Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan fenomena dasar
dengan judul Defleksi dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tidak lupa pula
kita sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW karena berkat beliau kita bisa
menikmati zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan sampai saat ini.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis yang
selalu memberikan dukungan moril dan materil dalam proses pembuatan laporan
ini. Terima kasih banyak kepada asisten laboratorium yang selalu membimbing
dan memberi pengarahan pada penulis untuk menyelesaikan laporan praktikum
Defleksi ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran diharapkan untuk menyempurnakan
laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR NOTASI
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum defleksi adalah sebagai berikut :
1. Praktikan mengetahui fenomena defleksi (lendutan) yang terjadi pada batang
prismatik.
2. Praktikan mampu membandingkan solusi teoritik dengan hasil eksperimen.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
3
Pemilihan atau desain suatu batang sangat bergantung pada segi teknik di
atas yaitu kekuatan, kekakuan dan kestabilan. Suatu batang kontinu yang ditumpu
pada bagian pangkalnya akan melendut jika diberi suatu pembebanan.
= (2.1)
Berdasarkan hukum Hooke yaitu hukum tentang teori elastisitas benda, maka
diperoleh persamaan berikut.
= . (2.2)
= 0 (2.3)
= (2.4)
0
. = (2.5)
= (2.6)
0
4
0
= (2.7)
b. Defleksi Lateral
Sistem struktur yang diletakkan horizontal dan digunakan memikul beban
lateral, yaitu beban yang bekerja tegak lurus sumbu aksial batang. Beban ini
muncul sebagai beban gravitasi, seperti misalnya bobot tubuh, beban vertikal,
beban keran(crane) dan lain-lain. Contoh sistem balok lainnya seperti balok
lantai gedung, gelagar jembatan, balok penyangga keran, dan sebagainya.
Sumbu sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukan awal bila benda di
bawah pengaruh gaya digunakan.
besarnya defleksi pada batang yang dibebani adalah jenis tumpuan yang
digunakan.
b. Tumpuan Rol
Rol merupakan tumpuan yang hanya dapat menerima gaya reaksi vertikal. Alat
ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang spesifik.
7
c. Tumpuan Jepit
Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertikal, gaya
reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang. Tumpuan jepit ini
mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan suatu kopel
atau momen. Suatu komponen gaya dan sebuah momen.
b. Batang kartilever yaitu salah satu ujung balok dijepit dan yang lain bebas.
Aplikasi dari analisa lendutan batang dalam bidang keteknikan sangat luas,
mulai dari perancangan poros transmisi sebuah kendaraan bermotor ini,
menujukkan bahwa pentingnya analisa lendutan batang ini dalam perancangan.
Sebuah konstruksi teknik, berikut adalah beberapa aplikasi dari lendutan batang :
1. Jembatan
Disinilah dimana aplikasi lendutan batang mempunyai perananan yang sangat
penting. Sebuah jembatan yang fungsinya menyeberangkan benda atau
kendaraan diatasnya mengalami beban yang sangat besar dan dinamis yang
bergerak diatasnya. Hal ini tentunya akan mengakibatkan terjadinya lendutan
batang atau defleksi pada batang-batang konstruksi jembatan tersebut. Defleksi
yang terjadi secara berlebihan tentunya akan mengakibatkan perpatahan pada
jembatan tersebut dan hal yang tidak diinginkan dalam membuat jembatan.
2. Poros Transmisi
Pada poros transmisi roda gigi yang saling bersinggungan untuk
mentransmisikan gaya torsi memberikan beban pada batang poros secara
radial. Ini yang menyebabkan terjadinya defleksi pada batang poros transmisi.
Defleksi yang terjadi pada poros membuat sumbu poros tidak lurus.
Ketidaklurusan sumbu poros akan menimbulkan efek getaran pada
pentransmisian gaya torsi antara roda gigi. Selain itu, benda dinamis yang
berputar pada sumbunya.
11
biasanya dilengkapi dengan jarum jam penunjuk kecil pada piringan jam yang
besar, dimana satu putaran penuh dari jarum jam yang besar sesuai dengan satu
angka dari yang kecil.
Ujung sensor dapat diganti dengan berbagai bentuk (bulat, lonjong, pipih)
dan dibuat dari baja karbida atau sapphire. Permukaan jenis sensor diisesuaikan
dengan kondisi benda ukur dan frekuensi penggunaannya. Toleransi kesalahan
putarnya (run-out tolerance) dapat diperiksa dengan cara menempatkan jam ukur
pada posisi yang tetap dan benda ukur diputar pada sumbu yang tertentu.
Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan
penunjuk. Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran
penunjuk. Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah
keadaan permukaan benda yang akan diukur harus bersih, posisi spindel dial
(ujung peraba) tegak lurus pada permukaan komponen yang diperiksa, dan
metode pengukuran yang digunakan.
BAB III
METODOLOGI
14
15
3. Tumpuan Rol
Tumpuan rol adalah alat yang digunakan untuk menguji dengan tumpuan rol.
6. Beban
Beban digunakan untuk memberikan gaya luar pada batang.
Gambar 3. 6 Beban
7. Batang Uji
Sebagai spesimen yang akan diukur defleksinya.
17
8. Mistar
Digunakan untuk mengukur panjang batang dan mengukur posisi letak
pengukuran dan beban yang diinginkan.
Gambar 3. 8 Mistar
1. Ukur dimensi semua benda uji menggunkan alat ukur yang tersedia.
2. Susunlah perangkat pengujian defleksi untuk tumpuan jepit-rol untuk masing-
masing spesimen batang uji.
3. Set posisi jam ukur pada posisis nol ketika batang uji tanpa diberi
pembebanan.
4. Berikan pembebanan pada setiap batang uji di bagian tengah dari panjang
batang uji.
18
5. Ukurlah besar nilai simpangan lendutan pada posisi/jarak tertentu dari posisi
pembebanan (lakukanlah pengukuran lendutan pada tiga titik).
6. Ulangi langkah percobaan No. 2-5, akan tetapi pindahkan posisi pembebanan
pada batang uji dan tumpuan rol berada di tengah-tengah panjang batang.
7. Ganti jenis tumpuan pada perangkat pengujian menjadi tumpuan engsel-rol.
Berikan pembebanan pada bagian tengah dari setiap batang uji dan ukur besar
simpangan yang terjadi.
8. Catat hasil pengujian pada tabel yang telah disediakan.
BAB IV
PEMBAHASAN
19
20
No. X1 X2 X3 X1 X2 X3
PosisiPengujian DefleksiPengujian
Batang
(mm) (mm)
Uji
No. X1 X2 X3 X1 X2 X3
PosisiPengujian DefleksiPengujian
Batang
(mm) (mm)
Uji
No. X1 X2 X3 X1 X2 X3
P = m. g
m
= 1,12 kg . 9,81 = 10,987 N
2
2 27 33
= ( )
6 48 48
= 0,047
2 27 33
= ( )
6 48 48
= 0,188
2 27 33
= ( )
6 48 48
= 0,181
2
= ( 3 (2 + ) + 2 )
6 2 2 2
23
10,987
= ((80 )3
4
6 (200000 ) (112,5 )
2
600 600
(2 (600 + ) 80
2 2
(600)2
+2 600))
2
= 0,118
2
= ( 3 (2 + ) + 2 )
6 2 2 2
10,987
= ((370 )3
4
6 (200000 ) (520,83 )
2
600 600
(2 (600 + ) 370
2 2
(600)2
+2 600))
2
= 0,305
3
2
= ( (2 + ) + 2 )
6 2 2 2
10,987
= ((500 )3
6 (200000 ) (520,83 4 )
2
600 600
(2 (600 + ) 500
2 2
(60)2
+2 600))
2
24
= 1,406 mm
P
= (3 2 4 2 )
48EI
10,987 (100 )
= (3(600)2 4(100 )2 )
48 (200000 ) (112,5 4 )
2
= 1,058
P
= (3 2 4 2 )
48EI
10,987 (200 )
= (3(600)2 4(200 )2 )
48 (200000 ) (112,5 4 )
2
= 1,871
P
= (3 2 4 2 )
48EI
10,987 (500 )
= (3(600)2 4(500 )2 )
48 (200000 ) (112,5 4 )
2
= 0,406
25
PosisiPengujian DefleksiPengujian
Batang DefleksiTeoritis (mm)
(mm) (mm)
Uji
No. X1 X2 X3 X1 X2 X3 X1 X2 X3
No. X1 X2 X3 X1 X2 X3 X1 X2 X3
PosisiPengujian DefleksiPengujian
Batang DefleksiTeoritis (mm)
(mm) (mm)
Uji
No. X1 X2 X3 X1 X2 X3 X1 X2 X3
0.2
0.15
Defleksi Pengujian
0.05
0
100 200 500
Posisi Pengujian (mm)
3 Defleksi Teoritis
Defleksi Pengujian
2
0
100 200 500
Posisi Pengujian (mm)
material (elastisitas material), inersia benda serta jarak antara titik awal dan titik
pembebanan.
Pada percobaan kali ini ada tiga tumpuan yaitu tumpuan jepit-rol dengan
beban di tengah, tumpuan jepit-rol dengan beban di ujung dan juga tumpuan
engsel-rol dengan beban di tengah. Dari grafik tumpuan jepit-rol dengan beban di
tengah, X1, X2 dan X3 defleksi pengujian hasilnya berbeda dengan yang defleksi
teoritis terutama pada posisi X3 sangatlah berbeda jauh nilainya, mungkin
dikarenakan pada saat melakukan percobaan pada posisi tersebut kurang cermat
dan teliti pada saat mengukur atau mungkin karena penempatan posisi beban yang
kurang tepat.
Pada tumpuan engsel-rol dengan beban di tengah, nilai pada X1, X2 dan
X3 pada defleksi pengujian lebih tinggi dibandingkan dengan nilai defleksi
teoritis terutama pada nilai X2 yang sangat jauh berbeda. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu material bahan yang kurang elastisitasnya dan penempatan
posisi jarum sensor dial indikator serta kurangnya ketelitian saat membaca hasil
pengukuran.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum defleksi adalah sebagai berikut :
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum defleksi adalah
sebagai berikut :
1) Penempatan beban pada saat percobaan harus tepat agar hasil defleksi sesuai
dengan yang diharapkan.
2) Penempatan posisi jarum sensor harus tepat ditengah-tengah dimensi dari
benda uji yang akan diukur.
3) Sebaiknya pada saat mengukur setiap titik yang akan diukur, dial indikator
harus dikalibrasi terlebih dahulu agar hasilnya lebih presisi lagi.
4) Pembagian posisi benda uji yang akan diukur harus tepat.
29
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Feblil & Nazaruddin. 2017. Panduan Pratikum Fenomena Dasar Mesin
Bidang Konstruksi
LAMPIRAN