Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KOMPETISI GULMA
KELAS : A
KELOMPOK : 8
Kompetisi adalah hubungan interaksi antara dua individu tumbuhan baik yang
sesama jenis maupun berlainan jenis yang dapat menimbulkan pengaruh negatif
bagi keduanya sebagai akibat dari pemanfaatan sumber daya yang ada dalam
keadaan terbatas secara bersama. Kompetisi yag terjadi di alam meliputi kompetisi
intrapesifik yaitu interaksi negatif antar sesama jenis, dan kompetisi inter spesifik
gulma tertentu. Setelah batas populasi tersebut, tanaman budidaya akan kalah dalam
Kompetisi gulma dapat menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas hasil panen.
Penurunan kuantitas hasil panen terjadi melalui dua cara yaitu pengurangan jumlah
hasil yang dapat dipanen dan penurunan jumlah indididu tanaman yang dipanen.
tercampurnya hasil penen dengan biji gulma. Akibatnya, hasil panen menurun.
Kompetisi antara gulma dan tanaman terjadi karena faktor tumbuh yang
terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan
ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi gulma tergantung pada beberapa faktor
antara lain jumlah individu gulma dan berat gulma, siklus hidup gulma, periode ada
gulma pada tanaman, dan jenis gulma. Dalam kenyataannya sangat sulit bagi kita
untuk menjelaskan faktor mana yang terlibat atau berperan dalam peristiwa
kompetisi tersebut. Ada beberapa perubahan kompetisi yang dapat digunakan untuk
tumbuh (PST).
yang tumbuh bersama gulma dengan tanaman budidaya yang tumbuh tanpa gulma.
dan mengenal kompetisi dan perbandingan antara tanaman budidaya yang tumbuh
bersama gulma dengan tanaman budidaya yang tumbuh tanpa gulma dan pengaruh
tanaman budidaya yang tumbuh tanpa gulma serta merupakan bahan perbandingan
laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya,
tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang sengaja ditanam)
atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh
sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di dekat
atau disekitar tanaman pokok tersebut. Gulma disebut juga sebagai tumbuhan
mendapatkan tempat, unsur hara, cahaya, dan air yang dapat menurunkan hasil, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas dari tanaman budidaya yang kita usahakan.
respirasi, dan sintesis protein. Gulma dapat mengeluarkan senyawa racun yang
alelopati yang dihasilkan oleh tumbuhan (Kurniasih, 2002 dalam Arief, dkk, 2016).
2.2 Pengaruh Gulma Terhadap Tanaman (Persaingan)
Kehilangan hasil akibat gulma pada tanaman budidaya ditentukan oleh efisiensi
kompetisi antara tanaman dan gulma, jenis gulma, tingkat kesuburan tanah, suhu,
gulma dan cara tanam (Madkar, dkk, 1986 dalam Kilkoda, dkk, 2015).
Gulma disamping sebagai inang beberapa hama dan penyakit, gulma juga
menyebabkan persaingan untuk mendapatkan unsur hara, air, ruang tempat tumbuh
dan sinar matahari. Tingkat masalah yang dapat ditimbulkan oleh gulma cukup
beragam, tergantung pada jenis tanah, suhu, letak lintang, ketinggian tempat, cara
budidaya, cara tanam, pengelolaan air, kepadatan gulma dan tingkat kesuburan,
Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau pada lahan perkebunan dapat
gulma pada lahan tanaman budidaya ataupun tanaman pokok, menurut Herianto
dalam tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh.
2.2.2 Sebagian besar tumbuhan gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang
bersifat toksin (racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan
2.2.5 Dapat menurunkan kualitas produksi (hasil) dari tanaman budidaya, misalnya
dengan tercampurnya biji-biji dari gulma yang kecil dengan biji tanaman
budidaya.
Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah
Amerika Tropik. Bayam semula dikenal sebagai tanaman hias, namun dalam
mineral seperti kalsium, dan fosfor (Sunarjono, 2006 dalam Nirmalayanti, 2017).
dan lebar. Batangnya lunak dan berwarna putih kemerah-merahan. Bunga bayam
ukurannya kecil muncil dari ketiak daun dan ujung batang pada rangkaian tandan.
Buahnya tidak berdaging, tetapi bijinya banyak, sangat kecil, bulat, dan mudah
pecah. Tanaman ini memilki akar tunggang dan berakar samping. Akar
sampingnya kuat dan agak dalam. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak.
berikut :
2.3.1 Benih
Bayam dikembangkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus
cukup tua (+ 3 bulan). Benih yang muda, daya simpannya tidak lama dan tingkat
perkecambahannya rendah. Benih bayam yang tua dapat disimpan selama satu
tahun. Benih bayam tidak memiliki masa dormansi dan kebutuhan benih adalah
bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya
penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi
2.3.3 Pemupukan
kotoran ayam yang telah difermentasi dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter
tambahkan Urea 150 kg/ha (15 g/m2) diaduk dengan air dan disiramkan kepada
tanaman pada sore hari 10 hari setelah penaburan benih, jika perlu berikan pupuk
cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 2 minggu setelah penaburan benih.
Dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu ditebar langsung di atas bedengan,
yaitu biji dicampur dengan pasir/pupuk organik yang telah dihancurkan dan ditebar
secara merata di atas bedengan, ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm,
kemudian ditutup dengan lapisan tanah, disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari)
2.3.5. Pemeliharaan
Bayam cabut adalah jenis bayam yang jarang terserang penyakit (yang
ditularkan melalui tanah). Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan
dan kecukupan air, untuk tanaman muda (sampai satu minggu setelah tanam)
membutuhkan air 4 l/m2/hari dan menjelang dewasa tanaman ini membutuhkan air
sekitar 8 l/m2/hari.
Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya ulat daun,
kutu daun, penggorok daun dan belalang. Penyakit yang sering dijumpai adalah
rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo sp.). Untuk
pengendalian OPT gunakan pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida
tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot,
Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kirakira 20 cm, yaitu
pada umur 3 sampai 4 minggu setelah tanam. Tanaman ini dapat dicabut dengan
seminggu sekali. Tempatkan bayam yang baru dipanen di tempat yang teduh atau
waktu yang banyak. Namun, tindakan ini menimbulkan gangguan yang minim
pengurangan luas tanah karena tanah menempel pada akar-akar gulma yang
digunakan sebagai perlakuan pembanding (Henry, 2010 dalam Hayata, dkk, 2015).
Pada areal yang luas, pengendalian gulma secara manual sulit dilaksanakan
karena susah mencari tenaga kerja dan waktu yang tersedia terbatas, oleh karena itu
yang memerlukan tenaga kerja sedikit (Anwar, 2007 dalam Hayata, dkk, 2015).
potensi senyawa golongan fenol dari tumbuhan lain sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai bioherbisida. Selain itu efek dari bioherbisida ini tidak terkena secara
langsung terhadap tanaman budidaya itu sendiri dan mempunyai peluang kecil
Praktikum kompetisi gulma ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 15, 22
September dan tanggal 6, 13 Oktober 2017 pada pukul 16.00 WITA sampai selesai
Alat yang digunakan pada praktikum kompetisi gulma ini adalah cangkul,
Adapun bahan yang digunakan yaitu benih bayam, tali rapiah, patok, papan
berikut :
2. Mengukur panjang dan lebar plot yang akan dibuat dengan ukuran 1 m x 1m
4. Memasang tali rapiah pada patok yang telah ditancapkan yang mengelilingi plot
5. Membersihkan gulma dan kotoran lainnya pada plot yang telah dibuat
7. Membuat enam larikan atau baris pada plot dari arah barat ke timur
8. Menaburkan benih bayam pada larikan dan diberi furadan, kemudian ditutup
dengan kompos
4.1 Hasil
Tabel 1. Pengamatan Tanaman Bayam dengan Tanpa Gulma
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil parameter yang diamati pada plot tanpa gulma menunjukkan
bahwa rata-rata tinggi tanaman yaitu 10,1 dan rata-rata jumlah daun adalah 4,4. Hal
bergulma rata-rata tinggi tanaman yaitu 11,3, jumlah daun adalah 4,5 dan berat
keringnya yaitu 7,2. Hal ini disebabkan pada plot ini mengalami peningkatan drastis
pada minggu ketiga. Pada plot ini tidak terjadi persaingan antara gulma sehingga
tanaman mengalami pertumbuhan yang subur dan pada parameter yang diamati
pada plot yang bergulma dapat kita lihat bahwa tanaman bayam tersebut mengalami
perkembangan tiap minggu. Hal ini karena adanya pertambahan tinggi tanaman dan
jumlah daun tiap minggu pada tanaman tersebut. Dalam plot tersebut gulma tidak
penyerapan unsur hara maupun intensitas cahaya dan gulma dalam plot tersebut
jumlahnya lebih sedikit dari pada tanaman bayam. Hal ini sesuai denga pendapat
budidaya dalam hal penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara di dalam tanah,
penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh dan gulma
menyebabkan persaingan untuk mendapatkan unsur hara, air, ruang tempat tumbuh
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa plot yang bergulma lebih subur
dibandingkan plot yang tidak bergulma. Hal ini dikarenakan pada plot yang
bergulma air hujan atau saat penyiraman tidak langsung mengenai permukaan tanah
sehingga kompos yang terdapat permukaan tanah tidak tererosi atau terbawa oleh
aliran permukaan, serta unsur hara yang terdapat didalam tanah tidak mengalami
pencucian hara sehingga tanaman pada plot bergulma dapat tumbuh lebih subur
dibandingkan tidak bergulma dikarenakan jumlah unsur hara yang terdapat jumlah
lebih stabil dibandingkan tanpa gulma. Hal itu sesuai dengan pendapat Suparyono,
1993 dalam Jamilah (2013) bahwa tingkat masalah yang dapat ditimbulkan oleh
gulma cukup beragam, tergantung pada jenis tanah, suhu, letak lintang, ketinggian
tempat, cara budidaya, cara tanam, pengelolaan air, kepadatan gulma dan tingkat
5.1 Kesimpulan
1. Kompetisi antara gulma dan tanaman budidaya terjadi karena faktor tumbuh
yang terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2,
cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi gulma tergantung pada
beberapa faktor antara lain jumlah individu gulma dan berat gulma, siklus
hidup gulma, periode ada gulma pada tanaman, dan jenis gulma.
2. Pengaruh pertumbuhan tanaman bayam antara plot yang bergulma dan tidak
bergulma tidak jauh berbeda, tapi pertumbuhan pada plot bergulma lebih subur.
Hal ini kemungkinan disebabkan lebih tingginya ketersediaan hara yang ada
dalam tanah.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini sebaiknya dilakukan pengukuran yang lebih teliti agar
mendapat data yang lebih akurat sehingga dengan memudahkan dalam melihat