Selama perkembangan dari makhluk hidup tingkat tinggi eukariot, sebuah sel tunggal yakni
zygot muncul melalui pembelahan sel secara mitosis ke susunan luas dari sel dengan morfologi
yang berbeda, dan komposisi makromolekular. Tipe sel yang berbeda ini terspesialisasi, membawa
keluar hanya sebuah fungsi metabolic spesifik. Contohnyam sel darah merah terspesialisasi untuk
sintesis dan tempat penyimpanan dari hemoglobin. Lebih dari 90% dari molekul protein tersintesis
dalam sel darah merah selama periode akivitas maksimal dari biosintesis ikatan hemoglobin.
Sel syaraf merupakan satu-satunya sel yang mampu mensintesus neurotransmitter. Lalu,
apakah mekanisme oleh macam-macam sel berdiferensiasi dari dari lainya selama pertumbuhan
dan perkembangan organisme? oleh sesuatu apakah mekanisme ekspresi dari gen hemoglobin sel
darah merah atau gen neurotransmitter dalam syaraf, dan tidak adanya ekspresi dari gen dalam sel
tipe lain dibawa?
Satu-satunya jawaban yang dapat diberikan adalah adanya ekspresi dari gen terkontrol,
setidaknya dalam bagian, pada tingkat transkripsi dan proses penerjemahan. Molekul hemoglobin
mRNA terdapat dalam sel darah merah, tapi tidak ada didalam sel tipe lain yang tidak
mensintesis hemoglobin.
Diferensisasi terjadi dengan regulasi dari ekspresi gen, daripada dengan perubahan dalam
komposisi genomnya. Hal ini diperkenalkan dengan bermacam-macam Teknik dalam banyak
organisme berbeda. Dalam amphibi, nuclei yang berasal dari sel yang terdiferensiasi dapat di
transplantasikan kedalam enucleated egg (telur dimana nuclei asalnya telah dihilangkan) dan
ditunjukkan pada perkembangan langsung daru embrio normal. Jadi, tidak ada dari informasi
genetic yang dibutuhkan untuk perkembangan normal dari seluruh embryo hilang selama
diferensiasi dari sel donor nuclei amphibi.
Selama perkembangan dari sebuah tumbuhan kompleks atau hewan, ekspresi gen
ditunjukkan telah teregulasi dalam instansu berbeda pada seluruh tingkat yang memungkinkan
pada transkripsi, proses premRNA, transport mRNA, stabilitas mRNA, translasi, postranslasi
protein, stabilitas protein, dan fungsi enzyme. Bagaimanapun juga, data yang luas sekarang
mampu mengindikasi bahwa ekspresii gen diregulasi utama pada tngkat transkripsi, dan proses
premRNA. Jelas, bahwa regulasi tidak terjadi ada level lain. Jadi secara umum mekanisme regulasi
dengan efek yang cukup besar pada fenotip terjadi pada tingkat transkripsi dan proses RNA.
Banyak dari proses perkembangan dala eukariot teregulasi, oleh preprogrammed circuits
of gene expression. Dalam hal ini, beberapa event (seperti lepasnya hormone dalam aliran darah
atau fertilisasi telur) memicu ekspresi dari 1 set gen, produk daru satu atau lebih fungsi gene
dengan mekanisme turn off transkripsi dari set gen pertama dan turn on transkripsi dari set gen
kedua. Pada gilirannya, 1 atau lebih dari produk set gen kedua akan berperan sebagai pengaktif set
gen ketiga, dan selanjutnya, dalam hal ini, untaian ekspresi gen secara umum terprogram dan gen
tidak dapat keluar dari untaian.
Dalam eukariotik, kita tahu bahwa hormone dapat memicu untaian ekspresi dari set gen.
ditambah lagi kita tahu bahwa regulasi gen dibutuhkan dalam control pola diferensiasi. Pada
beberapa kasus, kita tahu bahwa regulasi elemen disebut dengan enchanhers dan silencers
modulate level dari ekspresi gen dari promotor terdekat.
Molekul pembawa informasi yang terlibat dalam proses sintesis protein selama
pembelahan awal melalui fertilisasi harus tersintesis selama oogenesis. Studi tentang oognenesis
pada vertebrata, khususnya amphib mengungkapkan bahwa luas/ panjang transkripsi terjadi
selama profase 1 dari meiosis. Selama tahap ono, kromosom berwujud strukrur dari lampbrush.
Hampir seluruh DNA dalam wujud kromosom lampbrush mengental, transkripsi inaktif
dan bagian pada ujung dari kromosom inilah terjadinya transkripsi inactive. Segmen tertentu dari
DNA dalam setiap kromosom lampbrush, berwujud putaran yang panjang. Setiap putaran tersusun
dari molekul sentral dari DNA yang dikelilingi oleh sebuah matrix yang baru saja menyintesis
RNA dan protein. Dengan uridin dan autoradiografi, bagian transkripsi pada kromosom lampbrush
dapat digambarkan. Kromosom lampbrush dari oosit hadir sebagai contoh terbaik dari hubungan
antara struktur dan fungsi. Dimana morfologi lampbrush dimana strukturnya berhubungan dengan
transkripsi dari set gen kromosomal. Gen transkripsi dari koromosom lampbruh ini dibutuhkan
selama tahap pertama dari embryogenesis. Gen transkrip yang disintesis selama oogenesis
harus disimpan dalam bentuk inactive dan dalam bentuk yang stabil( bentuk RNA-protein
kompleks) sampai terjadinya fertilisasi. Mekanisme regulasi ini membutuhkan peran dari
postranscriptional atau tingkat translasi.
Gen partikular transkrip atau produk gen lain harus terletak dalam area spesifik dari
sitoplasma telur selama proses oogenesis. Bukti ini didapatkan dari percobaan yang menunjukan
bahwa sel partikular bergantung pada tahap dari sitoplasma telur sel menerima pada taham
pembelahan awal.
Pada amphibi, dan kemungkinan juga pada vertebrata, program kontrol gen pada
perkembangan awal telah terpancang selama oogenesis. Tahap selanjutnya dari perkembangan
adalah ketika diferensiasi sel dimulai, yang memerlukan program baru pada ekspresi gen.
Replikasi dari gen rRNA dalam oosit ini merupakan contoh dari tipe gen spesifik
amplifikasi. Ketika jumlah yang banyak dari protein spesifik dibutuhkan, seperti hemoglobin yang
dibutuhkan sel darah merah, luas pengerasan dapat diselesaikan pada tahap translasi, setiap mRNA
dapat ditranslasikan dalam waktu yang banyak. Tentunya hal ini tidak mungkin terjadi ketika
produk gen yang dibutuhkan adalah sebuah molekul rRNA.
Persilangan RNA-DNA menunjukan bahwa kurang dari 10% dari DNA dalam genome
ditunjukkan oleh molekul mRNA dalam sitoplasma dari setiap tipe sel. Dalam mencit, dari 2
hingga 5% untai DNA ditunjukkan dalam molekul mRNA ada dalam sel hati. Sel otak mendukung
variasi maksimum dari transkrip RNA. keutamaan dari untaian DNA dalam genome dari
eukariotik tidak ditunjukkan diantara populasi mRNA dalam tiap 1 jaringan atau tipe sel.
Percobaan RNA-DNA kompetitif dari tipe ini mengindikasikan bahwa sequen RNA hadir
di populasi RNA yang diambil dari jaringan yang berbeda atau tipe sel yang berbeda, berbeda dari
10 hampir 100 persen. E.Davidson dan muridnya mengindikasikan set gen yang berbeda
ditranskripsikan dan perbedaan transkripsi itu diproses ke mRNA pada tipe sel yang berbeda.
Regulasi dari transkripsi dan/atau proses transkripsi terjadi pada mekanisme positif yang
melibatkan gen activator yang specific, proses activator ini melibatkan regulator sekuen cis-acting
yang dikenal enhancers.
Histon diketahui sangat kompleks dengan DNA dalam nukleosom, lebih lagi kompleks
histon DNA ditranskripsi jauh lebih kurang efisien pada sistem transkripsi secara in vitro
dibandingkan pada DNA yang sama setelah histon dihilangkan.
1. Enchancers dapat berperan dalam jarak yang jauh hingga beberapa ribu pasangan basa
dari gen yang diregulasi
2. Enchancers berorientasi sendiri fungsinya akan lebih baik ketika enchancers berorientasi
3. Posisi enchancers mandiri fungsinya di ujung 5 upstream dari sebuah gen, ujung 3
downstream pada sebuah gen dan hadir dalam sebuah intron dari gen
Enchancers adalah sebuah element yang besar, panjangnya hingga beberapa ratus pasangan
basa. Enchancers mengandung untaiann berulang yang memiliki aktivitas penetrasi. Hampir
seluruh fungsi elemen enchancer memiliki cara yang spesifik pada jaringan tertentu, sehingga
enchancer hanya akan meningkatkan transkripsi dari gen dalam jaringan spesifik target.
Enhancer ditemukan dalam minikromosom dari virus monyet (SV40), sebuah virus dari
monyet yang dapat terinvestigasi dalam kultur sel. Enhancer SV40 komplit memiliki panjang
sampai 220 pasangan nuktleotida . Daerah dari minikromosom SV40 tidak terkemas dalam
nukleosome. Agaknya, enchancer SV40 terbungkus oleh protein faktor transkripasi yang
mencegahnya untuk dibungkus kedalam nukleosomes oleh histon. Enchancer SV40 mengandung
72pasangan nukleotida yang berulang , dan delesi dari keduanya mengulang untuk menghilangkan
enhancer, enhancer masih tetap fungsional.
Gambar 15.20 menunjukkan struktur dari enchaner dari virus monyet 40 (SV40). Pada bagian
a, merupakan hasil dari perbesaran elektron sebuah minikromosm SV40 menunjukkan adanya
nukleosome kecuali dibagian enchancer. Didalam sel, enhancer terbungkus oleh untaian spesifik
dari faktor transkripsi, masing ikatan pada daerah spesifik. Pada bagian b, merupakan diagram dari
stuktur SV40 menunjukkan lokasi dari enhancer. Enhancer panjangnya sampai 220 pasangan
nukleotida dan menutup daerah nukleotida dari posisi 100-320. Pada bagian c, diagram
menunujukkan komponen dari enhancer (kiri) dan hubungannya pada promotor. Untaian 1 dari 2
72 pasangan basa repeats ditambah mengapit enchancer DNA nonrepeat ditunjukkan pada bagian
bawah. Untauan yang sensitibe pada nuklease S1 dan Dnase 1 teridentifikasi pada bagian bawah
bersama dengan elemen tengah dari enhancer. Daerah dengan label T1,T2, dan T3 setara pada
daerah operator dari operon prokariotik. Mereka mengikat SV40 T-antigen (sebuah protein) yang
mana kemudian terjadi transkripsi repression. Daerah binding site Sp 1 merupakan urutan dimana
faktor Sp2 dari transkripsi mamalia berikatan.
Banyak enhancer sudah terkarakteristik memiliki peran yang penting dalam regulasi ekspresi
gen. Karakteristik menyolok enhancers adalah mereka mampu menghambat jaringan khusus.
Hormon glukokorisoid merupakan enhancer responsif pada mamalia. Enchancer meregulasi
ikatan berat immunoglobulin. Enhancer ini terletak dalam sebuah intron dari ikatan berat gen. Pada
genom ayam, sebuah enhancer terletak diantara gen beta-hemoglobin dan gen -globin. Enhancers
menstimulasi transkripsi dari gen -globin selama perkembangan embrionik dari beta-globin in
adults.
Kemampuan dari enhancers dan silencers dalam berperan pada jarak 1000 pasangan nukleotida
atau lebih sangatlah menarik. Oleh mekanisme apakah cis-yang berperan sebagai regulator
menyebabkan transkripsi dari promotor yang jaraknya bahkan sangtlah jauh? Kita tidak tahu
jawabannya secara detail. Namun, 1 point yang sangat jelas adalah, ikatan faktor pada untaian
enhancer dan untaian promotor dapat berperan dalam cara yang kooperatif dimana mampu
bertindak positif dan negatif. Model dari enhacner dan silencer menyerupai mekanisme pada
operon ara E.coli, kecuali banyak regulator protein hadir untuk terlibar dalam eukariot. Contohnya
pada gen beta-hemoglobin, buktinya ada bahwa implikasi ikatan dari 5 protein berbeda
pada promotor dan setidaknya 5 protein berbeda pada enhancer. Sejak 2 faktor transkripsi
yang sama berikatan pada kedua elemen, promotor dan enhancer, data yang muncul mengindikasi
bahwa setidaknya 8 protein yang berbeda berpartisipasi dalam regulasi transkripsi dari gen beta-
globin ayam.
Kelompok metil pada 5-carbon dari pirimidin menempati posisi dalam alur utama molekul
DNA, sehinggga mereka memiliki potensi untuk memainkan peran dalam interaksi dari DNA
dengan protein spesifik. Faktanyam studi pada ikatan repressor untuk operon lac E.coli pada lac
operon DNA menunjukkan bahwa tambahan atau penghapusan dari kelompok metil tunggal dapat
mengubah secara tajam afinitas dari repressor pada DNA. Sehingga peran potensi regulasi dari
kelompok 5-metil pada pirimidin basa dipertahankan.
Saat ini, tidak ada ketentuan pasti yang membuktikan peran dari metilasi dalam regulasi
ekspresi dari setiap gen eukariotik. Walaupun, terdapat argumen untuk melibatkan metilasi dalam
kontrol ekspresi gen dalam eukariotik merupakan dasar dari 3 bukti secara langsung, 1) banyak
studi yang menunjukkan hubungan antara tingkar ekspresi gen dan metilasi degree, seperti metilasi
rendah-> ekspresi gen tinggi, dan sebaliknya. 2) pola metilasi adlah jaringan spesifik setidaknya
pada beberapa kasus. 3) obat 3-azacytidine tidak dapat termetilasi setelah tergabung kedalam
DNA, hal ini ditunjukkan sebagai hasil dari ekspresi gen dalam jaringan dimana mereka seharisnya
dalam keadaan normal tidak terkespresi. Pola metilasi dapat terwariskan secara klonal. Kunci
utama dalam model regulasi pada ekspresi gen/diferensiasi melalui metilasi DNA melibatkan
pembentukan pola metilasi yang spsifik pada suatu jaringan.
Lebih dari 90% metilasi pada DNA eukariot terjadi di sekuen dinukleotida CG, dan sekuen ini
dimetilasi secara simetris. Replikasi semikonservatif, akan tetapi, menyebabkan terbentuknya dua
sekuen yang setengah termetilasi.
Baru-baru ini ditemukan bahwa senyawa 5-azasitidin mampu mengintervensi ekspresi gen
embrionik -hemoglobin (mirip dengan -hemoglobin) pada manusia dan kera babon dewasa
penderita -thalassemia (penyakit turunan yang menyebabkan tubuh tidak mampu mensintesis
rantai -hemoglobin) dan anemia bulan sabit. Gen embrionik normalnya tidak diekspresikan di
sel darah merah ketika dewasa, namun penambahan 5-azasitidin menyebabkan gen -hemoglobin
mengandung lebih sedikit gugus metil. Hasil ini tidak hanya menunjukkan bahwa metilasi penting
dalam regulasi ekspresi gen, tetapi juga memberi harapan dalam upaya penyembuhan penyakit
turunan ini.
Petunjuk lain dari kemungkinan keterlibatan Z-DNA dalam mengatur ekspresi gen adalah
bahwa struktur protein regulator tertentu menunjukkan bahwa mereka dapat mengikat dalam alur
utama heliks ganda yang kidal dan tidak heliks ganda biasa. Protein represor mungkin bertindak
dalam arah yang berlawanan, menstabilkan urutan regulator dalam DNA-B dan mencegah
transkripsi. Meskipun fungsi DNA-Z masih belum diketahui, protein pengikat Z-DNA spesifik
telah diisolasi dari Drosophila
Struktur Kromatin: Sisi Sensitif Nuklease Berdekatan dengan Gen Aktif
Telah banyak eksperimen yang menunjukkan bahwa DNA kromosomal eukariotik
terkemas dalam nukleosom dan panjang pasangan nukleotida sebanyak 146 pasang, inti
nukleosom dilindungi dari digesti nuclease. RNA polymerase berukuran sangat besar dan local
DNA terbuka selama transkripsi sehingga akan terlihat bahwa nukleosom akan terbuka/
mengalami perubahan konformasi selama transkripsi suatu sekuen DNA. Melalui suatu kajian
tertentu diketahui bahwa gen-gen yang telah ditranskripsikan juga terkemas dalam nukleosom dan
menunjukkan frekuensi yang sama dan dipisahkan oleh nukleosom yang mengandung DNA suatu
gen yang tidak ditranskripsikan. Sensivitas nuclease dari gen-gen yang aktif bergantung pada
keberadaan dua protein kromosomal non histon yaitu HMG14 dan HMG 17 yaitu suatu protein
kecil dengan mobilitas yang tinggi selama elektroforesis gel poliakrilamid.