Anda di halaman 1dari 13

I.

Profil Unit / Divisi / Bidang


1.1 Struktur Organisasi Divisi / Bidang
1.2 Proses Bisnis Divisi / Bidang
II. Hasil Pembelajaran Kompetensi
FORM PEMBELAJARAN SISWA OJT

Kompetensi 1 : Pengoperasian Turbin Gas


Bulan Materi yang di Referensi Tugas Kendala Solusi Yang
pelajari Dilakukan
Agustus Pengenalan Unit Manual Books 1. Pengenalan Belum mengetahui Bertanya keada Spv
Pembangkit Muara Unit secara dan memahami dan Senior Operator
Kurang Blok I umum istilah - istilah operasi
2. Sistem kerja
gas turbin
September Pengenalan Sistem MS9001E Gas 1. Mencari tahu Belum memahami Meminta penjelasan
Auxiliary Gas Turbin Turbine-Generator fungsi dan sistem kerja kepada Mentor dan
Maintenance Training lokasi dari berdasarkan P&ID Senior Operator,
masing dan peralatan yang mengambil
masing ada di lokal dokumentasi
sistem peralatan sehingga
2. Mecari tahu mempermudah
batasan dalam mengingat
operasi setiap
sistem
Oktober Potential Power Elettromeccanica 1. Melakukan Belum memahami Meminta penjelasan
Transformer Colombo Cast Resin mapping sistem kerja kepada Mentor dan
berdasarkan P&ID Senior Operator,
Transformers terhadap pipa dan peralatan yang mengambil
Instruction Manual sistem aux ada di lokal dokumentasi
2. Memahami peralatan sehingga
batasan mempermudah
operasi dalam mengingat
sistem
November Revisi Laporan Laporan Telaah Staf 1. Mencari data Banyak data yang Bertanya kepada
Telaah Staf yang kurang sulit dicari karena Senior Operator
untuk dapat di tahun pekerjaan yang mengenai kondisi
analisa sudah terlampau trafo PPT
2. Menyusun lama
laporan dari
data dan
analisa yang
telah dibuat
2.1 Peralatan & Proses Kerja
2.1.1 Sistem Operasi Gas Turbin
Pada PLTGU Blok I Muara Karang, terdapat 3 unit gas turbin yang masing masing
berkasasitas 107 MW. Turbin gas tersebut dapat menggunakan gas atau HSD sebagai bahan
bakar. Bagian bagian utama dari turbin gas adalah kompresor 17 tingkat, 14 buah combuster,
dan turbin gas 3 tingkat. Turbin gas bekerja berdasarkan siklus Turbin gas bekerja berdasarkan
siklus Brayton. Udara luar yang sudah di filter masuk ke dalam kompresor melalui Inlet Guide
Vane (IGV) untuk kemudian dimampatkan sehingga tekanan dan temperaturnya naik (Proses
kompresi). Dari kompresor, udara masuk ke ruang bakar dan dicampur dengan bahan bakar
yang sudah dikabutkan. Campuran antara udara dan bahan bakar tersebut kemudian
dinyalakan menggunakan busi sehingga temperatur, volume, dan entalpi gas meningkat
(Proses combustion). Gas panas hasil pembakaran tersebut kemudian masuk ke dalam turbin
dan memutar turbin yang seporos dengan generator (Proses ekspansi). Generator yang
diputar tersebut kemudian menciptakan gaya gerak listrik (GGL) sehingga menghasilkan
output berupa daya listrik.

Gambar 1 Siklus Brayton

2.1.2 Sistem Auxiliary Gas Turbin


2.1.2.1 Sistem Pelumasan
Untuk memenuhi kebutuhan pelumasan pada gas turbin. Sistem pelumas dilengkapi
dengan peralatan seperti tangki, pompa pompa pendingin, filter, katup katup, dan
peralatan kontrol dan proteksi sehingga dapat melumasi dengan normal dan mengurangi
panas berlebih pada gas turbin. Minyak pelumas ini disirkulasikan ke 3 bearing turbin, 2
bearing generator, accessory gear, peralatan start, sistem hidrolik, dan trip oil. Sistem
pelumas terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
1. Tangki minyak pelumas
Berfungsi sebagai penampung minyak pelumas yang akan di sirkulasikan ke berbagai
sistem terletak di bawah auxiliary compartment berkapasitas 12,492 Liter.
2. Main lube pump (digerakkan olleh accessory gear)
Berfungsi untuk memompakan pelumas ke Lube Oil Header, auxiliary pump, dan
emergency lube pump digerakkan oleh accessory gear.
3. Auxiliary oil pump
Berfungsi untuk menyuplai minyak pelumas selama proses start-up dan shut down turbin
saat kecepatan putar turbin di bawah 95% serta saat main oil pump tidak mampu
mensuplai minyak sesuai tekanan yang dibutuhkan saat operasi.
4. Emergency Oil Pump
Berfungsi sebagai backup dari auxiliary oil pump ketika ada penurunan tekanan di header
hingga di bawah 1,4 kg/cm2 atau ketika auxiliary oil pump gagal operasi karena power AC
dan sebab lainnya.
5. Pressure relief valve (VR-1-1) pada discharge main pump
Berfungsi untuk menjaga tekanan pelumas yang keluar dari main pump tidak melebihi
batas serta mengembalikan lagi tekanan berlebih tersebut ke oil tank.
6. Heat exchanger
Berfungsi sebagai media pendingin oil tank
7. Filter
Terdiri dari dua buah (satu bekerja, satu standby). Berfungsi untuk menyaring minyak
pelumas dari benda asing. Terbuat dari anyaman kertas filter yang mampu menyaring
hingga 5 mikron. Dipasang setelah heat exchanger.
8. Pressure regulator VPR 2-1
Berfungsi mengatur tekanan yang menuju lube oil header.
9. Mist Eliminator
Berfungsi mengeluarkan atau menarik udara dari sistem pelumasan dan menjaga tekanan
vakum pada tangki minyak. Minyak yang terbawa udara di venting kemudian terkumpul
di dari vessel dan dikembalikan lagi ke tangki.

2.1.2.2 Sistem Hydraulik


Untuk mengoperasikan komponen komponen control sistem bahan bakar gas
turbin seperti untuk stop valve bahan bakar, control valve bahan bakar, dan Variable Inlet
Guide Vane. Sistem hidrolik terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
1. Main Hydraulic Pump
Berfungsi untuk mensuplai kebutuhan pelumas hidrolik. Tekanan minium 95 kg/cm2
2. Auxiliary Hydraulic Pump
Berfungsi sebagai backup pompa utama, beroperasi ketika tekanan output dari main
hydraulic pump tidak mencukupi untuk operasi. Selain itu pompa ini bekerja keetika start
up hingga kecepatan turbin mencapai 95%.
3. Filter
Terdiri dari dua buah (satu bekerja, satu standby). Berfungsi untuk menyaring minyak
pelumas hidrolik dari benda asing. Terbuat dari anyaman kertas filter yang mampu
menyaring hingga 5 mikron.
4. Accumulator Manifold
Berungsi untuk menampung kelebihan minyak pelumas hidrolik dan mencegah
semburah liar
5. Hydraulic Supply Manifold
Berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan pada masing masing pompa. Terdapat dua
buah, masing masing untuk main hydraulic pump dan auxiliary hydraulic pump.
Dilengkapi dengan relief valve, air bleed valve, dan check valve.

2.1.2.3 Sistem Trip Oil


Merupakan sistem yang mengatur aliran bahan bakar ke turbin dan membuka inlet
guide vane. Sistem ini dioperasikan secara elektronik oleh signal SPEEDTRONIC yang akan
menggerakkan peralatan. Minyak pelumas yang dipakai adalah minyak yang berasal dari dari
VPR2-1 dan Lube oil Header. Orifice dipasang dengan ukuran tertentu untuk mengamankan
minyak operasi penge-trip sesuai kebutuhan. Sistem ini menyebabkan turbin trip karena kerja
dari solenoid valve 20FG, 20FL, dan 20TV atau manual atau overspeed bolt trip. Fuel stop valve
akan menutup ketika minyak trip oil terbuang ke drain dan tekanan hidrolik yang dibunakan
juga ikut terbuang. Orifice check valve dipasang pada line trip oilyang menuju liquid fuel
solenoid valve dan gas fuel solenoid valve untuk menjaga tetap operasinya salah satu sistem
bahan bakar saat bahan bakar lain trip. Orifice juga tetap menjaga IGB tetap operasi saat salah
satu bahan bakar trip. Manual Emergency Trip Valve VM3 adalah peralatan penge-trip yang
dioperasikan secara manual oleh operator saat kondisi emergency. Valve ini ditempatkan
diatas gauge cabinet pada accessory compartment. Hydraulic Dump Solenoid Valve 20TV,
solenoid tersebut membuang tekanan trip oil yang menuju relay guide vane hydraulic trip
VH13, menutup inlet guide vane. Gas Fuel Solenoid Valve 20FG menyebabkan trip oil pada stop
ratio valve di drain saat operasi tidak aman. Liquid Solenoid Valve 20FL, menyebabkan trip oil
yang menuju liquid fuel stop valvedi drain saat operasi tidak aman.

2.1.2.4 Sistem Forwarding Bahan Bakar Cair


Merupakan siste yang digunakan untuk mentransfer dan memompa HSD dari HSD
Tank menuju turbin gas pada tekanan, temperatur, dan debit aliran yang disesuaikan.
Komponen komponen utama sistem ini yaitu:
1. Duplex Strainer
Digunakan untuk menyaring partikel pengotor pada bahan bakar
2. Pressure Differential Switch 631F-2
Digunakan untuk memberikan signal alarm jika ada pressure drop di strainer mencapai
0.35 kg/cm2.
3. Motor AC penggerak pompa 88FD-1 dan 88FD-2
Digunakan sebaga motor penggerak pompa yang akan mensuplai bahan bakar cair ke
turbin. Salah satu pompa sebagai lead pump. Saat tekanan kurang di bawah 4.2 kg/cm2.
Pompa lainnya akan beroperasi.
4. Motor Space Heater 23FD-1 dan FD23FD-2
Digunakan untuk mencegah pembentukan kondensat pada motor listrik saat tidak
operasi.
5. Solenoid Operated Stop Valve 20FD-1
Berfungsi menstop aliran bahan bakar
6. Pressure Relief Valve VR51-1
Untuk mencegah terjadinya kelebihan tekanan bahan bakar yang menuju filter, serta
mengembalikan kembali bahan bakar ke tangki
7. Pressure Regulating Valve VPR53-1
Untuk mengatur tekanan bahan bakar cair tidak melebih kondisi design 4.6 kg/cm2.
8. Flow Meter FM-1
Sebagai indikator untuk memonitor jumlah bahan bakar yang dikonsumsi oleh turbin
9. Over Temperature Alarm Switch 26FD-1
Terletak pada bypass pipa, memberikan signal alarm jika temperatur bahan bakar
melebihi 65.6C
10. Pressure Switch 63FD-2
Akan aktif bila tekanan pada pompa mengalami penurunan hingga di bawah 4.2 kg/cm 2.
11. Valve-valve isolasi, thermometer, dan pressure gauge

2.1.2.5 Sistem Bahan Bakar Cair


Sistem bahan bakar cair memompa dan mendisribusikan bahan bakar yang disuplai
dari sistem forwarding ke 14 fuel nozzle dari sistem pembakaran dengan tekanan dan flow
yang sama. Sistem bahan bakar cair terdiri dari koomponen komponen utama, yaitu:
1. Y type fuel strainer
Berfungsi untuk mencegah lewatnya kontaminan yang terkandung dalam bahan bakar,
supaya tidak merusak fuel stop valve
2. Fuel oil stop valve VST
Alat ini beroperasi untuk menghentikan suplai bahan bakar cair ke turbin selama shut
down normal dan emergensi
3. Liquid fuel pump PFI
Merupakan pompa positif displacement ulir ganda yang digerakkan oleh accessory gear
untuk mensuplai bahan bakar cair ke turbin
4. Fuel pump discharge relief valve VR4
Berfungsi untuk mencegah tekanan bahan bakar cair berlebih pada line bahan bakar saat
flow divider tersumbat serta mengalirkan kembali bahan bakar ke inlet pompa
5. Fuel bypass VC3
Berfungsi mengatur jumlah bahan bakar yang masuk ke sistem pembakaran turbin dan
merupakan fungsi linier dari fuel stroke reference (FSR)
6. High pressure fuel filter FF2
Memfilter bahan bakar cair sebelum mencapai flow divider
7. Flow divider FDI
Membagi aliran bahan bakar cair menuju 14 nozzle sesuai tekanan dan debit yang
dibutuhkan
8. fuel line check valve
9. Fuel nozzle
10. False start drain valve VA17-1, VA-17-2 dan VA17-5
Bekerja saat terjadi kegagalan start, bahan bakar minyak terkumpul di ruang bakar turbin
dan exhaust plenum akan di drain. Digerakkan oleh tekanan discharge kompresor. Saat
tekanan turun maka valve otomatis terbuka

2.1.2.6 Sistem Bahan Bakar Gas


Sistem bahan bakar gas di desain untuk menyalurkan bahan bakar gas ke dalam
combuster dengan tekanan dan aliran yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan operasi turbin
gas saat start, akselerasi dan pembebanan. Komponen komponen utama sistem bahan bakar
gas, yaitu:
1. Strainer
Membuang partikel partikel asing yang terkandung pada bahan bakar gas
2. Gas stop valve/speed ratio valve (SRV) dan control valve (GCV)
SRV berfungsi untuk mengatur dan mengkontrol suplai tekanan gas sesuai dengan
kebutuhan sistem. GCV berfungsi untuk mmengatur laju aliran bahan bakar gas yang akan
memasuki combuster agar sesuai dengan kebutuhan operasi. Fungsi lain dari SRV untuk
mensuplai bahan bakar saat kondisi stop atau emergensi.
3. Fuel gas low pressure alarm switch
Terpasang pada pipa gas setelah SRV dan GCV sebagai proteksi serta switch untuk transfer
dari bahan bakar gas ke cair bila tekanan pressure switch di bawah 18,6 kg/cm2
4. Gas pressure gauge
Pressure gauge dipasang pada perpipaan bahan bakar gas untuk mengukur tekanan SRV,
GCV, dan tekanan discharge yang menuju gas manifold
5. Gas fuel vent valve
Solenoid valve 20VG-1 terpasang pada pipa venting dan casing gas, SRV dan GCV. Saat
turbin shut down bahan bakar gas yang terakumulasi di area antara SRV dan GCV di
venting ke atmosfer lewat valve.
6. Gas fuel trip valve (VH5)
Berfungsi saat kondisi tekanan trip oil rendah yang menyebabkan minyak hidrolik SRV
terbuang ke drain sehingga SRV menutup menghentikan suplai bahan bakar.
7. Control servovalve
8. LVDT control servovalve
9. Pressure tranducer
Pressure transducer 96FG-2A, 2B, 2C dipasang pada sistem antara SRV dan GCV sebagai
sinyal feedback pada control SPEEDTRONIC
10. Gas manifold
11. Fuel metering system

2.1.2.7 Sistem Udara Atomizing


Sistem udara atomizing menyediakan udara bertekanan tinggi untuk mengkabutkan
bahan bakar cair saat masuk ke ruang bakar agar terjadi pembakaran yang sempurna. Starting
atomizing compressor digunakan selama turbin startup. Saat main atomizing air compressor
sudah mampu menyuplai udara atomizing maka starting atomizing compressor akan berhenti.
Main atomizing air compressor digerakan oleh accessory gear. Perbandingan antara udara
atomizing dengan discharge kompresor sekitar 1.2 kg/cm2. 63AD-1 dipasang pada pipa bypass
dari line discharge menuju line suction kompresor untuk memonitor perbedaan tekanan
discharge dan suction kompresor. Perbedaan tekanan tidak boleh melebihi 0,42 kg/cm2.
Komponen komponen utama:
1. Main atomizing air compressor
Digerakkan oleh accessory gear. Main atomizing sudah mampu mencukupi kebutuhan
udara atomizing dan pembakaran saat kecepatan turbin 60%
2. Starting atomizing air compressor
Berfungsi sebagai penggerak awal sampai main atomizing air compressor dapat bekerja
sendiri
3. Atomizing air heat exchanger
Berfungsi untuk mengurangi temperatur udara discharge compressor agar temperatur
inlet seragam saat sebelum masuk ke atomizing air compressor. 26AA-1 thermo switch
yang bisa diatur sensitivitas panasnya, untuk memberikan sinal saat udara discharge pre-
cooler mencapai 135C. saat udara mencapai suhu tersebut maka dapat merusak main
atomizing air compressor.
Atomizing manifold membagi udara atomizing menjadi 14 bagian yang sama kemudian
dialirkan ke 14 nozzle bahan bakar. Solenoid 20AB berfungsi untuk menutup isolation valve
VA22 agar tidak ada udara yang menuju booster compressor. VA18 normally close dikontrol
oleh 20AA sebagai sistem resirkulasi untuk membersihkan lintasan minyak pada nozzle. Saat
fully operated dengan bahan bakar gas maka udara discharge compressor dilewatkan melalui
filter FA4 kemudian mengalir ke bypass valve VA18. Sehingga udara atomizing bisa
tersirukulasi ke pipa sebelum precooler HXI. VPR54 merupakan regulator tekanan udara
atomizing dengan bantuan energized solenoid valve 20PL-1 agar line minyak pada nozzle
bahan bakar bersih dan tidak ada yang terakumulasi.
Selonoid valve 2-PL-1 di-energize, udara discharge compressor mengalir ke diafragma dari
VA19, membuka valve tersebut sehingga purge air mengalir ke manifold turbin. Check valve
dipasang agar tidak ada purge air yang mengalir ke nozzle dan tidak mengalir ke sistem bahan
bakar minyak.

2.1.2.8 Udara Cooling dan Sealing


Udara yang berasal dari kompresor memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Sealing bearing turbin
Udara untuk Sealing bearing disalurkan dari kompresor tingkat kelima
2. Mendinginkan komponen internal turbin yan kontak dengan temperatur tinggi
3. Mendinginkan dinding luar turbin dan exhaust frame
Proses pendinginan dikerjakan oleh 88TK-1 dan 88TK-2, jika kedua blower rusak maka
turbin akan suht down.
4. Menyediakan suplai udara untuk operasi air operated valve
Bleed valve yang dioperasikan secara penumatik pada tingkat 11 berfungsi sebagai
proteksi turbin serta sebagai saluran buang udara yang menuju exhaust plenum untuk
menurunkan getaran. Beroperasi sampai dengan kecepatan turbin 95%.
2.1.2.9 Sistem Air Pendingin
Sistem pendingin merupakan sistem air tertutup bertekanan untuk mengakomodasi
pembuangan panas dari turbin, generator, sistem pendingin generator, precooler, atomizing,
dan tumpuan turbin. Komponen komponen utama sebagai berikut:
1. On-base: heat exchanger minyak pelumas pada accessory base, udara atomizing,
tumpuan turbin, hidrogen generator, flow regulating valve, orifice.
2. Off-base: modal pendingin air, 2 buah pompa air, valve dan rangakaian flow control
device
VTR-1 dan VTR-2 berfungsi sebagai regulator untuk temperatur HE pada udara
atomizing dan minyak pelumas. Setelah melaksanakan fungsi pendinginan, air pendingin
disirukulasikan ke modul pendingin off-base.
2.1.2.10 Sistem Penyalaan
Sistem penyalaan gas turbin dijalankan oleh sebuah motor cranking 88CR yang
terkopel dengan torque converter dan merubah putaran motor cranking sesuai kebutuhan
turbin saat start up dan shut down serta ketika turbin berputar secara kontinu pada putaran
lambat saat proses cool down. Pengaturan torsi juga dapat dilakukan melalui solenoid 20TU-1
dan 20TU-2. Tiga fungsi utama starting sistem adalah start rolling turbin gas dari kondisi stop,
menambah kecepatan turbin sampai dengan titik penyalaan, dan mempercepat turbin hingga
mencapai kondisi sustaining speed dimana turbin dapat menghasilkan daya sendiri. Limit
switch 33TM-1 s/d 33TM-4 mengatur torsi dan batasan penggerak upper dan lower pada
penggerak torque adjustor. Saat kecepatan turbin turun sampai dengan 50 rpm, proses cool
down dimulai.
2.1.2.11 Sistem Variable Inlet Guide Vane
Sistem ini digerakkan oleh kerja trip oil menggunakan trip oil bertekanan yang
terhubung dengan hidrolik suplai. Signal elektronik mengatur posisi inlet guide vane, baik
dalam kondisi normal operasi maupun dalam kondisi trip, melalui kerja 90TV dan ACV1. Dalam
kondisi trip, trip oil dibuang karena 20TV. Hal ini menyebabkan dump valve VH3 berpindah ke
posisi buang sehingga inlet guide vane tertutup.
2.1.2.12 Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem proteksi kebakaran dengan menambahkan kadar karbondioksida pada unit
gas turbin sebesar 34%. CO2 untuk turbin gas disuplai dari tangki dengan tekanan 21 kg/cm 2
dan suhu 18C. Katup pada manifold discharge CO2 akan terbuka saat mendapat sinyal dari
detector api yang terkena panas. Sistem ini juga dapat beroperasi manual melalui toggle
switch pada Electrical Control Cabinet atau manual pilot valve pada Pilot Cabinet. Terdapat
dua discharge yaitu initial discharge yang berfungsi mengalirkan CO2 ke dalam kompartmen
turbin dan extended discharge untuk menambahkan gas CO2 secara bertahap agar tidak ada
kebocoran. Bila terjadi kebakaran disalah satu kompartemen maka CO2 akan mengalir di zona
itu saja. Dimana masing masing kompartemen didukung oleh solenoid valve 45CR-1A s/d
45CR-4. Dimana katup 1, 2 untuk zona 2 dan 4, 5 untuk zona 1
2.1.2.13 Inlet Compartemnt Self Cleaning Barrier Filter
Sistem ini berfungsi untuk membersihkan sendiri filter udara tanpa perlu dilakukan
shut down turbin saat pembersih dan penggantian filter. Saat operasi normal udara ambient
mengalir ke atas secara radial masuk ke dalam filter kemudian melewati lubang pada plat dan
nozzle venturi. Udara bersih kemudian diarahkan keluar dari modul. Pembersihan dilakukan
dengan injeksi udara bertekanan ke arah bawah secara acak. Pressure switch akan
mengaktifkan timer/sequencer saat mencapai preset level 3.0 in H2O. ketika proses
pembersihan hanya ada empat modul yang dibersihkan sehingga tidak mengganggu suplai
udara ke kompresor.
2.1.2.14 Sistem Operasi Hidrogen
Gas hidrogen disirkulasikan secara tertutup di dalam generator. Kemurnian gas
hidrogen dijaga sebesar 97-98% agar tidak terjadi ledakan yang dipicu ruang tertutup. Panas
yang diterima oleh gas ketika melewati permukaan stator dan rotor akan dibuang ke tube
tube yang ada pada frame stator. Masing masing terletak pada ujung stator sebanyak dua
buah.
Bila generator dioperasikan dengan sistem pendingin udara sebagai pengganti
hidrogen maka tekanan di dalam casing generator dijaga pada 0.5-1 PSIG. Bila menggunakan
pendingin udara, suplai udara harus dihubungkan ke casing generator dan sejumlah kecil
aliran udara dilewatkan ke dua buah jalur pembuangan untuk memastikan bahwa oli perapat
shaft tidak akan masuk ke dalam casing generator karena pengaruh hisapan fan.
2.1.3
2.2 SOP / IK terkait
SOP (Standar Operasional Prosedur) dan IK (Instruksi Kerja) dibuat untuk dijadikan pedoman
cara mengoperasikan suatu alat atau sistem dalam suatu Unit Pembangkitan.
2.2.1 Start GTG PLTGU Blok I
Persiapan:
1. Untuk kondisi lingkungan dan K3:
Pastikan seluruh manhole tertutup
Tidak ada pekerjaan saat turbin akan dioperasikan
Menggunakan perlengkapan lengkap
APAR standby
2. Pastikan seluruh PI, TI, volt, ampere meter, dll beserta peralatan yang akan
dioperasikan berfungsi dengan baik.
3. Pastikan breaker pada posisi ON dan selector switch AUTO
4. Pastikan kontrol RST Mark VI tidak failure
5. Jika menggunakan HSD, pastikan:
Sistem liquid fuel oil pump standby
Sistem forwarding pump stanby
Main fuel pump standby
Differential pressure strainer suction HSD < 0.3 Bar
Differential pressure strainer forwarding pump < 3 Psi
Differential pressure duplex HSD < 13 Psi
6. Jika menggunakan Gas, pastikan:
PHE atau NR siap memasok gas untuk start STG
Pastikan condensate level separator gas tidak tinggi
Tekanan suplai antara 22 25 Bar
Buka Block valve suplai gas
7. Pastikan hidrolik filter bersih
8. Pastikan level lube oil minimal 50%, katup drain tutup, dan mist eliminator posisi
buka -80 s/d -100 mmH2O
9. Pastikan tekanan H2 generator 28 s/d 30 Psi
10. Pastikan tekanan seal oil 4.5 Psi di atas tekanan generator
11. Pastikan sistem air pendingin stanby
12. Pastikan sistem pendingin generator stanby
13. Pastikan sistem peadan CO2 standby
14. Pastikan sistem eksitasi stadnby (breaker 41AC ON)
15. Pastikan sistem APU standby
16. Pastikan sistem starting mean dan motor cranking standby
17. Pastikan sistem step up transformer dan pemutus tegangan standby
18. Pastikan gas turbin on cooldown normal
19. Pastikan bleed valve (1, 2, 3 dan 4 open)
Pelaksanaan:
1. Klik start up pada layar MARK VI, pilih mode auto, tekan OK
2. Klik aux kemudian klik start check. Pastikan start check 0 4 berwarna hijau.
ready to start akan muncul pada layar
3. Klik control kemudian klik start up bahan bakar yang digunnakan (gas atau
distillate) pada MARK VI
4. Tekan mode start lalu tekan OK pada layar
5. Amati motor cranking running, putaran turbin akan naik sampe 25% proses
purging
6. Amati putaran turbin akan turun sampe 9.5% proses firing
7. Amati proeses firing FSR akan men-set 20%, setelah flame terdeteksi (#A, #B, #C
dan #D) 2 detik kemudian FSR turun menjadi 11.3% (mulai proses warm up selama
60 detik)
8. Amati proses akselerasi:
Pada putaran 60% speed cranking akan lepas
Pada putaran 84.5% speed field flushing (amati teg dan arus eksitasi). Jika
muncul alarm Generator field ground segera lakukan reset di panel eksitasi
Pada putaran yang sama IGV akan mulai membuka, pastikan IGV open normal
(mengikuti CSRGV)
Pada putaran 94.5% , pastikan: AOP auto-off, bleed valve posisi close,
atomizing booster auto-off jika menggunakan HSD
9. Pada putaran 3000 RPM dikolom run status MARK VI akan muncul indikasi FSN,
koordinasi dengan P3B untuk menyiapkan CB Generator. Pada MW control di set
10 MW lalu tekan OK
10. Untuk proses sinkron pindahkan selector switch synchronize panel GCP ke posisi
auto. posisikan selector switch generator breaker ke CB yang akan dipakai (A3
atau AB3). Pilih option SYNCH tekan Auto Synch dilayar MARK VI. Pastikan auto
permissive synchron terpenuhi dengan indikasi warna hijau semua. Bila gagal
diulang, klik Re-Synch
11. CB generator akan masuk secara auto. Pindahkan lagi selector switch ke posisi off
12. Naikkan beban sampai 10 MW (Spinning Reserve)
13. Posisikan ke preselected Load dan beban di set 25 MW lalu tekan OK
14. Setelah kondisi unipoperasinormal, posisikan MARK VI di REMOTE lalu tekan OK

2.2.2

Anda mungkin juga menyukai