Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh ( Tarwoto dan Wartonah, 2006).
Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ atau sel ( Carpeniti-
Moyet, 2006).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa oksigen adalah suatu komponen gas yang
merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel.

PENYEBAB
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi menurut NANDA
(2013),yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan
energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif / persepsi,
obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane
kapiler-alveoli.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen menurut Tarwoto dan Wartonah antara lain:

a. Faktor Fisiologi
Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran napas bagian atas.
Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport O2 terganggu.
Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-lain.
Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulus
skeleton yang abnormal, penyalit kronik seperti TBC paru.
b. Faktor Perkembangan
1.Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok.
Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress yang
mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteriosklerosis,
elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
c. Faktor Perilaku
Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk
menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan
arterioklerosis.
Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan koroner.
Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun
mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol, menyebabkan depresi pusat pernapasan
Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
d. Faktor Lingkungan
Tempat kerja
Suhu lingkungan
Ketinggian tempat dan permukaan laut.

TANDA DAN GEJALA


Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi.
Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan
nafas faring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, nafas
dengan mulut, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas
kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif
sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2013).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea,
kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis, warna kulit abnormal (pucat,
kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi,
irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2013).

PATOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses ventilasi (proses
penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini
terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon
jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran
oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas.
Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran
gas (Brunner & Suddarth, 2002).

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
Pasien mengeluh sesak saat bernafas
Pasien mengeluh batuk tertahan
Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
Pasien merasa ada suara nafas tambahan
2) Data Objektif
Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
Terdapat bunyi nafas tambahan
Pasien tampak bernafas dengan mulut
Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
Pasien tampak susah untuk batuk
b. Pola nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
Pasien mengatakan berat saat bernafas
2) Data Objektif
Irama nafas pasien tidak teratur
Orthopnea
Pernafasan disritmik
Letargi
c. Gangguan pertukaran gas
1) Data Subjektif
Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
Pasien mengeluh susah tidur
Pasien merasa lelah
Pasien merasa gelisah
2) Data Objektif
Pasien tampak pucat
Pasien tampak gelisah
Perubahan pada nadi
Pasien tampak lelah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan:
Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza.
Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif
Sumbatan jalan nafas karena benda asing
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan:
Lemahnya otot pernafasan
Penurunan ekspansi paru
c. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan:
Perubahan suplai oksigen
Adanya penumpukan cairan dalam paru
Edema paru

RENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa yang diangkat:
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d peningkatan sputum ditandai dengan batuk
produktif
Ketidakefektifan pola nafas b/d posisi tubuh ditandai dengan bradipnea
Gangguan pertukaran gas b/d berkurangnya keefektifan permukaan paru
NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
DX KRITERIA HASIL
1 seSetelah dlakukan
1. tmang setap har 1. deal
tndakan keperawatan 2. konsultaskan keutuha kalor
Je jelaskan pentngnya nutrs yang keutuhan kalor haran yang
pasen dapat
adekuat realists dan adekuat pada ahl gz
menunjukan
erkan makanan dalam pors kecl tap
3. erkan makanan tngg kalor dan
penngkatan
serng tngg proten
pemenuhan keutuhan
nutrs sesua krtera: 4. erkan suplemen makanan
jenstrukskan ndvdu yang mengalam
Nafsu makan
penurunan nafsu makan untuk
menngkat
makan kapan saja la dapat d
Penngkatan masukan
tolerans
oral
Penngktan aktvtas
Erat adan

2 Sesetelah d lakukan
1 1. dskuskan dengan ahl gz prog
tndakan keperawatan Antu penggurangan Ram penurunan yang melput
pasen dapat erkan pengelolaan det dan pengeluaran
menunjukan Nf ormas yang sesua tentang keutuhan energ
pemenuhan keutuhan nutrs yang adekuat dan agamana
nutrs adekuat sesua dapat memenuh keutuhan terseut
krtera : A

Penngkatan aktvtas
Aa anjurkan klen untuk mengkut det
dengan penurunan yang terdr dar karohdrat kompeks
Mengdentfkas pola dan proten
makan yangajarkan pemlhan makanan yang sesua
menunjang penamahan
3 Setelah dilakukan
1. Auskultasi dada untuk karakter
1. Weezing atau mengiindikasi
tindakan keperawatan bunyi nafas dan adanya secret akumulasi
selama .X 24 jam sekret/ketidakmampuan
diharapkan pertukaran
2. Beri posisi yang nyaman seperti membersihkan jalan napas
gas dapat posisi semi fowler sehingga otot aksesori digunakan
dipertahankan dengan dan kerja pernapasan meningkat.
kriteria : 3. Anjurkan untuk bedrest, batasi dan
1. Menunjukkan bantu aktivitas sesuai kebutuhan 2. Memudahkan pasien untuk
perbaikan ventilasi dan bernafas
oksigenasi jaringan 4. Ajarkan teknik bernafas dan
2. Tidak ada sianosis relaksasi yang benar. 3. Mengurangi konsumsi oksigen
pada periode respirasi.
- 5. Kolaborasikan terapi oksigen

4. HE dapat memberikan
pengetahuan pada pasien tentang
teknik bernafas

5. Memaksimalkan sediaan oksigen


khususnya ventilasi menurun

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Impementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana tindakan
keperawatan
Mandiri: aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan sendiri dan bukan
merupakan petunjuk/perintah dari petugas kesehatan
Delegatif: tindakan keperawatan atas intruksi yang diberikan oleh petugas kesehatan yang
berwenang
Kolaboratif: tindakan perawat dan petugas kesehatan yang lain dimana didasarkan atas
keputusan bersama.

EVALUASI KEPERAWATAN
a. Dx 1: menunjukkkan adanya kemampuan dalam
Menunjukkan jalan nafas paten
Tidak ada suara nafas tambahan
Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas
b. Dx 2:
Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman nafas yang normal
Tidak ada sianosis
c. Dx 3:
Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
Tidak ada gejala distres pernafasan

DAFTAR PUSTAKA
Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Nanda International (20013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. Jakarta:EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC

Tarwonto dan Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan Keperaweatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Mataram, Januar 2017

LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,

Pembimbing Ruangan, Mahasiswa,

( ) ( )
NIP: NIM:

Pembimbing Akademik,

( )

Anda mungkin juga menyukai