Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Teori pergeseran
benua.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan
serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat
diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya
pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu
dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan
yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan
dan wawasan serta pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala
kekurangan tersebut tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang
bersifat kontruktif bagi diri penulis.

Ambon, Oktober 2017

Penulis
Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya bumi memiliki sebuah daratan yang sangat luas yang disebut dengan Pangaea
(semua daratan). Pangaea ini dikelilingi oleh lautan luas yang disebut Panthalassa (semua
lautan). Kemudian, 200 juta tahun yang lalu Pangaea tersebut pecah menjadi dua bagian, yaitu
Laurasia dan Gondwana. Laurasia adalah dataran yang menjadi cikal bakal daratan sebelah
utara bumi, sedangkan Gondwana adalah cikal bakal daratan di bagian selatan bumi
Bagian bagian yang pecah tersebut kemudian dikenal sebagai benua. Setelah itu, benua
benua tersebut bergerak saling menjauh menuju tempat tempat seperti yang bisa kita lihat
saat ini. Pergerakan tersebut menuju ke arah khatulistiwa dan juga ke arah barat.
Benua adalah hamparan daratan yang sangat luas yang pada bagian tengahnya bersifat
kering karena tidak dapat pengaruh dari angin laut yang basah dan lembab. Benua di batasi
atau dikelilingi eleh samudra.
Pada tahun 1912, seorang ilmuan yang bernama Alfred Lothar Wegene mengemukakan
sebuah teori tentang pengapungan dan pergeseran benua (Continental Drift) dalam bukunya
yang berjudul The Origin of Continent and Oceans (1912). Di dalam bukunya tersebut, dia
mengemukakan bahwa benua benua yang ada tersusun dari batuan batuan sial yang
mengapung pada batuan batuan sima yang memiliki berat jenis lebih besar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja teori- teori pergeseran benua ?
2. Bagaimana proses terjadinya pergesera benua ?
3. Bagaimana keadaan indonesia sepuluh Juta tahun kedepan jika tektonik lempeng
terus bergerak ?
1.3 Tujuan
Mahasisawa dapat mengetahui dan menjelaskan tentang teori- teori pergeseran benua
proses terjadinya pergeseran benua dan keadaan indonesia sepuluh tahun kedepan jika
tektonik lempeng terus bergerak.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Teori Pergeseran Benua.

1. Teori Apungan Benua Continental Drift oleh Alfred Wegener (1910)

Menurut Wegener benua-benua ini terdiri atas batuan sial (silicium dan alumunium)
terapung-terapung pada lapisan sima (silicium dan magnesium) yang berat jenisnya lebih
besar. (berat jenis lapisan sial sama dengan 2,8 dan lapisan sima sama dengan 3,2). Benua itu
bergerak menuju equator dan kebarat. Bukti benua bergeser ada beberapa bukti, misalnya
Grendland menjauh jaraknya dari Eropa tiap tahun bertambah 36 meter, dan Amerika Utara
betambah 0,32 meter tiap tahun.

Alfred Wegener mengatakan bahwa seluruh kontinen yang ada sekarang dulunya
bersatu, disebut namanya benua Pangea. Pada akhir zaman karbon (kurang lebih 300 juta
tahun yang lalu) Amrika Utara masih bersatu dengan kontinen Eurasia dan Amerika Selatan
bergabung denagn kontinen Afrika. Benua-benua dibelahan bumi selatan seperti Australia
dan Antartika juga bersatu dengan masa benua tersebut diatas. Selama zaman jura dan tersier
benua Pangea mulai terbagi-bagi. Sebagian dari kontinen bergerak ke barat dan sebagian lagi
bergerak kearah Equator. Selam periode cretaceous Amerika Selatan dan Afrika masing-
masing mulai terpisah serta begerak sendiri-sendiri ibarat gunung es yang pecah lalu berpisah
sehingga terbentuklah lautan Atlantik.

2. Teori kontraksi
Teori ini dikemukakan oleh Descartes. Ia berpendapat bahawa dahulu kala bumi merupakan
sebuah bola panas yang lambat laun permukaannya menyusut dan mengkerut dikarenakan
proses pendinginan. Hasil dari pengkerutan dan penyusutan tersebut berupa morfologi
gunung, lembah dan lainnya.

3. Teori Laurasia dan Gondwana


Teori ini dikemukakan oleh Edward Suess, yang berpendapat bahwa dahulu kala di bumi
hanya ada 2 benua besar yaitu Laurasia di Utara dan Gondwana di Selatan. Benua tersebut
kemudian pecah dan sisanya adalah benua yang ada saat ini.
4. Plate tectonic (Tektonik lempeng)
Teori ini diperkenalkan Tozo Wilson. Teori ini merupakan pengembangan dari teori
continental drift yang beranggapan bahwa kerak bumi ini terdiri dari lempengan-lempengan
tipis yang bergerak diatas lapisan magma cair. Lempengan tersebut bergerak dikarenakan
terdapatnya arus konveksi di perut bumi akibat magma panas tersebut. Pergerakan lempeng
tersebut relatif lambat hanya beberapa milimeter atau centimeter per tahun.

5. Teori James Dana.

Dana mengatakan bahwa pemandangan alam (bumi) tebentuk karena adanya proses
pelapukan dan erosi

2.1.2 Bukti Bukti Teori Pergeseran Benua

Pada dasarnya, teori harus disertai dengan bukti bukti yang kuat, berikut ini adalah
bukti bukti ilmiah yang mendukung teori pergeseran benua.

1. Adanya kesamaan garis pantai antara benua Amerika pada bagian utara dan benua
Afrika pada bagian barat.

2. Adanya kesamaan fosil di daerah daerah yang diduga pernah menjadi satu

3. Adanya kesamaan struktur tanah dan bebatuan pada daerah daerah yang diduga
pernah menyatuh.

4. India terus mendesak masuk ke asia terbukti bahwa pegunungan himalaya tempat
pertemuan india dengan benua asia makin lama makin tinggi hal ini terjadi karena
adanya dorongan dari lempeng india.

5. Rangkaian pegunungan di pulau papua makin lama makin tinggi hal ini terjadi karena
pulau papua merupakan tempat pertemuan lempeng benua australia dengan lempeng
samudra pasifik, dimana lempeng samudra australia terus bergerak ke arah utara
menekan lempeng pasifik.
2.2 Proses terjadinya pergeseran benua.

Teori pergeseran benua pertama kali dikemukakan pertama kali oleh Alfred Wagner
pada tahun 1912, menurut teori pergeseran benua dinyatakan bahwa pada awalnya di muka
bumi hanya ada satu benua yang sangat luas yang di sebut Pangea dan satu lautan yang
disebut lautan Panthalassa atau Laut Tethys, karena ada gerak Epirogenetik/Epirogenesa (
gerak benua), maka sekitar 180 juta tahun yang lalu pangea pecah menjadi dua bagian yaitu
utara dan selatan. Bagian utara disebut Laurasia sedangan bagian selatan di sebut Gondwana
kedua pecahan ini terus bergerak saling menjauh, karena ada tekanan dari makma sekitar 65
juta tahun yang lalu. Benua Gondwana mulai terpecah menjadi empat bagian yaitu :

1. Benua Amerika Selatan


2. Benua Afrika
3. Benua Australia
4. Benua Antartika

Sedangkan benua Laurasia terpecah menjadi tiga bagian yaitu :

1. Benua Amerika Utara


2. Benua Eropa
3. Benua Asia

Gambar 1. Proses terjadinya pergeseran benua


2.3 Keadaan Indonesia Sepuluh Juta Tahun Kedepan Jika Tektonik Lempeng Terus Bergerak.

Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental


drift) yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912 dan dikembangkan lagi dalam
bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa
benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh
sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es'
dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang lebih
padat.

Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan


didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang berbeda
usianya.

Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu

Lempeng indo-Australia
Eurasia
Pasifik
Lempeng indo-Australia

Menurut saya indonesia sepuluh juta tahun yang akan datang ini akan mengalami
pergeseran benua. Ini ditandai dengan pergerakan lempeng yang terus bergerak dengan
seiringnya waktu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa:
1. Teori
3.2 saran

Anda mungkin juga menyukai