Anda di halaman 1dari 15

BAB III

RESUME KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Data Umum

Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada

keluarga Tn A alamat Jl kunir Rt 08 Rw 8 kelurahan sambiroto kecamatan tembalang.

Keluarga ini merupakan keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak. Dimana Tn A, usia 68 tahun sebagai kepala keluarga, Ny N, usia 58 tahun

sebagai istri, dan Tn. S 35 tahun sebagai anak pertama, Tn. M, usia 33 tahun sebagai

anak ke dua, Tn. S, usia 29 tahun sebagai anak ke tiga, dan Ny. S 25 tahun sebagai

anak ke empat.

Dari pengkajian didapatkan data subyektif adalah Silsilah keluarga antara lain Tn.

A dan Ny. N menikah dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan, anak pertama,

anak ke dua dan anak ke empat telah menikah dan telah memiliki keturunan sehingga

Tn. A memiliki 3 cucu dari anak pertama dan kedua, sedangkan anak yang ke tiga

belum menikah. Ketiga anak Tn. A yang telah menikah mereka tidak tinggal satu

rumah dengan Tn. A karena telah memiliki rumah masing-masing, kecuali anak

ketiga karena belum menikah maka masih tinggal dalam satu rumah dengan Tn. A.

Tipe Keluarga Tn. A termasuk keluarga inti yang terdiri dari 1 kepala keluarga 1

istri dan 1 orang anak. Seluruh anggota keluarga berasal dari suku Jawa, Indonesia.

Semua anggota keluarga menganut agama islam dan mereka selalu taat beribadah dan

menjalankan perintah Tuhan.


Status Ekonomi Keluarga Ny. N berjualan nasi, Sedangkan Tn. A ikut membantu

berjualan. Penghasilan yang didapat setiap bulannya rata-rata Rp1.000.000 rupiah dan

dibantu sama anaknya. Keluarga tersebut termasuk kedalam sosial ekonomi

menengah.

Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi bersama ke tempat hiburan, setiap hari

klien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan rekreasi dan hiburan dengan

menonton TV bersama dan berkumpul bersama anggota keluarga.

2. Riwayat tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga Ny N mempunyai 4 orang anak.

Anak pertama 48 tahun anak laki-laki, anak kedua 33 tahun laki-laki, anak ketiga 29

tahun laki-laki, dan anak ke empat 25tahun perempuan. Ny N sudah memiliki 3 orang

cucu. Dengan tahap perkembangan keluarga dewasa tengah. Tahap perkembangan

yang belum tercapai Ny N sampai saat ini telah memenuhi tugas perkembangan yaitu

memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar dengan anak pertama, anak kedua,

dan keempat sudah menikah.

Tugas yang belum terpenuhi yaitu anak ke tiga yang belum menikah. Riwayat

keluarga inti Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, riwayat kesehatan

masing-masing keluarga adalah : Ny N menderita penyakit rematik, pernah di rawat

selama 7 hari di RSUD kota semarang sebanyak 1x karena operasi limfoma. Namun

sekarang ini klien mengeluh sering nyeri pegal-pegal pada kakinya terutama saat

sendi digerakkan, klien sudah sakit seperti ini selama 3 tahun, Sudah periksa ke

dokter dan obat diminum rutin namun tidak sembuh juga. Biasanya kalau nyeri

muncul klien mengompres kakinya dengan air hangat dan terkadang mengolesi
dengan obat gosok. Tn. A. Saat ini tidak dalam pengobatan Karena dalam keadaan

sehat, namun Tn. A Pernah dirawat selama 10 hari di RSUD kota semarang karena

operasi prostat. Tn. S. tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk

berobat. Riwayat keluarga penyakit sebelumnya Dari keluarga Tn. A ada riwayat

penyakit rematik yaitu Ny N sendiri.

3. Pengkajian lingkungan

Pengkajian Lingkungan Tn. A ditemukan Karakteristik Rumah antara lain Tipe

rumah permanen dengan jumlah ruang 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur,

kamar mandi dan WC jadi satu, pencahayaan rumah dan ventilasi memenuhi syarat

rumah sehat, lantai rumah sudah keramik, setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana

fungsinya secara optimal, peletakkan perabotan rumah tangga tertata kurang rapi.

Sumber air yang digunakan dan air untuk minum menggunakan air sumur, kebiasaan

keluarga dalam menjaga kebersihan lingkungan rumah yaitu membersihkan

lingkungan rumah, membuang sampah dengan dikumpulkan dan dibakar, mengepel

lantai rumah.

Karakteristik Keluarga yang paling berperan dalam pengambilan keputusan

terhadap segala masalah, terutama masalah kesehatan adalah Ny N. Dengan tidak

mengesampingkan pendapat dari anggota keluarga lain. Keluhan-keluhan yang

dirasakan oleh Ny. N diperiksakan ke pelayanan kesehatan. Apabila klien merasakan

pusing atau pegal-pegal pada sendinya klien lebih memilih untuk membeli obat yang

ada diwarung atau kadang klien mengurut kakinya sendiri. Keluarga tidak juga

mendukung Ny N untuk dibawa kepelayanan kesehatan.


Dalam memenuhi 5 tugas perkembangan keluarga Ny N belum mampu

melaksanakan tugas perkembangan tersebut. Keluarga belum mampu mengambil

keputusan dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan Ny N Hal ini dilihat dari

kurangnya motivasi keluarga dalam mengambil keputusan dalam pemanfatan

pelayanan kesehatan lebih lanjut.

Mobilitas Geografis Keluarga Ny N mempunyai berbagai macam aktivitas dalam

kehidupan sehari-hari. Ny N penjual nasi dari pagi sampai sore di temani suaminya

Tn A. setelah itu klien pergi ke mushola selebihnya klien hanya beristirahat dirumah

atau terkadang jalan-jalan sendiri disekitar rumah, Tn S setiap harinya bekerja sebagai

pegawai swasta. Pola makan Ny N yang mederita reumatik sebanyak 3x dalam sehari

dengan komposisi makanannya sesuai dengan kebiasaan makanan keluarga tanpa

memperhatikan sayuran dan segala macam makanan yang tidak dianjurkan pada

penderita reumatik seperti sayuran hijau.

Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Semua keluarga sering

berkumpul bersama terutama malam hari setelah semua aktivitas selesai dilakukan.

Sistem Pendukung Keluarga Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat, antar

anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain. Keluarga saling membantu satu

sama lain. Keluarga klien mempunyai fasilitas kesehatan, meliputi sarana MCK,

sumber air bersih, sedangkan dukungan sosial psikologi dan spiritual keluarga

terpenuhi dengan baik.

4. Struktur keluarga

Struktur Keluarga Pola Komuikasi keluarga menggunakan Bahasa komunikasi

yang digunakan dalam keluarga dan masyarakat adalah bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia. Komunikasi antar keluarga lebih sering pada malam hari karena anggota

keluarga yang bekerja sudah pulang.

Struktur Kekuatan Keluarga klien memberi nasehat kepada anak-anaknya

bagaimana cara berperilaku dengan baik, sopan santun, tata krama, cara menjaga

hubungan baik dengan orang, cara menjaga hubungan baik dengan masyarakat di

sekitar, cara berumah tangga yang baik dan mendidik anak, kekuatan masih tetap

berada pada Tn A suami klien

Struktur Peran ( Formal dan Infomal) dalam keluarga Tn A. Tn A Peran formal

Aktif sebagai anggota masyarakat di lingkungan tempat tinggal Peran Informal

Menjadi kepala keluarga, ayah, mertua dan kakek. Ny N Peran Formal Sebagai ibu

rumah tangga Peran Informal Sebagai istri dari Tn. A, mertua, dan nenek dari

cucunya. Tn S Peran Formal Sebagai karyawan swasta. Peran Informal Sebagai anak.

Nilai dan Norma keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting sehingga selalu

menjaga kebersihan dan memperhatikan kecukupan gizi dalam keluarga.

5. Fungsi keluarga

Fungsi Keluarga Fungsi Afektif Keluarga saling memberikan perhatian dan kasih

sayang, Tn A selalu mendukung apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain

selama dalam batas kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun,

diterapkan demokrasi dalam mengatasi permasalahan keluarga.

Fungsi Sosial Keluarga Tn A mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan

interaksi social pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan

menganjurkan anaknya berpartisipasi dalam lingkungan sekitar misalnya jika ada

kerja bakti setiap minggu dan dalam acara perkumpulan dengan masyarakat sekitar.
Fungsi Perawatan Keluarga kemampuan keluarga dalam mengenal masalah

kesehatan Saat pengkajian Ny N mengatakan kaki terasa pegal pegal dan linu, pada

tangan sebelah kanan terkadang masih nyeri karena ada bekas operasi limfoma.

Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang

tepat Ny N bila merasa badannya sakit beli obat warung tapi kalau belum sembuh

baru dibawa ke pelayanan kesehatan di periksa oleh dokter dan mendapatkan obat

untuk mengurangi keluhan yang dirasakan Ny N.

Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga berusaha

merawat dan mengobati sakit Ny. N dengan mengantarkan berobat ke puskesmas.

Keluarga tidak tahu tentang pengobatan dan akibat lanjut dari rematik

Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang sehat, Keluarga

kurang tau bagainama cara memodifikasi lingkungan yang sehat dan bagaimana

memelihara lingkukungan agar reumatik yang dialami Ny N tidak bertambah buruk.

Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/ pelayanan kesehatan masyarakat

Keluarga sudah mengetahui fasilitas kesehatan yang ada seperti puskesmas, dokter,

rumah sakit, dan keluarga sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut. Tetapi

keluarga belum memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan optimal.

Fungsi Reproduksi keluarga Tn A jumlah anak yang dimiliki ada 4 orang anak

yaitu 3 laki-laki, 1 perempuan. Jumlah cucu 3 orang perempuan. Saat ini Ny. N sudah

mengalami menopause.

Fungsi Ekonomi keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan

papan dari pendapatan Ny N dan anaknya Tn S. Ny N di keluarga adalah sebagai

pengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.


6. Stress dan koping keluarga

Stress dan Koping Keluarga Tn A, Streesor jangka panjang dan pendek Yang

menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana keluarga bisa meningkatkan

kesehatan Ny N agar tidak sakit-sakitan lagi, selain itu juga pemikiran tertuju pada

anak ketiga karena Ny N menginginkan anak ketiganya segera menikah dan

mendapatkan pasangan hidup yang baik.

Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor, Keluarga berupaya

mengatasi masalah berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga yang mencoba

memeriksakan Ny N ke pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk anak ketiga Ny N

berusaha menabung untuk pernikahannya.

Strategi koping yang digunakan adalah bila ada masalah dalam keluarga dapat

diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan.

Strategi adaptasi disfungsional adalah Saat pengkajian pada keluarga Ny N

ditemukan koping yang tidak adaptif. Hal ini terbukti dengan ungkapan Ny N bahwa

pengobatan alternative lebih aman dibandingkan dengan pengobatan medis.

7. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik keluarga Tn A sebagai berikut :

Tn A TD 120/80 mmHg, RR 24 x/mnt N 84 x/mnt. Rambut hitam bersih,

Konjung tiva tidak anemis, Sclera tidak ikterik Simetris, hidung tidak ada polip.

Mulut bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, gigi ada karies, gigi masih utuh.

Telinga bersih, simetris, fungsi pendengran menurun. Leher tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid. Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

whezzing. Abdomen tidak ada nyeri tekan, ada massa, bunyi tympani. Ekstremitas
Atas : masih dapat berfungsi dengan baik, rentang gerak masih baik, Bawah :

rentang gerak kaki masih baik, terkadang kesemutan,

Ny N TD 180/100mmHg, RR 22 x/mnt, N 76x/mnt, data laboratorium asam

urat 4,0 mg/dl, kolesterol 220 mg/dl, rambut beruban, bersih, Konjungtiva tidak

anemis, sclera tidak ikterik, Simetris, hidung tidak ada polip. mulut bersih, tidak

berbau, tidak ada stomatitis, gigi ada karies. Telinga bersih, simetris, fungsi

pendengran masih baik. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Abdomen

Tidak ada nyeri tekan, ada massa, bunyi tympani. ekstremitas Atas : masih dapat

berfungsi dengan baik, rentang gerak masih baik. Bawah : rentang gerak kaki

masih baik, terkadang rasanya nyeri, pegal-pegal, linu

Tn S TD 130/80 mmHg, RR 22 x/mnt, N 80x/mnt. Rambut hitam, bersih.

Konjung tiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, Simetris, hidung tidak ada polip.

Mulut Bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, gigi masih utuh. Telinga bersih,

simetris, fungsi pendengran masih baik. Leher tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid. Abdomen Tidak ada nyeri tekan, ada massa, bunyi tympani. Ekstremitas

Atas : masih dapat berfungsi dengan baik, rentang gerak masih baik. Bawah :

rentang gerak kaki masih baik

8. Harapan keluarga

Harapan Keluarga Tn A agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan baik,

mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan tepat kepada siapa saja yang

membutuhkan dan juga bisa meningkatkan derajat kesehatan keluarga.

B. ANALISA DATA
Sesuai data diatas dapat dibuat Analisa Data sebagai berikut :

Data Subyektif didapatkan pada tanggal 23 Juni 2010 keluarga mengatakan tidak

tahu tentang penyakit rematik, Ny N mengatakan bahwa penyakit rematik tidak

membahayakan. Ny N mengeluh kaki pegal-pegal dan terasa linu, tangan dan kaki

kesemutan. Keluarga tidak tahu pengertian, penyebab, tanda dan gejala nyeri akibat

peradangan. Keluarga tidak tahu akibat lanjut dari nyeri yang tidak segera diatasi.

Keluarga mengatakan Ny. N sudah merasa sakit seperti ini 3 tahun. Keluarga

mengatakan jika nyeri Ny. N muncul cara perawatannya dengan diberi balsam dan di

kompres dengan air hangat. Keluarga tidak tahu cara perawatan dan modifikasi

lingkungan keluarga hanya membawa Ny. N ke puskesmas jika sakit. Keluarga

mengatakan Ny. N setiap harinya berjualan di warung dari pagi sampai sore. Dan data

obyektif sebagai berikut. Ny. N memijat-mijat daerah kakinya, Ny N menunjuk skala

nyeri 5, tangan kanan ada bekas luka operasi limfoma dan sampe sekarang terkadang

masih terasanyeri.TD :180/100 mmHgNadi : 76 x/mntRR : 22 x/mntBB : 69 kg TB : 158

cm. Usia: 58 tahun, hasil dari laboratorium asam urat 4,0 mg/dl, kolesterol 220 mg/dl.

Dengan etiologi nyeri yang didapatkan dari masalah ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang menderita rematik.

Analisa data yang kedua adalah dengan data subyektif sebagai berikut, Keluarga

mengatakan tidak tahu adanya resiko jatuh dari penyakit rematik, Keluarga mengatakan

Ny N sering pergi jalan-jalan sendirian. Data obyektif Penataan rumah tidak rapi, lantai

kamar mandi terbuat dari keramik yang sifatnya licin. Ny N tampak menahan sakit pada

saat berjalan. Terlihat perubahan pada cara berjalan klien. Dengan etiologi resiko injuri
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman

bagi penderita rematik.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Setelah dilakukan analisa maka didapatkan diagnosa yang pertama nyeri

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat Ny N yang menderita

nyeri sendi. Dan diagnosa kedua adalah resiko injuri berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita

rematik.

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. A

KHUSUSNYA NY. N

Pada diagnosa pertama, nyeri pada Ny N berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita nyeri sendi. Tujuan umum

adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 60 menit nyeri berkurang pada

Ny. N.

Tujuan khusus yang pertama adalah Keluarga mampu menjelaskan pengertian,

tanda dan gejala serta penyebab dari nyeri peradangan dengan kriteria respon verbal yang

memiliki standar Nyeri adalah suatu reaksi normal tubuh akibat suatu proses dalam

tubuh, penyebab nyeri adalah peradangan pada sendi-sendi bagian tubuh yang terjadi

pada usia lanjut. Tanda dan gejala nyeri peradangan kemerahan, panas, nyeri, bengkak,
kaku pada sendi. Sehingga intervensi yang tepat dilakukan adalah gali pengetahuan

keluarga tentang pengertian nyeri, gali pengetahuan tentang penyebab nyeri.

Tujuan khusus yang kedua Keluarga mengetahui akibat lanjut dari nyeri

peradangan dan mengambil keputusan yang tepat mengenai masalah nyeri peradangan

dengan kriteria verbal afektif yang memiliki standar apabila bagian yang nyeri tidak

segera diatasi maka nyeri akan memberat, kaku, semakin membengkak, sulit untuk

melakukan aktivitas. Relaksasi adalah upaya untuk menurunkan sensasi nyeri. Sehingga

intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari nyeri

yang tidak segera diatasi, beri penjelasan kepada keluarga tentang akibat nyeri yang tidak

segera diatasi, beri kesempatan keluarga untuk bertanya, motivasi keluarga untuk

mengambil keputusan yang tepat, berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.

Tujuan khusus yang ketiga adalah keluarga mampu melakukan perawatan pada

Ny. N yang mengalami nyeri dengan kriteria verbal psikomotor yang memiliki standar

Perawatan nyeri peradangan istirahat yang cukup tingkatkan relaksasi, kompres dengan

air hangat pada bagian yang sakit rendam panas atau dingin, hindari aktivitas yang

menambah nyeri, berikan obat tradisioanal yaitu jahe yang diparut dan dicampur dengan

minyak kayu putih dan baby oil oles atau gosok pada bagian yang nyeri. Sehingga

intervensi yang tepat adalah Ajarkan tentang relaksasi nafas dalam pengalihan aktifitas,

misal nonton TV. Instruksikan keluarga untuk mempraktekan salah satu tehnik yang telah

diajarkan.

Tujuan khusus yang keempat adalah keluarga mampu memodifikasi lingkungan

yang berkaitan dengan perawatan nyeri peradangan dengan kriteria verbal psikomotor

yang memiliki standar modifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri cipatakan


lingkungan yang aman dan nyama, penataan perabotan rumah tertata rapi, mengurangi

resiko tersandung dan menambah nyeri, penerangan yang cukup, hindari mengangkat

benda yang berat, jangan mandi malam dengan air yang dingin. Sehingga intervensi yang

tepat adalah kaji pengetahuan keluarga tentang cara modifikasi lingkungan untuk

mengurangi nyeri.berikan penjelasan pada keluarga tentang cara modifikasi lingkungan

untuk mengurangi nyeri.beri kesempatan keluarga untuk bertanya.motifasi keluarga

untuk menjelaskan kembali cara modifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri.berikan

reinvorcement positif atas usaha keluarga.

Tujuan khusus yang ke lima adalah keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang

ada untuk menunjang perawatan pada keluarga dengan nyeri peradangan dengan kriteria

verbal psikomotor yang memiliki standar fasilitasi layananan kesehatan yang dapat

dimanfaatkan adalah puskesmas tempat untuk konsultasi masalah kesehatan, pengobatan,

dokter praktek tempat untuk berobat, rumah sakit tempat untuk perawatan, pengobatan

dan konsultasi masalah kesehatan. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji

pengetahuan keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan.diskusikan

dengan kaleuarga untuk membawa anggota keluarganya yang sakit ke

puskesmas.motifasi keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas

berikan reinvorcement positif atas usaha keluarga.

Diagnosa kedua resiko injuri berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga

dalam memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita nyeri sendi. Tujuan umum

adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan keluarga

mampu mengenal masalah nyeri sendi dan memodifikasi lingkungan sehingga injuri tidak

terjadi.
Tujuan khusus Mengenal masalahnyeri sendi, Menyebutkan penyebab jatuh

dengan kriteria respon verbal yang memiliki stndar Penyebab jatuh antara lain lantai

licin, pencahayaan kurang, penataan perabotan kurang rapi, sehingga intervensi yang

tepat adalah diskusikan dengan keluarga tentang penyebab jatuh pada penderita nyeri

sendi dengan lembar balik, beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang

belum jelas, memotivasi keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan, beri

reinforcemenpositif atas jawaban yang benar.

Tujuan khusus yang kedua Mengambil keputusan dalam melakukan tindakan

yang tepat, Menyebutkan akibat jatuh pada penderita rematik dengan kriteria hasil

respon verbal yang memiliki standar cara-cara pencegahan jatuh yaitu berpegangan saat

ke kamar mandi,menggunakan alat bantu jalan, hindari langsung berdiri setelah tidur,

penerangan yang cukup. Sehingga intervensi yang tepat adalah Kaji pengetahuan

keluarga tentang cara pencegahan jatuh, Diskusikan dengan keluarga tentang cara

pencegahan jatuh, Berikan kesempatan keluarg untuk bertanya, Motivasi keluarga untuk

mengulangi hal-hal yang telah disampaikan, Berikan reinforcement positif.

Tujuan khusus yang ketiga Memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan

penderita nyeri sendi yang mempunyai resiko injuri, Menyebutkan cara memodifikasi

lingkungan yang sesuai untuk penderita nyeri sendi dengan kriteria respon verbal yang

memiliki standar cara memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita nyeri sendi

penerangan cukup, ada penerangan dalam kamar mandi, jaga agar lantai tidak licin,

merapikan perabotan rumah. Sehingga intervensi yang sesuai adalah Beri kesempatan

kepada keluarga untuk bertanya, Tanyakan kembali hal-hal yang telah disampaikan,

Berikan reinforcemenpositif atas jawaban yang benar.


Tujuan khusus yang keempat adalah Memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan

mampu menyebutkan tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan dengan kriteria

respon psikomotor yang memiliki standar fasilitas layanan kesehatan yang dapat

dimanfaatkan seperti puskesmas, rumah sakit, dokter praktek. Sehingga intervensi yang

sesuai adalah kaji pengetahuan keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang dapat

dimanfaatkan, diskusikan dengan keluarga untuk membawa anggota keluarganya yang

sakit kepuskesmas, motifasi keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke

puskesmas. berikan reinforcement positif atasusaha keluarga.

E. IMPEMENTASI dan EVALUASI.

Implementasi telah dilakukan pada tanggal 25 juni 2010 berupa pendidikan

kesehatan selama 3x30 menit, keluarga Tn A khususnya Ny N dapat menjelaskan tentang

penyakit rematik dengan menyebutkan bahwa penyakit rematik adalah peradangan pada

sendi.

Implementasi yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan tentang rematik

kepada keluarga Tn. A dimana menjelaskan pengertian rematik, tanda dan gejala rematik,

komplikasi rematik, serta cara perawatan pada pasien dengan rematik, salah satunya

adalah dengan mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional yaitu jahe yang di tumbuk

kemudian dioleskan pada daerah tubuh yang nyeri sehingga mendapatkan sensai hangat

dan nyeri dapat berkurang, selain obat tradisional mendemonstrasikan juga cara

pengompresan hangat pada daerah yang nyeri dimana dengan kompres hangat maka akan

memperlancar peredaran darah (terjadi Vasodilatasi) sehingga nyeri dapat berkurang,

pada resiko injuri implementasi yang dilakukan adalah dengan memberikan pengertian
kepada keluarga bahwa nyeri yang dirasakan oleh Ny. N dapat mengakibatkan

kecelakaan padanya Ny. N didalam rumah dikarenakan Ny. N mengalami gangguan pada

saat berjalan akibat menahan rasa nyeri, hal ini dapat diperparah apabila keadaan rumah

tidak mendukung Ny. N dalam beraktifitas sehari-hari yaitu pencahayaan rumah yang

kurang, kondisi lantai yang licin terutama pada kamar mandi, serta penataan perabotan

rumah yang berantakan sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan jatuh pada Ny. N.

setelah diberikan pengetahuan kepada keluarga tentang resiko injuri yang dapat terjadi

keluarga mampu memodifikasi lingkungan rumah agar resiko injuri tidak terjadi.

Dari implementasi yang telah dilakukan didapat evaluasi yaitu berdasarkan data

subyektif keluarga Tn A mengatakan kalau dia sudah tahu tentang penyakit rematik baik

pengertian, penyebab, komplikasi, cara merawat, tanda dan gejala.

Keluarga Tn A juga sudah tahu tentang jenis dan manfaat pelayanan kesehatan,

sedangkan berdasarkan data obyektif keluarga Tn A terlihat antusias sekali dalam

mendengarkan penjelasan mahasiswa tentang penyakit rematik.

Dari diagnosa yang kedua dapat dievaluasikan yaitu berdasarkan data subyektif

keluarga mengatakan sudah mengetahui cara menghindari resiko kecelakaan didalam

rumah, keluarga dapat mengambil keputusan untuk menata ruangan yang aman bagi Ny

N, keluarga dapat merawat Ny N dengan mengawasi kegiatan Ny N, keluarga dapat

memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita nyeri sendi.

Anda mungkin juga menyukai