Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh
terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam
pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat
dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-
landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian
yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan
yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan
sendirinya, akan berakibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan
manusia.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat
landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2)
psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk
lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman konsep pengembangan kurikulum?
2. Apa itu landasan pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui konsep pengembangan kurikulum.
2. Mengetahui landasan pengembangan kurikulum.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pengembangan Kurikulum


Sebelum kita membahas tentang pengembangan kurikulum, terlebih
dahulu akan dibahas tentang pengertian atau definisi kurikulum, fungsi
kurikulum, tujuan kurikulum, baru kemudian pengembangan kurikulum itu
sendiri.
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan program pendidikan bukan program
pengajaran, yaitu program yang direncanakan, diprogramkan, dan
dicanangkan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik
yang berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun yang akan datang.
Jadi, kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan
dan dicanangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Unsur-unsur dalam
pengertian kurikulum tersebut adalah :

a. Seperangkat Rencana

Seperangkat rencana, artinya bahwa di dalamnya berisikan berbagai


rencana yang berhubungan dengan dengan proses pembelajaran. Namanya saja
rencana bukan ketetapan, ini berarti bahwa segala sesuatu yang direncanakan
dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi (fleksibel).

b. Pengaturan Mengenai Isi dan Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran ada tang diatur oleh pusat (kurnas) dan oleh daerah
setempat.

2
3

c. Pengaturan Cara yang digunakan

Delevery system atau cara mengajar yang dipergunakan ada berbagi


macam, misalnya; ceramah, diskusi, demonstrasi, inquiry, recitasi, membuat
laporan portofolio dan sebagainya. Disarankan dalam pelaksanaannya proses
pembelajaran hendaknya para guru menggunakan pendekatan yang student
centered bukan yang teacher centered. Yang bersifat heuristic (dengan diolah)
bukannya yang bersifat ekspositorik (yang dijelaskan).

d. Sebagai Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar

Penyelenggara kegiatan belajar mengajar terdiri atas tenaga kependidikan,


yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggara
pendidikan. Sedang tenaga pendidikan yaitu anggota masyarakat yang bertugas
membimbing dan atau melatih peserta didik.
2. Fungsi Kurikulum
Yang terkait dalam kurikulum sekolah secara langsung ialah guru,
kepala sekolah, para penulis buku ajar, dan masyarakat. Berikut akan
dipaparkan seberapa jauh keterlibatan mereka dalam melaksanakan
kurikulum.

a. Fungsi Kurikulum Bagi Para Penulis

Para penulis buku ajar mestinya mempelajari terlebih dahulu kurikulum


yang berlaku pada waktu itu. Untuk membuat berbagai pokok bahasan maupun
sub pokok bahasan, hendaknya penulis buku ajar membuat analisis instruksional
terlebih dahulu. Kemudian menyusun garis-garis besar program pelajaran untuk
mata pelajaran tertentu, baru berbagai sumber bahan yang relevan. Sumber bahan
tersebut dapat berupa bahan cetak (buku, makalah, majalah, jurnal, koran, hasil
penelitian, dan sebagainya), yang diambil dari nara sumber pengalaman penulis
sendiri atau dari lingkungan.

b. Fungsi Kurikulum Bagi Guru


4

Bagi guru baru sebelum mengajar pertama-tama yang perlu dipertanyakan


adalah kurikulumnya. Setelah kurikulum didapat pertanyaan berikutnya adalah
garis-garis besar program pengajaran. Setelah garis-garis besar program
pengajaran ditemukan, barulah guru mencari berbagai sumber bahan yang relevan
atau yang telah ditentukan oleh Depdiknas. Sesuai dengan fungsinya bahwa
kurikulum adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka guru
mestinya mencermati tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh lembaga
pendidikan dimana ia bekerja.

c. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah

Bagi kepala sekolah yang baru, yang dipelajari pertama kali adalah tujuan
lembaga yang akan dipimpinnya. Kemudian mencari kurikulum yang berlaku
sekarang untuk dipelajari, terutama pada buku petunjuk pelaksanaan. Selanjutnya
tugas kepala sekolah melaksanakan supervisi kurikulum.

d. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat

Kurikulum adalah alat produsen dari sekolah, sedang masyarakat adalah


konsumennya. Sudah barang tentu antara produsen dan konsumen harus sinkron.
Kurikulum sekolah output-nya harus dapat link and match dengan kebutuhan
masyarakat. Bagaimana fungsi kurikulum sekolah dengan harapan masyarakat?
Kita lihat berbagai jenis kurikulum sekolah di Indonesia hubungannya
dengan harapan masyarakat sebagai berikut :
1) Pendidikan umum kurikulumnya mengutamakan perluasan pengetahuan
dan peningkatan ketrampilan dengan pengkhususan yang diwujudkan pada
tingkat-tingkat akhir masa pendidikan.
2) Pendidikan kejuruan kurikulumnya mempersiapkan peserta didik dapat
bekerja dalam bidang tertentu di masyarakat.
3) Pendidikan luar biasa kurikulumnya disediakan bagi peserta didik yang
menyandang kelainan untuk disiapkan agar dapat menyesuaikan dalam
kehidupan masyarakat.
5

3. Tujuan Kurikulum
Tujuan adalah segala sesuatu yang ingin dicapai. Segala sesuatu yang
dapat berupa benda konkrit baik yang berupa barang maupun tempat, atau
dapat juga berupa hal-hal yang sifatnya abstrak, misalnya cita-cita yang
mungkin berupa kedudukan atau pangkat/jabatan maupun sifat-sifat luhur.
Dengan kata lain tujuan dapat berupa hal-hal sederhana dapat pula berupa hal-
hal yang komplek. Sedang cara penyampaiannya ada berbagai macam. Ada
yang hanya dengan kegiatan fisik, tetapi ada yang dengan cara membuat
rencana dulu, diprogramkan, mencari dana baru mengerahkan tenaga baik
fisik maupun psikis. Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan itu sendiri sesuatu yang abstrak, ruwet dan
komplek.
Berbagai tujuan pendidikan yang juga menjadi tujuan kurikulum dapat
dilihat dari barbagai sudut pandang yang mempunyai sasaran yang berbeda-
beda.
a. Kalau dilihat dari hirarki
1) Tujuan pendidikan nasional, yang rumusannya ada pada Undang-Undang
SISDIKNAS Bab I Pasal 3 tertulis: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta tanggungjawab.
2) Tujuan institusional, pada pendidikan dasar tertera pada PP. No. 28 Tahun
1989 Bab II Pasal 2 : Pendidikan Dasar bertujuan untuk memberikan bekal
kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan
sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat
manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah.
b. Kalau dilihat dari penyelenggara
6

1) Tujuan kurikulum nasional dengan maksud untuk menyeragamkan mutu


lulusan untuk beberapa mata pelajaran.
2) Tujuan kurikulum regional dan local, yang berupa kurikulum muatan local
bertujuan memberi bekal pengetahuan, ketrampilan pembentukan sikap
dan perilaku siswa, serta memiliki wawasan yang luas dan mantap tentang
keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat, mampu mengembangkan
serta melestarikan sumber daya alam dan kebudayaan.
c. Kalau dilihat dari arah kelulusan
1) Kurikulum bertujuan akademik menyiapkan lulusannya untuk
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian.
2) Kurikulum berdasarkan profesi, menyiapkan lulusannya untuk
menghadapi lapangan kerja dimasyarakat sesui dengan kebutuhan.
4. Pengembangan Kurikulum
Ada tiga kegiatan yang satu dengan yang lain saling terkait, yaitu:
perencanaan, pembinaan, kemudian pengembangan, kembali lagi ke
perencanaan yang baik, dibina dan dikembangkan lagi, begitu seterusnya.
Pada dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengarahkan
kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya
berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari
dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa
depannya dengan baik.
Oleh karena itu pengembangan kurikulum hendaknya bersifat
antisipatif, adaptif, dan aplikatif. Antisipatif dalam pengembangan kurikulum
dapat diarahkan ke hal-hal jangka pendek dan jangka panjang. Situasi
masyarakat sekarang dan yang akan datang dapat diantisipasi diantaranya
perubahan dari masyarakat agraris ke industri; pengembangan IPTEKS;
pengangguran intelek dan terbatasnya lapangan kerja, masyarakat yang
komplek tetapi bersifat individualitis, pengaruh globalisasidan adanya revolusi
arus informasi dan sebagainya.
7

Pada era pembangunan seperti sekarang ini, pengembangan kurikulum


hendaknya memperhatikan link and match antara out put dengan lapangan
kerja yang diperlukan.

B. Landasan Pengembangan Kurikulum


Dalam pengembangan kurikulum, diperlukan landasan-landasan sebagai
asas dalam melakukan kerja pengembangan kurikulum pendidikan. Ini harus
dijadikan acuan bagi seorang perumus kurikulum, jika tidak maka hasil kerja
pengembangan tidak akan memiliki nilai efektifitas terhadap terwujudnya tujuan-
tujuan pendidikan.
Hal diatas dirumuskan dari definisi landasan itu sendiri yang mengandung
arti sebagai suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu
prinsip yang mendasari. Contohnya seperti landasan kepercayaan agama, dasar
atau titik tolak untuk munculnya ketaatan dalam bentuk lahir yakni ibadah.
Dengan demikian landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai
suatu gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak
dalam melakukam kegiatan mengembangkan kurikulum.
Landasan dimaksud yaitu, landasan filosofis, psikologis, sosiologis,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1. Landasan Filosofis
Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam pendidikan,
terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan
menentukan arah ke mana peserta didik akan dibawa. Untuk itu harus ada
kejelasan tentang pandangan hidup manusia atau tentang hidup dan
eksistensinya.
Filsafat atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau
kelompok masyarakat tertentu atau bahkan yang dianut oleh perorangan akan
sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Sedangkan
tujuan pendidikan sendiri pada dasarnya merupakan rumusan yang
komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai.
8

Tujuan pendidikan memuat pernyataan-pernyataan mengenai berbagai


kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik selaras dengan
sistem nilai dan falsafah yang dianutnya. Dengan demikian, sistem nilai
atau filsafat yang dianut oleh suatu komunitas akan memiliki keterkaitan
yang sangat erat dengan rumusan tujuan pendidikan yang dihasilkannya.
Dengan kata lain, filsafat suatu negara tidak bisa dipungkiri akan
mempengaruhi tujuan pendidikan di negara tersebut.
Oleh karena itu, tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda
dengan tujuan pendidikan di negara lainnya, sebagai implikasi dari adanya
perbedaan filsafat yang dianutnya.
Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai acuan atau
landasan berpikir. Kajian-kajian filosofis tentang kurikulum akan berupaya
menjawab permasalahan-permasalahan sekitar: (1) bagaimana seharusnya
tujuan pendididikan itu dirumuskan, (2) isi atau materi pendidikan yang
bagaimana yang seharusnya disajikan kepada siswa, (3) metode pendidikan
apa yang seharusnya digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan,
dan (4) bagaimana peranan yang seharusnya dilakukan pendidik dan peserta
didik.
Jawaban atas permasalahan tersebut akan sangat bergantung pada
landasan filsafat mana yang digunakan sebagai asumsi atau sebagai titik tolak
pengembangan kurikulum. Landasan filsafat tertentu beserta konsep-konsepnya
yang meliputi konsep metafisika, epistemologi, logika dan aksiologi
berimplikasi terhadap konsep-konsep pendidikan yang meliputi rumusan
tujuan pendidikan, isi pendidikan, metode pendidikan, peranan pendidik dan
peserta didik.
2. Landasan Psikologis
Pendidikan senantiasa berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam
setiap proses pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, baik lingkungan yang bersifat fisik maupun lingkungan
sosial. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan perilaku peserta didik
menuju kedewasaan, baik dewasa dari segi fisik, mental, emosional, moral,
9

intelektual, maupun sosial. Harus diingat bahwa walaupun pendidikan dan


pembelajaran adalah upaya untuk mengubah perilaku manusia, akan tetapi
tidak semua perubahan perilaku manusia/peserta didik mutlak sebagai akibat
dari intervensi program pendidikan.
Perubahan perilaku peserta didik dipengaruhi oleh faktor kematangan
dan faktor dari luar program pendidikan atau lingkungan. Kurikulum
sebagai alat untuk mencapai tujuan/program pendidikan, sudah pasti
berhubungan dengan proses perubahan perilaku peserta didik. Kurikulum
diharapkan dapat menjadi alat untuk mengembangkan kemampuan potensial
menjadi kemampuan aktual peserta didik serta kemampuan-kemampuan
baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama.
Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang
berasal dari psikologi yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana
perkembangan peserta didik, serta bagaimana peserta didik belajar. Kondisi
Psikologis adalah kondisi karakteristik psikofisik manusia sebagai individu
yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam interaksinya dalam
lingkungan. Prilakunya merupakan cirri dari kehidupannya yang tampak
maupun yang tidak tampak, yakni prilaku kognitif, afektif maupun
psikomotorik.
Minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan
kurikulum yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi
perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu
pribadi anak didik berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi
perkembangan yang dalam term tertentu disamakan dengan ilmu Jiwa
Perkembangan, di dalamnya dikaji tentang hakekat perkembangan,
pentahapan perkembangan anak, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas
perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan
perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.
Untuk dijadikan landasan dalam mempertimbangkan bobot belajar
pada masing-masing tingkatan dan jenjang serta beban belajar yang mesti
10

diselaraskan dengan tingkat perkembangan psikologi dan kejiwaan peserta


didik.
3. Landasan Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan.
Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil
pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha
mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat.
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai
perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Peserta didik berasal dari
masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam
lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula.
Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan
budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan. Dengan
pendidikan, kita mengharapkan melalui pendidikan dapat lebih mengerti dan
mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi,
maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi,
karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat. Karena
setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya
tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota
masyarakat.
Ada dua pertimbangan sosial budaya yang dijadikan landasan dalam
pengembangan kurikulum: Pertama, setiap orang dalam masyarakat selalu
berhadapan dengan masalah anggota masyarakat yang belum dewasa dalam
kebudayaan. Maksunya manusia belum mampu menyesuaikan dengan cara
kelompoknya. Kedua, kurikulum dalam setiap masyarakat merupakan refleksi
dari cara orang perfikir, berasa, bercita-cita atau kebiasaan. Karena itu untuk
membina struktur dan fungsi kurikulum, perlu memahami kebudayaan.
Karena itu, para pengembang kurikulum harus:
a. Mempelajari dan memahami kebutuhan masyarakat.
b. Menganalisis budaya masyarakat tempat sekolah berada.
11

c. Menganalisis kekuatan serta potensi daerah.


d. Menganalisis syarat dan tuntunan tenaga kerja.
e. Menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan
masyarakat.
Dari penjelasan tersebut dapat diungkapkan bahwa melalui pendidikan
manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang
dan membuat peradaban masa yang akan datang. Penerapan teori, prinsip,
hukum, dan konsep-konsep yang terdapat dalam semua ilmu pengetahuan
yang ada dalam kurikulum, harus disesuaikan dengan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh
siswa lebih bermakna dalam hidupnya. Pengembangan kurikulum hendaknya
memperhatikan kebutuhan masyarakat dan perkembangan masyarakat.
Disinilah tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam
pengembangan kurikulum. Tujuh fungsi sosial pendidikan, yaitu:
a. Mengajar keterampilan,
b. Mentransmisikan budaya,
c. Mendorong adaptasi lingkungan,
d. Membentuk kedisiplinan,
e. Mendorong bekerja berkelompok,
f. Meningkatkan perilaku etik, dan
g. Memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.
Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam
pengembangan kurikulum dengan pertimbangan: Pertama, Individu lahir tidak
berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan sebagainya. Semua itu dapat diperoleh individu melalui
interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga, masyarakat sekitar, dan
sekolah/lembaga pendidikan. Oleh karena itu, sekolah/lembaga pendidikan
mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada para
peserta didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.
Kedua Kurikulum pada dasarnya harus mengakomodasi aspek-aspek
sosial dan budaya. Aspek sosiologis adalah yang berkenaan dengan kondisi
12

sosial masyarakat yang sangat beragam, seperti masyarakat industri, pertanian,


nelayan, dan sebagainya. Pendidikan di sekolah pada dasarnya bertujuan
mendidik anggota masyarakat agar dapat hidup berintegrasi, berinteraksi dan
beradaptasi dengan anggota masyarakat lainnya serta meningkatkan kualitas
hidupnya sebagai mahluk berbudaya. Hal ini membawa implikasi bahwa
kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan
bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-nilai, sikap-sikap,
pengetahuan, dan kecakapan.
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sejak abad pertengahan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami
perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus
berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin
berkembang. Dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat
yang berpengetahuan dengan standar mutu yang tinggi.
Terlebih berkaitan dengan teknologi komunikasi dan jaringan. Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat
beragam dan sangat canggih, maka disinilah diperlukan kurikulum yang
disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan
belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan
menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif
terhadap ketidakpastian karena berbagai penemuan teknologi baru terus
berkembang.
Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun
secara sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan
teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-
masalah praktis dalam kehidupan.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah
tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat
mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus
13

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan bersama,


kepentingan sendiri dan kelangsungan hidup manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung
berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup
pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media
pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung
menuntut dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar
memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sebagai
pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk
memecahkan masalah pendidikan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi
yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum.
Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka
didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui
pemikiran dan penelitian secara mendalam.
Dari setiap landasan pengembangan kurikulum yang telah dibahas dalam
makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa begitu pentingnya suatu landasan
dalam sebuah kurikulum, karena kurikulum adalah sebuah rencana pendidikan,
diperlukan landasan yang sangat akurat. Agar nantinya bisa membantu dalam
pengembangan dan kemajuan proses pendidikan serta tujuan pendidikan yang
sebenarnya.
Oleh karena itu landasan yang digunakan untuk mengembangkankan
kurikulum harus dicari dengan seleksi yang ketat agar menghasilkan landasan
yang kuat dan tepat. Pemahaman dan cara implementasi yang tepat adalah awal
yang baik untuk menajalankan kurikulum. Karena kerugian pendidikan sangat
besar jika kurikulum tersebut tidak dilakukan dengan baik. Peran kurikulum ini
sangat berpengaruh, jadi dibutuhkan landasan yang kokoh dan kuat serta
implementasinya yang tepat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. H. Dakir (2004), Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, PT.


Rineka Cipta : Jakarta
Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Rosdakarya, 2012.
Hamid, Hamdani. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung: CV Pustaka
Setia, 2012.
Syarief, Hamid. Pengembangan Kurikulum. Surabaya: PT Bina Ilmu, 1996.
Hamaliki, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

15

Anda mungkin juga menyukai