PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga saat ini dalam proses pembelajaran di kelas masih banyak
ditemukan pengajar yang memposisikan peserta didik sebagai objek belajar,
bukan sebagai individu yang harus dikembangkan potensi yang dimilikinya.
Masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah saat mengajar, sehingga
mudah sekali peserta didik merasa bosan dengan materi yang diberikan.
Akibatnya, peserta didik tidak paham dengan apa yang baru saja disampaikan oleh
guru. Contohnya dalam pembelajaran kimia, sampai saat ini asumsi bahwa kimia
itu sulit ternyata masih melekat dalam dunia pendidikan, padahal berbagai model
pembelajaran telah diciptakan untuk membantu guru untuk meningkatkan hasil
belajar kimia peserta didik. Hanya saja masih banyak guru belum memanfaatkan
model-model pembelajaran tersebut, padahal dengan penggunaan model
pembelajaran yang tepat pada pembelajaran kimia, akan membantu guru dalam
membuat peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan salah satu metodologi yang diciptakan
dunia pendidikan dalam rangka menuju ketercapainya suatu perubahan. Pada
pelaksanaan model pembelajaran tentunya melibatkan pembelajar (guru) dan
peserta didik (peserta didik). Seorang guru adalah seorang yang profesionalis
dalam menjalankan fungsi-fungsinya dengan menggunakan metodologi untuk
membelajarkan peserta didik dengan cara yangtidak konstan, artinya seorang guru
itu harus berinovasi dan menciptakan perubahan baik pada dirinya serta pada
peserta didiknya
Menurut Tan (dalam Rusman, 2012), Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) merupakan inovasi dalam pembelajaran
karena pada model ini kemampuan berpikir peserta didik betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,
sehingga peserta didik dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan, mengasah, menguji, dan mengembangkan
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah
ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran problem based learning dan
project based learning?
2. Bagaimana prinsip dasar dari model pembelajaran problem based learning dan
project based learning?
3
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang pengertian, prinsip dasar,
sintaks atau langkah-langkah, karakteristik, keunggulan dan kelemahan, serta
contoh pengaplikasian dari model pembelajaran problem based learning dan
project based learning.
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai informasi tambahan bagi penulis selanjutnya yang juga menulis
makalah yang berkaitan dengan kedua model pembelajaran ini (PBL dan
PjBL);
2. Sebagai informasi tambahan bagi peneliti yang melakukan penelitan berkaitan
dengan kedua model pembelajaran ini (PBL dan PjBL);
3. Makalah ini dapat menjadi masukan bagi guru-guru khususnya guru kimia
untuk menerapkan model pembelajaran PBL dan PjBL dalam proses
pembelajaran kimia untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
b. Kelemahan PBL
1) Penerapannya tidak untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan
aktif dalam menyajikan materi dan lebih cocok untuk pembelajaran yang
menuntut kemampuan tertentuyang terkait dengan pemecahan masalah;
2) Kesulitan dalam pembagian tugas untuk kelas dengan tingkat keragaman
peserta didik yang tinggi;
3) Tidak semua jenjang pendidikan cocok untuk diterapkan PBL. Misalnya di
sekolah dasar karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok, tetapi
hanya untuk mahapeserta didik perguruan tinggi atau paling tidak sekolah
menengah;
12
b. Kelemahan
1) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana
instruktur memegang peran utama di kelas.
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
6) Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.
projek; (3) menunjukkan secara nyata bahwa mereka telah belajar konsep-
konsep kunci dan keterampilan. Projek memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk menghasilkan bukti yang dapat diamati bahwa mereka telah
menguasai standar kurikuler ketat karena mereka menerapkan pembelajaran
mereka dan memecahkan masalah di tangan. Projek dan pameran juga
memberikan bukti yang luas dari proses kerja dan pembelajaran berlangsung
sendiri.
Materi Larutan Asam dan Basa menjadi dasar bagi materi selanjutnya
seperti Titrasi AsamBasa, Larutan Penyangga, dan Hidrolisis Garam. Jadi
dapat dikatakan bahwa materi Larutan Asam dan Basa merupakan konsep
kunci untuk memahami materi selanjutnya sehingga pembelajaran diharapkan
bisa memberikan pengalaman belajar yang bertahan lebih lama dalam memori
peserta didik. Materi pokok Larutan Asam dan Basa meliputi konsep asam
dan basa, konsep pH dan pOH, kesetimbangan larutan asam dan basa
(dibatasi larutan dalam air), reaksi asam dengan basa (reaksi penetralan), dan
penerapan konsep pH. Projek pembuatan indikator asam dan basa dari bahan
alam serta pembuatan alat uji larutan elektrolit untuk mengetahui kekuatan
asam dan basa dapat membuat peserta didik aktif.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada rumusan masalah dari makalah ini, maka dapat
disimpulkan :
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Project Based Leraning)
Berdasarkan beberapa pendapat ilmuwan, Problem Based Learning
merupakan model pembelajaran yang menempatkan situasi bermasalah sebagai
pusat pembelajaran, menarik dan mempertahankan minat peserta didik, yang
keduanya digunakan agar peserta didik mampu mengungkapkan pendapatnya
tentang sesuatu secara multi perspektif. Barrow Min Liu (2005) menjelaskan
karakteristik dari PBL yaitu Learning is student-centered , Authentic problems
form the organizing focus for learning, New information is acquired through self-
directed learning , Teachers act as facilitators and Learning occurs in small
groups. Menurut Mohammad Jauhar (2011: 89-90), sintaks PBL terdiri atas 5
tahap yaitu Tahap (1) Orientasi peserta didik kepada masalahh, Tahap (2)
Mengorganisasi peserta didik untuk belajar, Tahap (3) Membimbing penyelidikan
individual maupun berkelompok, Tahap (4) Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya dan Tahap (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
Adapun salah satu kelebihan dari PBL yaitu Peserta didik mempunyai
kemampuan dalam membangun pengetahuan sendiri melalui proses belajar dan
kelemahannya adalah penerapan PBL membutuhkan waktu yang tidak sedikit
sehingga dikhawatirkan tidak dapat mencakup seluruh konten yang diharapkan
walapun PBL berfokus pada masalah bukan konten materi. PBL dapat diteramkan
dalam berbagai bidang ilmu, salah satunya ilmu kimia, beberapa guru maupun
peneliti telah menerapkan PBL dalam pembelajaran kimia yang ternyata dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
21
B. Saran
Untuk pembaca maupun yang akan membuat makalah dengan materi yang
sama hendaknya mengulas dan mencari referensi lebih banyak mengenai model
pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) dan model pembelajaran
berbasis proyek (Project based learning).
22
DAFTAR PUSTAKA
Chiang, C.L. and Lee, H. 2016. The Effect of Project-Based Learning on Learning
Motivation and Problem-Solving Ability of Vocational High School
Students. International Journal of Information and Education Technology,
Vol. 6, No. 9, September 2016.
Lestari, R., dkk. 2015. Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Produk Artikel
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Chemistry in Education,
ISSN NO 2252-6609, April 2015