Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

KERJASAMA EKONOMI

Oleh:
KELOMPOK INTI 5
LINTAS MINAT EKONOMI KELAS XII

Nama Anggota:
1. Yosvina Anggiarti (Kerjasama Ekonomi Regional)
2. Wiana Laelaputri (Kerjasama Ekonomi Bilateral)
3. Raden Ayu Miryani (Kerjasama Ekonomi Multilateral)
Kerja Sama Ekonomi Regional
Kerja sama ekonomi regional adalah kerja sama ekonomi antara beberapa negara dalam satu
region (kawasan). Bentuk kerja sama ini diwujudkan dengan penetapan kebijakan-kebijakan
berikut.
Pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas dengan meniadakan tarif bea masuk
terhadap barang yang berasal dari sesama negara anggota untuk meningkatkan skala pasar
internasional. Melakukan proteksi terhadap pengusaha domestik dalam menghadapi persaingan
dari luar kawasan. Penetapan peraturan dan perjanjian penanaman modal untuk memperkuat
posisi tawar-menawar negara anggota dalam menghadapi negara yang lebih maju.
Beberapa contoh bentuk kerjasama regional adalah sebagai berikut :
a. ASEAN
Tujuan ASEAN adalah menyelenggarakan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, dan
kebudayaan yang meliputi hal-hal berikut.
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara.
Meningkatkan perdamaian dan stabilitas keamanan di Asia Tenggara.
Meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam
bidang sosial, ekonomi, kebudayaan, administrasi, dan IPTEK.
Menyelenggarakan usaha-usaha yang efektif untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam
industri pertanian.
Mendirikan industri dan memperluas perdagangan, termasuk perdagangan internasional.
Memelihara kerja sama dengan organisasi regional dan internasional lainnya.
Menyediakan bantuan fasilitas untuk latihan dan penelitian bagi negara anggota ASEAN.
Mengadakan pembahasan bersama mengenai permasalahan yang terjadi di kawasan Asia
Tenggara pada khususnya dan Asia pada umumnya.
b. North America Free Trade Area (NAFTA)
Kawasan Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dibentuk pada tanggal 12 Agustus
1992. Negara yang menjadi anggota NAFTA adalah Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat.
Negaranegara tersebut sepakat untuk membentuk kawasan perdagangan bebas bersama. Namun
NAFTA mulai aktif pada tahun 1994. Apakah tujuan pembentukan NAFTA? NAFTA, antara
lain sebagai berikut.
Mengatur impor dan produksi sesama anggota.
Meningkatkan kegiatan ekonomi di antara negara anggota.
Melindungi konsumen dengan mengutamakan aspek keselamatan, kesehatan, dan
keserasian lingkungan hidup.
Menetapkan standar produk atas barang-barang yang diperdagangkan.
c. Asean Free Trade Area (AFTA)
Adalah kesepakatan perdagangan bebas antara negara-negara yang tergabung dalam ASEAN.
Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) untuk pertama kalinya dicetuskan dalam KTT
ASEAN ke-4 di Singapura pada tanggal 27-28 Januari 1992. AFTA secara resmi dimulai pada
tanggal 1 Januari 1993. AFTA beranggotakan tujuh negara anggota ASEAN. Dengan AFTA
diharapkan negara anggota lebih meningkatkan penghasilan ekspor masing-masing anggota;
mengingkatkan investasi dalam kegiatan produksi dan jasa antaranggota. Selain itu, negara
anggota AFTA diharapkan dapat meningkatkan investasi dari negara bukan anggota. Apa tujuan
pembentukan AFTA? Tujuan AFTA adalah sebagai berikut.
Meningkatkan perdagangan dan spesialisasi di lingkungan ASEAN.
Meningkatkan investasi dalam kegiatan produksi dan jasa antar anggota ASEAN.
Meningkatkan investasi dari luar negara anggota ASEAN.
Meningkatkan jumlah ekspor negara-negara anggota ASEAN.
Pada pertemuan para menteri ekonomi ASEAN yang ke-26 di Chiang Mai, Thailand, bulan
September 1994 telah disepakati tiga hal yang mendasar, yakni sebagai berikut.
Seluruh negara anggota ASEAN sepakat bahwa perdagangan bebas (AFTA) dipercepat
pelaksanaannya dari semula tahun 2010 menjadi tahun 2003.
Jumlah produk yang masuk dalam daftar AFTA (Inclusion List, IL) ditambah dan semua
produk yang masuk Temporary Exclusion List (TEL) secara bertahap akan masuk dalam IL.
Dengan demikian, semua produk TEL diharapkan masuk IL pada 1 Januari 2000.
Memasukkan semua produk pertanian yang belum diproses ke dalam skema CEPT
(Common Effective Preferential Tariff) yang dibagi dalam 3 kelompok: a). Immediate Inclusion
List (daftar produk) yang segera masuk dalam Inclusion List mulai berlaku 1 Januari 1996
sehingga tarifnya 0-5% pada tahun 3003. b). Temporary Exclusion List akan masuk dalam
Inclusion List pada tahun 2003. c). Produk-produk sensitif (Sensitive List) yang mendapat
perlakuan khusus di luar skema CEPT.
d. Asia Pasific Economic Cooperation (APEC)
Pada bulan Januari 1989 Bob Hawke, Perdana Menteri Australia mengusulkan agar di
kawasan Asia Pasifik dibentuk suatu lembaga konsultatif. Usulan tersebut mendapat tanggapan
positif dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Maka, pada bulan November 1989 para
menteri luar negeri dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik mengadakan pertemuan di
Canberra, Australia. Pada pertemuan tersebut terwujud usulan Bob Hawke, yaitu terbentuknya
Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).
Pada tanggal 18 November 1994, Indonesia pernah menjadi tuan rumah Konferensi
APEC II di Bogor yang melahirkan Deklarasi Bogor. Yang berisi antara lain tentang
perdagangan bebas, yang akan dimulai oleh negara-negara maju pada tahun 2010, dan bagi
negara-negara sedang berkembang tahun 2020. Setelah itu bulan November 1995 diadakan
pertemuan APEC di Jepang untuk membicarakan tindak lanjut Deklarasi Bogor tersebut.
Secara historis terbentuknya Forum APEC lebih dilihat sebagai upaya untuk mengatasi
kebuntuan yang melanda perundingan-perundingan Perjanjian Umum tentang Tarif dan
Perdagangan (GATT) atau Putaran Uruguay, di Jenewa, Swiss. APEC mencakup negara-negara
di tiga belahan benua, yakni negara-negara ASEAN, Amerika Serikat, Kanada, Australia,
Selandia Baru, Meksiko, Papua Nugini, Korea Selatan, Jepang, China, Hongkong, Taiwan, dan
Cile.
APEC bertujuan meningkatkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan di
antara para anggotanya dan masyarakat lainnya. Berbagai visi dan aksi telah dituangkan dalam
pertemuan-pertemuan rutin setiap tahun. Forum ini diminati oleh negara atau kelompok di
kawasan Asia Pasifik.
e. European Union (Uni Eropa)
Uni Eropa terbentuk pada tahun 1993 melalui Treaty of Maastricht. Kerja sama regional
yang menyatukan Eropa ini bermula dari kerja sama antarnegara penghasil batu bara dan baja di
Eropa pada tahun 1951. Pada tahun 1967, kerja sama tadi berkembang menjadi Masyarakat
Ekonomi Eropa (MEE) yang terdiri atas enam anggota. Hubungan ini berlanjut hingga tahun
1993, di mana dibentuk Pasar Tunggal Eropa atau European Single Market.
Sasaran akhir Pasar Tunggal Eropa yaitu tercapainya lalu lintas bebas barang, jasa,
modal, dan tenaga kerja atau sering disebut Empat Kebebasan Eropa. Sasaran tersebut dicapai
dengan menghapus tiga rangkaian hambatan, yaitu hambatan fisik, teknis, dan fiskal. Pasar
Tunggal Eropa dimulai pada tanggal 1 Januari 1993.
Tujuan pembentukan MEE saat itu adalah untuk mendirikan daerah perdagangan bebas
antar negara Eropa. Tujuan lainnya adalah menghilangkan pembatasan perdagangan di antara
negara-negara Eropa; serta meningkatkan produksi dan pemasaran barang. Pasar Tunggal Eropa
yang berjalan sukses ini segera diikuti dengan pembentukan Uni Eropa pada tahun yang sama,
dengan 12 negara anggota.
Pada tahun 2002, UE mengeluarkan mata uang tunggal Uni Eropa, yakni Euro yang
digunakan bersama oleh negara-negara Uni Eropa. Saat ini jumlah anggota UE mencapai 27
negara, yakni Austria, Belgia, Bulgaria, Cyprus, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis,
Jerman, Yunani,Hungaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda,
Polandia, Portugal, Malta, Polandia, Portugal, Rumania, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia,
dan Kerajaan Inggris.
Misi UE pun tidak hanya sebatas kerja sama ekonomi lagi, namun berkembang sebagai
berikut ini.
menjaga perdamaian, kesejahteraan dan stabilitas bagi warga negara anggota;
pemersatu bagi negara-negara benua Eropa;
memastikan keselamatan hidup warganya;
menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan sosial;
menghadapi tantangan globalisasi dan menjaga keberagaman masyarakat Eropa;
menjaga nilai-nilai masyarakat Eropa semacam pembangunan terpadu, kepedulian
lingkungan, HAM, dan masyarakat sosial ekonomi.
g. European Free Trade Area (EFTA)
Organisasi ini didirikan tahun 1959 sebagai lembaga kerja sama ekonomi antar negara
yang tidak termasuk MEE. Negara-negara yang menjadi anggota EFTA adalah Swiss, Denmark,
Austria, Swedia, Inggris, Norwegia, dan Portugal. Saat ini, negaranegara tersebut sudah
bergabung bersama dalam Uni Eropa.
h. East European Council for Mutual Economic Assistance (COMECON)
COMECON merupakan lembaga kerja sama ekonomi antara negara-negara komunis.
Negara-negara anggota COMECON antara lain Rusia, Jerman Timur, Cekoslovakia, Bulgaria,
Rumania, Hongaria, dan Polandia. Namun sejak tahun 1991 dibubarkan. Negara-negara tersebut
pun bergabung bersama dalam UE.
i. South Asian Associaton for Regional Cooperation (SAARC)
SAARC/Asosiasi Asia Selatan merupakan kerja sama untuk regional yang berdiri pada
tanggal 8 Desember 1985. Anggotanya antara lain: India, Pakistan, Srilanka, Maldives,
Bangladesh, dan Butan.
j. Asian Production Organization (APO)
Organisasi ini sangat penting artinya untuk usaha pengelolaan produksi di Asia.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas negara-negara Asia. Anggotanya adalah:
Jepang, Singapura, Indonesia, Hongkong, dan Pakistan.
k. South Pasific Forum (SPF)
SPF berdiri tahun 1971 dengan sasaran utama mempromosikan perdagangan, pendidikan,
komunikasi, turisme, dan berbagai masalah politik umum.
Semakin meluasnya pedagangan internasional, di satu pihak mengembirakan di lain
pihak mengkhawatirkan. Itulah sebabnya, rangkaian konferensi menyangkut perdagangan
internasional seringkali disambut sikap mendukung dan menetang.

1. Dampak Positif Kerja Sama Ekonomi Antarnegara


Kerja sama ekonomi antarnegara akan memberikan dampak positif sebagai berikut.
a. Semakin Lancarnya Perdagangan Internasional maupun Regional
Dengan adanya kerja sama ekonomi antarnegara akan dapat dihasilkan
kesepakatankesepakatan yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan hambatan-hambatan
yang ada dalam perdagangan internasional , seperti prosedur ekspor impor lebih dipermudah,
pengurangan bea impor dan kebijakan quota impor diperlunak. Sehingga dengan demikian
adanya kerja sama ekonomi antarnegara dapat memperlancar perdagangan internasioal.
b. Adanya Kestabilan Harga, Permintaan, dan Penawaran
Adanya kerja sama ekonomi antarnegara akan mengakibatkan terjadinya ekspor dan
impor. Bagi negara yang kekurangan suatu produk, untuk memenuhi permintaan dalam negari
dapat dilakukan dengan mengimpor dari luar negeri, karena kalau tidak, harga produk tersebut
akan naik.
Sedangkan bagi negara yang kelebihan dalam penawaran suatu produk dapat mengekspor
ke luar negari, bila tidak dapat menurunkan harga produk tersebut.
Misalnya jumlah suatu produk yang dibutuhkan di dalam negeri kurang (sebagai contoh
beras) maka akibatnya harga beras akan naik, maka untuk menstabilkan harga beras tersebut
dapat dilakukan dengan mengimpor beras dari negara lain.
Demikian juga apabila kelebihan beras harga akan cenderung murah maka untuk
menstabilkannya dapat dilakukan dengan mengespor beras ke negara lain
c. Mengatasi Berbagai Permasalahan Ekonomi Bersama
Salah satu tujuan kerja sama ekonomi antarnegara, adalah untuk mengatasi permasalahan
ekonomi antarnegara yang terlibat secara bersama. Setiap negara tentu mempunyai masalah
perekonomian, baik menyangkut dalam negeri maupun dengan negara lain.
Misalnya terjadinya kecenderungan harga minyak dunia yang semakin melambung
sehingga menyulitkan negara-negara pengimpor minyak maka untuk menekan harga minyak
tersebut dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan negara-negara pengekspor minyak
supaya menambah pasokan minyak dunia, agar harga minyak dunia bisa turun.
d. Memperkuat Posisi Perdagangan Suatu Negara dengan Ditandai Meningkatnya Ekspor
Melalui kerja sama ekonomi dengan negara lain dapat membuka dan memperluar pasar di
luar negari sehingga dapat meningkatkan ekspor.
Selain itu dapat memperkuat posisi perdagangan suatu negara di luar negeri, karena
dengan kerja sama ekonomi, negara yang bersangkutan akan mampu menjadi pemasok barang
kebutuhan ke negara lain.
Misalnya Indonesia menjadi pemasok Gas LNG ke negara Jepang dan Korea Selatan. Ini
terjadi karena adanya kerja sama ekonomi yang dilakukan antara Indonesia dengan Jepang atau
Korea Selatan.
e. Mengatasi Persaingan Antarnegara yang Tidak Ssehat
Dalam pasar internasional, tentulah akan terjadi persaingan yang sangat kuat antarnegara,
di mana masing-masing negara akan berusaha melalui berbagai cara untuk memenangkan dalam
persaingan tersebut. Walaupun terkadang cara yang ditempuh dengan melakukan persaingan
yang tidak sehat.
Sebagai contoh adanya politik dumping (menjual produknya di luar negeri lebih murah
daripada menjual produknya di dalam negari) yang dilakukan oleh suatu negara dapat mematikan
produk negara lain di pasar internasional.
Maka dengan adanya kerja sama ekonomi antarnegara yang dibentuk, dapat dihasilkan
suatu kesepakatan untuk melarang adanya persaingan yang tidak sehat seperti politik dumping.
f. Meningkatnya Daya Saing
Kerja sama ekonomi antarnegara akan membuka peluang dan tantangan bagi
pelakupelaku ekonomi yaitu peluang dalam memasarkan produknya di luar negeri dan tantangan
bagi produk dalam negeri yang bersaing dengan produk luar negeri.
Maka setiap negara akan selalu berusaha meningkatkan kualitas produk dan
meningkatkan daya saing melalui berbagai upaya seperti penggunaan teknologi, agar dapat
bersaing dengan produk luar negeri, baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
g. Meningkatkan Perekonomian Dalam Negeri
Dengan kerja sama ekonomi antarnegara akan dapat menciptakan dan memperluas pasar
di luar negeri sehingga ekspor akan meningkat.
Dengan peningkatan ekspor akan menghidupkan perekonomian dalan negeri karena
produk-produk dalam negeri dapat terjual di luar negeri, sehingga usaha atau perusahaan dalam
negeri dapat berkembang dan berjalan dengan baik.
h. Meningkatkan Pendapatan Negara Utamanya Devisa
Dengan adanya kerja sama ekonomi antarnegara dapat mendorong terjadinya permintaan
produk oleh negara lain sehingga ekspor barang ke luar negeri akan meningkat. Sehingga dengan
demikian akan dapat menambah pendapatan negara dari sektor ekspor yang berupa devisa (alat
pembayaran luar negari).

2. Dampak Negatif Kerja Sama Ekonomi Antarnegara


Selain menimbulkan dampak positif, kerja sama antarnegara akan menimbulkan dampak negatif,
yaitu sebagai berikut.
a. Produk Dalam Negeri akan Kalah Bersaing dengan Produk Luar Negeri Baik Harga
maupun Mutunya
Adanya kerja sama ekonomi antarnegara akan berdampak terjadinya arus barang masuk
dari luar negeri ke dalam negeri. Hal ini menyebabkan pasar dalam negeri dibanjiri oleh produk
luar negeri sehingga terjadi persaingan antarproduk dalam negeri dengan produk impor.
Produk dalam negeri yang proses produksinya masih sederhana akan tergeser dan kalah
bersaing, baik harga atau kualitasnya dengan produk luar negeri yang sudah menggunakan
teknologi modern dalam proses produksinya.
b. Produsen Dalam Negeri yang Tidak Mampu Bersaing Akhirnya akan Menutup
Usahanya
Berdasarkan penjelasan di atas, bagi para produsen yang tidak mampu bersaing dengan
produk luar negeri akan mengalami penurunan usaha yang pada akhirnya mengakibatkan
usahanya menjadi bangkrut. Hal ini berdampak dengan terjadinya PHK (pemutusan hubungan
kerja) dan pengangguran meningkat.
c. Dapat Menimbulkan Ketergantungan dengan Luar Negeri
Dampak lain dari kerja sama ekonomi antarnegara adalah terjadinya ketergantungan
suatu negara kepada negara lain. Hal ini terjadi karena adanya kesepakatan/perjanjian yang
dihasilkan dari kerja sama ekonomi antarnegara, yang memaksa negara yang terlibat kerja sama
tersebut untuk mematuhinya.
Selain itu ketergantungan dapat terjadi pada saat negara berkembang seperti Indonesia
menjalin kerja sama dengan negara maju untuk mengimpor produk-produk yang berteknologi
seperti mesin-mesin industri dan pesawat terbang/pesawat tempur. Dalam pengadaan suku
cadangnya Indonesia sangat tergantung dengan negara-negara maju.
d. Terjadinya Keterikatan yang Menyebabkan Berkurangnya Kebebasan dalam Mengatur
Sendiri Kegiatan Ekomoni/Perdagangan
Sebagai contoh Indonesia pernah melakukan kerja sama dengan IMF untuk mendapatkan
bantuan pencairan dana guna mengatasi krisis ekonomi.
Dalam kerja sama tersebut Indonesia harus melaksanakan nota kesepahaman (Letter of
Intent) yang dibuat IMF sehingga berbagai kebijakan ekonomi Indonesia harus mendapatkan
persetujuan dari IMF.
Hal ini menunjukkan bahwa IMF ikut campur tangan dalam kebijakan ekonomi
Indonesia. Sehingga menyebabkan berkurangnya kedaulatan dan kebebasan dalam menentukan
dan mengatur sendiri kebijakan dan kegiatan ekonomi Indonesia.
e. Timbulnya Proteksi-Proteksi untuk Melindungi dan Mementingkan Negara Anggotanya
Sendiri (Diskriminasi)
Kerja sama ekonomi antarnegara dibentuk untuk meningkatkan perekonomian negara
anggotanya dengan melindungi kepentingan negara anggota dari persaingan negara-negara lain
di luar anggota.
Sebagai contoh NAFTA, AFTA dan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa). Masing-masing
organisasi kerja sama ini membuat suatu kesepakatan atau perjanjian untuk melindungi
kepentingan negara anggotanya dengan membebaskan atau menurunkan bea masuk terhadap
produk-produk dari negara anggotanya.
Sedangkan produk dari negara di luar anggotanya dikenakan bea masuk yang tinggi. Jadi
adanya perlakuan yang berbeda antara produk dari negara anggota dengan produk dari negara
luar anggota (diskriminasi).
f. Timbulnya Eksploitasi Sumber Daya Alam yang Berlebihan
Kerja sama ekonomi antarnegara akan mendorong suatu negara berusaha semaksimal
mungkin untuk dapat mengekspor produknya ke negara lain. Akibatnya dapat terjadi eksploitas
sumber daya alam yang berlebihan hanya untuk mengejar ekspor guna memenuhi kebutuhan
negara lain, tanpa memperhatikan kelestariannya.
Misalnya mengekspor kayu hutan yang berlebihan tanpa memperhatikan lingkungan
sehingga akan mengakibatkan kerusakan hutan dan bencana alam.
g. Pasar Dalam Negeri Dikuasai oleh Produk Asing
Sesuai dengan penjelasan poin a dan b di atas, maka apabila produk dalam negeri kalah
bersaing dengan produk impor, akibatnya selain banyak pengusaha-pengusaha dalam negeri
yang bangkrut juga pasar dalam negeri akan dikuasi oleh produk-produk negara lain. Sehingga
yang diuntungkan di sini adalah pengusaha dari negara lain.
Kerjasama Ekonomi Bilateral
Kerjasama Bilateral adalah Sebuah bentuk kerja sama yang melibatkan dua
negara didunia.

Contoh Kerjasama Bilateral :

1. Kerja sama antara indonesia dengan Republik Korea dalam bidang ekonomi
dan teknik.
2. Menjalin perjanjian politik dan ekonomi diantara dua negara.
3. Adanya pertukaran Duta Besar.
4. Terjadinya kunjungan antar negara yang dilakukan oleh pimpinan atau
pemerintah negara-negara tersebut.

Manfaat Kerjasama Bilateral :

1. Kerja sama mendorong persaingan didalam pencapaian tujuan dan


peningkatan pruduktivitas.
2. Kerjasama mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya operasionalisasi
akan menjadi semakin rendah yang menyebabkan kemampuan bersaing
meningkat.
3. Kerjasama mendorong berbagi upaya individu agar dapat bekerja lebih
produktif, efektif dan efisien.
4. Kerjasama mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antara pihak
terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan.
5. Kerjasama meningkatkan praktek yang sehat serta meningkatkan semangat
kelompok.
6. Kerjasama mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan yang terjadi
dilingkungannya,sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan
melestarikan situasi dan kondisi yang telah baik.

Tujuan Kerjasama Bilateral :

1. Meningkatkan perekonomian.
2. Meningkatkan taraf hidup.
3. Saling mengisi kekurangan dan kebutuhan di bidang ekonomi.
4. Memperat persahabatan antar negara.
5. Memperluas pasar hasil produksi.
6. Meningkatkan devisa.

Dampak Positif kerjasama Bilateral :

1. Memacu negara indonesia untuk lebih berkembang dari negara lainnya


diasia,karena selain jepang ada negara lain diasia bisa sukses.
2. Penghematan harga,dimana kualitas barang dari korea tidak terlalu mahal
dan sudah diakui dunia.
3. Banyak pengiriman tenaga kerja kekorea dan tentunya dimasuk sebagai
devisa negara.

Dampak Negatif Kerjasama Bilateral :

1. Kurangnya kita dalam mempelajari budaya kita sendiri, karena budaya


Korea yang merambah dan menggantikan budaya lokal.
2. Rasa Nasionalisme menjadi berkurang.
3. Indonesia cenderung menjadi pembantu Korea dalam hal tradisi, budaya
dan ekonomi.

Cara Menanggulangi Dampak Negatif :

1. Mencintai dan melestarikan budaya indonesia yang kaya seni budaya .


2. Melatih mentalitas anak-anak melalui pelatihan-pelatihan supaya meraka
dapat memahami seni budaya melalui seni membatik, menari dan melukis.
3. Mengenalkan seni budaya melalui pameran,parawisata dan seni budaya
Indonesia.
4. Mencintai budaya lewat kain batik, songket, tenun yan mulai berkembang
sampai mancanegara.
5. Memahami, memelihara dan mencintai budaya dari peninggalan nenek
moyang Indonesia.
KERJASAMA EKONOMI MULTILATERAL
A. Pengertian
Kerjasama ekonomi multilateral merupakan suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh
dua negara atau lebih, yang tidak terbatas wilayah atau kawasan tertentu dan bersifat
internasional.

B. Contoh beserta manfaat


1. IMF (International Monetary Fund)

IMF didirikan agar bermanfaat untuk menciptakan stabilitas sistem keuangan


internasional.
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF)
bertanggungjawab dalam mengatur sistem finansial global dan menyediakan pinjaman
kepada negara anggotanya untuk membantu masalah-masalah keseimbangan neraca
keuangan masing-masing negara. Salah satu misinya adalah membantu negara-negara
yang mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan sebagai imbalannya, negara tersebut
diwajibkan melakukan kebijakan-kebijakan tertentu, misalnya privatisasi badan usaha
milik negara.

2. OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries)

OPEC (singkatan dari Organization of the Petroleum Exporting Countries; bahasa


Indonesia: Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi) adalah organisasi yang
bertujuan menegosiasikan masalah-masalah mengenai produksi, harga dan hak konsesi
minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan minyak. OPEC didirikan pada 14
September 1960 di Bagdad, Irak. Saat itu anggotanya hanya lima negara. Sejak tahun
1965 markasnya bertempat di Wina, Austria.

Diharapkan OPEC bermanfaat untuk mengendalikan harga minyak mentah dunia


di antara sesama anggotanya yang merupakan negara-negara pengimpor minyak, agar
harga minyak mentah dunia tidak dikendalikan/diambil alih oleh pihak-pihak tertentu
yang bisa jadi akan merugikan negara pengimpor minyak atau negara lainnya. Karena
minyak bumi termasuk kebutuhan yang vital bagi hampir semua negara, kenaikan atau
penurunan harga minyak bumi bisa berpengaruh pada stabilitas perekonomian suatu
negara.

3. WTO (World Trade Organization)

World Trade Organisation (WTO) merupakan salah satu organisasi internasional


yang berperan untuk mengatur transaksi perdagangan yang dilakukan oleh negara-negara
anggotanya.
Manfaat WTO :
Dalam perdagangan multilateral WTO mendorong terciptanya perdamaian
Persengketaan antar negara diatasi secara konstruktif
Peraturan yang seragam akan memudahkan perdagangan antar Negara
Sistem perdagangan yang lebih baik mendorong terjadinya pengurangan tarif dan
hambatan perdagangan non tarif sehingga biaya hidup lebih murah.
Memberikan banyak pilihan atau produk dengan kualitas berbeda untuk kosumen
Meningkatkan pendapatan
Mendorong pertumbuhan ekonomi
Mendorong perdagangan berjalan lebih efisien
Negara anggota WTO akan terlindung dari praktek praktek persaingan antar
Negara yang tidak sehat.
Mendorong terciptanya pemerintahan yang bersih.
4. FAO (Food and Agriculture Organization)

Untuk mengurusi masalah pangan dan pertanian, PBB membentuk badan khusus
yang bernama Food Agricultural Organization (FAO). Badan khusus ini didirikan pada
tanggal 16 Oktober 1945.
FAO memiliki tujuan antara lain memajukan dan meningkatkan kuantitas dan
kualitas bahan makanan, mengurangi bahaya kelaparan, serta mempromosikan kegiatan
pembangunan di perdesaan.

5. IFC (International Finance Corporation)

International Financial Corporation (IFC) adalah badan dunia dalam bidang


keuangan yang memberikan bantuan modal kepada sektor swasta. Badan ini berdiri pada
tahun 1956 dengan tujuan memajukan pembangunan ekonomi negara-negara berkembang
melalui pemberian modal guna mendorong pertumbuhan sektor swasta, membantu swasta
mengalokasikan dana di pasar uang dunia, serta menyediakan bantuan teknik dan analisis
bagi dunia usaha dan pemerintah.

C. Tujuan
1. Meningkatkan Perekonomian Antarnegara
2. Meningkatkan Taraf Hidup
3. Saling Mengisi Kekurangan dan Kebutuhan di Bidang Ekonomi
4. Mempererat Persahabatan Antarnegara
5. Memperluas Pasar Hasil Produksi
6. Meningkatkan Devisa Negara

D. Dampak Positif dan Negatif


a. Dampak Positif
1. Meningkatkan Keuangan Negara
2. Membantu Meningkatkan Daya Saing Ekonomi
3. Meningkatkan Investasi
4. Menambah Devisa Negara
5. Memperkuat Posisi Perdagangan

b. Dampak Negatif
1. Ketergantungan dengan Negara Lain
2. Intervensi Asing Terhadap Kebijakan Ekonomi Indonesia
3. Masuknya Tenaga Asing ke Indonesia
4. Mendorong Masyarakat Hidup Konsumtif

Anda mungkin juga menyukai