Anda di halaman 1dari 31

STASE KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. B


DENGAN LEUKIMIA LIMFOSITIK AKUT

DI RUANG KANTIL RSUD BANYUMAS

Oleh :

Sofi Oktaviani
G1B210050

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2011
ASUHAN KEPERAWATAN An. B DENGAN LEUKIMIA LIMFOSITIK
AKUT

Nama mahasiswa : Sofi Oktaviani


Tempat Praktek : Ruang Kantil RSUD Banyumas
Tanggal Pengkajian : 16 Agustus 2011

I. IDENTITAS DATA
Nama : An. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tanggal lahir: Banyumas, 17 April 2009
Usia : 2 Tahun 4 Bulan
Alamat : Somagede
Agama : Islam
Nama ayah/ibu : Tn. U/Ny. Y
Pekerjaan ayah : Swasta
Pendidikan ayah : SMA
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan ibu : SMA
Alamat/no. Telepon : Kr. Salam 2/1
Suku : Jawa
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 15 Agustus 2011
BB masuk : 11,5 Kg

II. KELUHAN UTAMA


Ibu mengatakan anaknya mengeluhkan sakit pada pergelangan kaki kananya.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pada tanggal 10 Juli 2011 anak mengeluhkan sakit pada kaki kananya.
Sakit datang secara tiba-tiba dan muncul sering namun ibu mengatakan saat
itu anak masih bisa beraktifitas dan bermain bersama teman-temanya. Sakit
yang dikeluhkan klien tidak mengganggu aktifitas anak sehingga saat itu ibu
belum mencari pertolongan kesehetan. Pada tanggal 30 Juli 2011, tiba-tiba
saja rasa sakit di kaki anak menjadi sangat luar biasa. Anak menangis keras
kesakitan dan bahkan tidak mau berjalan. Anak selalu minta digendong,
akhirnya ibu membawak anak ke IGD Banyumas. Di IGD Banyumas anak
lalu di rontgen dan dari hasil rontgen tidak menunjukan keadaan yang
patologis. Hasil menunjukan bahwa kaki anak dalam kedaan baik-baik saja
dan tidak ada masalah. Oleh dokter jaga di IGD pasien disarankan untuk
kembali lagi periksa ke Poli Anak.
Pada tanggal 1 Agustus 2011 ibu datang ke poli anak RSUD
Banyumas untuk memeriksakan kondisi An. B. Dari hasil pemeriksaan saat
itu An. B diberi obat penghilang rasa sakit, dan An. Diminta kembali kontrol
jika rasa sakit pada anak masih terasa. Di Rumah anak masih mengeluhkan
rasa sakit yang datang secara terus-menerus. Efek obat yang diberikan kepada
anak hanyak berefek sekitar 4 jam, setelah itu anak kembali menangis karena
kesakitan. Namun pada hari-hari berikutnya anak terlihat sedikit membaik.
Pada tanggal 8 Juli 2011 An. B kembali dibawa kontrol di Poli anak, saat itu
anak diperiksa darah lengkap. Dari hasil pemeriksaan Laboraturium
menunjukan bahwa HB anak sebesar 4,6 An. B diminta untuk mondok
namum keluarga menolak dengan alasan bahwa kondisi anak mengalami
perkembangan baik dibanding saat keluhan di tanggal 30 Juli 2011 . Pihak
Rumah Sakit meminta An. B untuk kontrol satu minggu lagi untuk
memantau perkembangan anak.
Ibu An. B menyatakan bahwa kondisi anak terlihat semakin membaik
dari hari kehari walaupun terkadang masih mengeluhkan rasa sakit di
kakinya. Setelah pulang kontrol tanggal 8 Agustus 2011 anak justru sudah
mau latihan berjalan. Dan pada tanggal 14 Agustus 2011 saat anak dibawa
keluarga mengunjungi neneknya, anak terlihat sudah mau bermain dengan
teman-temanya. Tanggal 15 Agustus 2011 anak kembali kontrol dan
dilakukan tes pemeriksaan darah. Dari hasil pemeriksaan darah tanggal 15
Agustus 2011 menunjukan bahwa HB anak kini menjadi 3,3. Saat itu
akhirnya keluarga mau untuk mondok. An. B masuk ke ruang kantil pada
tanggal 15 Agustus 2011 pukul 11.00 WIB.

IV. RIWAYAT MASA LAMPAU


1. Prenatal
Ibu An.B mengatakan selama kehamilan tidak ada permasalahan
yang mengganggu proses kehamilanya. Pada trimester pertama ibu tidak
mengalami mual dan muntah. Kebutuhan nutrisi ibu hamil tercukupi, ibu
makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk, sayur dan ibu mengaku selalu
mengkonsumsi pisang atau pepaya setiap harinya. Ibu rajin
memeriksakan kandunganya ke bidan, pada trimester pertama ibu
memeriksakan kandunganya setiap 1 kali/ bulan, pada trimester kedua ibu
memeriksakan kandunganya setiap 2 minggu sekali dan pada trimester
ketiga ibu memeriksakan kandunganya setiap minggu. Ibu mengaku
tekanan darah ibu selalu berada dalam tentang yang normal dan stabil.
Ibu hamil dengan kehamilan ganda.
2. Natal
Ibu An. B melahirkan An B. Di RSUD Banyumas dengan
persalinan Sectio caesaria. Saat ditanya mengenai alasan tindakan SC,
ibu menjawab bahwa saat itu sebenarnya sedang dipersiapkan untuk
persalinan normal, namun kondisi kembaran An. B belum siap untuk
persalinan kala II sehingga harus dilakukan tindakan SC.
3. Postnatal
Ibu melahirkan anak kembar, An. B lahir terlebih dahulu. An. B
lahir dengan BB : 2,3 Kg, dan PB: 45 cm . Kondisi kembaran An. B lebih
baik dari An. B. Kembaran An. B lahir dengan BB : 2,4 Kg dan PB: 45
cm . Karena lahir dengan berat badan rendah maka An. B mendapatkan
perawatan di perina lebih intensif. Saat itu pihak rumah sakit juga
mencurigai ada infeksi di perut An. B, sehingga An. B tidak langsung bisa
pulang dan menunggu untuk dilakukan pemeriksaan. Dari beberapa
pemeriksaan yang dilakukan menunjukan hasil yang negatif sehingga bisa
dibawa pulang.
4. Penyakit waktu kecil
Saat anak berusia satu tahun anak pernah mengalami kejang, saat
itu anak segera dibawa ke rumah sakit Imanuel. Anak diawat di Rumah
sakit Imanuel, dari perawatan di Rumah Sakit Imanuel didapatkan bahwa
anak alergi dengan Amoxcilin. Ketika mendapat Amoxcilin untuk pertama
kalinya perut anak terasa sangat kencang. Ibu mengatakan bahwa
semenjak dirawat di rumah sakit anak memang cenderung takut jika
berhadapan dengan tenaga kesehatan. Padahal sebelum di rawat di rumah
sakit, jika anak sakit dan dokter akan memeriksa anak langsung dengan
senang hati membuka perutnya untuk diperiksa. Anak mempunyai riwayat
sering demam dan jika dibandingkan dengan kondisi kesehataan
kembaranya, An. B lebih sering sakit dan kondisi fisiknya lebih lemah.
5. Immunisasi
Ibu mengatakan bahwa dirinya rajin mendatangi posyandu
sehingga An. B sudah mendapatkan imunisasi secara lengkap dan tepat
waktu yaitu BCG, Hepatitis B, DPT, Polio dan Campak.

V. RIWAYAT KELUARGA
Ibu An. B mengatakan diantara keluarga tidak ada yang memiliki penyakit
keturunan seperti DM dan hipertensi. Untuk riwayat gemeli Ibu An. B
mengaku tidak tahu persis dari keluarganya yang pernah melahirkan kembar
namun menurut pengakuan nenek An. B memang ada di keluarganya yang
pernah melahirkan kembar tapi itu saudara jauh. Sementara dari keluarga
ayah An. B tidak ada riwayat gemeli.

Genogram:

Keterangan:
: Perempuan

: Laki-laki : Klien
---------- : Tinggal 1 rumah

VI. RIWAYAT SOSIAL


1. An. B diasuh oleh ibunya sendiri dan dibantu oleh nenek An. B.
2. Sebelum sakit anak merupakan anak yang ceria dan selalu menghabiskan
hari-harinya dengan kembaranya. Setelah masuk sakit anak terlihat rewel
dan selalu menanyakan keberadaan kembaranya. Tak jarang selama di
rumah sakit An. Meminta untuk bermain dengan kembara nya

3. Lingkungan rumah
Ibu klien mengatakan di rumah klien cukup bersih karena orang tua klien
selalu menjaga kebersihan rumah. Ventilasi udara cukup karena terdapat
banyak jendela dan semua ruang terjangkau dari sinar matahari. Untuk
limbah, keluarga membuang sampah di tempat sampah yang kemudian
jika sudah menumpuk akan di buang di kebun dekat rumah. Keluarga
memiliki kamar mandi yang digunakan untuk mandi, mencuci, BAB dan
BAK.

VII. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL


1. Persepsi Kesehatan dan pola manajemen kesehatan
Klien terlahir dengan kondisi BBLR dengan berat 2,3 Kg. Ibu mengaku
bahwa sangat berhati-hati saat merawat anaknya. Apalagi klien sendiri
pernah mempunyai riwayat kejang satu tahun yang lalu. Klien memang
terlihat lebih lemah fisiknya dibanging saudara kembarnya. Ibu sendiri
selalu mengatur lingkungn yang aman bagi kesehatan klien seperti ibu
selalu melarang ayah klien jika merokok di dadalam rumah dan didekat
klien serta saudara kembarnya.
2. Nutrisi-Pola Metabolik
Klien makan tiga kali sehari di rumah dan setelah masuk rumah sakit
klien tetap makan tiga kali sehari namun tidak menghabiskan porsi yang
disediakan oleh rumah sakit karena menurut klien tidak enak. Akhirnya
ibu memberikan tambahan makan kepada anak dengan memberikan
kudapan kepada anak, selain itu ibu juga membawa makan dari
rumahuntuk anak jika anak tidak mau makanan rumah sakit. Makanan
yang dibawa ibu untuk anaknya seperti makanan yang biasanya dimakan
oleh anak yaitu sayur dan lauk (tempe, tahu aatau ayam).
3. Pola Eliminasi
Klien mempunyai kebiasaan BAB sehari sekali, feses kuning dan tidak
lembek juga tidak terlalu keras. Untuk BAK, klien BAK sehari 4 sampai 5
kali. Setelah di rumah sakit tidak ada pola perubahan BAK namun untuk
BAB, di hari pertama ibu klien mengaku anaknya enggan untuk BAB di
rumah sakit karena kondisi kamar mandi klien yang menurut klien tidak
bersih dan bau. Ibu mencoba memberikan solusi dengan menyuruh klien
untuk BAB di popok.
4. Aktivitas-Pola latihan
Di rumah anak banyak menghabiskan waktunya dengan bermain. Jenis
permainan yang banyak dilakukan oleh anak adalah bermain mobil-
mobilan. Ibu klien mengatakan bahwa jika dibandingkan aktifitas saudara
kembarnya klien memang terlihat lebih cepat cape jika beraktifitas. Dulu
saat keduanya belajar merangkak, ibu sering memacu semangat kedua
anaknya dengan berlomba mengambil permainan sambil merangkak
namun seringkali klien menyerah dan berhenti merangkak karena terlalu
cape sedangkan saudara kembarnya bisa menyelesaikan permainan
dengan mengambil mainan yang diminta oleh ibu.
5. Pola Istirahat-Tidur
Sebelum masuk rumah sakit klien tidur 7-8 jam sehari, sesekali klien juga
tidur siang sekitar satu jam. setelah masuk rumah sakit, klien lebih sering
menghabiskan waktunya untuk tidur. Dalam sehari klien tidur hingga 10
jam.
6. Pola Kognitif-Persepsi
Saat ini klien paham bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit, dia juga
paham dengan keberadaan tenaga kesehatan yang sering membuatnya
takut saat akan melakukan tindakan medis untuk perawatan dirinya. Klien
sudah bisa berbicara dan mampu menyatakan keinginanya kepada
keluarga seperti keinginan untuk minum, BAK, BAB dan keinginan untuk
bermain-main bersam saudara kembarnya. Saat dilakukan pengkajian
klien terlihat menutup diri dan malu, namun secara perlahan-lahan klien
mulai membuka diri setelah dilakukan beberapa pendekatan. Klien
mampu melaporkan rasa sakitnya ketika ditanya mengenai area sakit yang
dikeluhkan dirinya kepada ibunya.
7. Persepsi Diri _ Pola konsep diri
Selama di rumah sakit klien terlihat sangat murung, klien jadi lebih sering
menangis dan selalu meminta digendong oleh ibu atau neneknya. Klien
merasa sangat kesepian dan ingin bertemu saudara kembarnya untuk
bermain bersama.
8. Pola peran-Hubungan
Klien terlahir sebagai anak kembar, klien selalu menghabiskan waktu
sehari-hari bersama saudara kembarnya. Saat di rumah sakit klien selalu
menanyakan saudara kembarnya dan meminta pulang untuk bertemu
saudara kembarnya.

9. Sexualitas
Sejak lahir ibu klien sudah mengenalkan gender kepada klien lewat jenis-
jenis permainan yang diberikan kepada klien. Klien senang bermain
mobil-mobilan. Jika dirumah klien juga lebih sering menghabiskan waktu
bermainnya bersama teman-teman laki-lakinya dengan bermain mobil-
mobilan. Jika ibu klien membelikan baju untuk klien, ibu akan
membelikan baju dengan gambar yang lebih disukai anak laki-laki seperti
mobil-mobilan dan robot-robotan.
10. Koping
Setelah klien mengeluhkan sakit pada pergelangan kaki kananya, klien
terlihat lebih sering menangis. Klien akan menangis jika kakinya terasa
sangat sakit. Jika kakinya sakit maka klien meminta ibunya untuk
mengelus-elus bagian kakinya, biasanya klien akan merasa lebih baik jika
ibu sudah mengelus-elus kaki klien.
11. Nilai-Pola keyakinan
Klien beragama islam, ibu klien mengatakan bahwa meskipun klien masih
kecil namun ibu klien selalu menerapkan nilai-nilai agama dalam
kehidupan klien sedini mungkin. Salah satu contohnya adalah ketika klien
akan beraktivitas, ibu klien selalu menuntun klien untuk berdoa. Di rumah
sakit, ibu klien selalu berdoa agar klien cepat sembuh dan ibupun
mengajari klien untuk berdoa demi kesehatan klien.
VIII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnosa Medis : Leukimia Limfositik Akut
2. Tindakan Operasi: tidak ada

3. Obat-obatan :
Tanggal Jenis terapi
16-08-2011 - Cefotaxim 3 x 400 mg
- Gentamicin 2 x 30 mg
- Paracetamol 120 mg
- Salbutamol 3 x 1 gr
- Darah 365 ml
- Dexametason 1 mg
- Lasix 5,5 mg
- Cefotaxim 3 x 400 mg
- Gentamicin 2 x 30 mg
- Salbutamol 3 x 1 gr
17-08-2011
- Dexamatason 1 mg
- Darah 250 ml
- Lasix 5,5 mg
- Cefotaxim 3 x 400 mg
18-08-2011
- Gentamicin 2 x 30 mg
4. Tindakan Keperawatan yang telah dilakukan:
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah
pemberian oksigen l ltr/menit, monitor TTV, mengkaji status gizi,
memotivasi untuk intake makanan dengan melibatkan keluarga, dan
incersi intraven untuk transfusi.
5. Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Hasil Nilai Normal
15-08-2011
08-08-2011
PARAMETERS
WBC 8,54 8,33 4,8 10,8 10^3 uL
RBC 1,75 1,26 4,7 6,1 10^6/uL
HGB 4,6 3,3 14 18 (g/dl)
HCT 13,6 10,2 42 52 (%)
MCV 77,7 81,0 79,0 99,0 (fL)
MCH 26,3 26,2 27,0 31,0 (pg)
MCHC 33,8 32,4 33,0 37, 0 (g/dl)
PLT 31 19 150 450 10^3/uL
RDW-CV 12,6 13,7 11,5 14,5 (%)
RDW-SD 32,5 36,0 35 47 (fL)
PDW 8,5 8,0 9,0 13,0 (fL)
MPV 9,6 11,5 7,2 11,1 (fL)
P-LCR 23,1 32,4 15,0 25,0 (%)
DIFFERENTIAL
NEUT# 0,78 1,8 8 10^3/uL
LYMPH# 6,27 0,9 5,2 10^3/uL
MONO# 1,42 0,16 1 10^3/uL
EO# 0,06 0,03 0,045 0,44 10^3/uL
BASO# 0,01 0,01 0 0,2 10^3/uL
NEUT % 9,2 50 70 %
LYMPH % 73,4 25 40 %
MONO % 16,6 28%
EO % 0,7 0,4 24%
BASO % 0,1 0,1 01%

Pemeriksaan Hematologi
Hitung Jenis
Basofil 0% Blas 15 %
Eosinofil 0% Promielosit 0%
Batang 0% Mielosit 0%
Segmen 12% Metamielosit 0%
Limfosit 60% Prolimfosit 5%
Monosit 8%

Eritrosit Anisositosis sedang


Poikilositosis sedang
Lekosit Estimasi jumlah normal, Limfositosis blas (+)
Trombosit Estimasi Jumlah menurun, bentuk besar (-), bentuk cuping (-)
Kesimpulan : Anemia, Limfositosis, Blas, Trombositopeni
DD : Keganasan Hematologi (ALL)
IX. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital : Nadi : 140 x/menit Suhu: 36,1oC
RR : 26 x/menit
Ukuran Saat Lahir Saat ini
Berat Badan 2,3 Kg `11,5 Kg
Panjang Badan 45 cm -

Kepala/leher :
Rambut : Hitam, lurus, tidak berketombe, bersih dan tidak rontok
Mata : Konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik.
Hidung : Simetris, tidak ada napas cuping hidung, ada sekret.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen.
Gigi dan : Gigi cukup bersih, tidak ada karies gigi, dan tidak memakai
mulut gigi palsu.
Leher : Tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
Dada
Paru-paru : Tidak ada retraksi dinding dada, suara paru sonor, tidak ada
ronchi dan wheezing.
Jantung : Iktus cordis tidak terlihat, tidak ada pembesaran jantung,
S1>S2, tidak ada murmur.
Abdomen : Bising usus 19 x/menit, Hepar pekak, teraba 5 jari dibawah
costa terakhir.
Ekstremitas :
Pergerakan ekstremitas bawah terutama kaki kanan terganggu
karena klien merasa kesakitan. Klien belum mau berjalan dan
selalu minta digendong.
KM
5 5
3 5
X. ANALISA DATA

No. Tanggal Data Masalah Etiologi


1. 16-08-2011 DS : Ibu mengatakan bahwa anak mengeluhkan sakit di kaki Nyeri Agen Injury biologis
kanan
DO : - Hepatomegali
- Klien terlihat rewel dan saat ditanya bagian yang sakit,
klien menunjuk ke kaki kananya.
P : Infiltrasi limfosit
Q : tidak terkaji
R : Kaki kanan
S : skala 4
T : muncul tidak menentu dan jarang.
2. 16-08-2011 DS : - Keletihan Anemia
DO : - Ibu mengatakan anaknya terlihat sangat lemas
- Hb : 3,3
- Anak terlihat sangat lemas dan terbaring lemas di atas
tempat tidur

3. 16-08-2011 DS : Resiko infeksi Proses penyakit


DO : - Ibu mengatakan anak mempunya riwayat sering demam
- Blas : 15 %
- Limfositosis
4. 16-08-2011 DS: - Ibu klien mengatakan merasa menghawatirkan anaknya Ansietas kematian Ragu dengan
dan takut kehilangan anaknya. prognosis
DS : - Ketika dokter memberi tahu diagnosa ALL pada An. B,
ibu klien langsung menangis terisak-isak dan
menanyakan mengenai penyakit ALL yang bisa
disembuhkan atau tidak.
- Ibu terlihat terus menangis dan menatapi wajah anaknya
yang sedang tertidur, ketika datang saudara yang
menengok An. B, Ibu langsung menangis dan
meluapkan emosi pada saudaranya.
XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d agen injury biologis
2. Keletihan b.d anemia
3. Resiko infeksi b.d proses penyakit
4. Ansietas kematian b.d ragu dengan prognosis
XII. RENCANA KEPERAWATAN
No Hari/Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi
1. 16-08-2011 Nyeri b.d agen NOC : NIC:
injury biologis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 Lakukan pengkajian nyeri secara
jam, nyeri hilang/terkendali dengan skala : komprehensif termasuk lokasi,
1 = Tidak pernah karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
2 = Jarang dan faktor presipitasi
3 = Kadang-kadang Gunakan Universal Pain Assessment Tool
4 = Sering untuk mengkaji skala nyeri pasien
5 = Konsisten menunjukkan Observasi reaksi nonverbal dari
yang dibuktikan dengan indikator : ketidaknyamanan
Tujuan Evaluasi bersama pasien dan tim
No Indikator Awal kesehatan lain tentang ketidakefektifan
1 2 3 4 5
1. Mengenali faktor 4 * kontrol nyeri masa lampau
penyebab Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
2. Mengenali 3 * dan menemukan dukungan
lamanya (onset) Kontrol lingkungan yang dapat
sakit (skala, mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
intensitas, pencahayaan dan kebisingan
frekuensi dan tanda Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
nyeri) menentukan intervensi
3. Menggunakan 3 * Ajarkan tentang teknik non farmakologi
metode non- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
analgetik untuk Tingkatkan istirahat
mengurangi nyeri Kolaborasikan dengan dokter jika ada
4. Tanda vital dalam 3 * keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
rentang normal Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
2. 16-08-2011 Keletihan b.d NOC : ENERGI MANAGEMENT :
anemia Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Berikan Oksigen 1 lt/menit
jam, keletihan hilang dengan skala : Kaji kemampuan klien dalam beraktifitas
1 = Tidak pernah Monitor intake nutrisi untuk memastikan
2 = Jarang kecukupan sumber energi
3 = Kadang-kadang Rencanakan aktifitas saat klien
4 = Sering mempunyai energi yang cukup
5 = Konsisten menunjukkan Berikan periode istirahat selama aktivitas
yang dibuktikan dengan indikator : Bantu klien memenuhi kebutuhan
Tujuan perawatan diri.
No Indikator Awal
1 2 3 4 5 Berikan transfusi darah dengan kebutuhan:
1. Kemampuan bicara 2 * (12-3,3) X 80 X 11,5 = 365 cc
saat latihan 22
2. Langkah berjalan 2 * PRC 5 cc/kg/kali (PK) = 5 x 11,5 = 57,5
3. Jarak berjalan 2 * cc
4. Laporan ADL 3 * PRC diberika 57,5 cc/kali dalam 4 jam
Berikan Lasik 5,5 mg dan dexametason 1
mg sebelum program transfusi

3. 16-08-2011 Resiko infeksi b.d NOC : INFECTION CONTROL


proses penyakit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
jam diharapkan resiko tidak terjadi. Dengan kriteria tindakan keperawatan.
hasil : Tingkatkan intake nutrisi
1 = Tidak pernah Berikan terapi antibiotik : Cefotaxim 3 x
2 = Jarang 400 mg
3 = Kadang-kadang Intruksikan keluarga untuk cuci tangan
4 = Sering sebelum dan sesudah memberi makan
5 = Konsisten menunjukkan Berikan Lasik dan dexametason sebelum
yang dibuktikan dengan indikator : program transfusi
No Indikator Awal Tujuan
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan 2 *
tentang resiko
2. Memonitor faktor 3 *
resiko dari perilaku
personal
3. Melaksanakan 3 *
strategi kontrol
resiko yang dipilih
4. Berkomitmen 3 *
dengan strategi
kontrol resiko yang
dipilih
4. 16-08-2011 Ansietas kematian Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, AXIETY REDUCTION
b.d ragu dengan diharapkan klien tidak mengalami ansietas. Dengan Gunakan pendekatan yang menenangkan
prognosis kriteria hasil : Jelaskan semua prosedur dan apa
1 = Tidak pernah tanggapan keluarga klien mengenai
2 = Jarang prosedur
3 = Kadang-kadang Pahami perspektif pasien terhadap situasi
4 = Sering stress
5 = Konsisten menunjukkan Temani pasien untuk memberikan
yang dibuktikan dengan indikator : keamanan dan mengurangi takut
Tujuan Berikan informasi faktual mengenai
No Indikator Awal
1 2 3 4 5 diagnosis dan tindakan prognosis
1. Merencanakan 2 * Dorong Ibu untuk mengungkapkan
strategi koping perasaan, ketakutan, persepsi.
untuk situasi penuh
stress
2. Mencari informasi 2 *
untuk menurunkan
stress
3. Menggunakan 2 *
strategi koping
efektif
4. Mempertahankan 2 *
penampilan peran
XIII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Waktu Diagnosa Tindakan Respon Pasien Paraf
Pelaksanaan Keperawatan
Selasa, 16 Agustus 2011
07.30 Nyeri b.d agen Mengkaji nyeri secara Klien menunjukan bahwa kaki kananya yang
injury biologis komperhensif. terasa sakit ketika ditanya letak sakitnya.
Dengan menggunakan Universal Pain
Assessment Tool, klien mengekspresikan
wajah moderate pain dengan skala nyeri 5.
Ibu klien mengatakan bahwa semenjak
kontrol di Rumah sakit sebenarnya kondisi
kaki klien sudah berangsur membaik. Nyeri
muncul jarang dan jika kaki disentuh An. B
tidak akan menangis kesakitan.

08.00 Mengajarkan kepada ibu Ibu sudah menggunakan metode non-


untuk mengelus-elus kaki farmakologi ketika Klien merasa kesakitan
anak jika anak merasa dan terbukti dapat mengurangi sakit klien.
kesakitan
08.30 Keletihan b.d Mengukur TTV 130 x/menit, RR : 26 x/menit, T : 36,1
anemia Mengkaji kemampuan klien Klien terlihat sangat lemas dan terus menerus
12.10 dalam beraktifitas berbaring di tempat tidur.
Memonitor intake nutrisi Klien makan makanan dari Rumah sakit
namun tidak menghabiskan porsi yang
diberikan karena tidak enak
Klien memakan tambahan, dengan memakan
kue.

10.10 Memberikan Lasik 5,5 mg Klien terlihat sedikit rewel saat pemasangan
dan dexametason 1 mg tranfusi dan saat dilakukan injeksi
sebelum program transfusi dexametason dan lasix.
Memberikan transfusi darah Darah masuk 57,5 cc dalam 4 jam.
PRC 5 cc/kg/kali (PK) =
57,5 cc/ kali dalam 4 jam.
07.00 Resiko infeksi b.d Cuci tangan setiap sebelum
proses penyakit dan setelah tindakan ke
pasien
08.00 Memberikan Injeksi Klien rewel saat dilakukan injeksi
Cefotaxime 400 mg
12.00 Memberikan Gentamicin 30
mg Ibu Klien terlihat kooperatif dan ikut
Memotivasi klien untuk memotifasi klien untuk banyak makan
12.00 meningkatkan intake nutrisi supaya cepat sembuh namun anak masih
terlihat murung
Mengintruksikan keluarga Respon keluarga positif.
08. 15 untuk cuci tangan sebelum
dan sesudah memberi makan
ke klien.
Ansietas kematian Menenangkan ibu klien saat Ibu terlihat menangis ketika dokter memberi
09.00 b.d ragu dengan ibu klien menangis dan tahu kondisi An. B
prognosis menolak diagnosa medis
pada anaknya. Ibu klien masih sangat shock dan terus
Menemani Ibu klien untuk menangis
mengurangi rasa takut Ibu klien terbuka, klien mulai menceritakan
Memahami kondisi klien mengenai kondisi An. B
09.45 Menjelaskan semua prosedur Keluarga klien perlahan mulai memahami
kepada kelurga klien kondisi klien

Rabu, 17 Agustus 2011


08.00 Nyeri b.d agen Mengkaji nyeri secara Dengan menggunakan Universal Pain
injury biologis komperhensif. Assessment Tool, klien sudah tidak
mengekspresikan wajah kesakitan.

Mengobservasi penggunakan Ibu mengusap-ngusap kaki klien jika klien


tekhnik non farmakologi merasa kesakitan
untuk mengurangi nyeri
Keletihan b.d Merencanakan aktifitas Klien saat ini sudah bisa duduk dan terlihat
10.30 anemia bermain dengan anak dengan sangat asik ketika menggambar. Selama
menggambar bersama bermain klien tidak rewel

Memberikan periode istirahat Setelah bermain klien terlihat lelah dan


11.00 selama aktivitas langsung istirahat.
Obat masuk lewat IV, klien rewel saat di
16.00 Memberikan Lasik 5,5 mg injeksi
dan dexametason 1 mg
sebelum program transfusi Darah diberikan oleh perawat jaga lain, darah
Memberikan transfusi darah masuk sebanyak 250 cc
PRC dengan kebutuhan :
(12-6,3)x80x12 = 250 cc
22
Resiko infeksi b.d Cuci tangan setiap sebelum Perawat melakukan universal precaution
07.00 proses penyakit dan setelah tindakan ke
pasien
Memberikan Injeksi Klien rewel saat injeksi, obat masuk lewat IV
10.00 Cefotaxime 400 mg
Memberikan Gentamicin 30
mg Klien terlihat lahap memakan makananya,
Memotivasi klien untuk klien beberapa kali juga terlihat memakan
12.00 meningkatkan intake nutrisi kudapan.

Mengingatkan keluarga Keluarga mencuci tangan sebelum dan


untuk cuci tangan sebelum sesudah menyuapi makanan ke klien.
dan sesudah memberi makan
ke klien.
Ansietas kematian Memahami kondisi klien Ibu klien kini lebih terbuka
b.d ragu dengan Menjelaskan semua prosedur Ibu klien mendengarkan dan lebih kooperatif
11.00 prognosis kepada kelurga klien
Berikan informasi faktual Ibu klien dan keluarga mulai terbuka dengan
mengenai diagnosis dan diagnosa penyakit klien, bahkan ibu sudah
tindakan prognosis mencari informasi lewat internet.

Jumat 20 Agustus 2011


19.30 Keletihan b.d Merencanakan aktifitas Klien bermain dokter-dokteran bersama
anemia bermain dengan anak dengan perawat, selama bermain klien terlihat
terapi bermain (bermain gembira dan aktif. Dalam bermain ibu klien
peran) dilibatkan dimana ibu bertindak sebagai
pasien dan anak bertindak sebagai dokter.
Anak terlihat tidur nyenyak setelah aktifitas
20.30 Memberikan periode bemain peran
istirahat selama aktivitas
06.30 Resiko infeksi b.d Cuci tangan setiap sebelum Perawat melakukan prosedur universal
proses penyakit dan setelah tindakan ke precaution
pasien
00.00 Memberikan Injeksi Obat injeksi masuk, klien dalam kondisi
Cefotaxime 400 mg tidur dan tidak terbangun
Memberikan Gentamicin 30
mg Klien makan sudah lahap. BB : 12 Kg
Memotivasi klien untuk
06.40 meningkatkan intake nutrisi Ibu klien akan lebih berhati-hati mejaga klien
Memberikan intruksi kepada
keluarga agar ketika sudah
07.00 dirumah lebih
memperhatikan personal
hygiene klien.
XIV. CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf
Selasa, 16 Agustus 2011
Nyeri b.d agen injury S : Klien menunjukan letak kaki yang sakit
biologis O : Dengan menggunakan Universal Pain Assessment Tool, klien mengekspresikan wajah
moderate pain dengan skala nyeri 4.
P : Infiltrasi limfosit
Q : tidak terkaji
R : Kaki kanan
S : skala 4
T : muncul tidak menentu dan jarang.
A : Masalah teratasi sebagian

Hasil Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Mengenali faktor 4 5 *
penyebab
2. Mengenali 3 5 *
lamanya (onset)
sakit (skala,
intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
3. Menggunakan 3 4 *
metode non-
analgetik untuk
mengurangi nyeri
4. Tanda vital dalam 3 5 *
rentang normal
P : Lanjutkan Intervensi
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Keletihan b.d anemia S:
O : - Ibu mengatakan bahwa anaknya masih terlihat lemas
- Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak menghabiskan porsi yang diberikan oleh rumah
sakit
- Hb : 6,3
- 130 x/menit, RR : 26 x/menit, T : 36,1
A : Masalah teratasi sebagian

Hasil Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Kemampuan bicara 2 3 *
saat latihan
2. Langkah berjalan 2 2 *
3. Jarak berjalan 2 2 *
4. Laporan ADL 3 3 *
P : Lanjutkan Intervensi
Berikan transfusi darah PRC dengan kebutuhan (PK) :
(12-6,3)x80x12 = 250 cc
22
Berikan Lasik 5,5 mg dan dexametason 1 mg sebelum transfusi
Rencankan aktifitas menggambar untuk anak

Resiko infeksi b.d S :


proses penyakit O : - Ibu klien mengatakan bahwa anak tidak menghabiskan porsi makanan yang diberikan oleh
rumah sakit
- Ibu mencuci tangan sebelum dan sesudah memberi makan anak
- Ibu memahami anaknya rentan terhadap infeksi
A : Masalah teratasi sebagian

Hasil Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan 2 3 *
tentang resiko
2. Memonitor faktor 3 4 *
resiko dari perilaku
personal
3. Melaksanakan 3 4 *
strategi kontrol
resiko yang dipilih
4. Berkomitmen 3 4 *
dengan strategi
kontrol resiko yang
dipilih
P : Lanjutkan Intervensi
- Tingkatkan intake nutrisi
- Berikan terapi antibiotik : Cefotaxim 3 x 400 mg
- Intruksikan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memberi makan
- Berikan dexametason 1 mg sebelum program transfusi

Ansietas kematian S : Ibu mengatakan masih sedih dengan diagnosa medis klien
b.d ragu dengan O : Ibu terlihat murung dan sesekali meneteskan air mata
prognosis A : Masalah teratasi sebagian

Hasil Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Merencanakan 2 3 *
strategi koping
untuk situasi penuh
stress
2. Mencari informasi 2 3 *
untuk menurunkan
stress
3. Menggunakan 2 3 *
strategi koping
efektif
4. Mempertahankan 2 3 *
penampilan peran
P : Lanjutkan Intervensi
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis dan tindakan prognosis
Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf
Rabu, 17 Agustus 2011
Nyeri b.d agen injury S : Klien menunjukan letak kaki yang sakit
biologis O : Dengan menggunakan Universal Pain Assessment Tool, klien tidak mengekspresikan
wajah kesakitan
A : Masalah teratasi sebagian

Hasil Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Mengenali faktor 4 5 *
penyebab
2. Mengenali 3 5 *
lamanya (onset)
sakit (skala,
intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
3. Menggunakan 3 5 *
metode non-
analgetik untuk
mengurangi nyeri
4. Tanda vital dalam 3 5 *
rentang normal
P : Hentikan Intervensi
Keletihan b.d anemia S:
O : - Ibu mengatakan bahwa anaknya masih terlihat lemas
- Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah mau makan dan sering makan kudapan
A : Masalah teratasi sebagian

Hasil Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Kemampuan bicara 2 4 *
saat latihan
2. Langkah berjalan 2 2 *
3. Jarak berjalan 2 2 *
4. Laporan ADL 3 4 *
P : Lanjutkan Intervensi
Rencankan aktifitas terapi bermain untuk anak dengan bermain peran

Resiko infeksi b.d S :


proses penyakit O:- Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah mau makan dan sering makan kudapan
- Ibu mencuci tangan sebelum dan sesudah memberi makan anak
- Ibu memahami anaknya rentan terhadap infeksi dan ibu berkomitmen untuk selalu
menjaga kebersihan demi anaknya
A : Masalah teratasi sebagian
Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf
Jumat, 19 Agustus 2011
Keletihan b.d anemia S :
O : - Ibu mengatakan bahwa anaknya masih terlihat lemas
- Anak terlihat sangat aktif saat bermain peran
A : Masalah teratasi sebagian

Hasil Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Kemampuan bicara 2 4 *
saat latihan
2. Langkah berjalan 2 2 *
3. Jarak berjalan 2 3 *
4. Laporan ADL 3 4 *
P : Lanjutkan Intervensi
Memotivasi untuk intake makanan
Resiko infeksi b.d S :
proses penyakit O : - Ibu mengatakan bahwa napsu makan anak naik
- Ibu mencuci tangan sebelum dan sesudah memberi makan anak
- ibu berkomitmen untuk selalu menjaga kebersihan demi anaknya
A : Masalah teratasi sebagian

Hasil Tujuan
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan 2 5 *
tentang resiko
2. Memonitor faktor 3 4 *
resiko dari perilaku
personal
3. Melaksanakan 3 4 *
strategi kontrol
resiko yang dipilih
4. Berkomitmen 3 5 *
dengan strategi
kontrol resiko yang
dipilih
P : Lanjutkan Intervensi
- Tingkatkan intake nutrisi
- Berikan terapi antibiotik : Cefotaxim 3 x 400 mg
- Intruksikan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memberi makan

Anda mungkin juga menyukai