang BK, buku-buku tentang bimbingan konseling, modul, pamplet, brosur-brosur
yang berkaitan dengan bimbingan konseling dan kesehatan remaja. Dalam
mengoptimalkan fungsi BK adapun fasilitas-fasilitas lain yang menunjang dengan
menerapkan berbagai jenis layanan serta kegiatan yang mendukung diantaranya:
a. Layanan Orientasi
b. Layanan Informasi
c. Layanan Penempatan
d. Layanan Pembelajaran
e. Layanan Bimbingan Kelompok
f. Layanan Konseling Perorangan
g. Layanan Konseling Kelompok
Kegiatan pendukung BK diantaranya :
a. Aplikasi instrumentasi
b. Himpunan data
c. Konverensi kasus
d. Kunjungan rumah
e. Alih tangan kasus

35
29. Banguna/Ruang Fasilitas Lain
Adapun bangunan/ruang fasilitas lain yang menunjang baik itu proses
pembelajaran serta kegiatan kesiswaan sebagai berikut.
a. Ruang OSIS
Organisasi Siswa Intra Sekolah atau sering disingkat OSIS merupakan salah
satu organisasi inti yang berada di sekolah menengah atas. Sebagai salah satu
organisasi siswa tentunya harus didukung dengan fasilitas-fasilitas yang memadai,
begitupun dengan OSIS di SMA Negeri 1 Kintamani disediakan ruang serta fasilitas
oleh sekolah dalam menunjang program kerjanya. Walaupun saat penulis melakukan
observasi di lapangan kondisi ruangan OSIS masih menyatu dengan ruang UKS dan
ruang gamelan, dan menurut keterangan di lapangan ruang OSIS ini akan dan sedang
dalam rencana proses pemindahan. Namun penulis dapat melihat kelengkapan yang
ada sudah cukup memadai seperti:
a. Meja panjang yang berjumlah 7 buah yang untuk membantu tugas-tugas OSIS
seperti saat melakukan rapat dan melaksanakan tugas OSIS yang lainnya.
b. Kursi plastik yang berjumlah 22 buah untuk tempat duduk para pengurus OSIS
baik itu sedang melaksanakan kegiatan maupun saat sedang melakukan rapat.
c. Almari kayu juga disediakan sekolah untuk menyimpan berkas-berkas pengurus
OSIS.
d. Papan struktur untuk mencatat struktur organisasi pengurus OSIS.
e. Dalam penyusunan program kerja OSIS SMA Negeri 1 kintamani diberikan
fasilitas papan kerja untuk mencatat program kerja yang dirancang.
f. Seperangkat komputer untuk memudahkan pekerjaan pengurus OSIS seperti
mengetik dan lain sebagainya.
g. Untuk kelengkapan lain juga disediakan seperti gambar garuda pancasila, gambar
presiden dan wakil presiden, bendera merah putih.
Dalam rangka mempertahankan fasilitas yang ada di ruang OSIS, sekolah
menyusun pengurus OSIS yang dibina oleh lima guru pembimbing (Struktur OSIS

36
SMA N 1 Kintamani terlampir). Selain sebagai organisasi siswa, OSIS yang dibentuk
tersebut mempunyai tugas untuk menjaga kebersihan serta penataan ruang OSIS dan
untuk mengefisienkan tugas dibentuklah jadwal piket harian di ruang tersebut, dengan
adanya jadwal piket ini maka ruang OSIS akan selalu terkelola dengan baik.
Pengelolaan ruang OSIS ini juga akan memperlancar serta menunjang kinerja dari
pengurus OSIS tersebut. (Kartu inventaris terlampir)

b. Ruang UKS
Kesehatan warga sekolah merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap
sekolah, maka setiap sekolah wajib menyediakan ruang untuk menunjang kesehatan
tersebut salah satunya adalah ruang UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Begitu juga
dengan SMA Negeri 1 Kintamani memiliki ruang UKS yang digunakan untuk
menopang kesehatan warga sekolahnya, walaupun ruang UKS ini masih bergabung
dengan ruang OSIS serta ruang tabuh, karena masih dalam proses pemindahan ke
ruang baru yang lebih baik. Walaupun demikian saat penulis melakukan observasi ke
ruang tersebut fasitas-fasilitas yang menunjang ruang UKS tersebut cukup lengkap
diantaranya.
a. Meja untuk tempat pengurus UKS saat menjalankan tugasnya, tempat untuk
menaruh buku-buku administrasi yang berkaitan dengan UKS.
b. Kursi kayu untuk tempat duduk bagi pengurus serta mahasiswa yang
berkunjung ke UKS.
c. Rak kaca untuk tempat menaruh obat-obatan serta berkas-berkas yang
berkaitan dengan UKS.
d. Papan program kerja untuk mencatat program kerja dari pengurus UKS.
e. Ranjang pertolongan yang diperuntukkan untuk siswa yang sakit yang
memerlukan istirahat sebelum atau setelah diberikan pengobatan oleh pihak
UKS.
f. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang fungsinya untuk
menaruh obat-obat serta perlengkapan yang berkaitan dengan pertolongan
pertama seperti betadin, perban dan lain sebagainya.

37
g. Papan Struktur untuk mencatat struktur organisasi UKS.
h. Pelangkiran sebagai sarana untuk melakukan persembahyangan setiap
harinya.
Gambar ruang UKS SMA Negeri 1 Kintamani

Pengelolaan dari ruang UKS ini cukup baik dilihat kebersihan ruang UKS
serta kelengkapan yang ada di dalamnya. Ruang UKS byasanya dikelola oleh siswa-
siswa yang mengikuti ekstrakulikuler PMR (Palang Merah Remaja). (Kartu inventaris
terlampir).

e. Ruang Kepala Sekolah


Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah mempunyai fungsi yang sangat
penting, dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah tidak lah mudah, maka dari itu
SMA Negeri 1 Kintamani merancang letak dari ruang kepala sekolah ini terpisah
antara ruang guru maun ruang tata usaha, yang bertujuan agar memaksimalkan
kinerja dari Kepala SMA Negeri 1 Kintamani. Fasilitar-fasilitas penunjang dari ruang
kepala sekolah antara lain. (Kartu inventaris terlampir)
a. Meja kerja dan kursi putar untuk tempat duduk .
b. Almari kayu untuk menaruh berkas-berkas serta kelengkapan yang diperlukan
kepala sekolah.

38
c. Bran kas untuk menyimpan berkas-berkas penting kepala sekolah.
d. Sopa untuk tempat duduk tamu yang berkunjung di ruang kepala sekolah.
e. Lukisan yang ditempel di dinding untuk memperindah ruang kepala sekolah.
f. Papan program kerja, papan kinerja kepala sekolah dan papan kerja tahunan untuk
mencatat kinerja serta program kerja yang dirancang oleh kepala sekolah.
g. Bendera, gambar garuda pancasila, gambar presiden dan wakil presiden sebagai
kelengkapan ruangan.
h. Pelangkiran sebagai sarana dalam melakukan persembahyangan di ruangan.
i. Jam dinding sebagai pengingat waktu di ruangan.
Gambar Ruang Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kintamani

Pengelolaan ruang kepala sekolah dikelola oleh kepala SMA Ngeri 1


Kintamani, sedangkan dalam pemeliharaan kebersihan dilakukan oleh pegawai serta
terkadang siswa juga ikut menjaga kebersihan dari ruang tersebut.

f. Ruang Tata Usaha

Ruang tata usaha di SMA Negeri 1 Kintamani merupakan ruangan yang


digunakan oleh staf pegawai untuk menjalankan tugasnya di bidang ketatausahaan
sekolah dan menjadi pusat pelayanan administrasi sekolah. Ruang Tata Usaha

39
digunakan sebagai tempat untuk menangani administrasi sekolah, seperti pembayaran
uang komite, surat-menyurat sekolah, dan lain-lain yang berhubungan dengan
administrasi sekolah. Adapun kelengkapan-kelengkapan yang terdapat di ruang tata
usaha SMA Negeri 1 Kintamani sebagai penunjang kinerja pegawai tata usaha
sekolah sebagai berikut.
a. Meja sebagai alas serta menaruh berkas-berkas yang berkaitan dengan tata usaha
sekolah.
b. Kursi kayu, kursi putar, kursi tamu, kursi alas rotan dan kursi besi alas gabus
untuk tempat duduk pegawai tata usaha saat bekerja serta tamu-tamu yang
memiliki kepentingan dengan tata usaha sekolah.
c. Rak arsip sebagai tempat meletakkan arsip-arsip yang penting yang berkaitan
dengan tata usaha sekolah.
d. Komputer, setiap harinya pegawai tata usaha sekolah tidak bisa lepas dari
kegiatan menyusun laporan, membuat berbagai surat serta mengurus arsip-arsip
sekolah untuk mempermudah hal tersebut sekolah memfasilitasi dengan
menyediakan alat ketik berupa komputer.
e. Printer untuk mencetak berbagai hasil ketikan pegawai TU.
f. Papan data dan papan struktur organisasi tata usaha untuk mencatat struktur serta
data-data yang telah disusun oleh pegawai tata usaha di sekolah.
g. Pelangkiran sebagai sarana pegawai tata usaha dalam melaksanakan
persembahyangan.
h. Lukisan, gambar garuda pancasila, gambar presiden dan wakil presiden untuk
memperindah serta sarana kelengkapan ruangan.
Gambar Ruang Tata Usaha SMA Negeri 1 Kintamani

40
Ditinjau dari segi pengelolaan ruangan tata usaha SMA Negeri 1 Kintamani
dikelola oleh pegawai tata usaha itu sendiri dan untuk program kerja telah dibentuk
berbagai bidang-bidang untuk mengefisienkan pekerjaan (struktur organisasi tata
usaha dan kartu inventaris terlampir).
g. Ruang Bendahara
Pengelolaan keungan sekolah merupakan suatu hal yang penting bagi suatu
sekolah. Maka seharusnya untuk pegawai bendahara sekolah harus diberikan ruang
khusus serta fasitas penunjang yang cukup, ini juga yang dilakukan SMA Negeri 1
Kintamani. Ruang khusus disediakan untuk menunjang kinerja bendahara sekolah,
fasilitas-fasilitas yang terdapat di ruang tersebut adalah.
a. Meja kerja untuk tempat menulis serta melaksanakan pekerjaan lainnya.
b. Kursi putar serta kursi alas rotan untuk tempat duduk pegawai bendahara sekolah.
c. Lemari kaca untuk menaruh berkas-berkas penting serta kelengkapan yang
diperlukan bendahara sekolah.
d. Jam dinding sebagai pengingat waktu pegawai bendahara sekolah.
e. Gambar garuda pancasila, gambar presiden dan wakil presiden sebagai
kelengkapan ruangan.

41
f. Komputer untuk menunjang kerja dari pegawai bendahara sekolah seperti
mengetik, membuat serta menyusun laporan dan sebagainya.
Gambar Ruang Bendahara SMA Negeri 1 Kintamani

Pengelolaan ruang tersebut dikelola secara terus menerus dimana kepala


sekolah sebagai pengawas kinerja pegawai bendahara sekolah, sedangkan pegawai
bertugas untuk mengelola keungan sekolah. Untuk kelestarian serta menjaga
kebersiha ruang tersebut dilakukan oleh pegawai bendahara itu sendiri. (Kartu
inventaris terlampir).

h. Ruang WK
Adapun fasilitas-fasilitas dari ruang WK SMA Negeri 1 Kinatamani adalah
sebagai berikut.
a. Meja kayu untuk tempat menulis serta menaruh berkas-berkas.
b. Almari kayu sebagai tempat menyimpan berkas-berkas penting serta kelengkapan
ruang WK.
c. Kursi alas rotan untuk tempat duduk.
d. Jam dinding sebagai pengingat waktu.
e. Gambar garuda pancasila, gambar presiden dan wakil presiden sebagai
kelengkapan ruangan.

42
Gambar Ruang WK SMA Negeri 1 Kintamani

Untuk pengelolaan dari ruangan WK ini dilakukan oleh bagian WK sekolah


SMA Negeri 1 Kintamani yang dikordinir oleh kepala sekolah.

i. Ruang Kesiswaan
Kesiswaan memegang peranan penting dalam menunjang proses pendidikan
di suatu sekolah. Tugas dari kesiswaan ini sangat beragam dan untuk melancarkan
atau menunjang tugas kesiswaan ini SMA Negeri satu kintamani menfasilitasi
petugas kesiswaan berikut pemaparannya.
a. Meja kerja untuk menunjang kesiswaan sekolah dalam bekerja sperti untuk alas
menulis.
b. Kursi alas rotan sebagai tempat unuk petugas kesiswaan duduk saat bekerja di
ruangan.
c. Komputer beserta mejanya untuk menunjang kinerja dari petugas kesiswaan
sekolah seperti mengetik, membuat serta menyusun laporan dan sebagainya.
d. Filling cabinet untuk menaruh berkas-berkas penting dari petugas kesiswaan.
e. Pelangkiran sebagai sarana melakukan persembayangan di ruangan.
f. Gambar garuda pancasila, gambar presiden dan wakil presiden serta papan
bingkai sebagai kelengkapan ruangan kesiswaan.

43
Gambar Ruang Kesiswaan SMA Negeri 1 Kintamani

Upaya pengelolaan dari ruangan kesiswaan ini dikelola secara berkelanjutan


oleh petugas kesiswaan sekolah, baik itu menambahkan fasilitas-fasilitasnya maun
perawatan dari fasilitas yang ada sehingga bisa bertahan lebih lama.

j. Ruang Tamu
SMA Negeri 1 Kintamani sering sekali kedatangan tamu baik itu dari dinas
pendidikan, orang tua siswa dan terlebih sekolah ini sering sekali kedatangan tamu
baik itu siswa ataupun wisatawan dari jepang, yang telah bekerja sama dengan SMA
Negeri 1 Kintamani dalam meningkatkan pendidikan serta tamu-tamu lain yang
memiliki kepentingan dengan pihak sekolah. Demi memberikan pelayanan yang
maksimal kepada tamu-tamu yang berkunjung ke sekolah ini, pihak sekolah
menyediakan ruang tamu yang dilengkapi fasilitas-fasilitas berikut.
a. Kursi besi alas gabus untuk tempat duduk tamu-tamu yang berkunjung.
b. Almari kaca untuk piagam-piagam serta penghargaan yang telah diraih sekolah.
c. Papan struktur untuk memberikan gambaran kepada tamu tentang struktur
organisasi di SMA Negeri 1 Kintamani.

44
d. Papan data arus siswa sebagai gambaran kepada para tamu tentang arus
perkembangan siswa.
e. Papan penguman untuk memeberi pengumuman kepada pegawai serta guru-guru.
f. Telepon juga disediakan bagi warga sekolah serta tamu yang berkepentingan
untuk menelepon dengan beratas namakan pihak sekolah.
g. Gambar garuda pancasila, gambar presiden dan wakil presiden sebagai
kelengkapan ruangan.
Untuk pengelolaan ruang ini dilaksanakan oleh semua warga segala warga
sekolah baik itu dari penataan, perawatan serta kebersihan dari ruangan tamu tersebut.
(Kartu inventaris terlampir).

k. Ruang Guru
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar
di sekolah. Seorang guru tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan belajar mengajar
dan tugas-tugas lain yang harus diselesaikan berkaitan dengan kewajibannya sebagai
seorang guru. Maka guru harus diberikan ruangan khusus dalam menyiapkan segala
sesuatu sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, untuk memperlancar tugas
seorang guru SMA Negeri 1 Kintamani menyediakan satu ruangan khusus bagi para
guru dengan fasiltas penunjang sebagai berikut.
a. Meja kerja untuk tempat alas menulis serta meletakkan buku-buku serta berkas-
berkas lain berkaitan dengan persiapan persiapan belajar mengajar.
b. Kursi guru, kursi tamu dan kursi alas gabus untuk tempat duduk guru serta tamu
yang berkunjung ke ruang guru.
c. Komputer untuk menunjang kinerja guru seperti mengetik dan yang lainnya.
d. TV warna sebagai hiburan bagi para guru dan tamu yang ingin menonton televisi
saat jam istirahat sambil menunggu jam mata pelajaran dimulai.
e. Gambar garuda pancasila, gambar presiden dan wakil presiden sebagai
kelengkapan ruang guru.
f. Jam dinding sebagai pengingat waktu guru agar tidak terlambat datang ke kelas
untuk mengajar.

45
g. Pekangkiran untuk satra dalam melaksanakan persembahyangan di ruangan.
h. Cermin juga disediakan untuk menunjang penampilan para guru sebelum ke
kelas.
Gambar Ruang Guru SMA Negeri 1 Kintamani

Peneglolaan ruangan ini dikelola oleh para guru yang ada di sekolah termasuk
menjaga kebersihannya. (Kartu inventaris terlampir).

l. Pos Satpam
Pos satpam ini terletak di dekat pintu gerbang SMA Negeri 1 Kintamani yang
dejaga oleh dua orang satpam. Pos satpam merupakan tempat melapor bagi para tamu
yang berkunjung ke SMA Negeri 1 Kintamani sebelum memasuki areal sekolah.
Satpam sekolah juga bertugas menjaga keamanan sekolah seperti mengawasi para
siswa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perkelahian, pencurian,
dan lain lain. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di ruang ini dalah.
a. Meja untuk satpam dalam mengawasi serta memantau kemanan sekolah.
b. Kursi alas gabus untuk tempat duduk satpam sekolah.
c. Type rocorder untuk hiburan satpam sambil bekerja seperti mendengarkan
radio dan lain-lain.

46
Gambar Pos Satpam SMA Negeri 1 Kintamani

Setiap ruangan yang ada perlu di jaga perawatan serta keadaan dari fasilitas-
fasilitas penunjangnya. Khusus pos satpam ini pengelolaannya dibebankan kepada
satapam yang bertugas pada saat itu. (Kartu inventaris terlampir).

30. Keadaan Guru dan Administrasi sekolah


Ditinjau dari segi keadaan guru serta administrasi di SMA Negeri 1
Kintamani berdasarkan data yang penulis temukan di lapangan. Jumlah guru yang
terdapat di SMA Negeri 1 Kintamni adalah 51 orang (36 guru laki-laki dan 15 guru
perumpuan). Jika dilihat dari segi golongannya, guru tetap di sekolah ini berjumlah
35 orang dan guru honorernya bejumlah 16 orang (Daftar nama guru serta
golongannya terlampir). Untuk jumlah pegawai administrasi sekolah keseluruhannya
berjumlah 17 orang (Pegawai laki-laki sebanyak 8 orang dan pegawai perempuan 9
orang), dilihat dari segi golongannya jumlah pegawai tetap di sekolah ini berjumlah 4
orang sedangkan pegawai honorer berjumlah 13 orang (Daftar nama pegawai
administrasi serta golongannya terlampir).
Adapun rasio antara jumlah siswa dengan guru adalah 566 : 51 atau 11 : 1
sedangkan rasio perbandingan antara siswa dengan pegawai adalah 566 : 17 atau 33 :

47
1. Dengan jumlah perbandingan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sekolah
sudah memadai untuk beroprasi secara layak.
Jumlah dari keseluruhan siswa di SMA Negeri 1 Kintamani seluruhnya
berjumlah 566 siswa yang terbagi dalam beberapa kelas. Beberapa kelas tersebut
diajar oleh guru yang berjumlah sebanyak 51 orang guru, baik guru tetap maupun
guru honorer . Dapat disimpulkan rasio antara jumlah seluruh siswa dan guru yaitu
566 : 51 atau dengan kata lain setiap guru dapat mengajarkan atau menangani siswa
sebanyak 11 sampai 12 orang siswa.

Jumlah pegawai administrasi di SMA Negeri 1 Kintamani yaitu sebanyak 17


orang. Rasio yang dapat diperoleh dari jumlah keseluruhan siswa dengan pegawai
administrasi sekolah yaitu 566 : 17 , atau dengan kata lain setiap pegawai dapat
menangani siswa sebanyak 33 orang siswa.
Untuk mewujudkan sekolah yang kondusif serta efisien, kepala sekolah
membentuk berbagai struktur organisasi. Struktur organisasi ini disusun dengan guru-
guru serta pegawai yang memang berkompeten di bidangnya, jadi di setiap bidang
yang ada memang diisi atau dipegang oleh sumber daya yang berkopeten sesuai
bidangnya. Struktur organisasi yang dibentuk ini seluruhnya memiliki kewajiban
melaksanakan kewajiban serta mempertanggungjawabkan tugas yang di emban
tersebut kepada kepala sekolah selaku pemegang kedudukan tertinggi di sekolah.
Jika dilihat dari jam mengajar serta mata pelajaran yang diajar, rata-rata setiap
guru yang ada di SMA Negeri 1 Kintmani adalah 24 jam tiap minggunya baik itu
untuk guru yang telah menyandang status pegawai negeri maupun yang masih
berstatus guru honorer. Dengan setiap guru mengajar satu mata pelajaran saja.
Berkaitan dengan pembagian tugas lain selain mengajar disesuaikan dengan beban
jam mata pelajaran yang telah dipegang oleh masing-masing guru, yang mendapat
jam mengajar lebih sedikit dari rata-rata guru tersebut yang akan diberi tugas lebih
oleh kepala sekolah.
Aliran kerja petugas/pejabat yang terdapat di SMA Negeri 1 Kintamani dapat
digambarkan dalam suatu bagan struktur organisasi sekolah (Struktur organisasi,

48
jumlah guru, jumlah pegawai, tata tertib guru dan pegawai terlampir). Adapun
penjelasan dari masing-masing bagan tersebut adalah sebagai berikut.
Adapun tugas dan tanggung jawab guru, yaitu :
a. Membuat perangkat program pengajaran.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
c. Melaksanakan kegiatan proses penilain belajar, ulangan harian, ulangan umum
dan ujian akhir.
d. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian.
e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan .
f. Mengisi daftar nilai siswa.
g. Melaksanakan kegiatan membimbing kepada guru lain dalam KBM.
h. Membuat alat pelajaran atau alat peraga.
i. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni.
j. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum .
k. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah.
l. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung
jawabnya.
m. Menbuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa.
n. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
o. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang pratikum.
p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.

Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Tata Usaha, yaitu :


1. Menyusun program kerja TU sekolah.
2. Pengelolaan keuangan sekolah.
3. Pengurusan administrasi dan ketenagaan siswa.
4. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai TU sekolah.
5. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah.
6. Penyusunan dan penyajian data atau statistik sekolah.
7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K.

49
8. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketataausahaan secara
berkala.

31. Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Kintamani


Adapun data keadaan siswa di SMA Negeri 1 Kintamani adalah sebagai
berikut.
a. Jumlah Siswa Keseluruhan.

Jenis
Kelas Jumlah
L P
X IPA 1 5 17 22
X IPA 2 12 10 22
X IPA 3 7 15 22
X IPS 1 13 9 22
X IPS 2 17 5 22
X IPS 3 14 8 22
X IPB 1 16 8 24
X IPB 2 12 11 23
XI IPA 1 10 13 23
XI IPA 2 8 15 23
XI IPA 3 8 15 23
XI IPA 4 11 13 24
XI IPA 5 8 16 24
XI IPS 1 6 15 21
XI IPS 2 18 3 21
XI IPS 3 12 9 21
XI IPB 1 13 11 24
XI IPB 2 9 15 24
XII IPA 1 8 12 20
XII IPA 2 8 13 21

50
XII IPA 3 10 12 22
XII IPS 1 10 8 18
XII IPS 2 11 8 19
XII IPS 3 12 8 20
XII IPB 1 14 7 21
XII IPB 2 8 10 18
JUMLAH 280 286 566

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa keseluruhan berjumlah
566 orang dengan jumlah siswa laki-laki berjumlah 280 orang dan jumlah siswa
perempuan 286.

b. Sistem Penerimaan Siswa Baru


Demi mencetak lulusan yang berkwalitas yang akan menjadi tonggak
pembangunan bangsa dan negara penerimaan siswa di SMA Negeri 1 Kintamani ini
pun diperketat, adapun jalur yang digunakan dalam penerimaan siswa baru ini adalah
sebagai berikut.
a) Jalur Prestasi, jalur ini diperuntukkan untuk siswa yang waktu SMP memiliki
atau meraih prestasi baik itu di bidang akademis maupun non akademis.
b) Jalur Kurang Mampu, jalur ini diperuntukkan bagi siswa yang kondisi
ekonominya kurang berkecukupan atau bisa dibilang kurang mampu namun
siswa tersebut berprestasi baik itu secara akademis maupun non akademis.
c) Jalur Akademis, dalam jalur ini siswa harus mengikuti seleksi atau tes terlebih
dahulu jika nilai siswa tersebut memenuhi syarat maka akan diterima,
sebaliknya jika nilai siswa tersebut tidak memenuhi syarat maka tidak akan
diterima.

c. Kualitas Akademis Siswa yang Diterima

51
Ditinjau dari segi kualitas akademis siswa yang diterima secara umum
semuanya rata-rata baik, karena semuanya telah lulus dalam tes akademis dengan
nilai rata-rata siswa yang diterima telah ditargetkan terlebih dahulu oleh pihak
sekolah. Hanya siswa yang memenuhi syaratlah yang diterima.

d. Perimbangan Kelompok Siswa Menurut Jenis Kelamin dan Penjurusannya


Dalam tabel diatas sudah dimuat tentang data siswa yang dikelompokkan
dalam berbagai kelompok, jika dilihat dari perimbangan jenis kelaminnya secara
keseluruhan bisa dikatakan berimbang, yaitu siswa laki-laki berjumlah 280 orang dan
untuk siswa perempuan berjumlah 286 orang. Untuk penjurusannya sendiri juga
sudah cukup berimbang dimana setiap kelas terdiri dari 18 samapi 24 orang siswa,
jadi pemerataannya sudah baik di masing-masing jurusan yang ada di sekolah.
e. Latar Belakang Sosial Ekonomi siswa di SMA Negeri 1 Kintamani
Latar belakang sosial siswa secara keseluruhan di SMA ini mayoritas
beragama Hindu dan ada beberapa siswa yang beragama islam, bisa dikatan bahwa
semua siswa memiliki latar belakang yang berbeda.. Dari segi latar belakang
ekonominya siswa SMA Negeri 1 Kintamani mayoritas orang tuanya bekerja sebagai
petani dan ada beberapa siswa yang orang tuanya bekerja sebagai pedagang, pegawai
negeri, pegawai kantor, pedagang dan buruh.

30. Kegiatan Ekstrakurikuler


a. Kegiatan Ekstrakurikuler yang Secara Nyata Diprogramkan dan Dilaksanakan
Sekolah
Demi mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa secara
keseluruhan, SMA Negeri 1 Kintamani memprogramkan suatu kegiatan
ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh siswa. Adapun jenis ekstrakurikuler
yang dirancang oleh pihak sekolah berjumlah 22 ekstra diantaranya.

No Nama Pembina Jenis Ekstra


1 DRS. I NYOMAN SUARTA, M.Pd. Tabuh/taman

52
2 I KETUT SUTAMA,S.Sn Lukis
3 I MADE ARI PURBAWA,S.Kom Komputer
4 I KETUT PARMA, S.Pd. Tembang
5 DRA. NI KETUT BENDESI Jurnalistik
6 DRS. I NENGAH SUTEKER Yoga
7 NI MADE KARMAWATI,S.Pd. Pramuka
8 I KETUT SUKADA, S.Pd. Pramuka
9 NI KADEK RATINI Bahasa Jepang
10 I MADE SANDIKA, S.Pd. Bahasa Inggris
11 I WAYAN SUARJA Volley
12 I KADEK RIANI,S.Pd Kir
13 I KETUT SANDIA,S.Pd. Atletik
14 I KETUT SUTAMA,S.Sn Tari
15 I GD. PUTU DARMIKA, SH. Catur
16 I NENGAH ARDI, S.Pd. Sepak bola
17 I NYM.WAWAN SWADIANA,S.Pd, M.Pd. Musik
18 I NENGAH ADI WIDANA PMR
19 I WAYAN SUBRATA Perisai Diri
20 I NYOMAN DAGING Nyastra
21 DEWA AYU SRI AYUNI, S.Pd Pramuka
22 I KETUT SUTAMA,S.Sn Pramuka
23 I KETUT MURJANA,S.Pd, M.Pd Pramuka
24 ENDRA Silat
25 I WAYAN SUPARDI Atletik
25 I WAYAN SUARJA Atletik

b. Kebijakan Sekolah dalam Mengelola Kegiatan Ekstrakurikuler


Kebijakan sekolah dalam mengelola kegiatan ekstrakurikurer dilihat dari
penyaringan siswa yang ikut dalam kegiatan tersebut, yaitu dengan cara menyebarkan

53
angket ekstrakurikuler yang diwajibkan kepada kelas X dan XI, sedangkan untuk
kelas XII di non aktifkan karena difokoskan ke pelajaran untuk menghadapi ujian
nasional. Di dalam memilih ekstrakurikuler pada khususnya kelas X dan XI melalui
penyaringan dan sesuai dengan bakat dan minat mereka masing-masing. Dalam
pembinaanya, masing-masing kegiatan ekstrakurikurer ini dibina guru-guru dan
pegawai yang berbakat di bidangnya masing-masing, serta mendatangkan tenaga
terampil dari luar sekolah demi lancarnya kegiatan ekstrakurikurer ini. Untuk
pembiayaan, pembina diberi honor dari dana iuran SPP dan tidak menutup
kemungkinan dari dana OSIS, serta mencari bantuan dari instansi yang relevan.
c. Sebaran Jumlah Siswa Pada Masing-masing Bidang
Sebaran jumlah siswa pada masing-masing bidang ekstrakulikuler yang di
programkan sekolah untuk tahun ini hampir merata. Hal ini dilihat dari tidak adanya
bidang ekstrakulikuler satupun yang kosong. Namun tetap terdapat bidang
ekstrakulikuler yang dominan maupun yang peminatnya kecil.
d. Kendala yang Dihadapi Sekolah dan Penanggulangannya
Ada beberapa kendala yang dihadapi sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kendala-kendala yang dihadapi sekolah (Pembina) seperti kendala dari segi fasilitas
yang masih belum memadai dan dari segi minat dan bakat siswa yang terkadang
terdapat ketidaksesuaian antara minat dan bakat. Oleh sebab itu, upaya-upaya yang
dilakukan sekolah (Pembina) untuk menanggulangi kendala-kendala tersebut, yaitu
dengan membuat suasana kegiatan menjadi lebih menarik atau berbeda sehingga ada
minat dari siswa yang sesuai dengan bakat yang dimiliki, dan dari segi fasilitas perlu
adanya penambahan dana berupa iuran dari siswa maaupun yang lainnya guna
menambah fasilitas yang masih kurang.
e. Prestasi yang Pernah Diraih
Banyak sekali prestasi yang telah diraih oleh SMA Begeri 1 Kintamani baik
itu prestasi akademis maupun non akademis. Tetapi dilihat dari jenis prestasi yang
pernah diraih lebih dominan prestasi non akademis terutama di bidang cabang
olahraga.

54
31. Parahyangan atau Tempat Ibadah
SMA Negeri 1 Kintamani memiliki satu parahyangan atau tempat ibadah yang
letaknya di sebelah timur dan utara. Parahyangan ini dimamfaatkan dengan baik oleh
siswa, guru maupun pegawai sebagai tempat sembahyang setiap hari maupun pada
saat hari-hari raya tertentu, misalnya: Purnama, Tilem, saraswati dan hari raya suci
lsinnya. Di masing-masing kelas juga terdapat pelangkiran tempat untuk sembahyang
di dalam kelas oleh siswa, disamping itu juga terdapat tugu di pojok Sebelah
Tenggara dan Barat Daya. Mosula juga ada untuk umat muslim. Mengingat di SMA
Negeri 1 Kintamani terdapat siswa dan guru yang beragama islam. Gambar
parahyangan di SMA N 1 Kintamani

Di Parahyangan ini terdapat beberapa pelinggih seperti Padmasana, Sanggah


Surya, dan Pengapit Lawang. Di tempat ini disediakan meja sebagai tempat sesajen
dan tirta. Setiap hari, pihak sekolah selalu menyediakan bunga dan sarana
sembahyang di tempat ini. Sehingga siswa dan seluruh warga sekolah bisa langsung
sembahyang sebelum memulai kegiatan di sekolah. Dengan berjalannya aktivitas
spiritual di parahyangan ini, maka seluruh warga sekolah dapat melaksanakan
kegiatan di sekolah dengan baik dan tenang. Bagi siswa yang beragama lain pada saat

55
hari raya hindu diperkenankan mengenakan seragam sekolah sesuai dengan hari yang
bersangkutan.

32. Pengelolaan UKS dan Kantin/Koperasi Sekolah


Gambar Kantin SMA Negeri 1 Kintamani

SMA Negeri 1 Kintamani memiliki 4 ruangan kantin dan 1 ruang Koperasi.


Kantin-kantin itu dikelola oleh masing-masing pedagang yang menggunakan tempat
tersebut. Setiap kantin menjual berbagai makanan yang jenisnya berbeda, mulai dari
soto, mie ayam,nasi goreng dan nasi campur, meskipun untuk jenis snack dan
minuman yang dijual di tiap kantin rata-rata sama. Kantin ini damanfaatkan oleh
siswa dan guru untuk membeli makanan dan minuman pada saat jam istirahat.
Pedagang di kantin tersebut dikenakan biaya sebesar Rp. 30.000,00/ bulan, sebagai
imbalan peminjaman tempat untuk berdagang, uang itu dibayarkan langsung kepada
petugas khusus yang menangani masalah keuangan . Sedangkan koperasi dikelola
oleh guru dan tiga karyawan koprasi di SMA N 1 Kintamani menyediakan alat-lat
tulis serta LKS yang dapat menunjang proses belajar mengajar siswa.

33. Pengelolaan Pertamanan Kerindangan dan Kebersihan

56
Kebersihan dan keberadaan taman atau lingkungan SMA Negeri 1 Kintamani
dikelola oleh pembina Ekstrakurikuler Pertamanan yang bekerjasama dengan siswa-
siswi yang ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler petamanan dan petugas dari luar
sekolah serta pegawai. Tamannya ditata sdemikian rupa begitu pila kebersihannya
selalu dijaga agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu dengan adanya sampah
yang berserakan. Dengan lingkungan yang bersih, KBM bisa terlaksana dengan
suasana yang nyaman.

Gambar Pertamanan SMA Negeri 1 Kintamani

Selain itu juga pemeliharaan taman yang ada di lingkungan sekolah di bagi
oleh siswa kelas X sampai kelas XII yang masing-masing kelas mempunyai kapling
atau telajakan sendiri dan setiap hari piket harian kelas harus datang lebih awal dari
siswa yang lainnya untuk membersihkan kebun dan lingkungan sekitar kelasnya.

Setiap hari sabtu sebelum jam pelajaran simulai seluruh siswa melaksanakan
kegiatan sabtu bersih dengan bersama-sama membersihkan lingkungan kelas dan
sekolah yang dikoordinir oleh wali kelas masing-masing.

57
34. Parkir
Di SMA Negeri 1 Kintamani terdapat 2 areal parkir yaitu terdapat di sebelah
barat sekolah tepatnya di sebelah barat ruang guru dan parkir yang terdapat di
belakang ruang kelas. Parkir untuk siswa dikhususkan di parkir yang letaknya
sebelahbarat lapangan. Di pakir tersebut kira-kira luasnya 6 are yang dibagi menjadi
5 petak bangunan. Bangunan di parkir tersebut sangat memadai sehingga kendaraan
para siswa tidak kehujanan maupun kepanasan. Setiap 1 petak parkir, bisa
menampung kira-kira 60 motor sehingga keseluruhannya 300 mtor bisa ditampung.
Parkir tersebut dikelola oleh sekolah yang dibantu oleh seorang petugas khusus yang
sekaligus merangkap sebagai petugas penjaga sekolah. Untuk keamanan parkir SMA
Negeri 1 Kintamani sangat aman karena sudah terdapat petugas yang berjaga dan
mengatur kendaraan siswa. Gambar parkir SMA N 1 Kintamani.

58
Untuk kendaraan para guru, sekolah sudah menyediakan tempat parkir di
areal sekolah. Tetapi ada juga siswa yang melanggar karena merasa jauh berjalan
kaki menuju ke sekolah sehingga mereka memarkir motornya di depan sekolah.
Begitu juga siswa-siswa yang telat masuk ke sekolah, mereka memarkir motornya di
dekat-dekat warung sekolah agar lebih cepat masuk ke sekolah.

3.2 Pengenalan Sikap dan Pola Tingkah Laku Siswa


3.2.1 Umum
a. Tata Tertib Guru, Pegawai dan Siswa
SMA Negeri 1 Kintamani mempunyai tata tertib untuk guru, pegawai dan
siswa. Tata tertib ini dijadikan sebagai acuan serta pedoman baik itu untuk guru,
pegawai maupun siswa dalam berperilaku dengan menjalankan segala aturan atau tata
tertib yang diberlakuka. Untuk tata tertib siswa dibuatkan dalam bentuk lembaran
kertas yang dibingkaikan ditempatkan pada setiap kelas. Selain itu aturan bertingkah
laku, sanksi pada setiap pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku juga
ditempatkan pada setiap kelas. Pada umumnya setiap sekolah memiliki tata tertib
karena tata tertib diberlakukan agar kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan kurikulum yang ada. Selain tata tertib yang
menyangkut aturan-aturan yang mengatur masaah hubungan sosial baik antar siswa
dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru, dan pegawai dengan kepala
sekolah dengan bawahannya. Sehingga hubungan sosial yang terjadi di sekolah ini
terbina dengan baik (Isi Tata Tertib Terlampir).
b. Hubungan Sosial Antar Warga Sekolah (Siswa-siswa, Siswa-guru, Guru-guru,
Siswa-guru-pegawai, Kepala Sekolah-bawahannya)
Dalam keseharian hubungan antar warga sekolah terjalin setiap waktu. Antar
siswa biasanya membentuk suatu kelompok-kelompok kecil dimana mereka berada di
dalam kelompok tersebut atas kesamaan masing-masing. Baik kesamaan hobi, sifat,
dan agama. Mereka cenderung memilih teman yang cocok dengan mereka dan teman
yang dianggapnya tidak cocok maka mereka hanya sekedar berinteraksi tentang

59
pelajaran maupun kegiatan sekolah. Tetapi ini terjalin dengan baik di masing-masing
tingkatan kelas yang ada di SMA Negeri 1 Kintamani.
Antara siswa dan guru memiliki hubungan sosial yang sangat dekat. Mereka
saling membutuhkan. Siswa yang sangat membutuhkan guru ketika mereka belajar
dan guru membutuhkan siswa ketika dia mengajar. Mereka saling melengkapi satu
sama lain. Hubungan ini dapat penulis amati, interaksi sosial mereka tidak hanya
terjalin di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Siswa sering memanfaatkan waktu-
waktu istirahat untuk bertanya masalah pelajaran yang mereka tidak mengerti,
kegiatan sekolah maupun hanya sekedar untuk mengobrol.
Guru pun satu sama lain saling berinteraksi. Biasanya mengenai masalah
pelajaran maupun kegiatan sekolah dimana guru yang menjadi panitia kegiatan
tersebut. Untuk semua hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka sebagai guru
tentunya mereka akan terus saling berinteraksi.
Siswa, guru dan pegawai berinteraksi untuk melengkapi semua administrasi
yang berhubungan dengan sekolah. Guru melengkapi data-data mereka di ruang tata
usaha dan siswa pun seperti itu serta melakukan pembayaran SPP. Tata usaha sangat
berperan penting dalam proses administrasi sekolah sehingga semua warga sekolah
akan terus berinteraksi dengan pegawai tata usaha.
Kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya, tidak melulu berkutat dengan
berkas-berkas sekolah.Tentunya kepala sekolah mengadakan pertemuan non formal
dengan staf-stafnya demi kemajuan sekolah.Karena para staaf inilah yang membnatu
kepala sekolah dalam menjalankan seluruh hal yang berhubungan dengan sekolah.
Interkasi ini juga untuk memperat hubungannya dengan staf-staf lainnya sehingga
terjalin hubungan kerja yang efektif.
Kepala sekolah tidak menganggap dirinya adalah orang yang berkuasa karena
memiliki jabatan tertinggi disekolah. Beliau tetap melakukan pertemuan-pertemuan
kecil kepada staf-stafnya sehingga semua masalah-masalah kecil dapat terselesaikan
dengan mudah.Dengan siswa pun seperti itu, beliau selalu menanyakan semua
kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.

60
Sehingga dengan sikap seperti ini kepala sekolah dapat menciptakan dan memelihara
kultur kehidupan yang kondusif di sekolah.
c. Upaya Kepala Sekolah Dalam Membina dan Memelihara Kultur Sekolah yang
Kondusif
Dalam upaya membina dan memelihara kultur sekolah yang kondusif, kepala SMA
Negeri 1 Kintamani menitik beratkan pada aturan-aturan yang telah diberlakukan di
sekolah tersebut, seperti melakukan pengawasan, menegur dan memberikan sanksi
yang tegas pada pelanggar aturan yang berlaku di sekolah. Dengan diterapkannya
aturan-aturan yang telah diberlakukan maka kultur sekolah yang kondusif akan
tercipta.
3.2.2 Kegiatan di Dalam Kelas
3.2.2.1 Membuka dan Menutup Pelajaran

Setelah bel tanda pembelajaran berbunyi, semua siswa segera memasuki


kelas. Salah seorang siswa akan memimpin persembahyangan dan diperdengarkan di
interkom (khusus untuk beragama Hindu). Bagi siswa yang terlambat memasuki
kelas akan melakukan persembahyangan sendiri di Padmasana atau di dapan patung
Ganesha yang terletak di depan gerbang.
Ketika guru memasuki ruang kelas, guru langsung meletakkan buku-bukunya
di atas meja kemudian ketua kelas berdiri memimpin memberikan salam pangan jali
umat. Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu guru melakukan absensi unuk
mengetahui siswa yang tidak hadir dan memberikan kesempatan kepada semua siswa
untuk mempersiapkan buku-buku pelajaran dan alat tulis yang mereka butuhkan,
namun ada juga siswa yang masih bercanda sambil mengeluarkan buku dan alat
tulisnya. Ada juga beberapa siswa yang tampak membaca buku pelajaran sambil
menunggu guru memuli pelajaran. Tingkah laku siswa di dalam kelas sangatlah
beragam.
Pada saat guru akan memulai pelajaran semua siswa sudah siap dengan alat-
alat pelajaran dan siap untuk menerima materi pelajaran. Kemudian guru menanyakan
mengenai materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, sebelum

61
memaparkan materi yang akan diberikan pada pertemuan tersebut. Pada saat guru
memulai pelajaran, suasana kelas menjadi tenang, siswa dengan seksama
mendengarkan penjelasan dari guru. Namun masih ada beberapa siswa yang masih
mengobrol. sementara siswa lain dengan serius mendengarkan paparan dari guru
sambil mencatat hal-hal yang dianggap penting. Setelah guru selesai menjelaskan
materi, siswa kemudian diberikan latihan untuk menguji pemahaman siswa mengeni
kejelasan materi yang disajikan. Semua siswa mengerjakanya dengan tekun dan
tertib. Setelah selesai mengerjakan dengan batas waktu yang telah ditentukan maka
latihan tersebut dibahas bersama.
Dalam menghakhiri pelajaran, siswa mendengarkan perintah dan mencatat
tugas-tugas yang diberikan. Semua siswa nampak senang karena pelajaran yang
diajarkan sudah selesai, namun ketertiban tetap terjaga. Sebelum guru meninggalkan
kelas, para siswa memberi salam parama santhi dan kemudian meninggalkan kelas
dengan tertib.
3.2.2.2 Interaksi Belajar Mengajar

Prilaku anak saat mengikuti pembelajaran dilihat dari aktifitas anak dalam
merespon masalah yang dilontarkan guru sangatlah beragam. Ada siswa yang aktif
tetapi ada juga siswa yang hanya diam. Namun sebagaian besar dari siswa sangat
aktif dan antusias dalam merespon permasalahan yang dilontarkan gurunya. Mereka
berani mengungkapkan gagasan yang dimilikinya. Terkadang siswa bertanya pada
guru bersangkutan jika ada suatu hal yang belum jelas atau belum diketahuinya.
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, interaksi antara guru dan
siswa terjalin cukup baik. Ada beberapa siswa yang masih merasa canggung atau
takut untuk bertanya kepada gurunya. Saat melakukan kegiatan diskusi, siswa secara
bergiliran memberikan tanggapan dan mengeluarkan pendapatnya masing-masing.
Namun ada juga beberapa siswa yang sedikit malas di dalam kegiatan PBM, mereka
enggan mengajukan pertanyaan atau tanggapan. Menindaklanjuti masalah tersebut
biasanya guru mata pelajaran langsung mengambil tindakan baik itu dengan
menunjuk langsung siswa yang kurang aktif tersebut, maupun dengan pendekatan

62
personal secara sedikit demi sedikit sehingga pada akhirnya siswa yang pasif menjadi
aktif.
Interaksi yang terjadi antara siswa dengan siswa, saat proses belajar mengajar
cukup baik. Siswa dapat membangun kerja sama yang baik dalam menyelesaikan
suatu permasalahan. Siswa belum memahami tentang pelajaran tersebut umumya
mendiskusikan terlebih dahulu dengan teman yang ada di sebelahnya dan jika belum
paham juga maka ia akan menanyakannya langsung kepada guru bersangktan.
Sedangkan interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru bidang studi sangatlah
tinggi.
Respon siswa dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah pada umumnya
baik. Siswa rajin membuat tugas yang diberikan oleh gurunya pada pertemuan
sebelumnya. Namun ada juga bependapat siswa yang mengerjakan pekerjaan
rumahnya di sekolah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya siswa
tidak mempunyai buku acuan, karena lupa, malas, tidak bisa mengerjakanya, dan lain
sebagainya.
Selama melakukan pengematan di kelas saat kegiatan belajar berlangsung,
secara umum perilaku siswa yang dapat mengganggu kegiatan pembelajaran jarang
terjadi. Kalaupun ada itu hanya sebagian kecil saja. Siswa berlomba-lomba untuk
menjadi yang terbaik dengan belajar secara sungguh-sungguh. Namun tidak jarang
juga ada seseorang siswa yang mengajak temannya mengobrol. Menanggapi hal itu
biasanya guru bidang studi langsung menunjuknya untuk menjawab soal atau
menjelaskan materi yang di jelaskan oleh guru.
Dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar semua siswa sudah mempunyai
fasilitas belajar seperti buku tulis, alat tulis, LKS dan buku paket. Siswa yang tidak
membawa kelengkapan belajar seperti buku, maka guru memerintahkan anak tersebut
untuk pindah tempat duduk ke tempat temannya yang memiliki kelengkapan tersebut
atau meminjam ke temannya yang mempunyai lebih. Dan untuk pertemuan yang
selanjutnya agar murid tersebut mengusahakan kelengkapan belajar yang masih
kurang.

63
Perilaku siswa sangat memperngaruhi interaksi siswa dengan guru penyeji.
Prosees belajar mengajar akan berhasil jika dua komponen utama yaitu siswa dan
guru saling mendukung. Jika salah satu siswa saja berperilaku kurang baik dalam
PBM, maka secara otomatis akan mengganggu kegiatan pembelajaran tersebut.
Namun dalam hal ini tidak ada perilaku khusus siswa yang mengganggu kegiatan
PBM. Mata pelajran yang disajkan dan waktu penyajian juga dapat mempengaruhi
prilaku siswa di dalam kelas. Misalnya ketidak senangan siswa terhadap suatu mata
pelajaran yang diisajikan dan kekurang tepatan waktu penyajian materi pelajaran
pada akhirnya menyebabkan perilaku siswa menjadi kurang berminat dalam proses
belajar mengajar.
3.2.2.3. Pengelolaan Kelas

Posisi pengaturan tempat di dalam proses belajar mengajar menggunakan dua


meja kecil digabungkan ditambah dua buah kursi untuk dua orang siswa. Tempat
duduk biasnya terdiri dari 3 baris. Setiap baris terdiri dari 4 deret tempat duduk. Meja
guru terletak di depan, di sebelah papan tulis untuk memudahkan pengawasan dan
interaksi dengan siswa.
Secara umum perbedaan perilaku siswa yang dikelola secara klasikal,
kelompok dan individu adalah sebagai berikut;
Secara Klasikal: siswa cenderung kurang disiplin. Susana kelas deretan
bangku paling belakang agak bising. Siswa sering tidak memperhatikan
pelajaran dan tidak jarang ada siswa yang malah mengganggu temannya yang
sedang serius belajar dengan mengajak mengobrol.
Secara Kelompok: dengan belajar secara berkelompok maka interaksi yang
terjadi antara siswa satu dengan yang lainnya menjadi lebih besar sehingga
siswa yang mampu dapat mengajari temannya yang kurang mampu. Interaksi
ini terjadi antar satu kelompok saja. Namun kelemahan dari pengelolaan kelas
secara berkelompok adalah saat melakukan kegiatan praktikum biasanya
siswa yang bekerja itu hanya beberapa orang saja, siswa yang lainnya hanya
diam sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara optimal.

64
Secara Individual: perilaku siswa yang dikelas secara individual akan
mengakibatkan siswa kurang dapat bergaul dan cenderung menutup diri
terhadap lingkungannya. Di satu sisi memang siswa akan lebih dapat
dikontrol dan di bina secara intensif, namun di sisi lain siswa akan cenderung
merasa enggan untuk bergaul dengan siswa-siswa yang lain. Pengelolaan
secara individual ini secara umum kurang efektif dilakuakn mengingat jumlah
siswa yang begitu banyak.
Prilaku anak pada saat guru terlambat datang atau berhalangan hadir adalah
siswa akan tenang menunggu kehadiran guru sambil membuka buku-buku pelajaran.
Beberapa siswa ada yang senang, tapi ada juga yang kecewa. Ini disebabkan karena
siswa yang bersangkutan merasa sudah siap dengan materi yang akan diberikan,
walaupun demikian keadaan siswa didalam kelas tetap tenang. Tetapi bila guru
terlambat agak lama, maka salah seorang perwakilan kelas akan datang ke ruang guru
untuk menanyakan tugas kepada petugas piket.
Biasanya guru menangani anak yang terlambat dengan menanyai alasan
keterlambatnya. Jika alasannya masuk akal maka guru akan memberi permakluman,
sedangkan jika alasannya mengada-ada maka guru memberi teguran, peringatan,
tambahan tugas atau mengkoordinasikan dengan guru BK yang ada.
Pada saat siswa mengerjakan tugas tanpa mendapat pengawasan dari guru
bersangkutan biasanya keadan kelas menjadi kurang tertib dan agak ribut. Hal ini di
karenakan kelas yang tidak didampingi guru/tidak mendapat pengawasan biasanya
siswa cenderung akan berperiaku secara bebas. Namun siswa mengerjakan tugas-
tugas tersebut dengan baik.

3.2.3 Kegiatan di Luar Kelas


1. Prilaku Siswa di Luar Kelas
Perilaku siswa dan kegiatan siswa di luar kelas pada saat usai pelajaran dan
saat tidak ada kegitan belajar mengajar sangat beragam. Ada yang pergi ke kantin
untuk membeli makanan atau minuman, ada yang hanya diam di dalam kelas sambil
mengobrol dengan temannya, ada yang duduk-duduk di depan kelas, ada yang pergi

65
ke kelas lain untuk mencari temannya, dan ada juga yang pergi ke perpustakaan untuk
sekedar membaca atau meminjam buku. Pada saat bel istirahat atau tidak ada
pelajaran, siswa tidak diperbolehkan untuk keluar dari lingkungan sekolah tanpa
seijin guru piket maupun keamanan sekolah. Tidak ada siswa yang berprilaku
ekstrim. Para siswa berprilaku biasa-biasa saja, ini karena peraturan yang ada
disekolah sudah diterapkan dengan baik.
Hubungan antar siswa dengan siswa pada saat berada di luar kelas (jam
istirahat) sangat baik. Mereka saling berbaur satu sama lain. Mereka tampak begitu
akrab dan hubungan siswa terjalin harmonis. Ketika siswa satu berpasangan dengan
siswa yang lain mereka saling menyapa atau sekedar tersenyum. Saat siswa
berkumpul dengan teman-temannya mereaka saling bercanda gurau sehingga
kesumpekan yang mereka rasakan saaat belajar menjadi hilang. Keakraban antar
siswa sangat jelas tampak, seolah mereka semua ada dalam satu keluarga besar.
Namun hubungan siswa dan guru saat usai pelajaran (jam istirahat) tidak begitu
nampak karena setelah guru selesai mengajar biasanya mereka langsung pergi ke
ruang guru dan berbincang-bincang dengan teman sprofesinya. Tetapi tidak jarang
juga ketika guru pergi ke kantin atau ke perpustakaan mereka tidak segan berbincang-
bincang dan bercanda dengan para siswanya sehingga hubungan antara guru dengan
siswanya tidak ada jurang pemisahnya.
Secara umum waktu istirahat biasanya dimanfaatkan secra efektif dan efisien
oleh siswa. Bagi siswa yang lapar jam istirahat dimanfaatkan untuk membeli
makanan di kantin. Siswa yang enggan keluar mereka lebih cenderung diam di kelas
sambil membahas pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan bagi siswa yang
rajin/senang membaca memilih untuk pergi ke perpustakaan untuk membaca buku
atau koran, dan meminjam buku. Sehingga dapat menambah ilmu pengetahan dan
informasi.
2. Aktivitas petugas BK
Penanganan prilaku anak bermasalah di dalam dan luar kelas dilakukan dengan cara
memberikan bimbingan serta arahan kepada seluruh siswa agar mau menaati tata
tertib yang berlaku. Jika diperlukan siswa yang memiliki prilaku bermasalah

66
dipanggil untuk mendapatkan pembinaan secara khusus oleh petugas BK, dengan
pemanggilan ini diupayakan agar siswa yang memiliki prilaku bermasah tersebut
dapat berperilaku normal sesuai aturan sekolah.
Untuk memotivasi siswa dalam belajar, ini sifatnya secara langsung sebab
motivasi semacam ini sudah terlaksana oleh guru-guru yang mengajar di setiap kelas.
Dalam rangka mengembangkan minat dan bakat siswa guru BK memprogramkan
ekstrakurikuler dengan memberi mereka arahan serta bimbingan untuk memilih
ektrakurikuler yang mereka inginkan yang dapat meningkatkan serta
mengembangkan bakat yang mereka miliki, agar minat dan bakat mereka dapat
digunakan dalam pengembangan karir mereka kedepannya. Dalam hal lain BK juga
membantu siswa dalam memberikan gambaran pendidikan lanjutan yang akan
ditempuh siswa di masa mendatang. BK mensosialisasikan informasi berbagai
perguruan tinggi baik di Bali maupun di luar Bali, memberikan pengarahan kepada
siswa secara personal maupun berkelompok agar nantinya mereka tidak salah
memilih jurusan pada jenjang pendidikan selanjutnya.
Demi menjaga hubungan sekolah dengan orang tua siswa sekolah (BK)
mengadakan berbagai pertemuan-pertemuan dengan orang tua siswa, seperti
menjelang pelaksanaan ujian nasional sekolah mengadakan pertemuan yang
membahas hal tersebut dengan orang tua siswa, ini dilakukan untuk mencari solusi
bersama untuk menyongsong ujian tersebut seperti pemberian jam tambahan dan
sebagainya. Bimbingan konseling juga mengupayakan pemanggilan orang tua siswa
yang tergolong bermasalah serius di sekolah, ini dilakukan untuk memberi gambaran
yang jelas tentang perilaku siswa yang bermasalah tersebut pada orang tuanya,
dengan harapan antara pihak sekolah dan orang tua siswa dapat bersama-sama
mencari solusi terbaik untuk menanggulangi masalah tersebut. Sesekali petugas BK
juga berkunjung ke rumah orang tua siswa yang memiliki masalah seperti siswa yang
kehadirannya kurang dan yang lainnya, untuk menjaga hubungan sekolah dengan
orang tua siswa.

3.3 Pengenalan Pembelajaran

67
3.3.1 Guru Model 1
I. Informasi Umum
Selama melakukan orientasi di SMA Negeri 1 Kintamani, khususnya saat
observasi di dalam kelas penulis menggali informasi yang dibantu oleh guru
pembimbing yang juga langsung menjadi guru model di dalam kelas. Identitas guru
sebagai narasumber selama mengikuti orientasi:
a. Nama : I Made Sandika, S.Pd
b. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
c. Materi yang diajarkan : Explanation text
d. Kelas : XII IPA 2
e. Waktu : 2 x 45 menit

II. Perencanaan Pengajaran


Cara penerapan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sesuai dengan silabus
dan dengan memperhatikan jadwal pelajaran serta kalender pendidikan yang berlaku.
Selanjutnya dengan berpedoman pada hal tersebut, dibuat program tahunan, semester,
bulanan dan harian. Tujuan penyusunan program pengajaran ini untuk mempermudah
proses belajar mengajar. Penyusunan Rencana Pembelajaran (RPP) berdasarkan
sekenario pembelajaran yang dimulai dengan menentukn pokok pokok bahasan
yang diajarkan kemudian menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam
proses belajar mengajar serta tujuan khusus untuk setiap pertemuan. Menentukan
media dan alat evaluasi yang akan digunakan disesuaikan dengan pokok bahasan dan
tujuan yang akan dicapai. Untuk tahun pelajaran ini guru sudah membuat
perencanaan pembelajaran baik itu silabus, RPP serta program tahunan dengan baik
dan tersusun rapi. (silabus dan RPP hasil latihan terlampir)

III. Pelaksanaan Pembelajaran


1. Membuka Pelajaran

68
Ketika bel tanda pergantian jam berbunyi, guru dan penulis memasuki kelas.
Guru kemudian memperkenalkan penulis kepada siswa siswanya terlebih dahulu
sebelum memulai pelajarannya. Guru menyampaikan maksud penulis untuk
mengobservasi kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut. Pada saat membuka
pelajaran, biasanya terlebih dahulu guru akan mengabsen siswa atau menanyakan
apakah ada siswa yang tidak hadir saat itu, kemudian baru memulai pelajarannya.
Stategi yang digunakan oleh guru sudah cukup baik yaitu mengulang kembali materi
yang sudah diajarkan sebelumnya. Dalam hal ini, guru mencoba mengingatkan materi
sebelumnya dengan menanyakan beberapa pertanyaan kepada siswa agar materi tidak
dilupakan oleh siswa. Guru biasanya mengalokasikan waktu sekitas 15-20 menit. Alat
bantu yang digunakan oleh guru berupa whiteboard dan spidol sebagai media dan alat
yang digunakan untuk menuliskan materi sudah dan yang akan dipelajari oleh siswa
siswanya. Cara guru melakukan peralihan dari pembuka ke inti pelajaran adalah
dengan menyampaikan materi yang akan diajarkan selanjunya, tujuan dipelajari
materi tersebut, serta hubungan materi sebelemnya dengan materi yang akan
diajarkan.

Pembukaan pelajaran yang disampaikan guru pada umunya bersifat


mengajarkan menuju materi inti pelajaran yang akan dipelajari oleh siswa. Cara guru
menyampaikan peralihan cukup relevan sebab hal tersebut tidak menyimpang dari
tujuan pembelajaran yang akan diberikan yaitu kemampuan siswa untuk menggali,
mengolah informasi sebagai dasar dalam kegiata inti serta siswa mampu
mengkomunokasikannya, baik secara lisan maupun secara tertulis.

2. Kegiatan Inti

Cara guru dalam melaksanakan program pengajaran dilihat dari kesesuaian


perencanaan dengan pelaksanaan pengajaran bisa terganggu karena keterbatasan
waktu yang ada. Guru menjelaskan poin-poin dari ekspressing suggestion dan
beberapa contoh dari ekspressing suggestion dengan retang waktu yang terbatas.
Maka dari itulah siswa diharapkan untuk belajar sendiri di rumah agar di sekolah

69
dapat menyerap pelajaran dengan cepat. Guru menyampaikan materi dengan cara
yang memudahkan siswa untuk mengerti atau menyerap pelajaran yang akan
dibahas. Pengelolaan kelas dalam proses belajar mengajar, narasumber menggunakan
metode pembelajaran sendiri yang mana para siswa diarahkan untuk belajar
semaksimal mungkin dalam menyerap pelajaran secara individual dan guru hanya
menjadi pembantu dan pengarah siswa dalam belajar.

Usaha dan cara mengaktifkan siswa adalah dengan memberikan pertanyaan-


pertanyaan dan menanyakan pendapat siswa lain terhadap pendapat seorang siswa.
Cara atau strategi guru dalam menghadapi anak yang kesulitan dalam belajar adalah
dengan menanyakan apa kesulitan mereka lalu menjelaskannya dengan perlahan-
lahan atau menyuruh siswa lain untuk menjelaskan kembali kesulitan yang dialami
salah satu siswa tersebur. Balikan diberikan guru maupun oleh siswa kepada guru. Ini
akan mengakibatkan suasana kelas menjadi kondusif dan terbuka untuk mendapatkan
ilmu dan pengetahuan sebanyak mungkin. Kiat-kiat khusus guru dalam membuat
suasana belajar yang kondusif yaitu dengan memberikan siswa latihan-latihan yang
menarik minat siswa. Gambar suasana kelas saat proses belajar mengajar

70
Kiat-kiat khusus guru dalam membuat suasana belajar yang kondusif dengan
memberikan Tanya jawab serta menanyakan pada siswa apakah ada pelajaran yang
kurang dimengerti. Penulis melihat pengembangan bahan ajar dan pemanfaatan alat
bantu mengajar digunakan nara sumber dengan baik. Alat bantu mengajar tersebut
memudahkan siswa untuk mengerti akan pelajaran yang diajarkan.Waktu digunakan
sebaik-baiknya oleh guru agar topik yang telah disediakan bisa terselesaikan dengan
waktu yang begitu sedikit.

3. Menutup Pelajaran

Pelajaran ditutup dengan kejelasan siswa tentang hal yang di bahas


sebelumnya. Guru umumnya akan memberikan evaluasi secara lisan kepada siswa
yaitu dengan menanyakan materi yang baru saja telah dibahas. Apalagi pertanyaan
tersebut bisa dijawab dengan baik oleh siswa berarti guru yang akan memberikan
kesimpulan dari materi yang telah dibahas dalam kegiatan inti. Umumnya keberasilan
siswa dalam menjawab merupakan gambaran umum bahwa siswa dalam menjawab
merupakan gambaran umum bahwa siswa telah paham apa yang telah ia pelajari. Ini
juga memperlihatkan bahwa guru telah sukses dan berhasil dalam penyampaian
materi pada siswanya. Namun, apabila siswa tidak menanggapi atau menjawab
pertanyaan guru tersebut, berarti materi tersebut belum sepenuhnya dipahami oleh
siswa. Kemudian guru akan memberikan beberapa tugas kepada siswa untuk
dikerjakan dirumah sehingga siswa diharapkan bisa mempelajari lagi materi yang
belum dimengerti tersebut secara lebih mendalam.

Waktu dalam pelaksanaan PBM dimanfaatkan secara cukup efektif dan


efesien, sebab sewaktu penulis melakukan observasi di dalam kelas, waktu pelajaran
berakhir tepat pada saat bel tanda istirahat. Biasanya, guru memberi PR kepada
siswanya, baik itu PR mengenai materi yang telah dibahas ataupun materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya. Ini dilakukan agar materi yang elah selesai agar
tidak cepat dilupakan oleh siswa. Setelah pelaksanaan pelajaran guru tidak melakukan

71
revisi atau modifikasi silabus sebab pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan
silabus yang sudah diprogramkan.

Kesan yang didapat penulis saat mengamati proses belajar mengajar dengan
guru model sangat baik, terutama dalam hal cara guru dalam mengelola kelas dan
usaha yang dilakukan dalam mengaktifkan siswa di kelas. Guru model mampu
menciptakan suasana belajar yang kondusif.

3.3.2 Guru Model 2


I. Informasi Umum
a. Nama : I Nyoman Sukadana, S.Pd
b. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
c. Materi yang diajarkan : Talk About Self
d. Kelas : X IPA 4
e. Waktu : 2 x 45 menit
II. Perencanaan Pembelajaran
Saat penulis melakukan diskusi dengan guru model banyak sekali informasi
yang penulis peroleh berkaitan dengan perencanaan pengajaran. Adapun informasi
yang penulis dapatkan adalah sebagai berikut:
1. Adapun informasi mengenai perencanaan pengajaran yang penulis dapatkan dari
narasumber sebagai berikut.
a. Narasumber memakai beberapa pedoman buku acuan yang relevan dengan bidang
studi yang akan diajarkan seperti buku paket, buku ajar, dan LKS dalam
menganalisis dan pengembangan materi pelajaran. Analisis dan pengembangan
materi pelajaran ini menyangkut penjabaran materi, penyusunan metode, sarana
dan waktu yang tersedia.
b. Dalam menyusun program tahunam, semesteran dan harian guru model
menyesuaikannya dengan kalender pendidikan yang telah ditetapkan oleh dinas
pendidikan dan sekolah. Penyusunan program ini dilakukan secara sistematis

72
sehingga baik itu program tahuna semeteran dan harian tersusun dengan baik
(Tersruktur) dengan alokasi waktu yang sesuai.
c. Dalam membuat dan rancangan pelaksanaan pembelajaran, guru model mengacu
pada kurikulum 2013 yang baru mulai tahun ini diterapkan di SMA Negeri 1
Kintamani. Penyusunan silabus ini diawali dengan merumuskan kompetensi inti
(KI), dilanjutkan dengan menentukan kompetensi dasar (KD), menentukan
konsep pembelajaran yang terdiri dari lima unsur (Mengamati, mempertanyakan,
mengekplorasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan), membuat rancangan
penilaian yang terdiri dari tiga unsur (Tes tulis, untuk kerja, penilaian produk),
menentukan alokasi waktu pembelajaran, serta menentukan sumber belajar yang
akan dijadikan acuan pembelajaran. Kaitannya dalam rancangan pelaksanaan
pembelajaran juga disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini
merupakan penjabaran dari kurikulum yang berlaku secara sah di sekolah, baik
bagi guru maupun siswa sesuai dengan karakteristik siswa serta mengikuti acuan
dan tujuan kurikulum. Metode belajar dipilih sesuai dengan relevansinya dengan
bahan ajar. Media pembelajaran dan sumber buku yang dipakai oleh guru
narasumber adalah buku paket yang telah disediakan oleh pihak sekolah, LKS
sebagai latihan kepada siswa dalam belajar. Dengan merumuskan kegiatan belajar
mengajar dan menyusun alat evaluasi, guru narasumber menganalisis materi
pelajaran berdasarkan kurikulum dan sasaran pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Guru model menyusun program pengajaran seperti itu agar kegiatan belajar
mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tidak
menyimpang dari kurikulum yang berlaku. Hal itu dilakukan agar terjadi
kesesuaian antara kurikulum, materi ajar dan tujuan pembelajaran.
III. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Membuka Pelajaran
Stategi yang digunakan untuk mengawali pembelajaran adalah dengan
mengucapkan panganjali umat Om Swastyastu dan ucapan salam sesuai dengan
waktu pelajaran itu dimulai yaitu Selamat Pagi. Setelah itu guru model

73
melaksanakan absensi untuk mengetahui siswa yang tidak hadir dalam pelajaran
tersebut. Waktu yang disediakan untuk membuka pelajaran ini cukup efisien yaitu
sekitar 15 menit. Alat bantu yang digunakan adalah papan tulis untuk menuliskan
materi yang diajarkan. Cara guru dalam menyatakan peralihan dari pembukaan ke
pelajaran inti adalah dengan menyuruh siswa membuka buku pedoman yang telah
dimiliki siswa.
Pandangan penulis mengenai relevansi pembukaan yang dilakukan oleh guru
model adalah sudah cukup baik. Karena pembukaan yang dilakukan oleh guru model
tidak menyimpang dari materi yang akan diajarkan kepada siswa di kelas. Pembukaan
ini sifatnya mengarahkan siswa kepada materi pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Dari proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru model dapat penulis
simpulkan bahwa kesesuain antara perencanaan pembelajaran dengan pembelajaran
yang dilaksanakan sangat sesuai. Setiap pertemuan disesuaikan dengan Rancangan
Rencana Pembelajaran (RPP), sehingga pembelajaran terselengara dengan baik. Baik
itu materi yang disampaikan maupun yang lainnya telah sesuai dengan RPP yang
dibuat.
Penyampaian materi bahan ajar dilakukan dengan menjelaskan pokok materi
di papan tulis demi mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan.
Penyampaian materi juga berpatokan kepada buku pedoman yang telah dipegang
siswa. Guru model juga menyuruh para siswa untuk membentuk kelompok yang
terdiri dari empat orang siswa di masing-masing kelompok. Guru model menyuruh
para siswa unuk membaca buku pedoman terlebih dahulu dan kemudian menyuruh
siswa untuk mencoba mengungkapkan apa yang diperoleh siswa dari membaca buku
tersebut, jika masih juga belum dipahami maka guru akan menjelaskannya lagi secara
mendalam serta memberi contoh-contoh yang berkaitan dengan materi yang
dijelaskan.
Pengelolaan kelas yang oleh guru model cenderung dilakukan secara modern
atau individual. Dimana siswa secara individu mengerjakan tugas serta memahami
materi yang dijelaskan.

74
Usaha untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran adalah dengan memberi
berbagai pertanyaan, baik itu secara langsung maupun dengan cara mengerjakan
tugas. Dengan cara memberi pertanyaan secara langsung maka siswa akan mencoba
menjawab sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.
Strategi yang dilakukan dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan
belajar adalah dengan menanyakan apa kesulitan mereka. Lalu rugu menjelaskannya
dengan perlahan-lahan atau menyuruh siswa lain untuk menjelaskan kembali
kesulitan yang dialami salah satu siswa tersebut.
Balikan diberikan guru maupun oleh siswa kepada guru. Ini akan
mengakibatkan suasana kelas menjadi kondusif dan terbuka untuk mendapatkan ilmu
dan pengetahuan sebanyak mungkin. Kiat-kiat khusus guru dalam membuat suasana
belajar yang kondusif yaitu dengan memberikan siswa latihan-latihan yang menarik
minat siswa.
Kiat-kiat khusus guru dalam membuat suasana belajar yang kondusif dengan
memberikan tanya jawab serta menanyakan pada siswa apakah ada pelajaran yang
kurang dimengerti. Penulis melihat pengembangan bahan ajar dan pemanfaatan alat
bantu mengajar digunakan narasumber dengan baik. Alat bantu mengajar tersebut
memudahkan siswa untuk mengerti akan pelajaran yang diajarkan. Waktu digunakan
sebaik-baiknya oleh guru agar materi yang akan sudah disiapkan sebelumnya bisa
terselesaikan dengan waktu yang cukup singkat.

3. Menutup Pembelajaran
Pelajaran ditutup dengan kejelasan siswa tentang hal yang di bahas
sebelumnya. Guru umumnya akan memberikan evaluasi secara lisan kepada siswa
yaitu dengan menanyakan materi yang baru saja telah dibahas. Apalagi pertanyaan
tersebut bisa dijawab dengan baik oleh siswa berarti guru yang akan memberikan
kesimpulan dari materi yang telah dibahas dalam kegiatan inti. Umumnya keberasilan
siswa dalam menjawab merupakan gambaran umum bahwa siswa dalam menjawab
merupakan gambaran umum bahwa siswa telah paham apa yang telah ia pelajari. Ini
juga memperlihatkan bahwa guru telah sukses dan berhasil dalam penyampaian

75
materi pada siswanya. Namun, apabila siswa tidak menanggapi atau menjawab
pertanyaan guru tersebut, berarti materi tersebut belum sepenuhnya dipahami oleh
siswa. Kemudian guru akan memberikan beberapa tugas kepada siswa untuk
dikerjakan dirumah sehingga siswa diharapkan bisa mempelajari lagi materi yang
belum dimengerti tersebut secara lebih mendalam.
Waktu dalam pelaksanaan PBM dimanfaatkan dengan efektif dan efesien,
sebab sewaktu penulis melakukan observasi di dalam kelas, waktu pelajaran berakhir
tepat pada saat bel tanda istirahat. Biasanya, guru memberi PR kepada siswanya, baik
itu PR mengenai materi yang telah dibahas ataupun materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya. Ini dilakukan agar materi yang elah selesai agar tidak cepat
dilupakan oleh siswa. Setelah pelaksanaan pelajaran guru tidak melakukan revisi atau
modifikasi silabus sebab menurut guru model pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai
dengan silabus yang sudah diprogramkan.

3.3.3 Guru Model 3


I. Informasi Umum
a. Nama : I Nengah Arimbawa, S.Pd
b. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
c. Materi yang diajarkan : Cerpen
d. Kelas : XI IPA 1
e. Waktu : 2 x 45 menit
II. Perencanaan Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sesuai dengan silabus dan dengan


memperhatikan jadwal pelajaran serta kalender pendidikan yang berlaku.
Selanjutnya dengan berpedoman pada hal tersebut, dibuat program tahunan,
semester, bulanan dan harian. Tujuan penyusunan program pengjaran ini untuk
mempermudah proses belajar mengajar. Penyusunan Rencana Pembelajaran (RPP)
berdasarkan sekrrenario pembelajaran yang dimulai dengan menentukn pokok

76
pokok bahasan yang diajarkan kemudian menentukan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dalam proses belajar mengajar serta tujuan khusus untuk setiap
pertemuan. Menentukan medi dan alat evaluasi yang akan digunakan disesuaikan
dengan pokok bahasan dan tujuan yang akan dicapai. Untuk tahun pelajaran ini guru
sudah membuat perencanaan pembelajaran baik itu silabus, RPP serta program
tahunan dengan baik dan tersusun rapi.

III. Pelaksanaan Pembelajaran


1. Membuka Pelajaran

Strategi yang digunakan oleh guru dalam membuka pelajaran dengan


mengucapkan salam seperti SELAMAT PAGI, guru memperhatikan situasi dan
kondisi siswa pada saat menerima pelajaran. Guru biasanya memasuki ruang kelas
kurang lebih 5 menit setelah bel berbunyi agar siswa dapat mempersiapkan alat-alat
pelajaran yang diperlukan terlebih dahulu. Guru mengucapkan salam kepada siswa di
saat memasuki ruangan kelas, dan mengabsen siswa. Waktu yang disediakan dalam
membuka pelajaran sebelum masuk ke inti pelajaran kurang lebih 15 menit dalam
satu kali pertemuan. Alat bantu yang dipakai adalah LKS, buku panduan, dan buku-
buku lainnya yang relevan, serta alat-alat yang mendukung lainnya. Cara guru
menyatakan peralihan dari pembukaan ke pelajaran inti, yaitu dengan memberikan
contoh-contoh dan pertanyan-pertanyaan yang menarik kepada siswa,, sehingga siswa
ingin mengetahui materi yang diajarkan lebih jauh bagi atau memotivasi siswa.

Sebelum memulai pelajaran guru malakukan absen kelas terlebih dahulu dan
siswa menjawab setelah nama mereka disebut dan berlangsung dengan tenang
walaupun ada beberapa anak yang lain-lain. Sebelum menuju pelajaran inti guru
menanyakan pelajaran sebelumnya, apakah ada yang belum dimengerti dan para
siswa-pun cenderung menjawab dengan mengatakan sudah mengerti walaupun
sebenarnya mereka belum mengerti. Tapi ada beberapa siswa yang berani
mengatakan belum mengerti dan bertanya kepada guru mengenai pelajaran yang
belum dimengerti. Selain itu guru juga meminta pekerjaan rumah kepada siswa

77
apabila ada tugas yang diberikan sebelumnya. Para siswa menyerahkan pekerjaan
rumah mereka masing-masing dengan tertib disini terlihat keaktifan siswa dalam
mengerjakan tugas karena seluruh siswa sudah mengerjakan tugasnya dirumah.

Menurut penulis, pembukaan proses belajar mengajar yang dilakukan guru


sangat relevan dan tidak menegangkan, sehingga siswa benar-benar siap dan tidak
merasa tegang atau takut ketika mulai pelajaran inti.

2. Kegiatan Inti

Saat guru memulai pelajaran siswa mulai membuka-buka buku catatan, dan buku
pegangan yang dimiliki. Kemudian mereka mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dipapan dengan baik dan tertib. Namun ada beberapa siswa yang
tidak peduli dengan penjelasan guru didepan terutama siswa yang duduk dibelakang
dan ada juga diantara mereka yang kurang antusias dalam mengikuti apa yang
diajarkan oleh guru. Hal tersebut terjadi karena siswa terkadang kurang menyenangi
pelajaran maupun guru yang mengajar pelajaran tersebut. Jika ada pertanyaan
ataupun soal dari guru, sebagian besar siswa antusias untuk mengerjakan soal tersebut
dan terkadang berebut kedepan untuk bisa mengerjakan soal yang telah diberikan
kepada mereka. Apabila ada siswa yang belum mengerti dengan penjelasan guru,
mereka langsung mengancungkan tangan dan bertanya. Saat guru menjelaskan
terlihat siswa memperhatikan dan mencatat keterangan yang diberikan oleh guru
dengan seksama.
Di dalam melaksanakan program pengajaran, guru telah menyesuaikan
dengan yang telah di buat, sehingga materi bahan yang diajarkan dapat dilaksanakan
dengan baik. Jika dilihat dari kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan
pengajaran, penyampaian materi bahan ajar, pengelolaan kelas dalam pembelajaran,
yaitu guru menciptakan suasana belajar yang kondusif dengan menuliskan pertanyaan
di papan tulis, sehingga siswa-siswa dapat berdiskusi dengan temannya yang
sebangku, atau kelompok, dan siswa berusaha mencari jawabannya, sehingga PBM di
dakam kelas berjalan dengan baik. Usaha dan cara mengaktifkan siswa dalam

78
pembelajaran, yaitu menunjukkan salah satu siswa ke depan untuk menjawab
pertanyaan yang ditulis tadi di depanyang dapat mengundang respon anak yang lain,
cara/strategi guru menangani anak yang kesulitan dalam belajar, yitu membimbing
dengan memberikan penjelasan ulang mengenai mateeri yang relah diajarkan kepada
siswa yang bersangkutan. Cara guru memberikan balikan dan menanggapi pertanyaan
anak, guru mengembalikan pertanyaan itu kepada anak yag lain sebelum guru
menjawab pertanyaan tersebut. Kiat-kiat khusus dalam membuat suasana belajar yang
kondusif, yaitu dalam guru memberikan metode bahan ajaran dengan cara yang
bervariasi sehingga anak-anak tidak merasa jenuh, dan juga dengan cara
pembentukan kelompok-kelompok dalam mengerjakan tugas, sehingga membuat
suasana belajar menjadi kondusif. Sedangkan masalah waktu biasanya dimamfaatkan
dengan sebaik-baiknya sehingga materi yang diajarkan tepat pada waktunya.

Menurut penulis yang sangat berkesan saat pembelajaran berlangsung, yaitu


interaksi komonokasi siswa dengan guru kelihatannya cukup baik, walaupun pada
saat jam-jam terahir konsentrasi siswa kurang baik, tapi guru bisa mengendalikan
semuanya.

3. Menutup Pelajaran

Ketika guru mengakhiri pelajaran, siswa diyakinkan apakah ada masalah


dengan pelajaran yang diberikan oleh guru dan para siswa cenderung menjawab
bahwa sudah tidak ada masalah dan sudah mengerti itu dikerenakan siswa sudah tidak
sabar untuk keluar. Siswa memasukakn alat-alat tulisnya dan memberi salam kepada
guru sebelum guru meninggalkan kelas.

Strategi yang digunakan oleh guru, yaitu sebelum guru mengakhiri pelajaran,
guru memberikn kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang
belum di mengerti dari materi yang disampaikan, disamping itu guru memberikan
tugas kepada siswa untuk dikumpul pada pertemuan berikutnya. Setelah itu untk
mengakhiri dengan mengataakan bahwa, pada pelajaran untuk hari ini bapak akhiri
sampai disisni. Dan akan dilanjutkan untuk pertemuan selanjutnya serta

79
mengucapkan salam pnutup. Dalam penilaian yang dilakukan oleh guru, yaitu dengan
mencatat dan memberikan nilai kepada siswa yang aktif bertanya dan menjawab.
Masalah efisiensi waktu, guru sangat efisien dalam menggunakan waktunya dan jam
pelajaran

Dalam proses pengajaran, guru juga melakukan revisi / modifikasi silabus


yang telah di buat, yaitu agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan
menarik, yaitu guru mengembangkan bahan ajar dan menambah informasi dengan
relevan dan juga membuat rencana pembelajaran diambil dari silabus untuk persiapan
berikutnya.

Kesan umum penulis terhadap kegiatan proses belajar mengajar yang telah
diamati, yaitu proses menyadari bahwa untuk mengelola sebuah kelas bukanlah
sesuatu yang mudah di lakukan. Kesuksesan penyampaian materi ajaran sangat
tergantung dari kesempurnaan guru untuk menciptakan susana belajar yang nyaman
sehingga kegiatan pembelajaran yang kondusif dapat terwujud.

80
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Dengan berakhirnya orientasi PPL-Awal maka penulis dapat menyusun


laporan akhir berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1
Kintamani sebagai berikut :

1. Keadaan secara umum SMA Negeri 1 Kintamani dilihat dari kondisi


lingkungannya, siswa, tenaga pengajar, dan pegawai sangat mendukung guna
terciptanya kenyamanan di dalam proses belajar mengajar.
2. Kondisi fisik dan nonfisik yang ada di SMA Negeri 1 Kintamani juga sudah
cukup memadai, berbagai sarana dan prasarana serta fasilitas lain yang
mendukung PBM sudah tersedia. Dan perlu diadakan peningkatan guna
berlangsungnya PBM yang lebih baik lagi.
3. Secara umum pola tingkah laku siswa baik di dalam kelas selama mengikuti
PBM maupun di luar kelas semuanya menunjukkan sikap yang baik dan
secara umum sudah mengikuti dan menaati tata terti yang ada di sekolah.
Begitu juga dengan perilaku guru dan pegawai di sekolah ini dapat dijadikan
teladan bagi siswa karena mereka telah mematuhi aturan yang ada. Hubungan
antar warga sekolah sudah berjalan dengan baik dan harmonis, terlihat dari
suasana keakraban antar siswa, guru, dan pegawai, misalnya saja bagaimana
pelayanan yang baik dari pegawai perpustakaan untuk melayani siswa yang
hendak meminjam buku, serta tindakan yang pantas dari guru BK untuk
menangani siswa yang bermasalah.
4. Dalam melaksanakan PBM guru terlebih dahulu membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP ) dan silabus dengan tepat sehingga apa yang
direncanakan sudah dapat terlaksana dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran
juga sudah berlangsung dengan baik. Guru sudah dapat menyampaikan materi
dengan baik sehingga siswa cepat memahami mengenai materi yang di

81
sampaikan, serta menyiapkan alat bantu yang digunakan dalam PBM yang
sudah disesuaikan dengan Kalender Akademik.
5. Peranan unsur-unsur aparatur pelaksana pendidikan dalam mengembangkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Kintamani sudah sangat baik. Pimpinan sekolah,
guru-guru, siswa maupun pegawai sudah berkomitmen penuh dalam
memajukan pendidikan di SMA Negeri 1 Kintamani untuk tercapainya
prestasi dibidang akademik maupun non akademik.

4.2 Tindak Lanjut

Selama mengikuti kegiatan orientasi Program Pengenalan Lapangan maka


penulis dapat menyampaikan beberapa tindakan lanjut yang dapat dijadikan
sebagai acuan untuk seorang calon guru, yaitu:

1. Kita sebagai calon guru hendaknya mampu mengembangkan ilmu


yang kita peroleh dan mentransper ke para siswa sehingga terciptanya
proses belajar mengajar yang kondusip dan tertib.
2. Kita sebagai calon guru hendaknya mengembangkan pengalaman yang
didapat selama mengikuti orientasi program pengalaman lapangan
sehingga nantinya kita dapat menjadi seorang guru yang profesional
3. Kita sebagai calon guru wajib mentaati dan menjalankan aturan-aturan
yang terkait peranannya sebagai calon tenaga pendidik agar menjadi
panutan yang baik untuk para peserta didik kedepannya.
4. Untuk meningkatkaan prestasi para siswa di SMA N 1 Kintamaani di
butuhkan peningkatan kualitas unsur fisik maupun non fisik yang ada.
5. Untuk terciptanya proses belajar mengajar yang kondusip di butuhkan
kesadaran dari pihak tenaga pengajar dan peserta didik untuk
mematuhi segala aturan yang telah disepakati bersama. Agar
terciptanya proses belajar mengajar yang efektif, pihak guru
hendaknya mempersiapkan materi pembelajaran terlebih dahulu
sebelum proses belajar mengajar berlansung.

82
83

Anda mungkin juga menyukai