Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ELECTRONIC MESSAGE AS A STRUC E-TOLL CARD

OLEH :

M. FATHUDDIN AL ISLAMI (20170410044)

ARLINNA R. Y. P. (20170410049)

UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA


FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI PENDIDIKAN DOKTER
2017
ELECTRONIC MESSAGE AS A STRUC E-TOLL CARD

Indonesia merupakan produsen dan juga konsumen kertas terbesar di dunia.


Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memegang peranan
penting bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan data FAO (2013) total nilai
ekspor Indonesia pada tahun 2011 untuk produk pulp sebesar 1,554 juta dolar,
sedangkan untuk produk kertas sebesar 3,544 juta dolar. Pada pasar dunia, industri
pulp dan kertas Indonesia memperlihatkan perkembangan yang cukup baik, tahun
2002 Indonesia menempati peringkat 12 sebagai eksportir kertas dan meningkat ke
peringkat 9 pada tahun 2011. Sementara untuk produk pulp, Indonesia
mempertahankan peringkat 6 sebagai eksportir pulp dunia dengan total ekspor pulp
tahun 2002 sebesar 2.25 juta ton dan tahun 2011 sebesar 2.93 juta ton (FAO 2013)
(Wulandari, 2013).

Saat ini industri kertas nasional telah mengekspor hasil produksi ke 90


negara di dunia. Dengan kapasitas mesin pulp terpasang sebesar 7,9 juta ton per
tahun, Indonesia menempati peringkat sembilan terbesar di dunia. Sementara
dengan kapasitas mesin kertas terpasang sebesar 12,9 juta ton per-tahun, Indonesia
menempati peringkat keenam dunia (Amna, 2016, industri.bisnis.com).

Indonesia memiliki potensi menjadi negara produsen pulp dan kertas


terbesar dunia karena memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki negara
lain. Di antaranya, lahan yang luas serta Sumber Daya Alam (SDA). Namun
belakangan ini, industri kertas menghadapi persoalan kebijakan terkait regulasi
ekspor-impor maupun isu lingkungan hidup (kemenperin.go.id). Memasuki kuartal
II/2016 pelaku industri pulp dan kertas di Indonesia lebih mengandalkan pasar
domestik karena pertumbuhannya lebih tinggi yaitu mencapai 30%, ketimbang
ekspor akibat harga yang anjlok di pasar global (2016, m.tempo.co).

Dalam hal pengembangan industri kertas, Pemerintah memang perlu


mendorongnya dengan kebijakan yang kondusif, baik itu untuk pengusaha di
tingkat hilir (industri) maupun hulu (hutan), karena bahan baku pulp dan kertas
adalah kayu. Namun semua itu, pemerintah tidak boleh mengabaikan faktor
kelestarian alam (wri.org).

Akibat produksi
kertas tersebut Deforestasi
di Indonesia terbilang
sangat tinggi. Deforestasi
adalah proses penghilangan
hutan alam dengan cara
penebangan untuk diambil
kayunya atau mengubah
peruntukan lahan hutan
menjadi non-hutan. Hal ini
juga dapat disebabkan oleh
kebakaran hutan baik yang
disengaja atau terjadi secara
alami (jurnalbumi.com).

Menurut data
statistik Kementerian
Kehutanan tahun 2011, laju deforestasi di Indonesia pada periode 2000-2010
melesat hingga 1,2 juta hektar hutan alam setiap tahun. Walaupun angka ini telah
menunjukkan penurunan sejak 2010, bahaya deforestasi masih mengancam dari
pola produksi dan konsumsi yang tidak bertanggung jawab (wwf.or.id). Forest
Watch Indonesia (FWI) mengatakan laju deforestasi atau menyempitnya kawasan
hutan akibat pembukaan lahan dari tahun ke tahun di Indonesia termasuk yang
tertinggi di dunia (2015, Simanjuntak, antaranews.com)

Tingginya permintaan pasar atas produk kehutanan juga kerap


memicu produsen untuk memaksakan jalur-jalur produksi yang lebih cepat, antara
lain menambah luas lahan yang dapat diambil kayunya dengan cara melanggar
hukum, misalnya melalui korupsi perizinan. Pelanggaran seperti ini menyebabkan
laju deforestasi pun semakin cepat (wwf.or.id). Kini pemanasan global menjadi
salah satu dampak jangka panjang akibat deforestasi. Ini adalah tantangan serius
yang dihadapi oleh Indonesia. Deforestasi merupakan masalah lingkungan yang
cukup pelik. Pemerintah Indonesia harus bertindak untuk mengatasi dampak
deforestasi. Hutan sangat penting dan memberikan banyak manfaat bagi dunia. Jika
tidak segera mengambil langkah perbaikan untuk menghentikan deforestasi, maka
secara perlahan seluruh kehidupan di Bumi akan terganggu.
Oleh karena itu, kita dapat mengurangi beban tersebut dengan
meminimalisir produk hutan seperti halnya penggunaan kertas sebagai struk hasil
transaksi. Kita dapat melihat fenomena di jaman sekarang ini, dimana media digital
mengganti peranan kertas sebagai media yang lebih praktis. Fenomena ini dapat
disebut paperless. Selain itu, dengan menggunakan media digital kita dapat
menghemat produksi kertas untuk tidak terbuang sia-sia. Banyak dari masyarakat
Indonesia tidak memedulikan sampah kertas hasil transaksi jual beli/ struk tanpa
melihatnya dan langsung saja dibuang. Salah satu contoh, struk hasil transaksi e-
toll card. Betapa banyak pohon yang ditebang untuk memproduksi kertas kecil
sebagai struk yang sama sekali tidak diperhatikan dan dibuang disembarang tempat.
Hal ini merupakan tindakan yang kurang efektif dan efisien.

Oleh karena itu, kita beralih untuk dapat memperbaiki ketidaksesuain ini
dengan memanfaatkan fenomena paperless. Meskipun fenomena paperless yang
saat ini sedang merebak disinyalir tidak akan berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan industri pulp dan kertas di dunia maupun di Indonesia. Namun dengan
meminimalisir penggunaan kertas yang tidak sesuai dengan beralih ke media digital
dapat membantu mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat deforestasi besar-
besaran di Indonesia.

Selain itu, untuk menanggulangi deforestasi di Indonesia, Perusahaan Hutan


Tanaman Industri (HTI) harus dapat menjalankan kegiatan usahanya, antara lain
dengan menjaga keberlanjutan pengelolaan hutan dengan menerapkan prinsip-
prinsip berkelanjutan (sustainability) dan upaya mitigasi perubahan iklim. Apabila
hal tersebut dilakukan maka perusahaan tentunya telah ikut berkontribusi dalam
menjaga kelestarian hutan sekaligus juga mengurangi dampak perubahan iklim
serta dapat menjaga imagenya sebagai pelaku kegiatan usaha yang ramah
lingkungan (2014, APKI).

Tujuan kami dalam mengalihkan kertas struk ke dalam media digital adalah
untuk memanfaatkan era digital yang semakin berkembang pesat. Selain itu,
membawa Indonesia untuk dapat berjalan
seimbang dengan arus teknologi yang
semakin berkembang. Namun yang
terutama adalah menjaga Indonesia
dalam deforestasi besar-besaran dan
menghemat sumber daya yang terbuang
sia-sia. Jika ada cara untuk
mempermudah dan lebih efektif dan
efisien, Mengapa tidak?. Dengan mengganti kertas struk dengan media digital,
Indonesia dapat mengurangi besarnya jumlah sampah kertas di sekitar jalanan tol.
Pada program kreativitas mahasiswa, kami mengungkapkan gagasan berupa
pesan elektronik pengganti struk kertas hasil berbagai transaksi. Salah satu contoh,
struk hasil transaksi kartu e-toll. Pihak jasa marga dapat menghemat penggunaan
kertas sebagai struk hasil transaksi.
Dengan mengalihkan fungsi kertas
dengan media digital berupa pesan
elektronik. Pesan elektronik ini
berisikan nominal hasil transaksi kartu
e-toll yang baru saja digunakan. Pesan
elektronik ini akan dikirimkan melalui
operator pihak jasa marga ke nomor telepon seluler pengguna e-toll. Oleh karena
itu, setiap pengguna haruslah mendaftarkan nomor telepon masing-masing kepada
pihak yang bersangkutan. Dengan begitu Indonesia dapat mengurangi penggunaan
kertas yang berlibahan dan sebenarnya dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Daftar Pustaka :
Kementrian Perindustrian RI. 2016. Berita Industri : 2017, RI Produsen Kertas
Nomor 6 Terbesar Dunia. Bandung: Pikiran Rakyat. (Online)
(http://www.kemenperin.go.id/artikel/16596/2017,-RI-Produsen-Kertas-
Nomor-6-Terbesar-Dunia , diakses 28 Oktober 2017)
Jawa Pos. 2016. Berita Industri : Konsumsi Kertas Domestik Naik. Surabaya :
Kementrian Perindustrian RI. (Online)
(http://www.kemenperin.go.id/artikel/14041/Konsumsi-Kertas-Domestik-
Naik , diakses 28 Oktober 2017)
Binus University. 2016. Industri Kertas di Indonesia. Jakarta: Binus University
School of Information System. (Online)
(https://sis.binus.ac.id/2016/12/16/industri-kertas-di-indonesia/ , diakses 29
Oktober 2017)
Rusady, David. 2015. Bernafas atau Kertas?. Kota : Kompasiana.
(https://www.kompasiana.com/earthhourindonesia/bernapas-atau-
kertas_54f818eea33311f3608b48e1 , diakses 28 Oktober 2017)

Anda mungkin juga menyukai