Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

I. IDENTITAS SAP
Mata Kuliah : Promosi Kesehatan
Pokok Bahasan : Imunisasai Dasar Lengkap
Sub Pokok Bahasan : Imunisasai Dasar Lengkap Anak Usia 0 11
Bulan di Desa Kesatrian
Sasaran : Ibu-ibu yang memiliki anak bayi usia 0 11
bulan di Desa Kesatrian
Target : Anak Usia 0 11 Bulan
Hari/Tanggal : Rabu, 20 September 2017
Pukul : 15.30 WIB
Waktu : 20 Menit
Tempat : Balai Desa Kesatrian
II. IDENTIFIKASI MASALAH
Imunisasi dasar lengkap pada anak merupakan suatu upaya yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit dengan cara memberikan
mikroorganisme bibit penyakit berbahaya yang telah dilemahkan (vaksin)
kedalam tubuh sehingga merangsang sistem kekebalan tubuh terhadap jenis
antigen itu dimasa yang akan datang. Bila anak mendapatkan imunisasi dasar
lengkap, maka akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh terhadap jenis
antigen itu.
III. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat
memahami tentang Imunisasi dasar Lengkap.
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu ibu yang mempunyai
anak usia 0 11 bulan desa Sidorejo dapat menjelaskan kembali:
1. Pengertian Imunisasi
2. Tujuan Imunisasi
3. Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi
4. Jenis-Jenis Imunisasi.
5. Sasaran Imunisasi.
6. Jadwal Pemberian Imunisasi.
7. Cara Pemberian Imunisasi
8. Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan.
9. Keadaan yang Timbul Setelah Imunisasi.
10. Tempat Pelayanan Imunisasi.
V. MATERI
Terlampir (lampiran 2)
VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. Materi SAP
2. LCD
3. Laptop
4. Soal pre dan post tes
5. Leaflet
VIII. PENGORGANISASIAN
1. Moderator
Membuka acara, memperkenalakan diri dan tim penyuluh, mengatur
proses penyuluhan, tanya jawab, serta menutup acara.
2. Penyaji
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan mudah dipahami
peserta penyuluhan.
3. Fasilitator
Mengevaluasi penyuluh, moderator, peserta, dan jalannya proses
penyuluhan
4. Observer
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana kegiatan penyuluhan
5. Notulen
Mencatat pertanyaan yang diajukan auidien/peserta penyuluhan, dan
masukan dari fasilitator
6. Peserta
Mendengarkan, memperhatikan, mengerjakan soal pre dan postest, serta
mengajukan pertanyaan.
IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1. 3 menit Pembukaan :
Memberi salam Menjawab Salam
Perkenalan Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Memperhatikan
Melaksanakan pre test
Menjawab/
mengerjakan soal pre
test
2. 10 Pelaksanaan :
menit Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. Mendengarkan
Materi :
1. Pengertian Imunisasi
2. Tujuan Imunisasi
3. Jenis-Jenis Imunisasi.
4. Sasaran Imunisasi.
5. Jadwal Pemberian Imunisasi.
6. Cara Pemberian Imunisasi
7. Kapan Imunisasi Tidak Boleh
Diberikan.
8. Keadaan yang Timbul Setelah
Imunisasi.
9. Tempat Pelayanan Imunisasi.
3. 5 menit Evaluasi : Bertanya dan
Meminta masyarakat untuk Menjawab
menjelaskan kembali atau
menyebutkan :
1. Pengertian Imunisasi
2. Tujuan Imunisasi
3. Jenis-Jenis Imunisasi.
4. Sasaran Imunisasi.
5. Jadwal Pemberian Imunisasi.
6. Cara Pemberian Imunisasi
7. Kapan Imunisasi Tidak Boleh
Diberikan.
8. Keadaan yang Timbul Setelah
Imunisasi.
9. Tempat Pelayanan Imunisasi.

4. 2 menit Penutup:
Mengucapkan terimakasih atas Menjawab salam
Menjawab post test
peran serta peserta. Mengucapkan
salam penutup
Melaksanakan post test

X. SETTING TEMPAT
Balai Desa Desa Sidorejo
DENAH TEMPAT

XI. REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA


Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya
Maryanti, Dwi. 2011. Buku Ajar Neonatus,Bayi Dan Balita. Cilacap: Trans
Info Media
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2012. Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Trans Info Media
Saputra, Lyndon. 2014. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Tangerang:
Binarupa Aksara Publisher
Vivian, Dewi dan Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika
XII. PENGESAHAN
Menyetujui: Malang, .
Dosen Pembimbing/Fasilitator Penyuluh;

(___________________________) (________________________________)
NIP. NIM:...........................

Mengetahui:
Kaprodi DIV Kebidanan Malang

( Naimah, SKM, M.Kes)


NIM. 196612311986032005
Lampiran 1

EVALUASI
Soal Pre dan Pos Test

Essay :
1. Apa itu imunisasi?
2. Apa tujuan imunisasi ?
3. Apa saja jenis-jenis imunisasi?
4. Siapa sasaran imunisasi?
5. Kapan jadwal pemberian imunisasi?
6. Bagaimana cara pemberian imunisasi?
7. Kapan imunisasi tidak boleh diberikan?
8. Apa dampak yang ditimbulkan apabila tidak melakukan imunisasi?
9. Dimana tempat pelayanan Imunisasi?
Lampiran 2
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam
menurunukan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai
penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, poliomyelitis, dan
campak dapat dicegah. Pentingnya pemberian imunisasi dapat dilihat dari
banyaknya belita yang meninggal akibat penyakit yangdapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I). Hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena penyakit-
penyakit tesebut bias dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itulah, untuk
mencegah balita menderita beberapa penyakit yang berbahaya, imunisasi pada
bayi dari balita harus lengkap serta diberikan sesuai jadwal (Vivian, 2010).
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efisien dalam mencegah penyakit
dan merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas.
Sampai saat ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan
kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi
kebal (Dwi Maryanti, 2011).
2. Tujuan Imunisasi
a. Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
b. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah
gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
(Wafi Nur Muslihatun, 2010)
3. Jenis-Jenis Imunisasi.
Jenis Imunisasi Dasar Wajib
Berdasarkan program pengembangan Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI). Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang diwajibkan dan
Program Imunisasi Non PPI yang dianjuran. Wajib jika kejadian
penyakitnya cukup tinggi dan menimbulkan cacat atau kematian.
Sedangkan imunisasi yang dianjurkan untuk penyakit penyakit khusus
yang biasanya tidak seberat kelompok pertama. Jenis imunisasi wajib
terdiri dari:
1. Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir.
Pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir harus
berdasarkan apakah ibu mengandung virus Hepatitis B aktif atau tidak
pada saat melahirkan. Ulangan imunisas hepatitis B dapat
dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun.
2. BCG (Bacille Calmetee Guerin)
Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberculosis berat.
Misalnya TB paru berat. Imunisasi ini sebaiknya diberikan sebelum
bayi berusia 2 3 bulan. Dosis untuk bayi kurang setahun adalah 0,05
ml dan anak 0,10 ml. Disuntikkan secara intradermal di bawah lengan
kanan atas. BCG tidak menyebabkan demam. Tida dianjurkan BCG
ulangan. Suntikan BCG akan menimbulkan jaringan parut pada bekas
suntikan. BCG tidak dapat diberikan pada pasien pengidap leukemia,
dalam pengobatan steroid jangka panjang, atau pengidap HIV. Apabila
BCG diberikan pada usia lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji
tuberculin terlebih dahulu.
(Ai Yeyeh Rukiyah, dkk. 2012).
3. DPT (Didteri, Pertusis, Tetanus)
Imunisasi DPT untuk mencegah bayi dari tiga penyakit, yaitu difteri,
pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri
Corynebacteriumdiphtheriae yang sangat menular. Dimulai dengan
gangguan tenggorokan dan dengan cepat menimbulkan ganguuan
pernafasan dengan terhambatnya saluran pernafasan oleh karena terjadi
selaput di tenggorokan dan menyumbat jalan nafas, sehingga dapat
menyebabkan kematian. Selain itu juga menimbulkan toksin atau racun
yang berbahaya untuk jantung.
Batuk rejan yang juga dikenal Pertusis atau batuk 100 hari, disebabkan
bakteri Boedetella pertussis. Penyakit ini membuat penderita
mengalami batuk keras secara terus menerus dan bisa berakibat
gangguan pernafasan dan saraf. Bila dibiarkan berlarut-larut, pertusis
bisa menyebabkan infeksi di paru-paru. Selain itu, karena si penderita
mengalami batuk keras yang terus menerus, membuat ada tekanan pada
pembuluh darah hingga bisa mengakibatkan kerusakan otak.
Tetanus merupakan penyakit infeksi mendadak yang disebabkan toksin
dari clostridium tetani, bakteri yang terdapat di tanah atau kotoran
binatang dan manusia. Kuman-kuman itu masuk ke dalam tubuh
melalui luka goresan atau luka bakar yang telah terkontaminasi oleh
tanah, atau dari gigi yang telah busuk atau dari cairan congek. Luka
kecil yang terjadi pada anak-anak pada saat bermain dapat terinfeksi
kuman ini. Apabila tidak dirawat penyakit ini dapat menyebabkan
kejang dan kematian. Manusia tidak mempunyai kekebalan alami
tehadap tetanus sehingga perlindungannya harus diperoleh lewat
imunisasi.
Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak anak umur dua bulan
dengan interval 4-6 minggu. DPT 1 diberikan umur 2-4 bulan, DPT 2
umur 3-5 bulan dan DPT 3 umur 4-6 bulan. Imunisasi DPT pada bayi
tiga kali (3 dosis) akan memberikan imunitas 1-3 tahun.
4. Polio
Untuk imunisasi dasar (3 kali pemberian) vaksin diberikan 2 tetes per
oral dengan interval tidak kurang dari dua minggu. Mengingat
Indonesia merupakan daerah endemic polio, sesuai pedoman PPI
imunisasi polio diberikan segera setelah lahir pada kunjungan pertama.
Dengan demikian diperoleh daerah cakupan yang luas.
Pemberian polio 1 saat bayi masih berada di rumah sakit atau rumah
bersalin dianjurkan saat bayi akan dipulangkan. Maksudnya, tak lain
agar tidak mencemari bayi lain oleh karena virus polio hidup dapat
dikeluarkan melalui tinja.
5. Campak
Imunisasi campak adalah imunisasi yang dilakukan untuk mencegah
penyakit campak (measles atau morbit). Penyakit campak adalah
penyakit yang sangat mudah menular dan disebabkan oleh virus
campak. Penularan penyakit ini adalah melalui udara atau kontak
langsung dengan penderita.
Gejala yang tampak pada campak diawali dengan flu berat, batuk, dan
mata berair, kemudian diikuti dengan timbulnya bercak putih di mulut
(bintik koplik). Lalu, terjadi demam tinggi (38 C). Ruam akan
muncul pada hari ketiga atau keempat. Bintik-bintik akan memerah dan
makin banyak, tetapi tidak menimbulkan gatal.
(Lyndon Saputra. 2014)
4. Sasaran Imunisasi.
Program imunisasi di Indonesia merupakan program unggulan untuk
mencegah angka kematian pada bayi, anak bwah tiga tahun, bawah lima
tahun, program ini akan mencakup beberapa jenis imunisasi, sementara
sasaran dari program itu sendiri antara lain mencakup: bayi dibawah umur 1
tahun (0-11 bulan) (Ai Yeyeh Rukiyah, dkk. 2012).
5. Jadwal Pemberian Imunisasi.
Bulan
No Jenis Imunisasi
0 1 2 3 4 5 6 9 15

1 Hepatitis B I II III

2 BCG I

3 DPT II III

4 Polio I II III

5 Campak X

(Ai Yeyeh Rukiyah, dkk. 2012).


6. Cara Pemberian Imunisasi
1) BCG (Bacillus Calmatte Guerin)
Dosis pemberian 0.05 ml, 1 kali pada usia 0-1 bulan.
Diberikan secara intrakutan pada insersio muskulus deltoideus kanan
(lengan kanan atas)
Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul bebjolan putih pada
lengan bekas suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi panas.
Jangan dipecahkan.
2) Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir pada bayi
usia 0 7 hari.
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1 kali.
Diberikan secara intramuscular di 1/3 bagian paha kanan bagian luar.
Setelah imunisasi ada efek kemerahan dan nyeri pada bagian yang
disuntik.
3) DPT
Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan.
Diberikan secara intramuscular, 0.5 mL.
Anak akan mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi.
Beri obat penurun panas tablet dan jangan membungkus bayi
dengan selimut tebal.
4) Polio
Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 0-11
bulan.
Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Jika anak menderita
kelumpuhan setelah imunisasi polio, kemungkinan sebelum di vaksin
sudah terkena virus polio.
5) Campak
Dosis pemberian 1 kali pada usia 9 bulan.
Setelah 1 minggu imunisasi, terkadang bayi akan panas dan muncul
kemerahan. Cukup beri tablet penurun panas.
7. Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan.
Gangguan saluran pernafasan atas/ gangguan saluran cerna ringan
tanpa demam.
Riwayat efek samping imunisasi dalam keluarga.
Riwayat kejang dalam keluarga.
Riwayat kejang demam.
Riwayat penyakit infeksi yang terdahulu.
Kelainan saraf menetap; cerebral palsy, down syndrome, epilepsy
Eksema dan kelainan lokal di kulit.
Penyakit kronis seperti jantung, paru dan penyakit metabolik.
Terapi antibiotika, terapi steroid topical (terapi lokal kulit atau mata)
Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir.
Berat lahir rendah.
Usia anak melebihi usia krekomendasi imunisasi.
8. Dampak Yang Ditimbulkan Apabila Tidak Melakukan Imunisasi
Program imunisasi tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus sesuai
jadwal lahir dan usia dari sang bayi, karena pemberian imunisasi yang
terlambat bisa dikatakan hampir percuma karena biasanya penyakit sudah
masuk kedalam tubuh. Berikut bahaya yang ditimbulkan apabila anak tidak
dilakukan imunisasi:
a. Mudah terserang virus penyakit
Imunisasi pada dasarnya merupakan tindakan preventif yang dilakukan
untuk mencegah serangan virus di masa mendatang. Maka dari itu ketika
imunisasi tdak dilakukan, virus akan lebih mudah melumpuhkan sistem
imun dan menyebabkan penyakit pada tubuh.
Tentu saja, jika anak hanya mendapatkan imunisasi yang seperlunya seperti
DPT dan juga BCG, bukan berarti anak tersebut akan kebal terhadap
penyakit menular secara umum. Penyakit berbahaya seperti Hepatitis A,
hepatitis B, polio dan bahkan juga campak akan sangat mudah dan beresiko
menyerang anak tersebut. Dengan kata lain untuk urusan penyakit di atas
kekebalan anak tersebut sama halnya dengan kekebalan anak yang tidak di
imunisasi.
b. Mudah tertular orang yang sakit
Sudah pasti anak-anak akan mudah terserang penyakit berbahaya yang
menular seperti polio, apabila di tubuh anak tidak ada sistem pertahanan
yang menjaganya dengan penuh, tidak perduli itu datang dari bakteri itu
sendiri ataupun bahkan dari hasil penularan yang dilakukan oleh orang lain.
Misalkan anak tersebut sudah di imunisasi dengan polio saat lahir tapi
kemudian sejak saat itu anak tersebut tidak pernah lagi di imunisasi polio
maka hasilnya vaksin polio tersebut hanya melindungi seadanya dan hanya
dalam waktu yang singkat, setelah itu anak tersebut benar-benar tanpa
perlindungan apapun untuk mencegah penyakit polio yang datang padanya
dan inilah yang menyebabkan sang anak akhirnya terserang polio kendati
sebelumnya sudah divaksin.
c. Ada efek samping
Vaksin sengaja diberikan secara bertahap karena mengikuti kemampuan dari
bayi untuk menerima vaksin tersebut. Ada bebrapa vaksin awal yang
sifatnya adalah aman untuk jangka waktu tertentu setelah itu akan
menimbulkan efek samping. Karena itu ada bentuk vaksin-2, vaksin-3,
vaksin-4 dan seterusnya karena selain memperpanjang usia vaksin juga
berguna untuk menghilangkan efek samping dari vaksin yang ada
sebelumnya.
d. Daya tahan tubuh rendah
Bayi yang tidak diberi imunisasi biasanya cenderung memiliki daya tahan
tubuh yang rendah. Hal ini pada dasarnya sangat wajar terjadi mengingat
imunisasi memang merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh. Ketika imunisasi tidak diberikan ataupun
tidak dilakukan secara lengkap, maka sudah sepantasnya jika daya tahan
tubuh anak menjadi lebih rendah terhadap beberapa macam virus yang
berkaitan dengan program imunisasi tersebut.
9. Tempat Pelayanan Imunisasi
a. Posyandu
b. Polindes / Poskesdes / Ponkesdes
c. Puskesmas
d. RS Pemerintah / Swasta
e. Bidan Praktis Swasta (BPS)
f. Dokter Praktek Swasta
g. Rumah Sakit Bersalin (RBS)

Anda mungkin juga menyukai