Ekstraksi Senyawa Bioactiv Dari Daun
Ekstraksi Senyawa Bioactiv Dari Daun
oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses obik, seperti asam lemak bebas. Produk ionik air relatif
metabolik yang terjadi dalam tubuh. Antioksidan dapat tinggi dalam kisaran subkritis (10-12 dibandingkan
-14
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu antioksidan sintetik dengan 10 pada kondisi ambien). Tingginya
dan antioksidan alami. Antioksidan sintetik adalah tingkat H+ dan OH- pada kondisi subkritis berarti
antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia. bahwa asam-basa atau banyak-katalis reaksi, seperti
Beberapa contoh antioksidan sintetik adalah butil hidroksi hidrolisis biomassa, dipercepat. Fleksibilitas air subkritis
anisol (BHA), butil hidroksi toluene (BHT), dan tert-butil sebagai pelarut berhubungan dengan polaritas
hidroksi quinon (TBHQ). Antioksidan alami adalah senyawa air. Pada kondisi dekat dengan titik kritis, air
antioksidan yang diperoleh dari hasil ekstraksi bahan alami memiliki sifat yang sangat menarik. Diantaranya
seperti tumbuh-tumbuhan. Antioksidan alami antara lain adalah viskositas rendah dan kelarutan
tokoferol, lesitin, fosfatida, sesamol, gosipol, karoten, asam tinggi zat organik, yang membuat air subkritis sebagai media
tanat, gallic acid (senyawa phenolic), ferulic acid (senyawa yang tepat untuk reaksi cepat, homogen dan
phenolic), quercetin (flavonoid) dan sebagainya [4]. efisien. Akibatnya, selama dekade terakhir, telah ada minat
Antioksidan alami banyak ditemukan juga dalam tumbuhan yang kuat dalam menggunakan air subkritis sebagai
kelor (Moringa oleifera), salah satunya pada bagian daun. media pelarut dan reaksi untuk konversi biomassa.
Penelitian sebelumnya terhadap ekstraksi daun Moringa Beberapa penelitian menyebutkan kondisi terbaik
oleifera menunjukkan adanya aktivitas antioksidan yang ekstraksi menggunakan air subkritis untuk mendapatkan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN-2337-3539(2301-9271 Print) 2
senyawa phenolic, flavonoid dan senyawa antioksidan lain. seperti semula sesuai dengan variasi suhu yang ditentukan.
Pourali dkk, 2010 menggunakan air subkritis pada suhu 100- Reaktor lalu didinginkan mendadak dengan cara
360oC dan waktu tinggal 2-30 menit. Variabel berubah memasukkan langsung kedalam air setelah reaktor dingin,
tersebut mempengaruhi dekomposisi dari dedak padi dan ekstrak dipindahkan, difiltrasi dengan kertas saring dan
produksi dari senyawa phenolic. Dimana dekomposisi dari vacuum pump serta disimpan dengan perlakuan yang sama
dedak padi menghasilkan jumlah yang hampir sama dengan seperti metode Maserasi [7]
senyawa phenolic yang didapatkan. Penelitian lain [7]
mendapatkan kondisi terbaik pada suhu 105oC, waktu tinggal 2.4 Analisa Total Phenolic Compounds
15 menit, rasio campuran 1,5:2.5 (w/v) untuk kulit bawang. Membuat larutan standar dari asam tanat (20 mg asam
Jumlah quercetin (senyawa flavonoid) yang didapatkan tanat/100 mL), dari larutan standar tersebut, melakukan 8
hampir 92,40% dari semual jumlah total quercetin pada kali pengenceran sehingga diperoleh larutan standar dengan
bahan. Penelitian lain [3] menyebutkan bahwa yield dari konsentrasi: 25, 50, 75, 100, 125, 150, 175, 200 mg/L.
aktivitas antioxidan dn total kelarutan gula pada ekstraksi Menyiapkan 9 tabung reaksi bersih, mengisi masing-masing
dedak padi didapatkan kisaran suhu terbaik 180-280oC dengan 0,1 mL larutan standar, mengisi satu tabung dengan
selama 5 menit. 0,1 mL aquadest. Menambahkan ke dalam tabung masing-
Ekstraksi daun Moringa oleifera menggunakan air masing 1,9 mL aquadest. Kemudian menambahkan 0,5 mL
subkritis sebagai pelarut belum pernah dilakukan reagen Folin ciocealteu yang diikuti dengan penambahan 2
sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya laporan mL Na 2 CO 3 7,5 % pada masing-masing tabung. Cairan
mengenai studi dari ekstraksi daun Moringa oleifera dengan kemudian didiamkan selama 2 jam pada suhu kamar dan
kisaran suhu menggunakan air subkritis untuk mendapatkan tempat gelap. Setelah itu mengukur panjang gelombang 779
senyawa phenolic dan flavonoid. Tujuan dari penelitian ini nm dan absorbansi masing-masing larutan standar. Setelah
adalah mempelajari pengaruh konsentrasi etanol pada itu didapatkan persamaan garis linear dari kurva kalibrasi
maserasi terhadap yield, mempelajari pengaruh suhu dan yaitu y = 378,09x, R2 = 0,9796. Mengambil sampel sebanyak
waktu terhadap yield yang diperoleh dengan menggunakan 0.1 ml cairan ekstrak dalam metanol (konsentrasi 1 mg
air subkritis, serta mengetahui kandungan antioksidan, yaitu ekstrak/10 ml) diencerkan menjadi 2 ml dengan aquadest. Ke
konsentrasi senyawa phenolic dan aktivitas antioksidan, dari dalam larutan tersebut dimasukkan 0.5 ml reagen Folin
daun Moringa oleifera. Ciocalteu yang diikuti dengan penambahan 2 ml larutan
Na2CO3 7.5%. Cairan kemudian didiamkan selama 2 jam
pada suhu kamar. Absorbansi sampel diukur pada panjang
II. URAIAN PENELITIAN gelombang 779 nm . Absorbansi yang terbaca merupakan
nilai y yang kemudian dimasukkan ke dalam perhitungan
2.1 Persiapan Sampel persamaan garis yang diperoleh dari pembuatan kurva
Sampel dipisahkan bagian daun dan ranting. kemudian standar asam tanat di atas [6]. Sehingga diperoleh kandungan
dirajang dan dikeringkan di dalam oven dengan suhu ruang total fenol (nilai y) sampel yang dinyatakan sebagai mg
(282oC) selama 7 hari. Daun kelor kering lalu digiling ekuivalen asam tanat/g sampel ekstrak. Perhitungan total
dengan blender hingga menjadi serbuk untuk memudahkan fenol adalah sebagai berikut:
proses ekstraksi. Serbuk daun kelor kering dikemas dalam
kantong plastik dan disimpan dalam freezer sebelum ( / )
dilakukan proses ekstraksi. =
( ) ,
/( ())
2.2 Metode Maserasi
Metode maserasi dilakukan dengan dua macam yaitu 2.5 Analisa Aktivitas Antioksidan dengan Metode
pada rasio 1:40 dan 1:6 tapi menggunakan waktu dan Efek Perendaman terhadap Radikal Bebas
konsentrasi etanol yang sama. Menimbang 5 gram serbuk
DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil)
sampel kering kemudian diekstraksi menggunakan pelarut
Prinsip pengujian aktivitas antioksidan dengan metode
etanol (0%, 35%, 70%) sebanyak 200 m L. Pada rasio 1:6
DPPH yaitu ketika larutan DPPH bercampur dengan
dengan cara yang sama, menimbang 3 gram serbuk sampel
senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen (zat
kering kemudian diekstraksi menggunakan pelarut etanol.
antioksidan), maka DPPH akan tereduksi dan kehilangan
Serbuk sampel yang telah ditimbang direndam dalam pelarut
warna ungunya. Membuat larutan standar (10 mg asam
selama 72 j am pada suhu kamar. Setelah itu dilakukan
askorbat/100 mL), dari larutan standar tersebut melakukan 5
filtrasi dengan kertas saring dan vacuum pump, ekstrak yang
kali pengenceran sehingga diperoleh larutan standar dengan
diperoleh kemudian diletakkan di ruang ber-AC hingga
konsentrasi: 2, 4, 6, 8, 10 mg/100mL. Menyiapkan 6 tabung
pelarut menguap dan ekstrak kering (tanpa menggunakan
reaksi yang bersih mengisi masing-masing dengan 0,1 mL
panas sama sekali. Ekstrak kering kemudian dikerik dan
larutan standar kemudian diencerkan sampai 2 mL dengan
ditempatkan dalam kemasan plastik, lalu disimpan dalam
metanol. Menambahkan 2 mL DPPH 35 g/mL pada
freezer sebelum digunakan sebagai bahan analisis [8].
masing-masing tabung kemudian mendiamkan cairan pada
suhu ruang dan tempat gelap selama 30 menit Setelah itu
2.3 Metode Hydrothermal
mengukur panjang glombang 517 nm dan absorbansi
Metode hydrothermal dalam air subkritis ini dimulai
masing-masing larutan standar. Setelah itu didapatkan
dengan menimbang 3gr serbuk daun kelor kemudian
persamaan garis linear dari kurva kalibrasi yaitu y = 244,6x,
ditambah aquades sebanyak 18 m L, dimasukkan kedalam
R2 = 0,9358. Sampel sebanyak 2 ml DPPH 35 g/mL dalam
reaktor dan ditutup rapat. Kemudian reaktor dimasukkan
metanol dicampurkan dengan 2 ml ekstrak dalam metanol.
kedalam furnace yang telah stabil suhunya, apabila suhu
Kemudian cairan disimpan di ruang gelap pada suhu ruang
turun maka waktu proses dimulai ketika suhu sudah stabil
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN-2337-3539(2301-9271 Print) 3
askorbat/L)
3.1 Pengaruh Rasio dan Konsentrasi Etanol terhadap Rasio 1:6
30
Yield, Total Phenolic Compounds dan Aktivitas
Antioksidan pada Proses Maserasi Rasio 1:40
20
Proses maserasi daun Moringa oleifera dengan
menggunakan ethanol sebagai pelarut, karena etanol 10
memiliki tetapan dielektrik yang rendah yaitu 24,3. Dimana
derajat kepolaran bergantung pada tetapan dielektrik, makin 0
besar tetapan dielektrik maka akan semakin polar pelarut 0 35 70
tersebut, sebaliknya semakin rendah tetapan dielektrik maka Konsentrasi etanol (%)
pelarut tersebut kepolarannya akan turun. Maserasi dengan
meggunakan pelarut etanol 70 %, dengan perbandingan 1 : Gambar 3.3 Pengaruh konsentrasi etanol dan
40 (5 gram bahan dan 200 m L pelarut) selama 72 j am (3 rasio terhadap Aktivitas Antioksidan
hari) didapatkan yield tinggi, yaitu 3 9,797%. Sedangkan
pada rasio 1 : 6 didapatkan yield tertinggi pada konsentrasi Konsentrasi total phenolic compounds tertinggi didapatkan
etanol 70% yaitu 32,05 %, seperti terlihat pada gambar 3.1. pada konsentrasi etanol 70 % dan perbandingan rasio 1:6,
yaitu 58,19 mg asam tanat/g sampel ekstrak kering,
sedangkan aktivitas antioksidan tertinggi pada konsentrasi
etanol 70% dan rasio 1:40, yaitu 55,52 mg asam askorbat /L.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
45 etanol maka yield, total phenolic compounds dan aktivitas
40
antioksidan yang diperoleh semakin besar juga.
35
30
Yield (%)
25 Ratio 1:6 3.2 Pengaruh Suhu dan Waktu terhadap Yield, Total
20 Phenolic Compounds dan Aktivitas Antioksidan pada
Ratio 1:40 Ekstraksi Menggunakan Air Subkritis
15
10 Subcritical water merupakan suatu pelarut alternatif
5 yang bersifat nonpolar untuk mengekstraksi daun Moringa
0 oleifera, hal ini dikarenakan zat antioksidan dalam daun
0 35 70 merupakan senyawa nonpolar. Selain itu dalam proses
Konsentrasi etanol (%) ekstraksi tidak memerlukan waktu yang lama, ramah
lingkungan dan pelarut yang tidak mahal. Seperti diketahui
Gambar 3.1 Pengaruh konsentrasi etanol terhadap yield air pada suhu ruang memiliki tetapan dielektrik yang tinggi
dengan rasio 1 : 6 dan 1 : 40 yaitu 80, namun pada suhu sekitar 200 250 oC tetapan
dielektriknya turun menjadi sekitar 24 di mana hampir sama
Total phenolic compounds dan aktivitas antioksidan dengan tetapan dielektrik etanol pada suhu ruang [5].
menunjukkan hal yang sama dengan perilaku yield, dimana Peningkatan atau penurunan ion hidrogen dan hidroksida
semakin besar konsentrasi etanol maka konsentrasi total dalam subcritical water bersamaan dengan menurunnya
phenolic compounds dan aktivitas antioksidan semakin tinggi tetapan dielektrik, sehingga pelarut ini sangat sesuai untuk
juga. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.2 dan 3.3. ekstraksi bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan.
70 Ekstraksi menggunakan air subkritis sebagai pelarut
didapatkan yield tertinggi pada suhu 200oC dan waktu 15
Total Phenolic Compounds (mg
asam tanat/g sampel ekstrak
60
menit, yaitu 30,661 %. Perbandingan anatar yield dari
50 sampel dapat dilihat pada gambar 3.4 mengenai pengaruh
40 suhu dan waktu terhadap yield.
kering)
30 Rasio 1:6
20 Rasio 1:40
10
0
0 35 70
Konsentrasi etanol (%)
50
35
asam askorbat/L)
25 30
Yield (%)
20
20
15 t=5 menit
10
10 t=10 menit t=5 menit
5 t=15 menit 0 t=10 menit
0 100 150 200 250 300 t=15 menit
t=20 menit
100 150 200 250 300 Suhu (C) t=20 menit
Suhu (C)
Gambar 3.4 Pengaruh suhu (oC) dan waktu (menit) terhadap Gambar 3.6 Pengaruh suhu dan waktu terhadap uji aktivitas
Yield (%) dari ekstraksi daun Moringa oleifera antioksidan dengan metode perendaman radikal DPPH
Total phenolic compounds meningkat terus hingga suhu IV. KESIMPULAN
200oC kemudian konsentrasi turun, sehingga didapatkan
konsentrasi tertinggi pada 48,733 mg asam tanat/ g sampel Dari pembahasan hasil dari penelitian, maka dapat
kering ekstrak dengan waktu reaksi selama 15. Pada waktu 5 diambil kesimpulan bahwa :
menit dan 10 menit memiliki peningkatan yang sama pada 1. Maserasi memberikan yield, total phenolic compounds
waktu 15 menit, namun konsentrasi total phenolic dan aktivitas antioksidan yang tinggi daripada ekstraksi
compounds menurun pada waktu 20 menit. Sehingga kondisi menggunakan air subkritis, namun maserasi tidak efisien
terbaik didapatkan pada suhu 200oC dan waktu 15 menit dan efektif untuk mengekstrak senyawa bioactiv karena
(dapat dilihat pada gambar 3.5). membutuhkan waktu yang lama dan jumlah pelarut yang
60 banyak.
Total Phenolic Compounds
(mg asam tanat/g sampel
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anwar, F., Latif, S., Ashraf, M., Gilani, A.H. 2007. Moringa oleifera:
a food plant with multiple medicinal uses. Phytother: Res, 21, 17-25.
[2] Chumark, P., Khunawat, P., Sanvarinda, Y., Phornchirasilp, S.,
Morales, N.P., Phivtong-ngam, L., Ratanachamnong, P., Srisawat, S.,
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN-2337-3539(2301-9271 Print) 5