Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN PUSTAKA

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA INFEKSI HIV


PADA NEONATUS
Darmadi, Riska Habriel Ruslie

Dokter RSUD Z.A. Pagar Alam, Way Kanan, Lampung


email : t1c11@yahoo.com

Abstrak
Pada tahun 2009, 1,4 juta wanita hamil di negara berpendapatan menengah
dan rendah terdiagnosis HIV. Identifikasi awal infeksi HIV, pemberian terapi
antiretrovirus, dan supresi virus ke level yang tidak terdeteksi sudah terbukti
memperpanjang usia hidup dan mencegah morbiditas pada pasien dewasa. Secara
teori prinsip supresi virus pada bayi tidak berbeda dengan dewasa. Namun data
mengenai manajemen infeksi HIV pada anak khususnya neonatus masih terbatas.
Sehingga disusun literatur yang membahas diagnosis dan manajemen infeksi HIV
pada neonatus.
Kata kunci. HIV, HIV di neonatus, transmisi vertikal, antiretrovirus

Abstract
In 2009, 1.4 million pregnant women in low and middle-income countries
diagnosed HIV. The early identification of HIV infection, the administration of
antiretroviral therapy, and the suppression of viral loads to undetectable levels all
have been shown to prolong life and prevent morbidity in adults. In theory the
principle of viral load suppression would apply to infants as well as adults.
However data about the management of HIV infection in children especially in
newborns is limited. So in this review examines the diagnosis and management of
HIV infection im newborns.
Key word : HIV, neonatal HIV, vertical transmission, antiretroviral

11
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni 2012 12

PENDAHULUAN dengan benua lain (misalnya Afrika),


Human Immunodeficiency Virus populasi dari banyak negara di Asia
(HIV) adalah RNA retrovirus yang sangat besar sehingga bahkan preva-
menyebabkan Acquired lensi yang rendah mencerminkan popu-
Immunodeficiency Syndrome (AIDS), di lasi penderita HIV yang sangat banyak.
mana terjadi kegagalan sistem imun Kecenderungan peningkatan jumlah
progresif. Penyebab terbanyak adalah penderita HIV/AIDS dari tahun ke
HIV-1. Virus ini ditransmisikan melalui tahun tersebut membutuhkan pena-
hubungan seksual, darah, produk yang nganan serius.(3)
terkontaminasi darah, dan transmisi dari
ibu ke bayi baik intrapartum, perinatal, ISI
atau ASI.(1) Pada intrapartum, fetus Terdapat 3 pola penurunan CD4+
dapat terinfeksi secara hematogen pada bayi. Sekitar 15-25% neonatus
karena sirkulasi uteroplasenta melalui yang terinfeksi HIV di negara miskin
membran amnion, terutama apabila dan berkembang mengalami perkem-
membran mengalami inflamasi atau bangan penyakit yang cepat dan
infeksi. Pada periode perinatal, infeksi gejalanya pada bulan-bulan awal kehi-
vertikal lebih banyak terjadi. Semakin dupan dan jika tidak dirawat maka
lama dan besar jumlah kontak neonatus harapan hidup berkisar antara 6-9 bulan.
dengan darah ibu dan sekresi Kebanyakan anak-anak pada kelompok
servikovaginal, risiko transmisi vertikal ini memiliki kultur HIV-1 positif atau
juga bertambah besar. Prematuritas dan virus terdeteksi pada plasma dalam 48
berat badan lahir rendah pada neonatus jam pertama kehidupan, menunjukkan
juga meningkatkan risiko infeksi dalam bahwa neonatus mungkin terinfeksi in
persalinan karena menipisnya barier utero. Viral load secara cepat mening-
pertahanan dari kulit dan sistem imun. kat pada usia 2-3 bulan dan menurun
Pasca persalinan, transmisi vertikal secara lambat. Berbeda pada dewasa,
dapat terjadi karena bayi mendapat ASI viral load pada bayi tetap tinggi pada
dari ibu yang menderita HIV.(1) setidaknya dua tahun pertama kehi-
Pada tahun 2009, 1,4 juta wanita dupan.(4)
hamil di negara berpendapatan mene- Mayoritas neonatus yang terinfeksi
ngah dan rendah terdiagnosis secara perinatal (60-80%) pada negara
(2)
HIV. Lebih dari 90% infeksi HIV pada maju muncul dengan pola kedua, yaitu
bayi dan anak ditransmisikan oleh ibu progresi lebih lambat dengan kemung-
selama kehamilan, kelahiran, atau ASI. kinan hidup 6 tahun. Banyak pasien di
Tanpa intervensi apapun, 15-45% bayi kelompok ini memiliki kultur virus
yang lahir dari ibu dengan HIV menjadi yang negatif atau PCR yang negatif
terinfeksi (5-10% selama kehamilan, pada minggu pertama kehidupan dan
10-20% selama kelahiran, dan 5-20% mungkin terinfeksi intrapartum. Biasa-
lewat ASI). Sekitar 50% bayi yang nya, viral load secara cepat meningkat
terinfeksi HIV dari ibunya meninggal pada usia 2-3 bulan pertama kehidupan
sebelum usia 2 tahun. Transmisi infeksi dan secara lambat mengalami penuru-
HIV dari ibu ke bayi dapat diturunkan nan sekitar usia 24 bulan.(4)
jika obat antiretroviral diberikan pada Pola ketiga yaitu <5% dari anak
ibu selama kehamilan dan kelahiran dan yang terinfeksi pada periode perinatal
bayi setelah kelahiran.(2) dengan progresi minimal atau tanpa
Walaupun infeksi nasional HIV progresivitas dengan angka CD4+ yang
di Asia lebih rendah dibandingkan normal dan viral load yang sangat
Darmadi, Riska Habriel Ruslie, DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA INFEKSI 13
HIV PADA NEONATUS

rendah hingga usia 8 tahun. Mekanisme sistemik dan paru yang umum
perlambatan dari progresivitas penyakit ditemukan di Amerika Serikat dan
termasuk imunitas humoral yang efektif Eropa, sedangkan malnutrisi berat
dan/atau respon CTL, faktor genetik mendominasi di Afrika. Gejala ditemu-
pejamu (profil HLA) dan infeksi virus kan lebih sering pada anak-anak
yang lemah.(4) daripada orang dewasa dengan infeksi
HIV, termasuk infeksi bakteri berulang,
Manifestasi Klinis pembengkakan parotis kronis, pneumo-
Manifestasi klinis infeksi HIV nitis interstitial limfositik, dan onset
bervariasi secara luas di antara bayi, dini untuk penurunan neurologis
anak-anak, dan remaja. Pada banyak progresif.(1,5)
bayi, pemeriksaan fisik saat lahir adalah
normal. Gejala awal mungkin hampir Diagnosis
tidak terlihat, seperti limfadenopati dan Berikut ini ditampilkan tabel kriteria
hepatosplenomegali, atau spesifik klinis HIV, tabel kriteria imunologis
seperti keterlambatan pertumbuhan, berdasarkan CD4+ dan hitung limfosit
diare kronis atau berulang, pneumonia total.
interstisial, atau sariawan. Temuan

Tabel 1. Kriteria Klinis WHO(6)


Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni 2012 14
Darmadi, Riska Habriel Ruslie, DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA INFEKSI 15
HIV PADA NEONATUS

Tabel 2. Kriteria Imunologis Berdasarkan CD4+ (WHO)(6)

CD4+ adalah parameter terbaik persentase CD4+. Bila 5 tahun,


untuk mengukur imunodefisiensi. persentase CD4+ dan nilai CD4+
Digunakan bersamaan dengan penilaian absolut dapat digunakan. Ambang batas
klinis. CD4+ dapat menjadi petunjuk kadar CD4+ untuk imunodefisiensi
dini progresivitas penyakit karena nilai berat pada anak 1 tahun sesuai dengan
CD4+ menurun lebih dahulu dibanding- risiko mortalitas dalam 12 bulan (5%).
kan kondisi klinis. Pemantauan CD4+ Pada anak < 1 tahun atau bahkan < 6
dapat digunakan untuk memulai pem- bulan, nilai CD4+ tidak dapat
berian ARV atau penggantian obat. memprediksi mortalitas, karena risiko
Makin muda umur, makin tinggi nilai kematian dapat terjadi bahkan pada
CD4+. Untuk anak < 5 tahun digunakan nilai CD4+ yang tinggi.(6)

Tabel 3. Kriteria Imunologis Berdasarkan Hitung Limfosit Total (WHO)(6)

Hitung limfosit total (TLC) IgM anti-HIV pada sirkulasi bayi


digunakan bila pemeriksaan CD4+ tidak mengindikasi infeksi HIV karena
tersedia untuk kriteria memulai ART immunoglobulin ini tidak melewati
(imunodefisiensi berat) pada anak plasenta. IgA dan IgM anti-HIV tidak
dengan stadium 2. Hitung TLC tidak sensitif dan spesifik, oleh karena itu
dapat digunakan untuk pemantauan tidak digunakan dalam klinis.(1)
terapi ARV. Perhitungan TLC = % Antibodi HIV maternal yang
limfosit x hitung total leukosit.(6) ditransfer secara pasif selama keha-
Semua bayi yang lahir dari ibu milan, dapat terdeteksi sampai umur
terinfeksi HIV memiliki antibodi saat anak 18 bulan. Oleh karena itu, inter-
lahir oleh karena transfer pasif dari pretasi hasil positif uji antibodi HIV
antibodi HIV ibu melewati plasenta menjadi lebih sulit pada usia < 18
selama kehamilan. Banyak bayi yang bulan. Bayi yang terpajan HIV dan
tidak terinfeksi kehilangan antibodi dari mempunyai hasil positif uji antibodi
ibu antara usia 6 12 bulan dan disebut HIV pada usia 9-18 bulan dianggap
sebagai seroverter. Adanya IgA atau berisiko tinggi mendapat infeksi HIV,
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni 2012 16

namun diagnosis definitif menggunakan elemen PMTCT ini adalah pencegahan


uji antibodi HIV hanya dapat dilakukan primer HIV, terutama di kalangan
saat usia 18 bulan.(6) wanita usia subur; mencegah kehamilan
Untuk memastikan diagnosis yang tidak diinginkan pada perempuan
HIV pada anak dengan usia < 18 bulan, pengidap HIV; mencegah penularan
dibutuhkan uji virologi HIV yang dapat HIV dari wanita penderita HIV yang
memeriksa virus atau komponennya. tinggal dengan bayinya; memberikan
Anak dengan hasil positif pada uji pengobatan yang tepat, perawatan, dan
virologi HIV pada usia berapapun dukungan kepada perempuan penderita
dikatakan terkena infeksi HIV. Anak HIV, anak serta keluarganya.(7)
yang mendapat ASI akan terus berisiko
terinfeksi HIV sehingga infeksi HIV Antepartum
baru dapat disingkirkan bila pemerik- Estimasi transmisi HIV 20%
saan dilakukan setelah ASI dihentikan > terjadi sebelum usia 36 minggu, 50%
6 minggu. Hasil uji antibodi HIV pada pada beberapa hari sebelum kelahiran,
anak yang pemberian ASInya sudah dan 30% intrapartum. Transmisi
dihentikan dapat menunjukkan hasil vertikal lebih umum terjadi pada bayi
negatif pada 4-26% anak tergantung prematur, terutama deSngan ketuban
usia anak saat diuji, oleh karena itu uji pecah lama.(8)
antibodi HIV konfirmasi perlu dilaku- Antenatal care bertujuan untuk
kan saat usia 18 bulan.(6) memperbaiki kualitas kesehatan ibu dan
Untuk menegakkan diagnosis mencegah mortalitas; identifikasi
presumptif pada bayi dan anak <18 perempuan dengan HIV positif; meya-
bulan dengan ada tanda atau gejala HIV kinkan perempuan dengan HIV positif
yang berat dan bila ada 1 kriteria di untuk mengikuti program PMTCT;
antara PCP, meningitis kriptokokus, mencegah transmisi dari ibu ke
kandidiasis esofagus, toksoplasmosis, anaknya; menyediakan AZT sejak usia
malnutrisi berat yang tidak membaik kehamilan 14 minggu atau ART seumur
dengan pengobatan standar atau mini- hidup sesegera mungkin.(7)
mal 2 gejala di antara oral thrush, Tes HIV harus dilakukan seba-
pneumonia berat, sepsis berat, kematian gai langkah pertama pada pelayanan
ibu yang berkaitan dengan HIV atau antenatal. Jika hasil tes negatif dan
penyakit HIV yang lanjut pada ibu, wanita yang diperiksa asimtomatik,
CD4+ <20%.(6) dianggap sebagai HIV negatif. Wanita
dengan HIV negatif perlu disarankan
Manajemen untuk tes ulang pada usia kehamilan 32
Prevention of Mother to Child minggu untuk mendeteksi serokonversi
Transmission (PMTCT) adalah atau infeksi yang baru terjadi. Jika tes
pencegahan penularan HIV dari seorang skrining positif dengan ELISA (sen-
wanita HIV positif kepada anaknya sitivitas >99,5%), perlu dikonfirmasi
selama kehamilan, persalinan, atau lagi dengan Western blot atau
menyusui. Istilah ini digunakan karena immunofluorescence assay (IFA),
sumber langsung dari infeksi adalah dimana keduanya memiliki spesifisitas
ibu. Sejalan dengan standar interna- yang tinggi.(8)
sional, kebijakan tentang PMTCT Terapi Antiretroviral
menyatakan empat elemen penting Terapi ini direkomendasikan
dalam rangka mencegah HIV di antara kepada semua wanita hamil dengan
perempuan dan anak-anak. Empat HIV karena menurunkan risiko trans-
Darmadi, Riska Habriel Ruslie, DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA INFEKSI 17
HIV PADA NEONATUS

misi perinatal tanpa memperhatikan efek teratogenik, terapi dapat


jumlah CD4+ atau HIV RNA.(9-11) ditunda sampai trimester kedua.
Secara umum, Highly Active Zidovudine sebaiknya menjadi
Antiretroviral Therapy (HAART) komponen dari rejimen bila
dimulai bila ibu belum mendapat salah mungkin. Monoterapi zidovudine
satu rejimen. Ketaatan dalam meminum meru-pakan pilihan untuk ibu yang
obat sangat penting karena risiko menginginkan obat yang terbatas.
resistensi obat akan menurun. Ibu yang Monoterapi merupakan
telah meminum HAART saat kehamilan kontroversial tetapi dapat
sebaiknya melanjutkan rejimen bila digunakan untuk ibu dengan HIV
terdapat supresi virus yang adekuat. RNA < 1000/mL yang tidak
Efavirenz merupakan pengecualian, di mendapat terapi.(8)
mana harus dihentikan oleh karena efek Kelompok lain dari ibu yang
teratogenik. Sampai sekarang, penam- telah mendapat terapi antiretrovirus
bahan zidovudine pada semua rejimen tetapi sekarang tidak meminum obat.
direkomendasikan.(8) Penggunaan antiretrovirus sebelumnya
Wanita hamil sebaiknya dibagi meningkatkan risiko resistensi obat HIV
berdasarkan stadium klinis dan jumlah dan tes resistensi sangat penting.
CD4+. Kriteria pemberian pada wanita Kelompok terakhir adalah ibu yang
hamil: Wanita dengan CD4 lebih dari datang saat mau kelahiran dan tidak
350 sel/mm3 dan tergolong dalam meminum obat sama sekali. Ibu ini
stadium 1 dan 2 sebaiknya mendapat- diberikan zidovudine intrapartum intra-
kan profilaksis antiretrovirus dengan vena. Beberapa ahli juga merekomen-
AZT untuk mengurangi transmisi ke dasikan utuk memberikan 1 dosis
bayinya. Wanita dengan CD4 350 nevirapine pada onset kelahiran, dan
sel/mm3 atau kurang dari 350 sel/mm3 bila dipilih, pemberian lamivudine
dan tergolong stadium 3 dan 4 sebaik- untuk 7 hari akan menurunkan per-
nya mendapat terapi antiretrovirus kembangan resistensi nevirapine.(7)
seumur hidup.(7) Perempuan yang baru terdiagnosis
Wanita yang tidak pernah men- diharapkan memulai terapi baru pada
dapat terapi antiretrovirus dibagi usia gestasi 14 minggu karena risiko
menjadi 2 kategori. pada fetus yang belum jelas.(12,13)
1. Wanita yang memenuhi kriteria
inisiasi terapi antiretrovirus pada Intrapartum
orang dewasa biasa diberikan Pemberian HAART maternal
HAART tanpa mem-perhatikan dengan profilaksis zidovudine
trimester berapa, mengguna-kan intrapartum telah sangat menurunkan
rejimen yang mengandung zidovu- risiko transmisi HIV perinatal. Kela-
dine bila memungkinkan. hiran dengan ekstraksi forsep atau
Nevirapine diberikan bila CD4+ vakum dihindari. Perdarahan post-
<250 sel/mm3 oleh karena adanya partum diterapi dengan oksitosin dan
risiko hepatotoksisitas. analog prostaglandin karena methergin
2. Wanita yang tidak memenuhi dan alkaloid ergot lainnya berinteraksi
kriteria indikasi terapi dengan reverse transcriptase dan
antiretrovirus pada orang dewasa protease inhibitors pada antiretrovirus
biasa dikonsultasikan keun-tungan yang menyebabkan vasokonstriksi
terapi inisiasi untuk mencegah berlebihan.(8)
transmisi perinatal. Oleh karena
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni 2012 18

Operasi caesar direkomendasi- melanjutkan rejimennya. Risiko MTCT


kan pada HIV maternal, di mana HIV- meningkat oleh adanya ketuban pecah
RNA >1000/mL. Jadwal kelahiran lama, persalinan yang dibantu dengan
direkomendasikan usia 38 minggu alat (ekstraksi), prosedur yang invasif,
untuk mengurangi kemungkinan ketu- episiotomi, dan prematuritas.(7)
ban pecah dini. Bila dilakukan operasi Selama proses persalinan, status
caesar, penggunaan profilaksis anti- imunitas sang ibu harus diketahui. Jika
mikroba perioperasi direkomendasikan. status HIV tidak diketahui dan pasien
Transmisi HIV vertikal menurun sekitar tersebut sedang dalam persalinan kala
setengahnya bila dibandingkan dengan satu, tes HIV dan konseling harus
persalinan pervaginam. Dengan terapi segera dilakukan. Wanita yang HIV
antiretrovirus diberikan saat periode positif dan tidak menerima pengobatan
prenatal, intrapartum, dan neonatus, ART seumur hidup harus mendapatkan
ditambah persalinan caesar, transmisi AZT 3 jam dan sdNVP. Setelah proses
neonatal menurun 87% dibandingkan persalinan segera berikan single dose
dengan cara kelahiran lain dan tanpa TDF+FTC (Tenofovir+Emtracitabine).
terapi antiretrovirus.(8) Wanita yang sedang dalam pengobatan
Untuk operasi caesar elektif ART seumur hidup tetap melanjutkan
(terencana), profilaksis antiretrovirus rejimen tersebut selama proses persa-
sdNevirapine+Tenovofir+Emtracitabine linan. Wanita tersebut tidak memer-
(sdNVP+TDF+FTC) harus diberikan 4 lukan tambahan sdNVP atau AZT 3 jam
jam sebelum operasi dilakukan. Wanita atau TDF dan FTC.(7)
yang menjalani terapi ART tetap

Tabel 4. Pemberian Rejimen Zidovudine(8,14)

Pediatric AIDS Clinical Trials Group (PACTG) Rejimen Zidovudine


Waktu Regimen Zidovudine
pemberian

Antepartum 100 mg oral 5 kali sehari, diinisiasi saat usia 14-34 minggu
dan diteruskan sepanjang kehamilan.a

Intrapartum Selama kelahiran, zidovudine intravena selama dosis inisial 2


mg/kg selama 1 jam, diikuti infus 1 mg/kg/jam sampai
kelahiran.b
Neonatal Dimulai saat 8-12 jam setelah lahir dan berikan sirup 2 mg/kg
setiap 6 jam untuk 6 minggu.c

a
Regimen alternatif 200 mg 3 kali sehari atau 300 mg 2 kali sehari.
b
Untuk operasi caesar elektif, zidovudine intravena dimulai paling tidak 3 jam sebelum operasi.
Untuk ketuban pecah dini atau kelahiran dengan intervensi, loading dose dapat diberikan jam
sebelumnya.
c
Dosis intravena untuk bayi yang tidak toleransi asupan oral 1,5 mg/kg intravena setiap 6 jam.
Darmadi, Riska Habriel Ruslie, DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA INFEKSI 19
HIV PADA NEONATUS

Postpartum sebaiknya dilakukan bertahap dalam 1


Dalam perawatan bayi baru bulan.(19)
lahir dari ibu dengan HIV harus Semua bayi yang telah
menggunakan prinsip standard dikonfirmasi terdapat infeksi HIV harus
precautions untuk melindungi petugas memulai ART, tanpa mempedulikan
kesehatan dari risiko penularan. Bayi tahap klinis atau imunologik. Jika tidak
dengan usia gestasi >32 bulan dan terdapat tes virus, bayi < 12 bulan
dalam kondisi stabil, harus segera dengan diagnosis klinis, infeksi HIV
dimandikan dengan menggunakan berat berdasarkan dugaan harus
chlorhexidine 1% (hindari pajanan ke memulai ART secepat mungkin.
mata bayi). Setelah bayi dimandikan Konfirmasi infeksi HIV harus dilakukan
lalu dapat diberikan injeksi vitamin K secepatnya.(20)
IM (berat badan <1500 gram diberikan Profilaksis diberikan segera
0,5 mg vitamin K atau berat badan setelah lahir. Bayi tersebut harus
>1500 gram diberikan 1 mg vitamin K). mendapat Nevirapin sesegera mungkin
Pemberian vaksin BCG (Bacille (<72 jam) setelah lahir dan dilanjutkan
Calmette Guerin) dan vaksin hidup hingga status HIV diketahui (minimal 6
lainnya tidak diberikan pada bayi minggu), dapat melalui rapid test
dengan status HIV yang belum jelas.(15) maupun tes ELISA. NVP dilanjutkan
Pemberian ASI eksklusif 6 hingga usia 6 minggu dan diikuti
bulan menurunkan risiko transmisi HIV dengan tes PCR pada minggu ke-6. Jika
dibandingkan ASI dicampur dengan status kesehatan ibu tidak diketahui
susu formula.(16,17) Sang ibu harus terus maka bayi harus mendapatkan
mendapatkan rejimen ART untuk Nevirapin dan tes HIV (ELISA atau
mencegah MTCT. Di USA dan Kanada, rapid test) untuk menentukan
di mana susu formula aman dan penanganan selanjutnya. Dosis yang
tersedia, ibu dengan HIV diharapkan diberikan bila berat badan lahir 2,5kg
untuk tidak memberikan ASI meskipun adalah 15 mg dan bila berat badan lahir
dia mendapatkan terapi antiretro- 2.5kg adalah 10 mg.(21)
virus.(9,18) Pada negara dengan angka Jumlah CD4+ pada bayi sehat
infeksi, malnutrisi dan infant mortality yang tidak terinfeksi HIV lebih tinggi
rate yang tinggi direkomendasikan oleh daripada orang dewasa yang sehat, dan
WHO untuk memberikan ASI minimal akan menurun sampai nilai orang
6 bulan dan dapat diperpanjang hingga dewasa pada usia 5-6 tahun. Oleh
tersedia pengganti ASI yang memenuhi karena itu, tidak mungkin untuk
kriteria AFASS (acceptable, feasible, menetapkan ambang batas tunggal
affordable, sustainable and safe). untuk menentukan kapan harus
Ketika sang ibu hendak menghentikan memulai ART.(20)
pemberian ASI, proses penghentiannya
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni 2012 20

Tabel 5. Rekomendasi untuk inisiasi ART pada bayi dan anak (20)

Untuk anak usia < 18 bulan dengan kehamilan. Informasi status koinfeksi
status infeksi belum pasti dilakukan uji maternal seperti TB, sifilis, tokso-
antibodi HIV positif. Jika tegak diag- plasmosis, hepatitis B atau C, CMV,
nosis presumptif dimulai pemberian dan HSV perlu dicari untuk mengetahui
ART. Bila uji antibodi HIV negatif, kemungkinan neonatus terekspos. Anti-
lakukan evaluasi klinis dan nilai CD4+ retrovirus pada maternal selama
setiap 3-6 bulan sekali, atau lebih sering kehamilan dan persalinan, dilanjutkan 6
pada usia yang lebih muda. Pemantauan bulan terapi zidovudine pada neonatus,
TLC tidak diperlukan.(20) secara signifikan menurunkan risiko
Perlu dilakukan penilaian status transmisi. Operasi caesar elektif juga
nutrisi, pertumbuhan, dan kebutuhan dapat mencegah transmisi vertikal HIV.
intervensinya. Menilai status imunisasi Tes virologi memungkinkan diagnosis
dan berikan imunisasi yang sesuai. dini HIV dan inisiasi terapi serta
Menilai tanda dan gejala infeksi pencegahan infeksi oportunistik. Bah-
oportunistik dan lakukan pengobatan kan bila tes negatif, bayi perlu
infeksi oportunistik sebelum pemberian dimonitor ketat hingga usia 18 bulan
ART. Lakukan penilaian stadium untuk mengeksklusi infeksi HIV.
penyakit HIV menggunakan kriteria
klinis WHO. Pastikan anak mendapat KEPUSTAKAAN
kotrimoksazol (profilaksis kotrimo- 1. Yogev R, Chadwick EG.
ksazol: trimetoprim 5mg/kg/hari dan Acquired immunodeficiency
sulfametoksasol 25 mg/kg/hari). Secara syndrome (human
umum diindikasikan mulai 4-6 minggu immunodeficiency virus).
setelah lahir dan dipertahankan sampai Dalam: Kliegman RM, Behrman
tidak ada risiko transmisi HIV dan RE, Jenson HB, Stanton BF,
infeksi HIV disingkirkan untuk men- penyunting. Nelson textbook of
cegah pneumonia.(6) pediatrics. Edisi ke-18. New
York: Elseviers; 2007. 1022-
KESIMPULAN 32.
Infeksi HIV-1 maternal sebaik-
nya diidentifikasi sebelum atau selama
Darmadi, Riska Habriel Ruslie, DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA INFEKSI 21
HIV PADA NEONATUS

2. UNICEF. Prevent mother-to- immunodeficiency virus (HIV)


child transmission of HIV. 2010. infection. Dalam: Williams
Diunduh dari Obstetrics. Edisi ke-23. USA:
http://www.childinfo.org/hiv_ai The Mc Graw Hill Companies;
ds_mother_to_child.html. 2010. 1246-53.

3. UNAIDS report on the global 9. US Public Health Service.


AIDS epidemic. Global Report. Public health service task force
2010. Diunduh dari recommendation for the use of
http://www.unaids.org/globalrep antiretroviral drugs in pregnant
ort/documents/20101123_Globa HIV-1-infected women for
lReport_full_en.pdf. maternal health and
interventions to reduce perinatal
4. Beckenman KP. Identification, HIV-1 transmission in the
evaluation and care of human United Stated. MMWR Recomm
immunodeficiency virus Rep. 2002;51(RR-18):1-40.
exposed neonate. Dalam: Adams
CI, Anne AM, et al. Averys 10. Moodley D, Moodley J,
disease of the newborn. Edisi Coovadia H, et al. A multicenter
ke-8. Philadelphia: Elsevier randomized controlled trial of
Churcill Livingstone; 2008. 475- nevirapine versus a combination
92. of zidovudine and lamivudine to
reduce intrapartum and early
5. Meleski ME, Damato EG. HIV postpartum mother-to-child
exposure: neonatal transmission of human
consideration. Journal of immunodeficiency virus type 1.
Obstetric, Gynecologic, and J Infect Dis. 2003;187:725-35.
Neonatal Nursing 2003;32:109-
16. 11. The Petra Study Team. Efficacy
of three short course regimens
6. Departemen Kesehatan of zidovudine and lamivudine in
Republik Indonesia. Pedoman preventing early and late
tatalaksana infeksi HIV pada transmission of HIV-1 from
anak dan terapi antiretroviral di mother to child in Tanzania,
Indonesia. Jakarta: Departemen South Africa, and Uganda (Petra
Kesehatan Republik Indonesia; study): a randomised, double-
2008. blind, placebo-controlled trial.
Lancet 2002;359:1178-86.
7. National Department of Health,
South Africa, South African 12. Katz A. The evolving art of
National AIDS Council. Clinical caring for pregnant women with
guidelines: PMTCT. South HIV infection. Journal of
Africa: National Department of Obstetric, Gynecologic, and
Health; 2010. Neonatal Nursing 2003; 32:102-
8.
8. Cunningham FG, Leveno KJ,
Bloom SL. et al. Sexually 13. Montgomery KS. Childbirth
transmitted diseases: human education for the HIV-positive
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni 2012 22

woman. J Perinat Educ. 18. King SM. Evaluation and


2003;12(4):16-26. treatment of the human
immunodeficiency virus-1
14. Krist AH, Faucher AC. exposed infant. Pediatrics
Management of newborns 2004;114(2):497-505.
exposed to maternal HIV
infection. Am Fam Physician 19. Gray GE, Saloojee H. et al.
2002;65(10):2049-57. Breastfeeding, antiretroviral
prophylaxis and HIV. NEJM
15. Canterbury District Health 2008;359:189-91.
Board. Guidelines for the
management of HIV-infected 20. World Health Organization.
women during pregnancy and WHO antiretroviral therapy for
childbirth. New Zealand; 2009. HIV infection in infants and
Diunduh dari: children : towards universal
http://www.cdhb.govt.nz/cwh/m access. Recommendation for
aternity/maternity_guidelines/lin public approach 2010 revision.
ked_content/WCHGLM0033- Austria; 2010. Diunduh dari
HIV-Infection-During- http://whqlibdoc.who.int/publica
Pregnancy-and-Childbirth- tions/2010/9789241599801_eng
Iss1.pdf. .pdf.

16. Coovadia HM, Rollins NC, 21. World Health Organization.


Bland RM, et al. Mother-to- HIV and infant feeding.
child transmission of HIV-1 Guidelines for decision-maker.
infection during exclusive Jenewa; 2010. Diunduh dari:
breastfeeding in the first 6 http://www.who.int/nutrition/pu
months of life: an intervention blications/hivaids/97892415995
cohort study. Lancet 35/en/index.html.
2007;369:1107-16.

17. Iliff PJ, Piwoz EG, Tavengwa


NV, et al. Early exclusive
breastfeeding reduces the risk of
postnatal HIV-1 transmission
and increases HIV-free survival.
AIDS 2005;19:699-708.

Anda mungkin juga menyukai