Anda di halaman 1dari 21

R.K.

S
( RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT )

KEGIATAN :
PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN
ABHINAV JAYA

Disusun oleh :
KONSULTAN PERENCANA

CV. Dafandra Insan Milana

@2016
BAB XII

SPESIFIKASI TEKNIS

A. LINGKUP Perincian bagian-bagian yang harus dilakukan sesuai yang tercantum dalam
PEKERJAAN gambar-gambar bersangkutan dan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang tercantum pada pasal-pasal yang disebutkan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS) ini serta ketentuan-ketentuan dalam dokumen pelelangan
atau dokumen Kontrak Pemborong termasuk lingkup pekerjaan meliputi :

1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah dan Pasir
3. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Kap & Atap
6. Pekerjaan Lantai
7. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela & Penggantung
8. Pekerjaan Finishing
9. Pekerjaan Elektrikal
10. Pekerjaan Style Bali & Lain-lain

1. PEKERJAAN Sebelum Kegiatan fisik dilakukan, selambat-lambatnya satu minggu setelah


PERSIAPAN dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), Kontraktor wajib
mengadakan Rapat Pendahuluan atau Pre Construktion Meeting (PCM), dimana
pada kesempatan tersebut Kontraktor mempresentasikan Metode Kerja yang
akan dilaksanakan berkaitan dengan Time Schedule penyelesaian pekerjaan
secara menyeluruh. Setiap item pekerjaan sebelum dikerjakan harus didahului
dengan pengajuan ijin (Request) kepada Direksi Pekerjaan dan sebelumnya
mendapat persetujuan dari Pengawas. Setiap Request yang diajukan dilengkapi
dengan Shop Drawing oleh Kontraktor. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan
mengacu pada ketentuan sebagai berikut.

Pekerjaan Persiapan Meliputi :

1. 1 Pengamanan lokasi pekerjaan dari kemungkinan terjadinya kerusakan-


kerusakan yang diakibatkan seperti air hujan dan kerusakan kerusakan
disekitarnya. Selain itu pemborong diwajibkan untuk membuat pagar
sementara sebagai pembatas kegiatan pekerjaan supaya tidak
menggangu aktivitas sekitar pekerjaan serta menyiapkan kantor direksi
keet lengkap dengan isinya seperti, meja, kursi, P3K, dokumen teknis,
buku direksi, time scedule dan lain-lainnya yg diperlukan dalam proses
pelaksanaan pekerjaan ini.

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 1


1. 2 Pekerjaan Pembongkaran

Pekerjaan pembongkaran pada lokasi pekerjaan ini dikerjakan oleh


pemborong dengan petunjuk direksi/pengawas lapangan.

Semua item pekerjaan yang terdapat dalam pekerjaan pembongkaran


tersebut harus dibongkar dan dibersihkan dari lokasi pekerjaan.

Hasil sisa bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan yang


menjadi tanggungjawab pemborong.

Hasil pekerjaan pembongkaran harus bersih, rata dan tanpa ada hasil
sisa bongkaran dalam lokasi pekerjaan.

1. 3 Uitzet dan Pengukuran

Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi harus dilakukan pengukuran


yang lebih cermat sebagai data existing.

Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi untuk bangunan yang akan


dikerjakan telah ditetapkan di dalam gambar.

Jika terdapat perbedaan antara gambar yang satu dengan yang lain,
maka yang mengikat adalah gambar dengan skala lebih besar
(gambar detail) atau Gambar Shop Drawing yang telah disetujui saat
pelaksanaan, dan atau dengan ditanyakan / didiskusikan terlebih
dahulu kepada Direksi atau kepada Pengawas.

Penggunaan bangunan yang telah ada sebagai acuan pengukuran


pada pekerjaan ini dan patokan 0,00 leveling lantai yang dipakai
harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain
dengan mempergunakan alat-alat waterpass dan theodolith atau
berpedoman pada bangunan yang telah ada.

1.4 Papan Nama Pekerjaan

Dipasang pada patok kayu yang kuat, ditanam dalam tanah dengan
ketinggian 1,5 meter. Ukuran Papan Nama Pekerjaan adalah 80 x 120
cm, tersebut dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih,
tulisan warna hitam, besar huruf disesuaikan atau dengan bahan lain yang
telah mendapatkan persetujuan dari direksi. Papan nama pekerjaan
hendaknya diletakkan pada lokasi yang mudah terlihat atau atas saran
direksi.

1.5 Administrasi dan Dokumentasi

Pemborong harus menyiapkan administrasi dan pelaksanaan pekerjaan


antara lain : buku harian pelaksanaan, laporan mingguan, prestasi fisik
pekerjaan, schedule pekerjaan dan prestasi, foto-foto kemajuan pekerjaan
dibuat sesuai dengan laporan prestasi pekerjaan, sedikit-dikitnya pada
saat Prestasi mulai dari nol porsen, dua puluh lima porsen, lima puluh
porsen, tujuh puluh lima porsen dan terakhir pada saat pekerjaan telah
mencapai 100 porsen.

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 2


Yang tidak termasuk pekerjaan persiapan akan tetapi pemborong wajib
menyiapkan dan menyediakan adalah :

Kantor direksi untuk dapat menampung kegiatan rutin.



Kantor pemborong, gudang bahan dan los kerja luasnya disesuaikan
kebutuhan dan keamanan kerja para pekerja serta terlindunginya
bahan bangunan dari cuaca dan hujan.

WC darurat untuk direksi, pemborong dan pekerja secukupnya serta
tersedia cukup air dan terjamin kebersihannya.

Kantor direksi, kantor pemborong/los kerja serta WC darurat setelah
selesainya pekerjaan adalah milik pemborong dan segera harus
dibersihkan dari tempat pekerjaan.

2. 1 Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan :
2. PEKERJAAN
TANAH DAN Galian Tanah Biasa

PASIR Galian Pondasi Telapak

Urugan Tanah Kembali

Urugan Pasir
2.2 Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat
yang ditentukan menurut keperluan seperti gambar.

2. 3 Dasar dari semua lubang galian pondasi harus diukur dengan waterpass.
Bilamana pada galian masih terdapat akar-akar pohon lainnya sisa jasad
atau bagian-bagian yang gembur, maka semua

bagian ini dikeluarkan dan lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug
yang disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan urugan yang rata.

2. 4 Terdapat kemungkinan tergenangnya air didalam lubang galian, baik pada


waktu menggali maupun pada waktu mengerjakan pondasi, dalam hal ini
harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan
dapat bekerja terus-menerus untuk
menghindari terkumpulnya air tersebut.

2. 5 Bagian-bagian yang diurug kembali, harus diurug dengan tanah/pasir


yang bersih dari segala kotoran. Pelaksanaannya harus dipadatkan
dengan compactor lapis demi lapis (setiap lapis
dengan tebal 20 cm).

2. 6 Dibawah pasangan pondasi baik pada pondasi foot plat, dan pondasi batu
kali terlebih dahulu diisi pasir dengan tebal sesuai gambar yang
dipadatkan. Dibawah lantai harus diurug dengan pasir urug setebal 5 cm
yang dipadatkan.

3. 1 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran meliputi :


3. PEKERJAAN
PASANGAN DAN Pasangan tembok bataco

PLESTERAN Plesteran 1 : 6 tebal 15 mm

Plesteran 1 : 2 kedap air tebal 15 mm

Acian

Pasangan Glasblock

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 3


3. 2 Pekerjaan tembok bataco
3. 2.1 Bahan pasangan dinding

Pasangan dinding menggunakan bahan bataco kwalitas baik dan


dapat disetujui direksi (dengan menyampaikan contoh material)

Ukuran bataco harus sama, permukaan rata dan sudut-sudutnya


runcing.
3. 2.2 Persyaratan Teknis Pemasangan :
Pasangan Bataco

Pasangan dinding Bataco (adukan 1 pc : 5 ps) dikerjakan secara


sempurna, sehingga menghasilkan pasangan dinding yang tegak
lurus, tidak bergelombang, kokoh dan tidak menunjukkan adanya
retak-retak.

Sebelum dipasang, bataco harus disiram dengan air sampai


jenuh.

Sebagai penguat pasangan dinding bataco, minimal setiap 12 m


bidang rata diberi kolom praktis beton bertulang ukuran 11x11
cm dengan tulang 4 10 mm, beugel 6 mm jarak 15 cm.atau
sesuai gambar
3. 2.3 Tempat Pemasangan :

Pasangan dinding bataco biasa (adukan 1 pc : 5 ps)


dipergunakan pada bagian dinding kecuali disebutkan lain dalam
RKS ini.

3. 3 Pekerjaan Plesteran
3. 3.1 Kwalitas Bahan
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai.

Pelaksanaan pekerjaan plesteran harus mendapatkan hasil yang


baik dan sempurna dalam arti bidang permukaan harus betul-
betul rata, tidak bergelombang, tegak lurus atau padat.

Jika hasil plesteran menunjukkan hasil tidak memuaskan maka


bagian tersebut sebagian atau keseluruhannya harus dibongkar
untuk diperbaiki atau diulang kembali atas tanggungan
pemborong.

3. 3.2 Teknis/Cara Pemasangan

Permukaan dinding bataco yang akan diplester, disiar


sebelumnya sedalam 0,5 cm untuk memberikan pegangan
pada plesteran, kemudian dinding disiram air sampai jenuh,
barulah pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan.

Tebalnya plesteran dinding bataco tidak boleh kurang dari 1,5


cm.

Semua permukaan beton yang akan diplester, harus dibuat kasar


dan dibersihkan dari semua kotoran.

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 4


3. 3.3 Tempat Pemasangan.

Plesteran Campuran 1 pc : 6 ps, dilaksanakan pada plesteran


dinding pada umumnya.

Plesteran Campuran 1 pc : 2ps, dilaksanakan pada permukaan


yang kedap air seperti misalnya pada lapisan acaian atas
permukaan plat talang dan lain-lainya sesuai dengan gambar
bestek

3. 4 Pekerjaan Acian
3. 3.1 Kwalitas Bahan
Semen yang digunakan adalah Semen SNI.

Pelaksanaan pekerjaan acian harus mendapatkan hasil yang


baik dan sempurna dalam arti bidang permukaan harus betul-
betul rata, tidak bergelombang dan tegak lurus.

Jika hasil acian menunjukkan hasil tidak memuaskan maka


bagian tersebut sebagian atau keseluruhannya harus dibongkar
untuk diperbaiki atau diulang kembali atas tanggungan
pemborong.

3. 3.2 Teknis/Cara Pemasangan

Permukaan plesteran yang akan diaci, sebelumnya dibersihkan


dari kotoran pada permukaan plesteran untuk memberikan
pegangan pada plesteran, barulah pekerjaan acian dapat
dilaksanakan.

Pekerjaan acian dapat dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran


dinyatakan sudah kering dan tidak diperkenakan melakukan
pekerjaan acian pada permukaan yang masih basah

3.3.3 Tempat Pemasangan.


Pekerjaan acian dilakukan pada pelapisan bidang

pekerjaan plesteran terkecuali disebutkan lain oleh direksi.

Pekerjaan acian juga dilaksanakan pada permukaan beton yang


akan dilapisi pekerjaan cat untuk mendapatkan permukaan yang
rata.

4. PEKERJAAN 4.1 Struktur Rangka Beton Bertulang


BETON 4.1.1. Pekerjaan struktur beton bertulang meliputi : pekerjaan
BERTULANG pondasi telapak,sloof, kolom, balok, plat lantai.
Pemborong wajib mengikuti petunjuk-petunjuk dari
pengawas / Direksi ahli sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI
1971 dan SKSNI T-15-1991-03.

4.1.2. Kwalitas Bahan


Sebelum pelaksanaan konstruksi beton dimulai
Pemborong wajib membuat mix desain dari masing-
masing mutu beton K-175 (kuat tekan beton

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 5


karakteristik 175 kg/cm2) sesuai persyaratan PBI 1971)
dengan bahan kwalitas SII type I, pasir dan kerikil yang
dipergunakan.

Untuk menjamin homogenitas mutu beton, kontraktor wajib


menggunakan campuran beton READY MIX, terutama untuk
struktur pokok seperti : Balok, Kolom, plat lantai, Slofe, Plat
poor (kecuali kolom/balok praktis, bisa menggunakan beton
molen kapasitas 1 zak semen).

Pekerjaan beton bertulang dengan mutu K-175 dan baja


tulangan BJTP 24 (tulangan polos) untuk < 10mm dan BJTS
32 (tulangan berprofil/sirip/ulir) untuk diameter > = 10 mm.

Toleransi besarnya tulangan adalah 0,50 mm.

Ukuran-ukuran pembesian dari semua bagian kontruksi beton


bertulang disesuaikan dengan ukuran yang tercantum dalam
gambar.

Besi yang dipergunakan dalam penulangan kolom praktis,


yaitu dengan penampang 12 mm, sebanyak 4 buah untuk
tulangan pokok dan penampang 8 mm untuk begel dengan
jarak 15 cm.

Semua pekerjaan yang memakai bahan portland cement


menggunakan semen kwalitas SII type I (setara GRESIK).

Kerikil, yang dipakai tidak boleh mengandung tanah, pejal


tidak berongga dan besarnya tidak melampaui 2 cm.

Baja yang dipakai tidak boleh berkarat.

Cara pengukuran untuk diameter besi harus menggunakan


sketmap.

4. 1.3. Teknik Pemasangan


Cetak

Untuk tercegah terserapnya air beton oleh cetakan, maka


cetakan harus dibuat dari papan 2/20 atau plywood 9 mm
sehingga tidak memungkinkan terjadi kebocoran air semen
dan hanya diperbolehkan dipergunakan satu kali pakai.

Lantai Kerja
Untuk bagian-bagian kontruksi beton bertulang yang terletak
langsung diatas tanah, dibawahnya harus dibuat lantai kerja
dengan ketebalan sesuai dengan gambar.

Campuran/karateristik beton yang dipakai adalah k-175


dengan menunjukkan hasil mix desain dari laboratorium
beton. Hasil mix design harus ditunjukkan/diserahkan kepada
pengawas sebelum dilakukan pekerjaan beton/pengecoran.

Pekerjaan Mengaduk

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 6


Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk
beton dengan daya aduk seimbang dengan bagian pekerjaan
beton yang dicor.
Pengecoran dan Pemadatan

Sebelum pekerjaan pengecoran beton dilaksanakan, semua


pekerjaan acuan (bekisting), baja-baja tulangan serta angker-
angker yang harus ditanam dalam beton harus selesai
terpasang dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan.

Acuan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara


penyemprotan air bersih, sehingga semua kotoran tersapu
bersih dari dalam acuan.

Bilamana pengecoran pada salah satu bagian konstruksi


terpaksa harus diputuskan, maka letaknya pada batas/siar
pelaksanaan, akan ditentukan oleh Direksi lapangan
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk
konstruksi beton bertulang. Sebelum pekerjaan yang
diputuskan itu dilanjutkan, maka permukaan beton yang telah
mengeras itu harus dibersihkan, dibuat kasar dan diberi pasta
semen dan selanjutnya segera pengecoran beton dilanjutkan.

Selama pengecoran beton berlangsung adukan beton harus


dipadatkan dengan alat penggetar (vibrator), alat tersebut
harus ada ditempat kerja sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai.

Untuk mengetahui kekentalan adukan harus dibuat slump


test.

Untuk mengetahui mutu beton yang dipergunakan, maka


pemborong wajib membuat benda uji berupa kubus beton
yang dengan ukuran 15 x 15 x 15 sebanyak 5 buah setiap
pengecoran jenis pekerjaan.

Hasil Pengetesan Beton

Tes beton dilakukan di laboratorium yang disetujui Direksi


Lapangan. Hasil tes beton harus sesuai dengan mutu beton
yang diisyaratkan.

Semua biaya pengetesan tersebut diatas ditanggung oleh


pemborong.

Hasil Pekerjaan beton.


Hasil Pekerjaan beton yang tidak baik, seperti terdapatnya
sarang kerikil, permukaan beton tidak rata, tidak mengikuti
bentuk, munculnya pembesian pada permukaanpermukaan
beton dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, atas perintah
Direksi lapangan harus dibongkar kembali sebagian atau
keseluruhannya, diganti atau diperbiki segera dan menjadi
resiko pemborong sepenuhnya.

4.2 Semua pekerjaan yang berhubungan dengan campuran (beton,

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 7


pasangan batu kali, plesteran dan spesi untuk pekerjaan tertentu),
pemborong wajib membuat bak campuran dan bak takaran.

5.1 Pekerjaan Kap


5. PEKERJAAN KAP
& ATAP Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kuda-kuda baja
ringan dan plisir (lisplank), serta pemasangan penutup atap (genteng).
Rangka Atap bangunan menggunakan rangka baja ringan (UK-Galvalume)
atau terbuat dari baja Profil UK yang dilapisi Galvalume. Rangka atap baja
ringan yang dipasang harus memberikan jaminan yang tahan lama, tahan
karat, tahan rayap, mempunyai kekuatan stabil dan mudah dalam proses
pemasangan. Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan
pakerjaan atap antara lain:

5.1a Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan meliputi, struktur rangka
atap(truss) balok tembok ( top plate/murplat) menerus dan angker ke ring
balok berupa dynabolt, connector antar rangka atap dengan top plate,
pekerjaan struktur pengaku (bracing) dan pekerjaan reng sesuai dengan
kebutuhan jenis penutup atap rencana.

1. Alat Sambung
Alat sambung rangka atap baja ringan berupa skrup khusus yaitu self drilling
screw ( SDS ) dengan spesifikasi teknis pada table.

Minimum rating corosi Kelas 2 berlapis Zinc


Panjang ( termasuk kepala 16 mm
baut )
Kepadatan alur 16 mm
Diameter badan dengan 4.80 mm
alur
Diameter badan tanpa alur 3.80 mm
Kekuatan mekanikal 5.10 mm
Gaya aksial 8.60 mm
Gaya torsi 6.90 mm

Alat sambung ( Conecctor ) rangka atap baja ringan ke struktur pendukung


menggunakan alat multigrip yang berfungsi untuk menahan beban vertical
dan horizontal.Jika dipandang perlu alat sambung tambat rangka atap untuk
menahan beban angin yang terlalu besar dapat menggunakan Cyclone
strap.
Pemasangan Angker top plate/murplate kering balok beton menggunakan
dynabolt, yang dipasang setiap jarak tertentu sesuai kebutuhan.

2. Persyaratan Pelaksanaan
Pembuatan dan pemasangan bahan baja yang digunakan

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 8


untuk rangka atap dan bahan lain yang terkait harus dilaksanakan
sesuai dengan gambar desain atau yang telah dihitung dengan
menggunakan program computer ( Perhitungan gaya gaya batang )

Pembuatan dan perakitan rangka atap dilakukan di workshop dengan


mesin perakit dan dengan alat sambung.

Penanganan,penyimpanan, pengiriman dan pemasangan rangka


atap harus dilakukan dengan cara tertentu untuk menghindari
kerusakan rangka atap.

Struktur ring balok penopang rangka atap sudah dibuat dengan


kondisi rata air.

Penanganan dan pemasangan rangka atap harus sesuai


berdasarkan gambar layout rangka atap, gambar detail bracing serta
gambar detail pelaksanaan.

Pemasangan reng sesuai dengan jenis penutup atap yang dipakai.

3. Jaminan Struktur

Jaminan yang dimaksud adalah jika terjadi deformasi yang melebihi


ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur atap
meliputi kuda-kuda, struktur pengaku dan reng.

Kekuatan rangka atap dijamin dengan kondisi sesuai dengan


peraturan pembebanan Indonesia.

Struktur rangka atap harus member jaminan minimal selama 10


tahun

4. Hasil Uji Mutu Baja Ringan dan ketentuan lainnya

Kontraktor dalam hal ini penyedia kontruksi baja ringan harus


menyertakan hasil uji kuat tarik baja ringan dan hasil uji Coating
Galvanishing.

Desain rencana rangka atap baja ringan dengan jenis-jenis propilnya


harus dibuat kembali dengan menggunakan program computer.

Penyedia / kontraktor menyertakan surat dukungan dari


pabrikator/distributor propil baja ringan.

5.1c Pelaksanaan Pekerjaan :

Pemasangan kuda-kuda baja ringan sesuai dengan gambar kerja (atau


sesuai perhitungan struktur dari penyedia baja ringan yang harus dilampiri
dan disetujui oleh direksi sebelum pengerjaan) dan sesuai spesifikasi
diatas. Pekerjaan dianggap benar setelah mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan dan pemberi tugas.

Perakitan kuda-kuda harus sudah selesai pada saat balok ring selesai
dicor.

Pemasangan rangka atap dilakukan setelah beton balok ring


mengering. Pekerjaan pemasangan atap ini dilakukan secara berurutan
yang dimulai dari pemasangan kuda-kuda,

Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara bertahap setelah


kuda-kuda terpasang

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 9


5. 2 Pekerjaan Penutup Atap
a. Bahan Penutup Atap :
Bahan Penutup digunakan genteng lokal

Sudut Kemiringan Atap 35 - 38

Dengan ukuran jarak reng adalah 38,5 cm

Atap bubungan genteng pejaten.

Pemasangan dapat disesuaikan pada gambar.

Untuk murda, ikut celedu menggunakan bahan paras dengan


desain sesuaikan dengan gambar

b. Persyaratan Teknis.

Bahan atap genteng maupun bubungan genteng yang akan


dipasang harus bemutu baik dan disetujui Direksi dengan
memperlihatkan contoh terlebih dahulu.

Pemasangan atap harus menghasilkan permukaan yang rata dan


dari pemasangannya harus memenuhi persyaratan yang ada.

5. 3 Lisplank dan tatab menggunakan bahan papan kamper dengan ukuran


sesuai dengan bestek.

5. 4 Pekerjaan Plafond
a. Bahan Penutup Plafond :

Bahan penutup plafond menggunakan plafond gypsum 8 mm


dengan rangka hollow yang disesuaikan dengan gambar rencana.

Penutup Plafond harus di cornice dan dilapisi plaster tip serta


dipasang menggunakan Sekrup 2,5cm.

List plafond dari gypsum, dipasang pada sisi luar yang berbatasan
dengan tembok dan pada patahan plafond, ukuran maupun
penempatan disesuaikan gambar rencana.

b. Bahan Rangka Plafond

Bahan rangka plafond menggunakan hollow Galvanume 3,5x3,5


dengan penggantung hollow combinasi kawat BGW diameter 3mm
kwalitas baik dengan asesoris sebagai berikut :

- Wall Angle
- Skrup 3/8
- Paku Beton
- Root Drat/Penggantung.
- Plaster Tip
- Dan paku tembak.

c. Persyaratan Teknis :

Plafond dengan penutup gypsum dipasang / digantung pada


rangka plafond dari baja Hollow Galvanis 3,5x3,5 dengan material
kwalitas baik.

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 10


6. PEKRJAAN LANTAI 6.1 Lingkup Pekerjaan .
Pekerjaan pelapis Lantai dan dinding keramik ini meliputi Lantai,
Dinding, dan pada tempat-tempat sesuai detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pemberi
Tugas / Konsultan

6. 2 Kwalitas Bahan
Persyaratan Bahan :
o Jenis : Keramik Tile setara Asia Tile
o Finishing Permukaan :-
o Bahan pengisi siar : grout semen berwarna
o Bahan perekat : Adukan 1 PC : 2 pasir
o Warna/texture : Ditentukan kemudian

o Ukuran : 40 x 40 untuk lantai atau seperti tertera dalam gambar

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-


peraturan ASTM.

Peraturan Keramik Indonesia (NI-9), PVBB 1970 dan PVBI 1982.

Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas / Konsultan Perencana.

Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan


teknis-operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pemberi Tugas /
Konsultan Perencana.

Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi


dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenis dan harus disetujui
Pemberi Tugas / Konsultan Perencana.

6. 3 Cara Pemasangan

Pada permukaan lantai / Dinding yang ada, keramik dapat


langsung diletakkan dengan menggunakan perekat, campuran
khusus untuk pemasangan keramik adalah 1 bagian air : 3 bagian
perekat, aduk merata sampai terbentuk pasta tunggu 5 10 menit
kemudian diaduk kembali sebelum digunakan, tebal adukan 1 cm.

Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,


warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal
atau cacat lainnya.

Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus


untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.

Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua


peralatan yang akan terpasang lantai atupun didinding : Exhaust
fan, panel, stop kontak, lemari gantung dan lain-lain yang tertera di
dalam gambar.

Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar Awal


pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 11


ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan
Pemberi Tugas / Konsultan sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.

Bidang Lantai dan dinding keramik harus benar-benar rata, garis-


garis siar harus benar-benar lurus, siar arah horizontal pada
dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan
garis lurus.



7. PEKERJAAN 7. 1 Pekerjaan Kusen
KUSEN PINTU, 7. 1.1 Bahan :
JENDELA & Kusen pintu, jendela, penerangan atau ventilasi menggunakan
ASESORIS kayu/papan kamper.

7. 1.2 Persyaratan Teknis :

Balok-balok kayu kamper dengan ukuran 6/12 cm, dengan


toleransi ukuran 0,5 cm yang digunakan untuk kusen yang
dipasang pada semua dinding.

Sebelum dipasang, kusen harus tetap berada dalam keadaan
siku-siku dan rata (tidak melengkung), dan terhindar dari
kerusakan (cacat).

Pemasangan kusen pada dinding harus memakai angker dengan
besi beton 8 mm minimal dalam jarak maksimal 60 cm satu
sama lain dicor beton 1 : 2 : 3.

Nat kusen pintu setinggi 10 cm diatas lantai finish.

Bagian permukaan kusen yang akan menempel harus dicat meni
dahulu.

Kusen yang menempel pada balok/kolom beton, diskrup dengan
dyna bolt 8 mm pada jarak maksimal 1 m, dan lubang skrup
pada kusen harus ditutup kembali dengan kayu.



7. 2 Pekerjaan daun Pintu Dan Jendela
7. 2.1 Bahan :

Semua daun pintu, jendela dan ventilasi menggunakan


kayu/papan kamper, termasuk list kaca kecuali pada pintu wc
menggunakan menggunakan pintu plywood lapis serat jeruk.


Daun pintu dan daun jendela yang akan dipakai harus dalam
kering oven jika menggunakan bahan kayu.

7. 2.2 Persyaratan Teknis :

Tebal daun pintu adalah 3,5 cm dan jendela adalah 3 cm,


dengan toleransi ukuran 3 mm dengan lebar sesuai dengan
gambar.

Permukaan kayu harus rata, lurus dan tidak cacat.

Sambungan rangka harus rapat, menggunakan lem/pasak.

7. 3 Pekerjaan Pemasangan Kaca.
Penggunaan kaca meliputi pekerjaan penutup pintu, jendela,

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 12


ventilasi yang menghadap keluar maupun kedalam.
7. 3.1 Jenis Bahan Kaca :

Penggunaan bahan kaca adalah kaca bening tebal 5 mm produk


sekualitas / setara ASHI MAS.Mulia

7. 3.2 Persyaratan Teknis


Permukaan kaca, harus bening dan tidak cacat.

Ukuran kaca harus pas pada rangkanya dan kelonggaran tidak
lebih dari 2 mm.


7. 4 Kwalitas Bahan
7. 4.1 Engsel pintu dan jendela menggunakan engsel pintu kwalitas baik (
KW. I ) setara SOLID
7.4.2 Kunci-kunci pintu

Digunakan adalah dari mutu terbaik setara SOLID untuk pintu 2


slaag digunakan pada daun pintu dua bukaan, sedangkan untuk
pintu dalam dan kamar mandi menggunakan kunci tanam setara
Solid.
7.4.3 Gredel Tanam

Untuk grendel tanam menggunakan grendel expsnolet kwalitas


baik / sesuai dengan standar SNI
7.4.4 Kait angin dan grendel.

Kait angin dan grendel yang dipergunakan kwalitas terbaik setara


DEKKSON

7. 4.5 Semua bahan-bahan sebelum akan dipasang diwajibkan terlebih


dahulu pomborong menunjukan bahan yang akan dipakai
sebagai sample untuk digunakan.

7. 5 Teknis dan Cara Pemasangan

Untuk mendapatkan keseragaman bentuk, warna, mutu penggunaannya


dan sebagainya, maka pemborong diwajibkan untuk mengajukan contoh-
contoh kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu.

8. PEKERJAAN 8. 1 Persyaratan Umum


FINISHING Pekerjaan cat dapat dilakukan jika seluruh ketentuan-ketentuan
telah terpenuhi seperti dilaksanakan pada akhir penyelesaian
pembangunan.

Untuk pekerjaan cat tembok seluruh pekerjaan seperti pekerjaan
plesteran, pekerjaan lantai, pekerjaan kaca telah selesai
dilaksanakan.

Untuk pekerjaan Polituran kayu dilaksanakan pada pekerjaan
Daun Pintu

Seluruh bidang yang akan dicat tidak terdapat cacat, perbaikan
kerusakan yang timbul yang dapat terjadi selama pembangunan
atau perbaikan bagian-bagian lainnya telah dilaksanakan
sebelumnya.

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 13


8. 2 Pemborong bertanggung jawab atas hasil akhir yang sempurna dalam arti
penutup harus sama rata, tidak belang-belang tidak mengelupas, tidak
luntur dan lain sebagainya. Jika terjadi hal-hal tersebut diatas, maka atas
perintah Direksi lapangan, pekerjaan harus diperbaiki dan diulang pada
keseluruhan bidang hingga sempurna.

8. 3 Teknis dan Cara Pelaksanaan


8. 3.1 Cat Tembok

Cat tembok interior setara kualitas Vinilex yang


dipergunakan kualitas terbaik yang dilaksanakan
minimal sebanyak 2 (dua) lapis.

Cat tembok exterior setara kualitas Dulux serta No Drop


yang dilaksanakan minimal sebanyak 2 (dua) lapis sesui
dengan ketentuan pelaksanaan pengecatan SNI

Seluruh permukaan pada bidang pada saat dicat


(pengecatan) harus sudah bersih dari kotoran yang
melekat seperti percikan adukan, noda-noda yang ada
seperti minyak, gemuk, residu dan sebagainya serta
bebas dari debu.

Untuk dapat permukaan bidang yang halus sebelum


pekerjaan cat dilaksanakan, harus diplamir sampai rata
kemudian diamplas sampai licin serta dibersihkan dari
debu, plamir yang digunakan setara ALTEX.

Pasangan tembok harus cukup umur dan cukup kering.

8. 3.2 Pekerjaan Polituran

Permukaan kayu yang akan dipolitur harus dibersihkan


dari segala macam kotoran dan diamplas sampai rata.

Lapisan pertama dipakai/dilapisi Wood-filler bilamana


dapat perlu diencerkan dengan tinner A spesial setelah
cukup kering supaya diamplas dengan amplas no. 240
sampai cukup halus.

Berikutnya dilapisi dengan sending-seller sampai


menutup seluruh permukaan dan merata, setelah cukup
kering agar diamplas dengan amplas no. 400/500
sampai sangat halus.

Penutup selanjutnya dapat dipakai politur glos/dop


sesuai dengan yang dikendaki dapat dilaksanakan pada
tahap ini. Kemudian setelah kering diamplas dengan no.
1000 tanpa merusak polituran yang sudah
dilaksanakan.

Penutup akhir dipakai lapisan melamine dimana pelapis


harus sangat halus. Pelapis dengan kuas langsung
tidak diperkenankan untuk dilaksanakan. Permukaan
melamine supaya dijaga sampai kering

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 14


agar tidak terkena debu atau kotoran lain supaya tidak
menempel pada permukaan kayu. Apabila masih
terdapat perbedaan warna antara permukaan kayu satu
dengan yang lainnya pencampuran warna dapat
dilakukan pada tahap pekerjaan ini.

8. 3.3 Penempatan.
8. 3.3.1 Pengecatan cat tembok dilaksanakan pada :
Tembok, Kolom, Balok dan Plat

Cat penutup plafond

List plafond

8. 3.3.2 Polituran dilaksanakan pada :


Daun pintu Panel


8. 3.3.3 Cat Kayu dilaksanakan pada :
Kusen Pintu Jendela

Daun Jendela & Ventilasi


9. PEKERJAAN
9. 1 Standar dan peraturan dasar untuk pelaksanaan. Pemborong diwajibkan
ELEKTRIKAL
mentaati, mengikuti tata cara pelaksanaan sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku, antara lain :
1. SII : Standar Industri Indonesia
2. PUIL : Peraturan Umum Instalasi Listrik
3. BS : Bristish Standart
4. NFPA : National Fire Protection Association
5. JIS : Japan International Standard
6. FM : Factory Manual
7. Peraturan Keselamatan Kerja DEPNAKER.
8. Peraturan Pemerintah Daerah setempat.

9. 2 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :

Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk instalasi penerangan


dan stop kontak;

Pengadaan dan pemasangan power panel listrik;

Pengadaan dan pemasangan lampu-lampu;

Pengadaan dan pemasangan sakelar;

Pengadaan dan pemasangan alat-alat bantu instalasi.

Pemasangan Penangkal Petir.

Pemborong wajib memenuhi lingkup pekerjaan di atas dengan mutu
yang terjamin, sehingga setelah dipasang dan diuji dengan baik
diperoleh mutu instalasi yang baik dan siap dipakai.



9. 3 Kabel

Seluruh instalasi di dalam bangunan menggunakan jenis kabel NYA


atau 0,6/1 KV dengan diameter 2,5 mm dan 4 mm untuk

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 15


kabel panel.
Tidak diperkenankan mengganti kabel type/jenis kabel tersebut.

Kabel yang dipergunakan adalah setara Kabelindo, Suprime, atau


Fokus kabel atau setara dengan persetujuan Direksi.

9. 4 Konduit
Konduit yang dipergunakan harus jenis plainsteel conduit.

Perlengkapan bantu untuk konduit harus dilengkapi dan dipasang


dengan cara yang benar.

Untuk konduit yang dipasang didalam partisi harus dipasang dengan


papan ketebalan 3 cm diberi lubang sesuai dengan bentuk konduit
sehingga ada tempat untuk memasang penjangkaran sakelar ataupun
stop kontak.

Junction box atau dos tetap harus terpasang dengan bahan plastik
sehingga tidak ada kontak langsung antara kabel instalasi dengan
partisi.

9. 5 Pekerjaan Listrik
9. 5.1 Lingkup Pekerjaan

Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk instalasi


penerangan dan stop kontak.

Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan.

Pengadaan dan pemasangan sakelar dan stop kontak.

Pengadaan dan Pemasangan Penangkal Petir.

Pemborong wajib memenuhi lingkup pekerjaan di atas dengan


mutu yang terjamin, sehingga setelah dipasang dan diuji
diperoleh mutu instalasi yang baik dan siap dipakai.

9.5.2 Kabel

Seluruh kabel instalasi penerangan menggunakan kabel jenis


NYA 1,5 mm dan stop kontak didalam gedung digunakan jenis
NYA 2,5 mm jika arus diperkirakan yang mengalir dalam kabel
tidak lebih dari 16 ampere dan kabel jenis NYA 4 mm jika
yang mengalir dalam kabel lebih dari 16 ampere.

Seluruh kabel instalasi antara panel distribusi dalam satu


gedung menggunakan kabel jenis NYY dengan penampang
minimal 6 mm.

9. 5.3 Instalasi Penerangan

Instalasi penerangan dimaksudkan adalah titik lampu dan stop


kontak sesuai dengan petunjuk gambar.

Letak pasti dari lampu-lampu tersebut, disesuaikan dengan


keadaan lapangan.

Pada bangunan konstruksi beton expose, kabel didalam pipa


baja ditanam didalam beton. Pada bangunan konstruksi beton
dengan plafond, kabel dimasukkan pipa PVC dan diklem.

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 16


Pada setiap percabangan titik lampu, harus diberi T
doos/junction box dan kemudian dihubungkan dengan konduit
5/8 konduit ketitik penerangan.

Sambungan di junction box/T doos dilakukan dengan sistem


puntir, kemudian ditutup dengan rasdop plastik.

Sambungan kabel untuk ketitik penerangan hanya dilakukan


pada junction box/doos tersebut.

Semua kabel dimasukkan kedalam konduit dengan ukuran


yang sesuai.

9. 5.4 Penangkal Petir

Kabel Penangkal Petir menggunakan BC 50mm dan pada


ujung atas dipasang Blacsem 3,5.

Pada ujung yang ditanam juga dipasang blacsem dan ditanam


dengan kedalaman minimal 8 m atau sampai mendapatkan
Grounting yang sesuai dengan standar pemasangan Instalasi
Penangkal Petir.

Dalam pemasangan kabel BC agar dipasang rapi dan tidak


terlihat dari depan dan samping sehinga dapat mengganggu
tampak bangunan atau disesuaikan dengan petunjuk Direksi.

9. 6 Sakelar dan Stop Kontak


9. 6.1 Sakelar

Sakelar dibuat dari plastik putih untuk sambungan instalasi


tertanam, setara Broco.

Tinggi sakelar pada umumnya 1,5 m dari lantai kecuali ada


permintaan dari Pemberi Tugas yang menginginkan lain.

Sakelar yang dipakai adalah sakelar dengan kemampuan


minimum 10 ampere 250 Volt.

Letak pasti dari sakelar harus disesuaikan dengan keadaan


lapangan.

9. 6.2 Stop Kontak.

Kedudukan stop kontak disesuaikan dengan gambar rencana.

Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak yang memakai


flip (penutup) setara broco.

Pada stop kontak 1 phasa harus terdapat 3 kabel yaitu 2 kabel


untuk 1 phasa positif dan negatif dan 1 ground. Sedangkan
pada stop kontak 3 phasa harus terdapat 4 kabel yaitu 3 kabel
phasa dan 1 ground.

Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak dengan


kemampuan minimum 25 ampere 250 volt.

9. 7 Peralatan Instalasi
Peralatan instalasi yang dimaksud adalah material-material

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 17


untuk melengkapi instalasi tersebut, supaya kelihatan baik dan
memenuhi persyaratan.

Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan


membuat sendiri.

Semua kabel yang terlihat mata harus diberi penanam dengan klem
sehingga kabel tersebut kelihatan lurus dan baik.

Doos/juction box yang digunakan harus cukup besar dan minimal 10


cm terbuat dari jenis logam. Setelah terpasang doos-doos ini harus
ditutup dengan baik dengan penutup yang khusus untuk itu.

Semua sambungan kabel harus dipilih kawatnya dengan baik sehingga


tidak menimbulkan beda tegangan satu sama yang lainnya kemudian
diisolasi dengan isolasi PVC dan terakhir diberi penutup atau dop
plastik.

9. 8 Lampu
10. 8.1 Lampu SL
Pengerjaan harus rapi dan baik

SL 18 Watt dipasang pada Ruangan kecuali di KM/WC yang


menggunakan SL 5 Watt.

Untuk Canopy dan Lampu Luar lantai II bagian depan


menggunakan Jenis Spot Light atau sesuai gambar.

Lampu yang digunakan sekualitas phillips.

9. 9 Gambar Revisi

10. 9.1 Setelah seluruh instalasi selesai dipasang dan diuji dengan baik,
pemborong wajib membuat as built drawing dengan keadaan
sebenarnya.

10. 9.2 Pemborong wajib membuat dalam 5 (lima) set copy untuk
diserahkan kepada pemberi tugas.

9. 10 Pengujian
10. 10.1 Prosedur Pengujian

Pemborong harus bertanggung jawab atas pengadaan alat


dan tenaga untuk penguji.

Direksi berhak memerintahkan kepada pemborong setiap saat


melakukan pengujian bila dipandang perlu pekerjaan tersebut
diuji.

Pengujian sebagian pekerjaan yang sudah selesai dapat


merupakan bagian dari pengujian keseluruhan, sehingga
laporan pengujian harus ditanda tangani/disahkan oleh pihak
tugas dan direksi lapangan.

9. 10.2 Pengujian Tahan Isolasi

Pengujian tahan isolasi listrik didasarkan atas aturan yang


berlaku.

Pengujian tahan isolasi dilakukan dengan menggunakan


megger 500 volt putaran tangan.

Pada saat pengujian semua titik lampu dan sakelar

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 18


dalam keadaan terbuka.

Pengujian dilakukan setiap kali, untuk setiap jurusan (group).



Hasil minimum yang diijinkan adalah 5 omega ohm


9. 10.3 Hasil Pengujian yang tidak baik

Bila didapat hasil pengujian yang tidak baik, Pemborong harus


memperbaiki pekerjaannya sebanyak 3 (tiga) kali setelah
diperbaiki, pemborong wajib membongkar pekerjaannya.



Direksi berhak untuk memerintah untuk membongkar
pekerjaan bila hasil uji tidak baik karena kecerobohan
pekerjaan pemborong.


Setelah diadakan perbaikan dan dianggap memuaskan oleh
direksi, pengujian dapat diulangi atas tanggungan biaya
Pemborong sampai mendapat hasil yang baik.



10. PEK.TEMPELAN 10. 1 Pek. Tempelan Paras bata pada ornamen pintu
STYLE BALI &
10. 1.1 Bahan tempelan dalam pekerjaan ini yang digunakan meliputi,
LAIN-LAIN
paras bata kwalitas baik

10. 1.2 Ukuran bahan disesuaikan dengan keperluan dilapangan.

10. 2 Penempatan
10. 2.1 Untuk penempatan Pasangan Paras Style Bali
disesuaikan dengan gambar.
10. 3 Persyaratan Teknis

10. 3.1 Semua pekerjaan tempelan style bali disesuaikan dengan


kondisi tempat pemasangan dan bilamana terdapat
perubahan, pemborong diwajibkan untuk membuat shop
drawing sebelum pekerjaan tersebut dilanjutkan.

10. 3.2 pekerjaan tempelan ini harus benar benar rapi dan indah
sehingga akan menambah keindahan dari bangunan yang
akan dibuat.

10. 4 Pemasangan pepalihan reling


Kualitas Bahan

Bahan yang dipakai pasir pasang dan semen

Cara Pemasangan

Pekerjaan pepalihan PC yang dikerjakan di reling tangga
dan selasar dikerjakan sesuai dengan gambar rencana,


Hasil yang dihendaki

hasil plesteran pepalihan harus rapi rata dan lurus.

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 19


11. PENUTUP 11. 1 Sebelum Penyerahan Pertama Pekerjaan, pemborong wajib memeriksa
seluruh bagian pekerjaan yang belum sempurna untuk diperbaiki.
Semua barang-barang yang tidak terpakai agar diangkut keluar areal
proyek.

11. 2 Semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi


tanggungan Pemborong.

11. 3 Selama Masa Pemeliharaan, Pemborong wajib merawat,


mengamankan dan memperbaiki/menyempurnakan segala cacat
yang timbul.

11. 4 Semua yang belum tercantum dalam Persyaratan Teknis ini akan
ditentukan kemudian dalam Rapat Penjelasan dan Peninjauan
Lapangan

BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS XII - 20

Anda mungkin juga menyukai