Anda di halaman 1dari 7

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses perbaikan, penguatan, dan

penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia.

Pendidikan juga berarti sebagai suatu ikhtiar manusia untuk membina

kepriabadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan yang ada dalam

masyarakat. Pendidikan merupakan kegiatan yang melibatkan banyak

individu yang berprilaku pendidikan. Prilaku ini diwujudkan oleh siapapun

yang terlibat dalam pendidikan, seperti pendidik, peserta didik, pengelola

pendidikan, administrator pendidikan, perencana pendidikan peneliti

pendidikan dan lingkungan pendidikan1.

Dalam suatu institusi pendidikan, siswa dipandang pihak yang belajar,

guru sebagai pihak yang mengajar dan seluruh konstelasi tersebut serta

komponen-komponennya dalam suatu setting tertentu pada dasarnya

menggambarkan suatu proses pembelajaran yang merupakan salah satu

aktivitas penting dalam proses pendidikan. Pembelajaran adalah proses

interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar (UU NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional).2 Proses interaksi yang dimaksudkan disini ialah interaksi belajar-

mengajar, yaitu merupakan interaksi yang dilakukan secara sadar dengan

tujuan untuk mendidik, atau mengantarkan peserta didik kearah

kedewasaannya. Interaksi belajar mengajar ditandai dengan adanya ciri-ciri

1
Sri Patmah Sukartini dan Muhammad Imam Faisal Baihaqi. 2007. Teori Psikologi
Pendidikan dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian I: Ilmu Pendidikan Teoritis, Bandung:
Imtima, hal. 125
2
Ramayulis. 2002 . Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: kalam mulia, hal. 38-41

1
tertentu, yakni: memiliki tujuan, adanya suatu prosedur (jalannya interaksi)

yang terencana, ditandai suatu penggarapan materi secara khusus, ditandai

dengan aktivitas, ada guru yang berperan sebagai pembimbing, membutuhkan

disiplin dan ada batas waktu untuk pencapaian tujuan serta sudah barang

tentu perlu adanya kegiatan penilaian.3

Dalam pengertian yang lebih luas dan sistematik, proses belajar

mengajar adalah kegiatan yang melibatkan sejumlah komponen yang antara

satu dan lainnya. Komponen tersebut antara lain meliputi visi dan tujuan yang

ingin dicapai, guru yang professional dan siap mengajar, murid yang siap

menerima pelajaran, pendekatan yang akan digunakan, strategi yang akan

diterapkan, metode yang akan dipilih, teknik dan taktik yang akan digunakan.

Untuk menghasilkan proses belajar yang baik maka proses interaksi

yang terjadi antara seluruh komponen pembelajaran harus berjalan dengan

kondusif, untuk mencapai hal tersebut perlu adanya komunikasi antara guru

(pendidik) dan siswa (peserta didik) sehingga terpadunya kedua kegiatan,

yakni kegiatan mengajar atau usaha yang dilakukan oleh guru dan kegiatan

belajar atau usaha belajar dari siswa yang sangat mempengaruhi tercapainya

tujuan suatu pembelajaran.

Dengan demikian, ukuran keberhasilan sebuah proses belajar

mengajar itu dapat dilihat pada sejauh mana proses tersebut mampu

3
Sardiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers,
hal. 18

2
menumbuhkan, membina, membentuk, dan memberdayakan segenap potensi

yang dimiliki manusia, atau pada sejauh mana ia mampu memberikan

perubahan secara signifikan pada kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotor peserta didik.

Proses belajar mengajar secara singkat ialah proses memanusiakan

manusia, yakni mengaktualisasikan berbagai potensi manusia, sehingga

potensi-potensi tersebut dapat menolong dirinya, keluarga, masyarakat,

bangsa dan negaranya. Sebuah proses belajar mengajar dapat di katakan

gagal, jika antara sebelum dan sesudah mengikuti sebuah kegiatan belajar

mengajar, namun tidak ada perubahan apa-apa pada diri siswa atau

mahasiswa.4

salah satu pola yang dapat pakai untuk mengembangkan komunikasi

dalam pembelajaran yaitu komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai

transaksi. Dimana interaksi tidak hanya terjadi antara guru dan siswa namun

juga terdapat interaksi antara siswa dan siswa, pola komunikasi ini mengarah

kepada proses mengajar yang menjadikan siswa sebagai pusat dalam kegiatan

pembelajaran (student centered). Menggunakan model pembelajaran

kooperatif merupakan salah satu cara yang dapat mengembangkan pola

komunikasi ini. Dengan demikian peran guru tidak semata-mata sebagai

pangajar yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pendidik

yang melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai pembimbing yang

memberikan pengarahan dan menunutun siswa dalam belajar.

4
Abuddin Nata. 2010. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
hlm 144

3
Meningkatkan komunikasi antara guru dan siswa juga dapat dilakukan

dengan cara memberikan siswa Jurnal Belajar (learning journal), jurnal

belajar merupakan metode pembelajaran aktif yang berisi catatan reflektif

yang ditulis siswa setelah pembelajaran ataupun selama pembelajaran

berlangsung, siswa juga dapat menuliskan tentang konsep atau materi yang

yang belum dipahami maupun yang sudah dipahaminya. Sehingga dapat

menjalin komunikasi dalam pembelajaran.

Jurnal belajar merupakan metode pembelajaran aktif, siswa dituntut

mengetahui kekurangan mereka dalam penguasaan materi pelajaran, setelah

itu tidak hanya cukup dengan mengetahuinya saja, tetapi memikirkan

bagaimana solusi untuk mengatasinya.5

Pembelajaran aktif dengan jurnal belajar tersebut tidak hanya

menuliskan kekurangan atau ketidak pahaman akan materi pelajaran, tetapi

juga pengalaman belajar mereka selama proses pembelajaran. Melalui

pembelajaran aktif ini akan menguatkan sistem komunikasi antara guru dan

siswa.6

Di MTs N Sentajo, para guru pada umumnya sudah mulai menerapkan

metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran, namun masih banyak

siswa yang kurang terlibat secara aktif. Hal ini disebabkan siswa kurang dapat

menyampaikan kesulitan yang dialaminya dalam memahami materi pelajaran,

kebanyakan dari siswa menyimpan sendiri apa yang dialaminya saat

5
Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta
:Pustaka Pelajar, hal. 124
6
Melvin L. Silberman. Active Learning 101 cara belajar siswa aktif. Nuansa Cendekia:
Bandung, hal. 205

4
berlangsungnya proses pembelajaran. siswa cenderung bersikap diam dalam

ketidakpahaman tersebut, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar

siswa. Kondisi ini menandakan perlu adanya inovasi dalam pembelajaran,

inovasi yang dimaksud adalah penerapan jurnal belajar (learning journal).

Dengan menerapkan jurnal belajar yang bertujuan untuk

mengembangkan keterampilan menulis dan membiasakan siswa untuk

menyampaikan hal yang dialaminya dalam proses pembelajaran baik materi

yang tidak dipahami maupun yang disukai, jurnal belajar dapat menjadi

media komunikasi untuk guru sehingga dapat mengetahui tingkat pemahaman

dari masing-masing siswa terhadap materi yang diajarkan. Selain itu

penggunaan jurnal belajar membuat siswa menyadari apa yang diketahui dan

tidak di ketahuinya. Pada saat siswa merekam dapat merekam semua kegiatan

dalam proses pembelajaran, maka siswa akan mudah untuk melakukan

evaluasi terhadap proses belajar yang mereka lakukan. Evaluasi yang

dilakukan secara mandiri akan lebih bermakna daripada evaluasi yang

dilakukan orang lain, sehingga akan mendorong siswa membuat perencanaan

untuk menutupi kekurangannya dalam menyelesaikan suatu persoalan,

perencanaan tersebut juga dapat dituliskan dalam jurnal belajarnya.

Dari beberapa uraian di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Penerapan Jurnal Belajar Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs N

Sentajo

B. Permasalahan

5
1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat

diidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini sebagai

berikut :

a. Kebanyakan siswa tidak menyampaikan kesulitan yang dialaminya

dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan siswa kurang aktif

dalam pembelajaran

b. Pengaruh penerapan jurnal belajar terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Fiqih di MTs N Sentajo

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan jurnal

d. usaha-usaha yang dilakukan oleh guru Fiqih untuk siswa

meningkatkan hasil belajar siswa

2. Batasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang timbul pada identifikasi

masalah di atas, sementara penulis sangat terbatas untuk meneliti

seluruhnya, maka permaslahan yang akan dibahas dalam penelitian ini

penulis batasi hanya pada masalah pengaruh penerapan jurnal belajar

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs N Sentajo

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : Apakah pengaruh penerapan jurnal belajar

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs N Sentajo?

6
C. Referensi

Abuddin Nata. 2010. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem.


Yogyakarta :Pustaka Pelajar,

Melvin L. Silberman. 2011. Active Learning 101 cara belajar siswa aktif. Nuansa
Cendekia: Bandung,

Ramayulis. 2002 . Ilmu Pendidikan Islam, jakarta: kalam mulia

Sardiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: Rajawali


Pers

Sri Patmah Sukartini dan Muhammad Imam Faisal Baihaqi. 2007. Teori Psikologi
Pendidikan dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian I: Ilmu
Pendidikan Teoritis, Bandung: Imtima,

Anda mungkin juga menyukai