PENDAHULUAN
Setiap materi yang ada di alam semesta ini tersusun atas partikel-partikel.
Partikel-partikel ini saling terhubung dan saling berinteraksi satu sama lain.
Dalam sebuah benda pasti terdapat atom-atom yang saling berikatan sehingga
membentuk benda tersebut. Ikatan inilah yang disebut dengan ikatan kimia.
Ikatan kimia merupakan ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik antara
Ikatan antar atom ini akan menentukan tidak hanya sifat kimia unsur atau
senyawa tersebut tetapi juga menentukan sifat fisika dari unsur atau senyawa
tersebut. Singkatnya ikatan antar atom ini akan menentukan segala karakteristik
dari unsur atau senyawa tersebut, seperti kemampuan menghantarkan listrik dan
panas, kepolaran, kereaktifan, bentuk molekul, warna, sifat titik didih , titik beku,
Ikatan antar atom dapat dibedakan menjadi dua yaitu ikatan elektrovalen
(ion) dan ikatan kovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut dengan
senyawa ion dan senyawa yang memiliki ikatan kovalen disebut dengan senyawa
golongan utama. Namun, selain itu ada juga yang disebut dengan senyawa
Oleh karena itu maka perlunya diadakan percobaan Ikatan Kimia ini
ikatan kimia yang termasuk ikatan ion, ikatan kovalen senyawa kompleks dan
kompleks.
warna, reaksi, keasaman serta menentukan senyawa ion, senyawa kovalen dan
senyawa kompleks.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Ikatan ion adalah transfer elektron dari atom logam ke atom non logam
yang membuat ion-ion yang terbentuk berada pada kondisi stabil (gas mulia)
(Daniel dkk., 2001). Pada suhu kamar, senyawa ionik terdapat dalam bentuk
kristal yang disebut kristal ion. Kristal ion tersebut terdiri dari ion-ion negatif dan
ion-ion positif, dengan susunan/bentuk yang teratur yang ditentukan oleh muatan
elektron tersebut pada Cl, yang berbeda dari A karena mempunyai elektron 3p
bermuatan negatif. Kemudian kedua ion tersebut akan saling tarik menarik dengan
potensial, afinitas elektron dari atom unsur pembentuk senyawa ion dan energi
kisi senyawa ion tersebut. Makin kecil ionisasi potensial, makin besar afinitas
sebuah elektron serta makin besar energi kisi, makin mudah senyawa ion
Beberapa sifat senyawa ion adalah yang pertama ikatan antara ion-ion
adalah gaya tarik menarik antara dua muatan listrik yang berlainan, sehingga tidak
ada ikatan yang erat antara ion-ion. Yang kedua bila kristal dari persenyawaan ion
dilarutkan dalam air maka ion-ion terpisah satu sama lain atau terdisosiasi. Bila
maka ion-ion akan bergerak ke arah elektroda yang bermuatan berlawanan dan
tersebut dapat pula mengantarkan arus listrik sebab dalam leburan ion-ion akan
bergerak dengan bebas. Yang ketiga Pasangan ion dalam ikatan ion mempunyai
dipol momen listrik yang besar, sehingga pasangan-pasangan ion ini akan melekat
padat yang sukar menguap. Yang keempat persamaan dengan ikatan ion
A. Pengertian
berada pada kondisi stabil gas mulia (Daniel dkk., 2001). Terbentuknya ikatan
elektron atom gas mulia, yaitu 8 elektron pada kulit terluar atau 2 elektron
pada atom Helium. Karena itu teori mengenai ikatan kovalen disebut teori
oktet (Syarifuddin,1994).
Ikatan kovalen dapat dibedakan menjadi dua yaitu kovalen polar dan
kovalen non polar. Konsep polar dan non polar didasarkan pada perbedaan
yang menghasilkan momen dipol yang berbeda dengan kepolaran yang berbeda
keelektronegatifan yang besar seperti CCl4 termasuk non polar karena jumlah
Bila antara kedua atom terbentuk ikatan kovalen ganda (rangkap) maka
elektron yang terdiri dari simbol Lewis, yaitu lambang atom yang dikelilingi
sejumlah elektron valensi. Apabila elektron valensi lebih dari empat, maka
elektron yang kelima dipasangkan dengan salah satu elektron lainnya. Yang dapat
1. Umumnya berupa gas atau zat cair/zat padat yang mudah menguap.
2. Medan listrik yang ditimbulkan oleh molekul ini nol atau sangat kecil.
3. Persenyawaan kovalen umumnya sukar larut dalam air. HCl dan NH3 yang
A. Pengertian
logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan
elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Senyawa kompleks dapat disintesis
dengan cara pencampuran larutan ion logam dan ligan dalam pelarut tertentu yang
dapat melarutkan ion logam dan ligan, baik disertai pemanasan maupun tanpa
pemanasan pada suhu tertentu. (Faizzah dkk., 2016). Ikatan pada senyawa
kompleks ini disebut ikatan koordinasi. Banyaknya ion netral yang mengelilingi
logam sebagai ion pusat ini disebut bilangan koordinasi (Respati, 1992).
tembaga (II) sulfat dibuat dengan mereaksikan tembaga dan asam sulfat pekat-
panas. Nama lazimnya adalah (vitriol biru), nama ini menyatakan asalnya (vitriol)
dan warnanya (biru) yang merupakan sifatnya yang paling mudah dilihat. Akan
tetapi, senyawa ini tidak sekedar tembaga dan sulfat, tetapi juga air. Air di dalam
vitrol biru sangat penting, sebab bila air ini dikeluarkan dengan pemberian panas
yang tinggi, warna birunya hilang, berganti menjadi tembaga (II) sulfat anhidrat
berwarna putih. Warna biru dari vitriol biru berasal dari kompleks koordinasi
yang molekul H2O-nya berikatan langsung dengan ion Cu2+ membentuk ion
masuk ke dalam lengkung koordinasi ion tersebut. Vitriol biru memiliki rumus
Jumlah total ikatan logam dengan ligan dalam sebuah kompleks biasanya
dua sampai enam disebut bilangan koordinasi logam tersebut. Beberapa ligan
yang lazim adalah ion halida (F,Cl,Br,I), ammonia (NH3), karbon monoksida
(CO), dan air. Setiap ligan ini hanya mampu membentuk ikatan tunggal dengan
satu atom logam pusat, sehingga disebut monodentat (berasal dari bahasa latin
mono, berarti satu, plus dens, berarti gigi) yang menyatakan bahwa pengikatannya
hanya pada satu titik. Ligan lain dapat membentuk dua atau lebih ikatan seperti itu
Koordinasi memodifikasi sifat kimia dan sifat fisis atom pusat dan
satu sama lain, seperti halanya ion positif dapat bergabung dengan ion negatif-
Senyawa ini dan keempat senyawa ionik sejenis lain semua mengandung Pt, NH3,
molar yang sama. Akan tetapi, kelima senyawa tersebut berbeda struktur serta
sifati fisis dan kimianya. Konsep koordinasi meliputi sangat banyak komposisi
kimia sebagai kombinasi dari ligan-ligan yang berikatan (dengan beragam nisbah)
dengan atom logam pusat atau ion. Kumpulan informasi mengenai reaktivitas
3 tetes NaCl
AgNO3
Hasil
2.5 HCl
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
C2H5OH
Hasil
C. Pengendapan Garam Hidroksida
CuSo4
endapan
CuSo4
Hasil
GAMBAR PERCOBAAN
LEMBAR PENGESAHAN
IKATAN KIMIA
H021 17 1514
Rosdiana
NIM : H31113333