Askep Keluarga PDF
Askep Keluarga PDF
RESUME KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Keluarga ini merupakan keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
sebagai istri, dan Tn. S 35 tahun sebagai anak pertama, Tn. M, usia 33 tahun sebagai
anak ke dua, Tn. S, usia 29 tahun sebagai anak ke tiga, dan Ny. S 25 tahun sebagai
anak ke empat.
Dari pengkajian didapatkan data subyektif adalah Silsilah keluarga antara lain Tn.
A dan Ny. N menikah dikaruniai 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan, anak pertama,
anak ke dua dan anak ke empat telah menikah dan telah memiliki keturunan sehingga
Tn. A memiliki 3 cucu dari anak pertama dan kedua, sedangkan anak yang ke tiga
belum menikah. Ketiga anak Tn. A yang telah menikah mereka tidak tinggal satu
rumah dengan Tn. A karena telah memiliki rumah masing-masing, kecuali anak
ketiga karena belum menikah maka masih tinggal dalam satu rumah dengan Tn. A.
Tipe Keluarga Tn. A termasuk keluarga inti yang terdiri dari 1 kepala keluarga 1
istri dan 1 orang anak. Seluruh anggota keluarga berasal dari suku Jawa, Indonesia.
Semua anggota keluarga menganut agama islam dan mereka selalu taat beribadah dan
berjualan. Penghasilan yang didapat setiap bulannya rata-rata Rp1.000.000 rupiah dan
menengah.
Keluarga tidak pernah melakukan rekreasi bersama ke tempat hiburan, setiap hari
klien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan rekreasi dan hiburan dengan
Anak pertama 48 tahun anak laki-laki, anak kedua 33 tahun laki-laki, anak ketiga 29
tahun laki-laki, dan anak ke empat 25tahun perempuan. Ny N sudah memiliki 3 orang
yang belum tercapai Ny N sampai saat ini telah memenuhi tugas perkembangan yaitu
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar dengan anak pertama, anak kedua,
Tugas yang belum terpenuhi yaitu anak ke tiga yang belum menikah. Riwayat
keluarga inti Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, riwayat kesehatan
selama 7 hari di RSUD kota semarang sebanyak 1x karena operasi limfoma. Namun
sekarang ini klien mengeluh sering nyeri pegal-pegal pada kakinya terutama saat
sendi digerakkan, klien sudah sakit seperti ini selama 3 tahun, Sudah periksa ke
dokter dan obat diminum rutin namun tidak sembuh juga. Biasanya kalau nyeri
muncul klien mengompres kakinya dengan air hangat dan terkadang mengolesi
dengan obat gosok. Tn. A. Saat ini tidak dalam pengobatan Karena dalam keadaan
sehat, namun Tn. A Pernah dirawat selama 10 hari di RSUD kota semarang karena
operasi prostat. Tn. S. tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk
berobat. Riwayat keluarga penyakit sebelumnya Dari keluarga Tn. A ada riwayat
3. Pengkajian lingkungan
rumah permanen dengan jumlah ruang 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur,
kamar mandi dan WC jadi satu, pencahayaan rumah dan ventilasi memenuhi syarat
rumah sehat, lantai rumah sudah keramik, setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana
fungsinya secara optimal, peletakkan perabotan rumah tangga tertata kurang rapi.
Sumber air yang digunakan dan air untuk minum menggunakan air sumur, kebiasaan
lantai rumah.
pusing atau pegal-pegal pada sendinya klien lebih memilih untuk membeli obat yang
ada diwarung atau kadang klien mengurut kakinya sendiri. Keluarga tidak juga
keputusan dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan Ny N Hal ini dilihat dari
kehidupan sehari-hari. Ny N penjual nasi dari pagi sampai sore di temani suaminya
Tn A. setelah itu klien pergi ke mushola selebihnya klien hanya beristirahat dirumah
atau terkadang jalan-jalan sendiri disekitar rumah, Tn S setiap harinya bekerja sebagai
pegawai swasta. Pola makan Ny N yang mederita reumatik sebanyak 3x dalam sehari
memperhatikan sayuran dan segala macam makanan yang tidak dianjurkan pada
berkumpul bersama terutama malam hari setelah semua aktivitas selesai dilakukan.
Sistem Pendukung Keluarga Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat, antar
anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain. Keluarga saling membantu satu
sama lain. Keluarga klien mempunyai fasilitas kesehatan, meliputi sarana MCK,
sumber air bersih, sedangkan dukungan sosial psikologi dan spiritual keluarga
4. Struktur keluarga
yang digunakan dalam keluarga dan masyarakat adalah bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia. Komunikasi antar keluarga lebih sering pada malam hari karena anggota
bagaimana cara berperilaku dengan baik, sopan santun, tata krama, cara menjaga
hubungan baik dengan orang, cara menjaga hubungan baik dengan masyarakat di
sekitar, cara berumah tangga yang baik dan mendidik anak, kekuatan masih tetap
Menjadi kepala keluarga, ayah, mertua dan kakek. Ny N Peran Formal Sebagai ibu
rumah tangga Peran Informal Sebagai istri dari Tn. A, mertua, dan nenek dari
cucunya. Tn S Peran Formal Sebagai karyawan swasta. Peran Informal Sebagai anak.
Nilai dan Norma keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting sehingga selalu
5. Fungsi keluarga
Fungsi Keluarga Fungsi Afektif Keluarga saling memberikan perhatian dan kasih
sayang, Tn A selalu mendukung apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain
selama dalam batas kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun,
interaksi social pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan
kerja bakti setiap minggu dan dalam acara perkumpulan dengan masyarakat sekitar.
Fungsi Perawatan Keluarga kemampuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan Saat pengkajian Ny N mengatakan kaki terasa pegal pegal dan linu, pada
tangan sebelah kanan terkadang masih nyeri karena ada bekas operasi limfoma.
tepat Ny N bila merasa badannya sakit beli obat warung tapi kalau belum sembuh
baru dibawa ke pelayanan kesehatan di periksa oleh dokter dan mendapatkan obat
Keluarga tidak tahu tentang pengobatan dan akibat lanjut dari rematik
kurang tau bagainama cara memodifikasi lingkungan yang sehat dan bagaimana
Keluarga sudah mengetahui fasilitas kesehatan yang ada seperti puskesmas, dokter,
rumah sakit, dan keluarga sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut. Tetapi
Fungsi Reproduksi keluarga Tn A jumlah anak yang dimiliki ada 4 orang anak
yaitu 3 laki-laki, 1 perempuan. Jumlah cucu 3 orang perempuan. Saat ini Ny. N sudah
mengalami menopause.
Stress dan Koping Keluarga Tn A, Streesor jangka panjang dan pendek Yang
menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana keluarga bisa meningkatkan
kesehatan Ny N agar tidak sakit-sakitan lagi, selain itu juga pemikiran tertuju pada
mengatasi masalah berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga yang mencoba
Strategi koping yang digunakan adalah bila ada masalah dalam keluarga dapat
ditemukan koping yang tidak adaptif. Hal ini terbukti dengan ungkapan Ny N bahwa
7. Pemeriksaan fisik
Konjung tiva tidak anemis, Sclera tidak ikterik Simetris, hidung tidak ada polip.
Mulut bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, gigi ada karies, gigi masih utuh.
Telinga bersih, simetris, fungsi pendengran menurun. Leher tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid. Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
whezzing. Abdomen tidak ada nyeri tekan, ada massa, bunyi tympani. Ekstremitas
Atas : masih dapat berfungsi dengan baik, rentang gerak masih baik, Bawah :
urat 4,0 mg/dl, kolesterol 220 mg/dl, rambut beruban, bersih, Konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, Simetris, hidung tidak ada polip. mulut bersih, tidak
berbau, tidak ada stomatitis, gigi ada karies. Telinga bersih, simetris, fungsi
pendengran masih baik. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Abdomen
Tidak ada nyeri tekan, ada massa, bunyi tympani. ekstremitas Atas : masih dapat
berfungsi dengan baik, rentang gerak masih baik. Bawah : rentang gerak kaki
Konjung tiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, Simetris, hidung tidak ada polip.
Mulut Bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis, gigi masih utuh. Telinga bersih,
simetris, fungsi pendengran masih baik. Leher tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid. Abdomen Tidak ada nyeri tekan, ada massa, bunyi tympani. Ekstremitas
Atas : masih dapat berfungsi dengan baik, rentang gerak masih baik. Bawah :
8. Harapan keluarga
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan tepat kepada siapa saja yang
B. ANALISA DATA
Sesuai data diatas dapat dibuat Analisa Data sebagai berikut :
Data Subyektif didapatkan pada tanggal 23 Juni 2010 keluarga mengatakan tidak
membahayakan. Ny N mengeluh kaki pegal-pegal dan terasa linu, tangan dan kaki
kesemutan. Keluarga tidak tahu pengertian, penyebab, tanda dan gejala nyeri akibat
peradangan. Keluarga tidak tahu akibat lanjut dari nyeri yang tidak segera diatasi.
Keluarga mengatakan Ny. N sudah merasa sakit seperti ini 3 tahun. Keluarga
mengatakan jika nyeri Ny. N muncul cara perawatannya dengan diberi balsam dan di
kompres dengan air hangat. Keluarga tidak tahu cara perawatan dan modifikasi
mengatakan Ny. N setiap harinya berjualan di warung dari pagi sampai sore. Dan data
nyeri 5, tangan kanan ada bekas luka operasi limfoma dan sampe sekarang terkadang
cm. Usia: 58 tahun, hasil dari laboratorium asam urat 4,0 mg/dl, kolesterol 220 mg/dl.
Dengan etiologi nyeri yang didapatkan dari masalah ketidakmampuan keluarga merawat
Analisa data yang kedua adalah dengan data subyektif sebagai berikut, Keluarga
mengatakan tidak tahu adanya resiko jatuh dari penyakit rematik, Keluarga mengatakan
Ny N sering pergi jalan-jalan sendirian. Data obyektif Penataan rumah tidak rapi, lantai
kamar mandi terbuat dari keramik yang sifatnya licin. Ny N tampak menahan sakit pada
saat berjalan. Terlihat perubahan pada cara berjalan klien. Dengan etiologi resiko injuri
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang aman
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
nyeri sendi. Dan diagnosa kedua adalah resiko injuri berhubungan dengan
rematik.
KHUSUSNYA NY. N
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita nyeri sendi. Tujuan umum
adalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 60 menit nyeri berkurang pada
Ny. N.
tanda dan gejala serta penyebab dari nyeri peradangan dengan kriteria respon verbal yang
memiliki standar Nyeri adalah suatu reaksi normal tubuh akibat suatu proses dalam
tubuh, penyebab nyeri adalah peradangan pada sendi-sendi bagian tubuh yang terjadi
pada usia lanjut. Tanda dan gejala nyeri peradangan kemerahan, panas, nyeri, bengkak,
kaku pada sendi. Sehingga intervensi yang tepat dilakukan adalah gali pengetahuan
Tujuan khusus yang kedua Keluarga mengetahui akibat lanjut dari nyeri
peradangan dan mengambil keputusan yang tepat mengenai masalah nyeri peradangan
dengan kriteria verbal afektif yang memiliki standar apabila bagian yang nyeri tidak
segera diatasi maka nyeri akan memberat, kaku, semakin membengkak, sulit untuk
melakukan aktivitas. Relaksasi adalah upaya untuk menurunkan sensasi nyeri. Sehingga
intervensi yang tepat adalah kaji pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari nyeri
yang tidak segera diatasi, beri penjelasan kepada keluarga tentang akibat nyeri yang tidak
segera diatasi, beri kesempatan keluarga untuk bertanya, motivasi keluarga untuk
mengambil keputusan yang tepat, berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
Tujuan khusus yang ketiga adalah keluarga mampu melakukan perawatan pada
Ny. N yang mengalami nyeri dengan kriteria verbal psikomotor yang memiliki standar
Perawatan nyeri peradangan istirahat yang cukup tingkatkan relaksasi, kompres dengan
air hangat pada bagian yang sakit rendam panas atau dingin, hindari aktivitas yang
menambah nyeri, berikan obat tradisioanal yaitu jahe yang diparut dan dicampur dengan
minyak kayu putih dan baby oil oles atau gosok pada bagian yang nyeri. Sehingga
intervensi yang tepat adalah Ajarkan tentang relaksasi nafas dalam pengalihan aktifitas,
misal nonton TV. Instruksikan keluarga untuk mempraktekan salah satu tehnik yang telah
diajarkan.
yang berkaitan dengan perawatan nyeri peradangan dengan kriteria verbal psikomotor
resiko tersandung dan menambah nyeri, penerangan yang cukup, hindari mengangkat
benda yang berat, jangan mandi malam dengan air yang dingin. Sehingga intervensi yang
tepat adalah kaji pengetahuan keluarga tentang cara modifikasi lingkungan untuk
Tujuan khusus yang ke lima adalah keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang
ada untuk menunjang perawatan pada keluarga dengan nyeri peradangan dengan kriteria
verbal psikomotor yang memiliki standar fasilitasi layananan kesehatan yang dapat
dokter praktek tempat untuk berobat, rumah sakit tempat untuk perawatan, pengobatan
dan konsultasi masalah kesehatan. Sehingga intervensi yang tepat adalah kaji
dalam memodifikasi lingkungan yang aman bagi penderita nyeri sendi. Tujuan umum
mampu mengenal masalah nyeri sendi dan memodifikasi lingkungan sehingga injuri tidak
terjadi.
Tujuan khusus Mengenal masalahnyeri sendi, Menyebutkan penyebab jatuh
dengan kriteria respon verbal yang memiliki stndar Penyebab jatuh antara lain lantai
licin, pencahayaan kurang, penataan perabotan kurang rapi, sehingga intervensi yang
tepat adalah diskusikan dengan keluarga tentang penyebab jatuh pada penderita nyeri
sendi dengan lembar balik, beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum jelas, memotivasi keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan, beri
yang tepat, Menyebutkan akibat jatuh pada penderita rematik dengan kriteria hasil
respon verbal yang memiliki standar cara-cara pencegahan jatuh yaitu berpegangan saat
ke kamar mandi,menggunakan alat bantu jalan, hindari langsung berdiri setelah tidur,
penerangan yang cukup. Sehingga intervensi yang tepat adalah Kaji pengetahuan
keluarga tentang cara pencegahan jatuh, Diskusikan dengan keluarga tentang cara
pencegahan jatuh, Berikan kesempatan keluarg untuk bertanya, Motivasi keluarga untuk
penderita nyeri sendi yang mempunyai resiko injuri, Menyebutkan cara memodifikasi
lingkungan yang sesuai untuk penderita nyeri sendi dengan kriteria respon verbal yang
memiliki standar cara memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk penderita nyeri sendi
penerangan cukup, ada penerangan dalam kamar mandi, jaga agar lantai tidak licin,
merapikan perabotan rumah. Sehingga intervensi yang sesuai adalah Beri kesempatan
kepada keluarga untuk bertanya, Tanyakan kembali hal-hal yang telah disampaikan,
respon psikomotor yang memiliki standar fasilitas layanan kesehatan yang dapat
dimanfaatkan seperti puskesmas, rumah sakit, dokter praktek. Sehingga intervensi yang
sesuai adalah kaji pengetahuan keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang dapat
sakit kepuskesmas, motifasi keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke
penyakit rematik dengan menyebutkan bahwa penyakit rematik adalah peradangan pada
sendi.
kepada keluarga Tn. A dimana menjelaskan pengertian rematik, tanda dan gejala rematik,
komplikasi rematik, serta cara perawatan pada pasien dengan rematik, salah satunya
adalah dengan mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional yaitu jahe yang di tumbuk
kemudian dioleskan pada daerah tubuh yang nyeri sehingga mendapatkan sensai hangat
dan nyeri dapat berkurang, selain obat tradisional mendemonstrasikan juga cara
pengompresan hangat pada daerah yang nyeri dimana dengan kompres hangat maka akan
pada resiko injuri implementasi yang dilakukan adalah dengan memberikan pengertian
kepada keluarga bahwa nyeri yang dirasakan oleh Ny. N dapat mengakibatkan
kecelakaan padanya Ny. N didalam rumah dikarenakan Ny. N mengalami gangguan pada
saat berjalan akibat menahan rasa nyeri, hal ini dapat diperparah apabila keadaan rumah
tidak mendukung Ny. N dalam beraktifitas sehari-hari yaitu pencahayaan rumah yang
kurang, kondisi lantai yang licin terutama pada kamar mandi, serta penataan perabotan
rumah yang berantakan sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan jatuh pada Ny. N.
setelah diberikan pengetahuan kepada keluarga tentang resiko injuri yang dapat terjadi
keluarga mampu memodifikasi lingkungan rumah agar resiko injuri tidak terjadi.
Dari implementasi yang telah dilakukan didapat evaluasi yaitu berdasarkan data
subyektif keluarga Tn A mengatakan kalau dia sudah tahu tentang penyakit rematik baik
Keluarga Tn A juga sudah tahu tentang jenis dan manfaat pelayanan kesehatan,
Dari diagnosa yang kedua dapat dievaluasikan yaitu berdasarkan data subyektif
rumah, keluarga dapat mengambil keputusan untuk menata ruangan yang aman bagi Ny