Bab 2 Pengeringan Singkong
Bab 2 Pengeringan Singkong
TINJAUAN PUSTAKA
Pengeringan merupakan operasi pengurangan kadar air bahan padat sampai batas
tertentu sehingga bahan tersebut bebas terhadap serangan mikroorganisme, enzim, dan
insekta yang merusak. Secara lebih luas, pengeringan merupakan proses yang terjadi secara
simultan (serempak) antara perpindahan panas dari udara pengeringan ke bahan yang
dikeringkan dan terjadi penguapan uap air dari bahan yang dikeringkan. Pengeringan dapat
terjadi karena adanya perbedaan kelembapan (humidity) antara udara kering dengan bahan
Pengeringan adalah pemisahan air dari bahan yang mengandung air dalam jumlah kecil
menghilangkan sebagian air dari suatu bahan pangan dengan cara menguapkan sebagian air
yang terkandung dalam bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Penghilangan
kadar air dengan tingkat kadar air yang sangat rendah mendekati kondisi bone dry
(Suharto, 1998).
dari suatu bahan dengan cara menguapkannya hingga kadar air keseimbangan dengan kondisi
udara normal atau kadar air yang setara dengan nilai aktifitas air yang aman dari kerusakan
umbian merupakan salah satu sumber utama karbohidrat. Umbi adalah akar tanaman yang
adalah ketela rambat, singkong dan kentang. Singkong merupakan komoditas hasil pertanian
yang banyak ditanam di Indonesia dan merupakan sumber karbohidrat yang penting setelah
beras, dengan kandungan karbohidrat adalah 34,7%. Namun pada kenyataannya singkong
kurang begitu dimanfaatkan. Untuk itu perlu adanya pemanfaatan singkong agar menjadi
makanan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. (Santoso, 2007).
dengan mengetahui mekanisme pengeringan dapat diperkirakan jumlah energi dan waktu
proses optimum untuk tujuan pengawetan dengan pengeringan. Energi yang dibutuhkan
dalam pengeringan terutama adalah berupa energi panas untuk meningkatkan suhu dan
menambah tenaga pemindahan air. Waktu proses erat kaitannya dengan laju pengeringan dan
(Afrianti, 2008).
perubahan warna, tekstur, flavor, dan aroma. Panas dari proses pengeringan tidak hanya
menguapkan air selama pengeringan, akan tetapi juga menyebabkan hilangnya komponen
volatile dari bahan pangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan terdiri dari factor
udara pengering dan sifat bahan. Faktor yang berhubungan dengan udara pengeringan adalah
suhu, kecepatan volumetric aliran udara pengering, dan kelembaban udara, sedangkan faktor
yang berhubungan dengan sifat bahan yaitu ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial
Yang termasuk dalam golongan ini adalah suhu, kecepatan volumetric aliran udara
Yang termasuk dalam golongan ini adalah ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan
Fellows P.J., (2000), Food Processing Technology, Second Edition, Ellis Horword
Limited,England.
Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor,
Bogor.