PENDAHULUAN
Analisis kolorimetri adalah analisis larutan secara kuantitatif melalui penaksiran warna,
misalnya dengan membandingkannya dengan warna larutan baku (Daintith, 1999). Pada
mulanya analisa kolorimetri mempercayakan mata manusia untuk mencocokkan warna
suatu larutan dengan salah satu warna dari deret standar. Hasil yang didapatkan sangat
subyektif dan tidak akurat.
Flat yang digunakan untuk analisa kolorimetri ini adalah spektrometer. Berbagai
peralatan untuk menghasilkan spektrum dan mengukur panjang gelombang, energi dan
lain-lain, yang terlibat jenis yang sederhana yaitu untuk radiasi tampak, ialah
spektrokop yang dilengkapi dengan skala terkalibrasi sehingga panjang gelombang
dapat dibaca atau dihitung. Dalam daerah sinar X sampai infra merah dari spektrum
elektromagnetik, spektrum dihasilkan dengan mendispresikan radiasi dengan suatu
peristiwa atau kisi disfraksi (atau kristal, dalam hal sinar X). Beberapa bentuk detektor
fotoelektrik (digunakan dan spektrum dapat diperoleh sebagai plot grafis), yang
menunjukkan bagaimana intensitas radiasi beragam menurut panjang gelombangnya.
Peralatan seperti ini juga dinamakan Spektrofotometer. Adapula spektrometer untuk
menyelidiki spektrum di daerah sinar gamma / di daerah gelombang mikro dan
gelombang radio. Peralatan yang digunakan untuk memperoleh spektrum dari berkas
tertentu juga dinamakan spektrometer (Daintith, 1999).
Fotometri menurut Seans dan Zemansky (1962) merupakan suatu perbandingan secara
kasar intensitas dua sumber titik yang dapat dilakukan dengan melihat ke sumber titik
itu. Bila diadakan pengukuran secara kuantitatif maka sumber itu dibandingkan secara
tidak langsung dengan iluminasi yang dihasilkannya. Efisiensi cahaya juga menyatakan
sifat fluksiradian dari semacam zat. Istilah yang sama juga dipakai untuk sumber cahaya
seperti lampu pijar dan kluorisen, tetapi dengan beberapa pengertian yang berbeda, yang
lebih baik dikatakan efisiensi cahaya total.
Sudah lama sekali ahli kimia menggunakan warna sebagai suatu pembantu dalam
mengidentifikasikan zat kimia. Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagai suatu
perpanjangan dari penilikan visual dalam warna studi yang lebih terinci mengenai
penyerapan energi cahaya oleh spesies kimia memungkinkan kecermatan yang lebih
besar dalam perincian dan pengukuran kuantitatif. Dengan menggantikan mata manusia
dengan detektor-detektor radiasi lain, dimungkinkan studi adsorpsi (serapan) di luar
daerah secara automatik (Day dan Underwood, 1992).
1.1 Materi
2.1.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan : CuSO4, Aquadest
2.1.2 Alat
Alat-alat yang digunakan : timbangan analitik, labu takar 50 ml, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, spektrofotometer, pipet volume.
2.2 Metoda
CuSO4 ditimbang dengan teliti dengan menggunakan timbangan analitik seberat 1,59
gram. Kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga 50 ml dalam labu takar. Larutan
standar tersebut dimasukkan ke dalam 6 tabung reaksi masing-masing 1 ml, 3 ml, 5 ml,
7 ml, 9 ml dan 10 ml. Masing-masing larutan diencerkan dengan aquadest hingga
volume mencapai 12 ml. Tabung reaksi dikocok, hingga larutan didalamnya tercampur
rata. Warna dari deret larutan tersebut diperhatikan, konsentrasi dari 6 hasil pengenceran
tersebut dihitung, absorbansi larutan pada masing-masing tabung reaksi juga dihitung.
3. HASIL PENGAMATAN
4. PEMBAHASAN
Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karena wadah sampel adalah sel
untuk meletakkan cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel tersebut harus
meneruskan energi cahaya dalam daerah spektral, jadi sel kaca melayani daerah tampak,
sel kuarsa untuk daerah ultraviolet dan garam dapur untuk yang infra merah. Tabung
yang digunakan adalah tabung reaksi silindris. Tabung-tabung ini digunakan sebagai
wadah sampel. Larutan pembandingnya adalah pel
arut murni (semacam larutan blanko) yang mengandung zat yang akan ditetapkan.
Konsentrasi biokimia dapat ditentukan dengan mengukur sinar yang diserap oleh larutan
dengan menggunakan kolorimetri. Metode ini lebih sering digunakan untuk menetapkan
senyawa-senyawa dalam campuran kompleks.
5. KESIMPULAN
Day, R.A. & A. L. Underwood. (1992). Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Seans, F.W. & W. Zemansky. (1962). Fisikan Untuk Universitas. Binacipta. Jakarta.
LAMPIRAN
Konsentrasi larutan X
Tabung M ( =X ) A ( =Y ) X2 XY
I 0,017 0,012 0,00029 0,00020
II 0,049 0,023 0,00240 0,00113
III 0,0829 0,042 0,00687 0,003482
IV 0,116 0,050 0,01346 0,0058
V 0,149 0,072 0,02220 0,01073
VI 0,1658 0,080 0,02749 0,01326
0,5797 0,279 0,07271 0,034602