Pancasila yang oleh Bung Karno disebut sebagai Isi Jiwa dan Jati Diri Bangsa
Indonesia tidak dapat diabaikan apabila bangsa Indonesia hendak berhasil
memperjuangkan masa depannya. Motivasi yang ditimbulkan Pancasila kepada
perjuangan tampak nyata dalam perjuangan TNI. Ketika Belanda merebut Ibu Kota
Perjuangan Yogyakarta dan menawan pimpinan nasional, termasuk Bung Karno dan
Bung Hatta, sementara orang berpendapat bahwa perjuangan selesai. Tetapi
Panglima Besar Sudirman menyatakan Terus Berjuang sampai Tujuan tercapai.
Semangat Pak Dirman yang notabene sakit keras serta sikapnya yang tegas
memperkuat semangat para pejuang TNI dan menjalar ke rakyat. Inilah yang tidak
disangka penjajah serta sekutunya dan perjuangan gerilya yang berkobar di mana-
mana akhirnya memaksa penjajah mengakui kemerdekaan Indonesia.
Hambatan yang amat merugikan adalah sifat Masyarakat Indonesia yang lemah
disiplin sehingga mengakibatkan berbagai kesalahan dalam performa. Hal ini sering
ditimbulkan oleh sifat gumampang sehingga mengakibatkan berbagai kekurangan.
Birokrasi yang lemah, aparat hukum yang kurang andal, bukan disebabkan
kurangnya pengetahuan, melainkan karena kurang mau mengikuti ketentuan yang
berlaku. Gangguan yang harus diatasi adalah sifat menimbulkan kelemahan pada
diri sendiri. Hal ini sering disebabkan mudahnya kena provokasi karena kurang
kendali diri. Seperti tidak jarang satu demo yang bermula dengan baik dan teratur
berubah ke perusakan yang justru merugikan kita sendiri, termasuk bagi para
pendemo. Ini semua karena kurang mantap dalam pikiran dan perasaan. Boleh
dikatakan bahwa ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan umumnya justru
terletak pada Manusia Indonesia sendiri yang kemudian malahan menguntungkan
pihak yang merugikan kita.
Harapan pada Masa Depan. Menghadapi keadaan Indonesia masa kini kami
pejuang Angkatan 1945 amat prihatin karena perjuangan sudah cukup jauh keluar
jalur semula. Memang pihak asing tertentu memuji-muji Indonesia sekarang dengan
mengatakan bahwa telah on the right track., karena mereka tidak berkepentingan
Indonesia menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Celakanya adalah bahwa ada
pemimpin kita yang bangga dengan pujian itu dan tidak menyadari dampaknya.
Yang terutama menjadi halangan bagi Masa Depan Gemilang adalah UUD 1945
yang sudah divermaak sehingga sudah meninggalkan Pancasila sebagai Dasar
Negara sekalipun namanya masih sama UUD 1945.
Namun kami percaya bahwa Generasi Muda Indonesia mempunyai Semangat
Kebangsaan yang tidak kurang dari kami Angkatan 1945. Memang rasanya
sekarang masyarakat pada umumnya jauh dari Semangat Kebangsaan dan Rasa
Patriotik, kalah oleh desakan kondisi yang dikuasai Uang dan Benda. Akan tetapi
kami pervaya bahwa ada Generasi Muda yang tidak larut dalam kelemahan itu.
Mereka tetap Cinta Tanah Air dan Bangsanya dan masih cukup cerdas serta cermat
untuk menentukan dengan benar apa yang harus dilakukan. Dulu pun pada periode
1945-1950 cukup banyak orang Indonesia yang tidak tahan berjuang dan memilih
diam atau malahan memihak penjajah. Hanya karena ada segolongan bangsa yang
tetap ber-Semangat Kebangsaan kuat dan berfungsi sebagai critical mass atau
kelompok pendobrak sehingga dapat menentukan mainstream perjuangan yang
mengajak mayoritas Rakyat bertekad memenangkan perjuangan.
Harapan kami adalah Generasi Muda sekarang juga dapat menghasilkan satu
critical mass yang kemudian mengubah mainstream perjuangan yang negatif
menjadi positif-dinamis untuk menghasilkan Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan.
Kami Paguyuban Masyarakat Tanpa Partai akan terus menyediakan tenaga dan
pikiran untuk mendukung perjuangan bangsa dan usaha Generasi Muda yang penuh
Semangat Kebangsaan mewujudkan Tujuan kita, satu Negara dan Bangsa yang
kehidupannya maju, adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila, Jati Diri Bangsa,
serta dihargai dan dihormati masyarakat internasional.
Salam Perjuangan ! Andhika Pratama