***
Kamaruddin, dkk.
Selama ini muncul klaim bahwa praktek
penyelesaian konflik yang dilakukan oleh
IAIN Ar-Raniry Aceh lembaga adat adalah mediasi tetapi pada
tataran realitasnya menunjukkan ada
perbedaan dalam prinsip dan prosedur
e-mail: yang selama ini dilakukan. Oleh karena
kamaruddin2009@yahoo.com itu tulisan ini bertujuan untuk mengetahui
macam-macam konflik yang sering
terjadi dalam masyarakat Aceh dan
Abstract melihat pola kerjasama yang dilakukan
lembaga adat dalam menyelesaikan
So far, there is a claim that the conflict konflik serta siapakah diantara mereka
resolution conducted by tradition institution is yang paling dominan dalam
mediation, but in some extend it showed the menyelesaikan konflik. Dengan
differences in principle and procedure. Based mengguna-kan metode penelitian
on the argument this article has the purposes kualitatif ditemukan bahwa lembaga adat
to know any conflict frequently broken among telah memain-kan peran yang sangat
Aceh community, the patterns of cooperation signifikan dalam menyelesaikan konflik di
of the tradition institutions, and to know the kalangan masyarakat Aceh. Meskipun
most dominant institution in resolving conflict. semua unsur lembaga adat terlibat
Applying qualitative method, it is revealed that dalam me-nyelesaikan konflik tetapi
tradition institutions took a very important part dalam proses penyelesaian konflik untuk
in resolving confling in Aceh society.
tingkat gampong, keuchik menduduki
Eventhough all elements of the tradition
institutions are involved in conflict resolution
peran yang sangat penting dan strategis.
but in the processes of conflict resolution in
gampong level, keuchik has a very important Keywords: lembaga adat, konflik,
and strategic role.
mediasi, gampong, keuchik
Walisongo, Volume
21, Nomor 1, Mei 2013
39
Kamaruddin, dkk. Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat
dilakukan oleh lembaga adat dalam
menyelesaikan konflik yang terjadi
dalam masyara-kat melalui proses
A. Pendahuluan mediasi. Oleh karena itu perlu adanya
usaha untuk melihat peran masing-
Lembaga adat dalam masyarakat masing unsur lembaga adat dalam
Aceh berfungsi sebagai wahana parti- menyelesaikan konflik di masyarakat.
sipasi masyarakat dalam Sehingga akan diketahui secara jelas
penyelenggaraan pemerintahan, karakteristik penyelesaian konflik yang
pembangunan, ke-masyarakatan. Hal digunakan oleh lembaga adat Aceh.
ini menunjukkan bahwa lembaga adat
di Aceh memainkan peran sebagai Sernentara itu studi lembaga adat yang
eksekutif, legislatif dan yudikatif. berkaitan dengan pola penyelesai-an
Sebagai sebuah masyarakat yang konflik berdasarkan hukurn adat Aceh
telah terbentuk oleh sejarah yang telah pernah ditulis oleh Syahrizal
panjang, peran lembaga adat dalam Abbas. Dalam tulisannya Syahrizal
masyarakat memiliki pola dan hanya menggambarkan empat bentuk
pendekatan tersendiri. Demikian juga prak-tek masyarakat Aceh dalam
halnya dalam menyelesaikan menyelesaikan sengketa, yaitu diiet,
3
masalah-masalah sosial yang terjadi sayam, suloh, peumat jaroe. Syahrizal
di masyarakat, lembaga adat telah tidak menjelaskan secara terperinci
memiliki pola dan pendekatan tentang siapa saja unsur-unsur lembaga
tersendiri yang telah diakui oIeh adat yang berperan dalam
pemerintah Republik Indonesia (Rl) menyelesaikan konflik ter-sebut. Beliau
hanya menjelaskan bahwa ulama Aceh
sebagai salah satu altematif pe-
pada masa dahulu me-
nyelesaian sengketa/konflik di tengah-
tengah masyarakat.
______________
Kajian yang berkaitan dengan
1
lembaga adat selama ini membahas Tim Peneliti IAIN Ar-Raniry dan Biro
ten-tang eksistensi Iembaga adat Keistimewaan Aceh Provinsi NAD,
Kelembagaan Adat Provinsi Nanggroe Aceh
pada masa kontemporer1 serta posisi Darussalam, (Yogyakarta: AK Group, 2006).
mereka sebagai mediator dalam
menyelesaikan konflik dan juga 2
sebagai pendukung pelaksanaan Tim Peneliti Puslit JAIN Ar-Raniry, Peran
Lembaga Adat dalam Mendukung
syariat Islam.2 Meskipun telah ada Pelaksanaan Syari 'at Islam di Aceh, (Banda
penelitian yang menjelaskan posisi Aceh: Puslit lAIN Ar-Raniry, 2009).
lembaga adat sebagai mediator
namun belum peneliti temukan pen- 3
Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Perspektif
jelasan secara terperinci tentang Hukum Syari'ah, Hukum Adat, dan Hukum
peran, prosedur, dan konsep yang Nasional, (Jakarta: Kencana, 2009).
40 Walisongo, 2013
Volume 21, Nomor 1, Mei
Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat Kamaruddin, dkk.
dalam masya-rakat yang dilakukan
oleh lembaga adat. baik itu konsep
ataupun prosedur yang telah
miliki peran sebagai mediator dilakukan selama ini.
dalam menyelesaikan konflik yang
timbul dalam masyarakat. Selain
itu, peneliti tidak menemukan B. Lembaga Adat Aceh
secara terperinci dalam tulisan dalam Konteks Historis
tersebut tentang bagaimana
prosedur dan konsep-konsep Eksistensi lembaga adat di Aceh telah
penyelesaian konflik yang ada sebelum Aceh masuk dalam
dilakukan lembaga adat. Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembentukan lembaga adat ini sangat
berkaitan dengan bentuk
Kajian ini dilakukan berdasarkan
pemerintahan yang berlaku pada
argumen bahwa meskipun ulama
zaman kesultanan Aceh. Pada masa
mempunyai andil dalam penyelesaian
itu unit pemerintahan otonom yang
konflik yang muncul dan berkembang
paling bawah adalah gampong.
di masyarakat Aceh, namun lembaga
Gampong disebut sebagai
adat juga memiliki peran yang sangat
persekutuan masyarakat hukum adat
signifikan dalam penyelesaian konflik.
terkecil di Aceh. Setingkat diatasnya
Bahkan pada kasus-kasus tertentu
terdapat mukim yang merupakan fe-
se-bagian masyarakat Aceh
derasi beberapa gampong.
meletakkan posisi lembaga adat lebih
Selanjutnya unit pemerintahan
tinggi tingkat-annya dibandingkan
uleebalang (ke-negerian) merupakan
lembaga pengadilan formal. Akan
federasi beberapa mukim. Sementara
tetapi konsep pe-nyelesaian konflik
setingkat di atas-nya adalah unit
yang selama ini mereka klaim sebagai
pemerintahan Sagoe yang merupakan
praktek mediasi sangat jauh berbeda
federasi dari beberapa kenegerian.
dengan teori mediasi yang ada.
Untuk level yang paling atas terdapat
Meskipun sebagian besar lembaga
adat mengklaim bahwa proses pemerintahan kesultanan.4
penyelesaian konflik yang selama ini
mereka lakukan termasuk dalam ______________
kategori mediasi namun pada tataran
realitas menunjukkan bahwa model 4
T. M. Djuned, "Adat dalam Perspektif
penyelesaian konflik yang dilakukan
Perdebatan dan Praktek Hukum" dalam
lembaga adat sangat besar Lukman Munir, (ed.), Bunga Rampai
perbedaannya. Oleh sebab itu, tulisan Menuju Revitalisasi Hukum dan Adat Aceh,
ini akan memaparkan tentang pola (Banda Aceh: Yayasan Rumpun Bambu
penyelesaian konflik yang timbul dan CSSP Jakarta, 2003), h. 36.
Walisongo, Volume 41
21, Nomor 1, Mei 2013
Kamaruddin, dkk. Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat
Untuk perselisihan atau konflik kecil,
seperti tagihan perdata kecil dan
kejahatan-kejahatan ringan yang
Di samping itu sistem
berlangsung antara sesama warga
pemerintahan Aceh pada masa
kampung biasanya diselesaikan
kesultanan juga memiliki lembaga-
oleh keuchik dan teungku
Iembaga adat yang berkedudukan meunasah yang dibantu oleh tuha
sebagai unit peme-rintahan unsur peut. Keuchik bertindak sebagai
kedinasan. Unit-unit pemerintahan hakim wasit atau juru damai yang
ini umumnya mengatur perihal ber-tugas mengatur jalannya
pengelolaan kegiatan unit persidangan dan memutuskan jalan
perekonomian den sosial penyelesaian bagi para pihak yang
kemasyarakatan warganya. berkonflik,7
Lembaga-Iembaga ini bersifat
otonom dan berfungsi sebagai Apabila ada salah satu dari para pihak
peng-atur pengelolaan sumber yang berkonflik menolak per-damaian
daya alam secara profesional. atau perkaranya tergolong berat,
Untuk komunitas nelayan ada maka perkara itu dibawa ke
lembaga adat yang disebut pengadilan tingkat mukim. Perangkat
dengan panglima laot, kelompok peradilan tingkat mukim ini terdiri atas
petani ada lembaga keujrun blang imeum mukim, keuchik, teungku
dan kaum peladang ada lembaga imeum dan pemuka masyarakat yang
ter-dapat dalam daerah yurisdiksinya.
peutua seuneubok.5 Pihak yang mengajukan perkara harus
menyerahkan uang jaminan (hak
Masing-masing lembaga adat ini ganceng) sebagai ongkos perkara.
mempunyai hak dan kewenangan Menurut Van Langen, sebagaimana
untuk membuat hukum dan yang dikutip Isa Sulaiman, biaya
memantau pelaksanaannya. Selain ongkos perkara
itu masing-masing lembaga adat
juga memiliki kewenangan untuk ______________
membentuk sejenis peradilan
sebagai badan pelaksanaan dan 5
Ibid., h. 37.
6
penegakan hukum di wilayahnya. 6 Ibid., h. 37.
Hal ini menunjukkan bahwa
berbagai permasalahan konflik yang 7
M. Isa Sulaiman, "Tinjauan Historis
timbul dalam masyarakat Aceh pada
Peradilan Adat di Aceh", dalam M. Isa
masa itu diselesaikan berdasarkan Sulaiman dan H.T. Syamsuddin, (ed.),
dimana sumber konflik itu muncul. Pedoman Umum Adat Aceh: Peradilan dan
Hukum Adat (Banda Aceh: MAA Provinsi
NAD, 2007-2008), h. 2.
42 Walisongo, 2013
Volume 21, Nomor 1, Mei
Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat Kamaruddin, dkk.
Pada masa pemerintahan kolonial
Belanda, status gampong sebagai
persekutuan masyarakat hukum adat
(hak balee) adalah satu sukee dan peradilannya tetap dipertahankan
(seperempat) dari setiap empat sebagai sebuah lembaga formal
ringgit nilai harta yang dalam sistem pemerintahan kolonial.
8 Dalam hal ini peradilan gampong
dlpersengketakan.
menggunakan Hukum Adat sebagai
dasar hukum dalam memutuskan
Adapun aturan hukum yang dipakai
perkara. Namun demikian putusannya
oleh Iembaga-Iembaga pengadiJan
tetap bersifat perdamaian sesuai
adat di atas berlandaskan syariah
dengan prinsip-prinsip penyelesaian
Islam, adat Meukuta alam, Sarakata
peradilan gampong. Bagi pihak yang
Sultan Syamsul Alam dan kebiasaan
9 tidak puas terhadap putusan peradilan
adat yang berlaku. Namun demikian gampong dapat mengajukan lagi
menurut Snouck dalam praktek perkaranya kepada peradilan
hukum yang berlaku temyata
meusapat.13
keputusan yang diambil lebih
berpedoman kepada hukum adat
ketimbang hukum syariah.10 Peradilan meusapat bukan
berkedudukan pada tingkat gampong
akan tetapi pada wilayah yang lebih
Dengan demikian penyelesaian konflik luas di atasnya. Peradilan ini diketuai
yang dilakukan oleh lembaga adat
oleh konteler (kepala wilayah)
secara berjenjang merupakan bagian
bersangkutan yang berjumlah 21 buah
dari perangkat peradilan kerajaan yang
formal. Di masa itu peradilan
di seluruh Aceh. Susunan anggotanya
merupakan bagian integral dari terdiri atas tiga orang hulubalang
perangkat kerajaan di mana peradilan senior (ter-masuk panglima sagoe),
agama terintegrasi dengan peradilan seorang ulama dan seorang juru tulis.
adat. Hakim peradilan tersebut Proses per-
dipegang oleh penguasa adat secara ______________
berjenjang dari bawah hingga sultan.11
Dengan kata lain peradilan gampong 8
Ibid., h. 2.
yang diselenggarakan oleh unit 9
Ibid., h. 3.
pemerintahan gampong merupakan C. Snouck Hurgronje, The Achehnese, W.S.
bentuk peradilan formal dan legal pada O'Sullivan, (terj.), Vol. I, (Leyden: E.J. Brill, 1906).
masa kesultanan Aceh berkuasa. Oleh
sebab itu orang dipilih dan diangkat M. Isa Sulaiman, "Tinjauan Historis", h. 7.
untuk menduduki posisi dalam
pemerintahan harus diseleksi dari T. M. Juned, "Membedah Adat", h. 38.
orang-orang yang ahli dari bidang
hukum dan kemasyarakatan.12 Ibid., h. 39.
Walisongo, Volume 43
21, Nomor 1, Mei 2013
Kamaruddin, dkk. Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat
peradilan berke-dudukan di Kutaraja
dengan cabang-cabangnya pada tiap-
tiap daerah ber-sangkutan dan
sidangan biasanya berlangsung di umumnya orang-orang yang berafiliasi
ibukota wilayah atau di tempat dengan PUSA.16
kedudukan hulubalang yang berada
dalam daerah yurisdiksi
bersangkutan. Pengadilan meusapat Lembaga peradilan yang dibentuk
bertugas mengadili perkara diantara pada masa pemerintahan Jepang
orang bumi putera Aceh saja. terus berlanjut pada zaman revolusi
Peradilan ini juga menggunakan adat kemerdekaan dengan sedikit
sebagai dasar pijakan hukum dalam mengalami penyesuaian. Selanjutnya
memutuskan perkara, tetapi pada tahun 1951 pemerintah Republik
keputusannya dapat mengikat para Indonesia melakukan uniformisasi
hukum, pengadilan adat dan
pihak.14
pengadilan swapraja yang sudah ada
sebelumnya dihapuskan dan
Peradilan sejenis peradilan gampong digantikan dengan susunan organisasi
di Aceh, oleh pemerintahan kolonial, pengadilan yang baru.17 Demikian
kemudian dibentuk secara seragam di juga halnya dengan pengadilan
seluruh wilayah nusantara. Peradilan gampong terus berfungsi hingga tahun
jenis ini disebut dinamakan 1970 meskipun dalam beberapa hal
dorpjustitie (peradilan desa) dan telah berubah akibat peralihan
hakimnya disebut hakim perdamaian pemerintahan. Gampong dan
desa. Peradilan desa diberi perangkatnya masih berfungsi seperti
kekuasaan mengadili semua perkara asli yang diatur dalam hukum adat.
perdata dan pidana kecil pada tingkat Kerusakan paling parah dalam sistem
pertama dan kepada hakim di peradilan gampong yang sudah turun
pengadilan landraad, dilarang temurun ber-kembang dalam
mengadili sebuah perkara apabila masyarakat Aceh terjadi setelah
belum dibawa atau diputuskan oleh diberlakukannya Undang-Undang
peradilan desa.15 Nomor 5 Tahun 1979 (UU tentang
Pemerintahan Desa). Dengan
Selanjutnya pada masa pemerintah
militer Jepang, lembaga peradilan yang ______________
berlaku pada masa kolonial Belanda
mengalami sedikit perubahan. Para
hakim berasal dari cendekiawan di M. Isa Sulaiman, "Tinjauan Historis", h. 3.
daerah. Militer Jepang melakukan
sedikit reformasi guna memperluas T. M. Juned, "Mernbedah Adat", h. 39.
Imeum Mukim
Peran dan Kedudukan
Lembaga Adat dalam Imeum mukim adalah orang yang
Penyelesaian Konflik di dipercayakan sebagai pemangku adat
di kemukiman atau sering disebut juga
Masyarakat dengan kepala mukim. Ke-mukim-an
merupakan bentuk pemerintahan yang
Dalam Qanun Aceh Nomor 10 Tahun berada di atas gampong dan juga
2008 disebutkan bahwa lembaga adat
dalam masyarakat Aceh berfungsi
sebagai wahana partisipasi masyara-
______________
kat dalam penyelenggaraan
24
pemerintahan, pembangunan, Ibid., h. 16.
pembinaan ma-syarakat, dan
48 Walisongo, Volume 21, Nomor 1, Mei
2013
Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat Kamaruddin, dkk.
Keuchik juga bertugas untuk menjaga
keamanan, kerukunan, ketentraman,
dan ketertiban masyarakat. Ibrahim
sebagai badan federal dari beberapa
Alfian menganalogikan keuchik
gampong. Seorang imeum mukim
sebagai bapak/ayah gampong
ber-tugas mengawasi pelaksanaan
karena besamya tanggung jawab
adat di tiap-tiap kemukiman, dan
yang dipercayakan kepadanya untuk
mempunyai kewenangan dalam
pe-ngendalian dan pemeliharaan
menindak tegas masyarakat yang
pemerintahan serta adat di tingkat
melanggar adat di wilayah ke-mukim-
an. Selain itu, dia juga bertugas gampong.26
menyelesaikan sengketa tapal batas
antar gampong dan masalah-masalah Tuha Peut
perselisihan yang terjadi antar
masyarakat gampong dalam ke- Tuha peut adalah suatu lembaga
mukim-annya.25 permusyawaratan di tingkat gampong.
Badan ini berfungsi untuk memberikan
Imeum Chik nasihat dan pertimbangan kepada
Keuchik pada setiap pengambilan
keputusan dalam rangka menjalankan
Imeum chik adalah imeum masjid
pada tingkat ke-mukim-an. Imeum pemerintahan gampong.27 Lembaga
chik bertugas untuk memimpin ini disebut dengan Tuha peut karena
kegiatan-kegiatan masyarakat di jumlah mereka sebanyak empat orang
mukim yang ber-kaitan dengan yang terdiri dari unsur pemerintahan,
bidang agama Islam dan pelaksanaan agama, tokoh adat dan cerdik pandai
syari' at Islam. yang berada di gampong.28
Keuchik/Geuchik ______________
Ibid., h. 85-86.
Haria pekan adalah orang yang
mengatur ketertiban, keamanan, dan
M. Saleh Suhaidy, Buku Pegangan Teungku Imeum
ke-bersihan pasar serta mengutip Meunasah, h. 19.
Walisongo, Volume 51
21, Nomor 1, Mei 2013
Kamaruddin, dkk. Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat
Walisongo, Volume 53
21, Nomor 1, Mei 2013
Kamaruddin, dkk. Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat
Dalam menyelesaikan konflik yang
terjadi dalam masyarakat, lembaga
adat gampong, dalam hal ini keuchik
sehingga putusan terhadap sengketa
atau kepala dusun cenderung
yang menjadi wewenang gampong atau
mukim bersifat final. Sekiranya ada para bersikap pasif. Keuchik atau kepala
pihak yang merasa tidak senang dusun tidak akan mendatangi
dengan putusan tersebut harus masyarakat yang sedang berkonflik
membawanya ke pengadilan. Hubungankecuali apabila telah datang orang
koor-dinatif dan konsultatif tersebut yang melaporkan masalah tersebut.
terjadi dalam bentuk lembaga adat Orang yang melaporkan kasus
tingkat gampong berkonsultasi dengan tersebut, boleh jadi adalah para pihak
lembaga adat mukim dan dengan yang berkonflik, keluarga dari pihak
Majelis Adat Aceh untuk tingkat yang berkonflik, atau warga gampong
kabupaten/kota dan Provinsi. Dengan yang mengetahui masalah tersebut.
demikian masing-masing tingkat Oleh karena lembaga adat tidak
lembaga adat bersifat otonom dan bersikap pro-aktif dalam
independen sesuai dengan menyelesaikan sengketa yang terjadi
tingkatannya, seperti diatur dalam dalam masya-rakat maka ada
Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2008 beberapa kasus sengketa yang
pasal 3. dibiarkan begitu saja tidak
diselesaikan. Hal ini terjadi karena
Untuk daerah Kabupaten Aceh Tengah kasus konflik/sengketa tidak pernah
orang yang bertanggung jawab di-laporkan kepada keuchik sehingga
menyelesaikan konflik yang muncul
kasus ini redam dengan sendirinya.39
dalam masyarakat adalah kepala
dusun. Walaupun ada beberapa kasus
konflik yang dilaporkan langsung Akan tetapi tidak pada semua kasus
kepada Geucik tetapi penyelesaiannya lembaga adat gampong bersikap pasif
tetap diserahkan kepada kepala dusun. dalam menyelesaikan konflik yang
Apabila kepala dusun tidak mampu terdapat dalam masyarakat. Untuk
menyelesaikannya, maka kasus itu kasus-kasus tertentu mereka
akan dilimpahkan kepada geucik. langsung mendatangi para pihak
Apabila geucik juga tidak mampu untuk me-
menyelesaikannya, maka kasus ini akan
diselesaikan geucik dengan cara
memanggil semua aparatur lembaga ______________
Desa untuk menyelesaikan masalah
tersebut bersama-sama. Namun Wawancara, Geuchik Jongok Bathen, 16 Juli
penyelesaian konflik pada tingkatan ini 2010.
hampir tidak pernah terjadi.38
Wawancara, SafrizaI, 33 tahun, Keuchik Meunasah
Gamping Klieng Cot Aron, 3 Agustus
2010.
54 Walisongo, 2013
Volume 21, Nomor 1, Mei
Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat Kamaruddin, dkk.
pelaporan kasus sengketa yang
dilaporkan kepada keuchik ataupun
kepala dusun belum ada pencatatan
nyelesaikan permasalahan tersebut yang baku/resmi, seperti meng-
tanpa menunggu laporan dari warga. haruskan pelapor untuk mengisi form A,
Biasanya kasus-kasus itu berkaitan B, C dan sebagainya.41
dengan tuduhan mencuri, mesum,
tabrak-an, atau perkelahian antar
warga. Sementara konflik yang Dengan demikian keuchik merupakan
berkaitan dengan konflik perkawinan, unsur lembaga adat yang me-miliki
KDRT, warisan, dan kepemilikan otoritas dalam menyelesaikan konflik
tanah diselesaikan oleh lembaga adat yang terjadi dalam masyarakat
apabila ada pihak yang melaporkan, kabupaten Aceh Besar dan kota
baik itu salah satu dari pihak yang Banda Aceh. Hal ini dapat dilihat pada
berkonflik maupun kedua pihak yang prosedur pelaporan yang
berkonflik. menunjukkan bahwa keuchik adalah
orang yang pertama bertanggung
jawab untuk menyelesaikan konflik
Adapun prosedur dalam pelaporan yang terjadi di masyarakat. Apabila
kasus konflik/sengketa yang terjadi di kasus itu dianggap besar
masyarakat adalah dengan cara
permasalahannya maka keu-chik akan
melapor ke kepala dusun dan ada juga
langsung ke keuchik. Untuk desa di
mengundang ketua tuha peut, imeum
Aceh tengah prosedur dalam pelaporan meunasah untuk menyelesai-kan
adalah melalui kepala dusun terlebih kasus tersebut. Akan tetapi apabila
dahulu kemudian baru dilaporkan ke kasus itu berkaitan dengan hukum
keuchik. Sedangkan untuk desa yang Islam, seperti pembagian harta
terdapat di Aceh Besar prosedurnya warisan, harta bersama, atau
melalui keuchik bukan kepala dusun, perceraian maka keuchik akan
walaupun ada juga warga yang melapor menyerahkan permasalahan tersebut
pada kepala dusun.40 Demikian juga pada imeum meunasah setelah
dengan desa yang terdapat di Kota terlebih dahulu membuka pertemuan
Banda Aceh maka setiap kasus konflik antara para pihak dan un sur lembaga
dilaporkan kepada keuchik. Pelaporan adat yang diundang.
pada keuchik tidak ditentukan
tempatnya karena masyarakat Aceh
menganggap keuchik tidak hanya
______________
sebagai pemimpin formal tetapi juga
informal. Sehingga kebanyakan kasus Wawancara, Muhajir, 27 tahun, Sekdes Desa
Miruek Lam Reudop, 28 Juli 2010.
sengketa konflik yang terjadi dalam
masyarakat sering dilaporkan langsung
Wawancara, Yufrizal, Keuchik Gampong Lam Jamee, 5
ke rumah keuchik bukan di kantor September 2010.
keuchik. Sedangkan teknis pencatatan
Walisongo, Volume 55
21, Nomor 1, Mei 2013
Kamaruddin, dkk. Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat
perdamaian gampong, keuchik
karena jabatannya duduk di sidang
sebagai ketua majelis dan
Berbeda halnya dengan
perangkat desa lainnya menjadi
kabupaten Aceh Tengah, geuchik
anggota majelis. Sedangkan
tidak memiliki otoritas yang besar
sekretaris gampong menjadi
dalam menyelesaikan konflik yang panitera. Anggota majelis sidang
terjadi dalam masya-rakat. tidak selalu dalam jumlah yang
Otoritas penyelesaian konflik tetap, tetapi senantiasa dapat
dalam masyarakat Aceh Tengah bertambah dan berkurang sesuai
berada di tangan kepala dusun. kebutuhan dan berkaitan dengan
Walaupun ada kasus konflik atau kasus yang dihadapi.43 Oleh karena
sengketa yang dilaporkan kepada itu orang-orang yang menduduki
geuchik namun wewenang untuk posisi lembaga adat harus melalui
menyelesaikan per-masalahan proses seleksi dan orang yang
tetap pada kepala dusun. Geuchik dipilih adalah orang yang memiliki
hanya memiliki wewenang untuk keahlian atau pengetahuan dalam
menyelesaikan konflik jika konflik bidang hukum dan kemasyarakatan.
itu tidak dapat diselesaikan oleh
kepala dusun.42 Hal ini menunjukkan bahwa keuchik
karena jabatannya sebagai kepala
gampong, dalam melaksanakan proses
Meskipun otoritas keuchik berbeda- penyelesaian konflik selalu memegang
beda di tiga kabupaten daerah posisi sebagai ketua majelis
penelitian berlangsung, namun orang persidangan. Sebagai ketua yang
yang bertanggung jawab penuh untuk melaksanakan tugas kehakiman maka
menyelesaikan kasus persengketaan keuchik haruslah mempunyai
adalah kepala pemerintahannya, baik pengetahuan yang relative luas
itu di tingkat mukim, gampong, dibandingkan perangkat pemerintah
ataupun dusun. Otoritas keuchik gampong lainnya. Untuk itu ada
dalam me-nyelesaikan permasalahan beberapa syarat yang harus dimiliki oleh
pada masa sekarang ini tidak jauh seorang keuchik, adalah sebagai
berbeda dengan otoritas keuchik ______________
pada masa dulu. Dimana dalam
beberapa literature menyatakan Wawancara, Geuchik Jongok Bathen, 16 Juli
bahwa posisi keuchik dalam 2010.
menyelesaikan kasus persengketa-an
dapat disebut sebagai hakim T. Ibrahim El Hakimy, "Hakim Perdamaian Desa
perdamaian desa/gampong. sebagai Ujung Tombak Pencipta Kerukun-an
dan Ketertiban Masyarakat Gampong," dalam M.
Isa Sulaiman dan HT. Syamsuddin, Pedoman
Dalam kaitan dengan hakim Umum Adat Aceh..., h. 24.
56 Walisongo, 2013
Volume 21, Nomor 1, Mei
Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat Kamaruddin, dkk.
tetapi jika kasus sengketa/konflik yang
dilaporkan itu termasuk dalam kategori
kasus berat maka keuchik akan
berikut:44 (1) kuat ilmu agamanya mendiskusikan terlebih dahulu kasus
(meu agama), (2) arif dan bijaksana,tersebut dengan unsur lembaga adat
(3) penduduk asli (asoe lhok), (4) lainnya. Dalam hal ini keuchik akan
orang yang berada (ureung na). mengajak imeum meunasah atau tuha
peut untuk mendiskusikan kasus yang
ada.
Dengan terpenuhi syarat-syarat
tersebut di atas, maka dapat
Tahapan selanjutnya adalah keuchik
diharapkan keuchik akan tetap
atau unsur lembaga adat lainnya
berwibawa seperti halnya keuchik
mendatangi para pihak secara
pada tempo dulu. Ke-wibawaan
terpisah untuk mengetahui akar
keuchik ini penting dijaga dan
permasalahan yang menimbulkan
dipertahankan, karena dia adalah
konflik. Selain itu lembaga adat juga
kepala pelaksana pemerintahan di
menanyakan ke-sediaan dari para
unit terbawah dan sekaligus
pihak untuk berdamai. Setelah
sebagai hakim ketua perdamaian di
keuchik dan lembaga adat
tingkat gampong/desa.
menganalisis permasalahan yang
terjadi maka keuchik dan unsur
Tahap-tahap Penyelesaian lembaga adat lainnya mengundang
Konflik yang Dipraktekkan para pihak yang berkonflik untuk
bertemu dalam satu tempat
Lembaga Adat
pertemuan.45 Akan tetapi ada juga
kebijakan yang diambil oleh keuchik
Ada beberapa tahap yang dilakukan
dan unsur lembaga adat untuk tidak
lembaga adat dalam menyelesaikan
konflik yang timbul dalam masyarakat. mempertemukan para pihak secara
Untuk tahapan awal yang dilakukan langsung pada suatu tempat.
oleh lembaga adat gampong dalam
menyelesaikan konflik setelah adanya Pertemuan antara para pihak yang
laporan dari para pihak atau salah satu berkonflik biasanya dilakukan di
pihak yang bersengketa kepada geuchikmasjid atau meunasah dan biasanya
adalah dengan cara menganalisis dihadiri oleh keuchik, imeum
terlebih dahulu kasus itu, apakah kasus meunasah,
ini dapat diselesaikan oleh keuchik
sendiri ataukah perlu dibantu oleh
______________
lembaga adat lainnya. Apabila kasus
sengketa ini dianggap kasus yang Ibid., h. 27.
ringan maka kasus sengketa ini akan
diselesaikan sendiri oleh keuchik. Akan Wawancara M. Yunus Ishaq, 58 tahun, Keuchik
Gampong Tanjung Selamat, 29 Juli 2010.
Walisongo, Volume 57
21, Nomor 1, Mei 2013
Kamaruddin, dkk. Model Penyelesaian Konflik di Lembaga Adat
para pihak hanya mendengarkan
nasihat dan solusi yang telah dibuat oleh
perangkat gampong (lembaga adat
ketua tuha peut, sekretaris desa, dan gampong). Para pihak tidak diberikan
para pihak yang berkonflik. Akan lagi kesempatan untuk tanya-jawab
tetapi untuk kasus-kasus tertentu karena dikhawatirkan akan terjadi
pertemuan tidak dilakukan di tempat perdebatan. Setelah mendengarkan
terbuka. Seperti, penyelesaian kasus nasihat dan keputusan dari lembaga
KDRT yang mengambillokasi bukan di adat, para pihak di-persilakan untuk
tempat umum atau fasilitas publik. berjabat tangan sambil meminta maaf
Biasanya tempat pertemuan untuk seeara lisan. Kemudian aeara
kasus KDRT mengambil tempat di dilanjutkan dengan penandatangan
rumah keuchik; kantor desa, atau surat pernyataan perdamaian yang telah
tempat lainnya yang disepakati oleh ditulis diatas kertas. Dalam hal ini
para pihak. Adakalanya penyelesaian keuchik meminta para pihak untuk
kasus juga dilakukan di tempat- menandatangani surat tersebut di atas
tempat lain, misalnya di sawah, materai dan juga meminta tanda tangan
dari imeum meunasah, ketua tuha peut
lapangan bola, warung kopi atau
tempat mana saja yang dan sekretaris desa sebagai saksi.47
memungkinkan untuk dilakukan
diskusi. Walaupun penyelesaian Keuchik bertugas sebagai orang yang
memfasilitasi dan bertanggung jawab
kasus pada tempat-tempat ini lebih
terhadap jalannya pertemuan
terkesan informal tetapi dampak yang
dihasilkan terkadang lebih tersebut. Setelah keuchik membuka
berpengaruh ketimbang penye- pertemuan tersebut, kemudian
lesaian yang dilakukan secara mempersilakan pihak penggugat dan
formal.46 tergugat untuk menyampaikan
keinginan dan harapan mereka
terhadap per-masalahan yang ada.
Ada beberapa macam mekanisme Selanjutnya untuk kasus-kasus
pertemuan penyelesaian konflik tertentu, seperti kasus mawaris,
yang berlaku dalam masyarakat keuchik akan memberikan
Aceh. Bentuk-bentuk mekanisme kesempatan pada Tgk Imeum untuk
pertemuan penyelesaian konflik memaparkan tentang aturan-aturan
adalah sebagai berikut: pembagian harta warisan. Kemudian