Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keadaaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh
lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung,ditopang
atau dirangsang oleh factor-faktor lingkungan. Dengan alasan
tersebut, interaksi antara manusia dengan lingkungannya merupakan
komponen penting dari kesehatan masyarakat. Moller 1992
menyatakan bahwa kesehatan lingkungan merupakan bagian dari
kesehatan masyarakat yang member perhatian pada penilaian,
pemahaman,dan pengendalian dampak pada lingkungan dan dampak
lingkungan pada manusia. Menurut Notoatmodjo (1996), kesehatan
lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Undang-undang RI
No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan
lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah
padat, limbah air, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian
factor penyakit. Kesehatan lingkungan adalah suatau usaha
pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia.
Usaha kesehatan lingkungan erat hubungannya dengan usaha
kesehatan pribadi hidup manusia, untuk mencapai derajat kesehatan.
Menurut Hendrik L. Blum derajat kesehatan di pengaruhi 4 faktor,
yaitu faktor lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan ,
dan keturunan. Dari empat factor tersebut yang peling mempengaruhi
adalah lingkungan dan perilaku masyarakat. Perilaku masyarakat
merupakan semua tindakan yang dilakukan atas kesadaran sendiri
tanpa paksaan oleh siapapun. Hal ini sangat berhubungan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat
dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita
langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku
seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi
kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai
dari Diare, DBD, Malaria dan masih banyak penyakit lainnya. Dari
uraian diatas maka penulis membuat makalah yang berjudul Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat.

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah pengertian PHBS ?
2. Apakah Tujuan PHBS ?
3. Bagaimana Tatanan PHBS ?
4. Apa Sasaran PHBS menurut tatanannya ?
5. Bagaimana Aturan dan Kebijakan mengenai PHBS

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian PHBS
2. Untuk mengetahui tujuan PHBS
3. Untuk mengetahuai tatanan PHBS
4. Untuk mengetahu Sasaran PHBS menurut tatanannya
5. Untuk mengetahui Aturan Dan Kebijiakan mengenai PHBS

D. Manfaat
Manfat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar mengetahui pengertian PHBS
2. Agar mengetahui tujuan PHBS
3. Agar mengetahui media promosi PHBS
4. Agar mengetahui sasaran PHBS menurut tatanannya
5. Agar mengetahui aturan dan kebijakan mengenai PHBS
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah
satu strategi yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan visi
dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh
seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium
Development Goals (MDGs).
"Health is not everything, but without health everything is
nothing". Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa
kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Setiap individu mempunyai
hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai
dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat serta
merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat.
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku
yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri
untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam
setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di
rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum,
sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan
tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam
diri seseorang.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik
yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam
Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi
beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan
ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus
merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi
yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang
(organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.
Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat
diketahui melalui persepsi.
Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca
indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan.
(Notoatmodjo, 2005).
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo
S.,2003).

B. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat
serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta
aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
C. Tatanan PHBS
PHBS berada di lima tatanan yakni:
1. Tatanan rumah tangga
Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran,
keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap keluarga dapat
menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan perilaku
sehat menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga. Jika kebiasan
yang baik telah ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit
melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai kebiasaan
sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa
kesehatan merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita akan
termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya.
Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan
resiko gangguan pasca persalinan dan mencegah infeksi
neonatus.
b. Memberi Asi esklusif
Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian
balita, memberikan Asi ekslusif tidak hanya memberikan
manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu yang
menyusui 20 persen terhindar dari resiko terkena kanker
payudara dan kanker rahim.
c. Menimbang balita setiap bulan.
Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu
untuk dilakukan penimbangan. Menimbang berat badan
merupakan parameter untuk menentukan status gizi balita,
dengan melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui
pertumbuhan dan perkembangan balita serta dapat diketahui
lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.
d. Menggunakan air bersih
Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang
tidak bersih. Jika kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh
atau berbau sebaiknya air yang digunakan diolah terlebih
dahulu agar menjadi air bersih dengan menggunakan saringan
sederhana.
e. Mencuci tangan dengan air dan sabun.
Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan
pekerjaan dan ketika akan mengerjakan suatu pekerjaan hal ini
secara nyata telah mencegah perpindahan kuman dan
penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri
penyebab infeksi antara lain hepatitis B, HIV/AIDS.
f. Menggunakan jamban sehat.
Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit
yang sangat kompleks antara lain tipus, disentri, kolera,
berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis dan
sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat
mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah dan
sebagainya.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat
penyimpanan air minimal seminggu sekali dan mengubur
kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara
memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena
nyamuk demam berdarah bertelur di tempat
genangan/penampungan air jernih bukan air got atau
sejenisnya.
h. Makan buah dan sayur setiap hari.
Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan
sehat serta mudah didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur
dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi.
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah
akan meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.
j. Tidak merokok didalam rumah.
Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap
orangorang disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok
di dalam rumah.

2. Tatanan sekolah
Indikator PHBS di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan
bakteri penyebab penyakit, bila digunakan maka kuman dan
bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman dengan
cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit
antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah
bahan tambahan makanan (BTM) yang digunakan seperti zat
pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman
untuk kesehatan atau tidak.
c. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan
tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah,
air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-
kuman penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan
sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan
terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh
lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap
penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit
jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
e. memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga
nyamuk tidak berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya
jentik nyamuk Aedes aeghypty yang menyebabkan penyakit
DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana
siswa sedang belajar. Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu,
menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali
seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat
penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas
yang dapat menampung air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok,
antara lain terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut,
penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak,
kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan
terhadap rokok. Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000
bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan
kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan, Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
badan serta status gizi. Agar pertumbuhan anak dapat
berkembang secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak
berbau. Supaya tidak mencemari sumber air dilingkungan
sekitar. Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga
kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor penyakit seperti diare,
cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
3. Tatanan tempat tinggal
Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun
demikian, tempat kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat,
bila masyarakat pekerja di tempat kerja :
a. Tidak merokok di tempat kerja
b. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
c. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan
dan sesudah buang air besar dan buang air kecil
e. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
f. Menggunakan air bersih.
g. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
h. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

4. Tatanan tempat umum


PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar
tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan PHBS dan berperan
aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.
Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan
oleh pemerintah atau swasta atau perorangan yang digunakan
untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata,
transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga,
rekreasi dan sarana sosial lainnya.
a. PHBS di Pasar
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya,
Menggunakan jamban, Tidak merokok di pasar, Tidak meludah
Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk.
b. PHBS di tempat Ibadah
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya,
Menggunakan jamban, Tidak merokok di tempat ibadah, Tidak
meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
c. PHBS di Rumah Makan
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya,
Menggunakan jamban, Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, Tidak merokok di rumah makan, Menutup makanan dan
minuman, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik
nyamuk
d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal
Laut dll)
e. Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya,
Menggunakan jamban, Tidak merokok di angkutan umum,
Tidak meludah Sembarangan.
Manfaat:
a. Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.
Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta
mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan yang dihadapi.
b. Bagi tempat umum
Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga
meningkatkan citra tempat umum, Meningkatkan pendapatan
bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya
kunjungan pengguna tempat-tempat umum
c. Bagi pemerintah Kabupaten/kota
Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan
kinerja dan citra pemerintah kabupaten/kota yang baik
Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi
daerah lain dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum.
5. Tatanan fasilitas kesehatan
Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :
a. menggunakan air bersih,
b. menggunakan jamban yang bersih & sehat,
c. membuang sampah pada tempatnya,
d. tidak merokok,
e. tidak meludah sembarangan,
f. memberantas jentik nyamuk.

D. Sasaran PHBS menurut tatanan

Sasaran Keluarga Instansi Tempat kerja Sekolah Tempat umum


kesehatan
Individu Pasien Karyawan siswa pengunjung
Premier
Pengantar masyarakat
/ umum
Keluarga
Keluarga
pasien
Kk petugas Manajer Guru pegawai
sekunder
Ortu kesehatan Serikat BK karyawan
/mertua kader buruh Karyawan manajer
kader kesehatan Organisasi osis
profesi
kk pimpinan Direktur Kepsek Direksi
Tersier
ketua rt institusi di Pemilik Pemilik Pemilik
ketua rw institusi
kades kesehatan
E. Aturan dan kebijakan mengenai PHBS
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian
dari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005.
Landasan hukum pembinaan PHBS adalah :
1. Undang-Undang no 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah.
4. Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonom.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman
Umum Pengaturan Mengenai Desa dan Kelurahan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimal di Bidang
Kesehatan.
7. Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53
tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga.
8. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan nasional Promosi
Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 114/Menkes/SK/VIII/2005
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai
berikut :
1. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang
dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri
untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan yang sehat.
2. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan
sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha
berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.
3. Tatanan PHBS ada lima yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan Rumah tangga
c. Tempat umum
d. Tempat kerja
e. Fasilitas kesehatan
4. Sasaran PHBS
a. Sasaran primer
b. Sasaran sekunder
c. Sasaran tersier
5. PHBS memiliki banyak landasan hukum
B. Saran
1. Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat
dimanapun.
2. Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat.
3. Dapat mengajarkan pola hidup bersih dan sehat sejak dini.
4. Kebersihan adalah bagian dari iman
DAFTAR PUSTAKA

Alfa Yosi Irawan. 2013. Hubungan Antara Aspek Kesehatan


Lingkungan Dalam Phbs Rumah Tangga Dengan
Kejadian Penyakit Diare Di Kecamatan
Karangreja Tahun 2012. Semarang : Unnes
Journal of Public Health. Vol.2,No.4

Firdaus dan Putu. 2012. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga dan
Di Sekolah di Kecamatan Parigi Kabupaten
Parigi Moutong. Palu: Jurnal Promotif.
Vol.2,No.1.

Nova budiharjo. 2015. Pelatihan Dokter Kecil Dalam Upaya


Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) Siswa Di Sdn 2 Labuapi. Labuapi :
Jurnal Kesehatan. Vol. 9,No.2.

Rizka Aulia. 2014. Hubungan Antara Strata PHBS Tatanan


Rumah Tangga dan Sanitasi Rumah Dengan
Kejadian Leptospirosis. Semarang : Unnes
Journal of Public Health. Vol.3, No.3.

Sri Rejeki. 2015. Sanitasi hygiene dan K3. Bandung: Rekayasa


Sains

Zulfa dan Madya. 2012. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Antara
Santri Putra dan santri Putri. Purworejo :
JurnalNursing Studies. Vol.1, No.1.

Anda mungkin juga menyukai