LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat. Upaya-upaya kesehatan tersebut sesuai dengan bab IV
pasal 47 undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan meliputi
pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
(Depkes RI, 2010).
Untuk dapat melakukan upaya kesehatan yang dimaksud di atas
salah satu hal yang perlu dilakukan dan dipandang mempunyai peranan
penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang
dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan secara sendiri atau bersamasama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakat (Azwar, 1996).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor.
374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Gizi dan Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Program D IV Gizi tahun 2011 (SK
Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI nomor
HK.02.05/I/III/2/09019/2011), tenaga gizi lulusan Program Pendidikan
Diploma IV Gizi diharapkan mempunyai peran sebagai teknisi atau analis
(Perpes no. 8/2012), untuk memecahkan masalah gizi di bidang tertentu
melalui pendekatan prosedural atau sebagai pendidik di bidang gizi.
Kompetensi Sarjana Terapan Lulusan Program Pendidikan
Diploma IV Gizi, terdiri dari Kompetensi Utama (Core Competences),
Kompetensi Pendukung (Supporting Competences) dan kompetensi
lainyya (Another Competences).
Struktur program pendidikan Diploma IV untuk tahap akhir
merupakan intergrasi dari tahap profesi ke dalam kurikulum dalam
kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Operasional
tahap akhir ini adalah dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan untuk ketiga
bidang gizi, yaitu Gizi Klinik, Gizi Masyarakat, dan Penyelenggaraan
Makanan Institusi.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Program D IV
Gizi tahun 2011, mengamanatkan bahwa mahasiswa diwajibkan untuk
mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) Bidang Gizi Klinik (BGK) dan
Bidang Penyelenggaraan Makanan Institusi (BPMI) pada semester VII
serta Bidang Gizi Masyarakat (BGM) pada semester VIII. Praktik Kerja
Lapangan ini merupakan bentuk pembelajaran untuk memperaktikan teori
dalam rangka mencapai jenjang Sarjana Gizi Terapan.
Praktik Kerja Lapangan BGM mempraktikkan pengelolaan
permasalahan gizi di Puskesmas (termasuk didalamnya posyandu,
poslansia, dan organisasi masyarakat). Penerapan Nutrition Care Process
(NCP) atau Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada kasus-kasus
gangguan gizi, dimana kegiatan kegiatannya meliputi tahapan pengkajian
data, tehapan penetapan masalah gizi/diagnosa gizi, tahapan penyusunan
rencana intervensi, tahapan intervensi, tahapan monitoring dan evaluasi,
serta tahapan pendokumentasian asuhan gizi, pengalaman kerja ini
diselenggarakan di wilayah Puskesmas yang ada di Kabupaten Banjar.
Salah satu program kerja di puskesmas yaitu upaya perbaikan gizi
dimasyarakat yang terdiri dari masalah gizi yang diketahui dan tentunya
sangat bervariasi, mulai dari masalah gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih
dan penyakit degeneratif terkait gizi yang memerlukan penanganan.
Dalam menangani semua permasalahan tersebut seorang tenaga pelaksana
gizi di tuntut dapat melakukan intervensi penyuluhan gizi kepada
masyarakat yang masih perlu ditanggulangi secara terpadu oleh berbagai
sektor.
Puskesmas Sungai Lulut berada pada wilayah Kecamatan Sungai
Tabuk yang terletak di Jalan Desa Sungai Bakung RT 01 dengan total
wilayah 18,14 km2. Wilayah kerja Puskesmas Sungai Lukut terdiri dari 3
desa yaitu Sei. Lulut, Sei. Bakung, Sei. Tandipah.
Berdasarkan uraian hail pencapaian program gizi puskesmas Sungai
Lulut 2015, ditemukan beberapa masalah gizi antara lain :
1. Rendahnya pemberian ASI ekslusif pada bayi.
2. Cakupan pemberian Fe 3 pada ibu hamil masih belum mencapai
target.
3. Prevalensi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) masih rendah.
4. Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi dan balita masih belum
mencapai target.
5. Masih banyaknya terdapat balita BGM (Gizi Kurang).
Dengan melihat data sekunder yang ada di Puskesmas Sungai Lulut,
dari 3 desa sasaran desa yang memiliki prioritas masalah paling banyak
adalah Desa Sungai Lulut.
1. Rendahnya pemberian ASI ekslusif pada bayi yaitu 60,7 %
sedangkan target yang diinginkan yaitu 80%.
2. Cakupan pemberian Fe 3 pada ibu hamil belum mencapai target
yaitu 87,57% sedangkan target yang diinginkan 95%.
3. Prevalensi Inisisasi Menyusui Dini (IMD) masih rendah yaitu
75,75%.
4. Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan balita masih belum
mencapai target yaitu untuk bayi 70,64% dan untuk balita 72,8%,
sedangkan target yang diinginkan 85%.
5. Masih banyaknya terdapat bayi dan balita BGM (Gizi Kurang) yaitu
selama tahun 2015 terdapat 24 balita gizi kurang.
Mengacu pada factor-faktor tersebut di atas kami mengusulkan
beberapa program gizi masyarakat sebagai tindak lanjut dari tingginya
masalah gizi. Salah satu usaha perbaikan gizi keluarga yang dilakukan
selama ini dititik beratkan pada penggunaan pesan-pesan gizi sederhana
melalui kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Membantu meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat
terutama golongan rawan seperti bayi, anak balita, ibu menyusui, ibu
hamil serta peran masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang
menunjang usaha-usaha perbaikan gizi.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Meningkatkan pengetahuan dan promosi gizi pada pemberian ASI
Ekslusif di Desa Sungai Lulut melalui kegiatan penyuluhan tentang
ASI Ekslusif dengan sasaran ibu hamil.
b. Meningkatkan pengetahuan dan promosi gizi pada cakupan
pemberian tablet Fe di Desa Sungai Lulut melalui kegiatan
penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe dengan sasaran ibu hamil.
c. Meningkatkan pengetahuan dan promosi gizi pada pemberian IMD
di Desa Sungai Lulut melalui kegiatan penyuluhan IMD dengan
sasaran ibu hamil.
d. Meningkatkan pengetahuan dan promosi gizi pada cakupan
pemberian Vitamin A di Desa Sungai Lulut melalui kegiatan
penyuluhan tentang Vitamin A dengan sasaran ibu bayi dan balita.
e. Meningkatkan pengetahuan dan promosi gizi pada balita BGM
(Gizi Kurang) melalui kegiatan penyuluhan gizi seimbang dan
demonstrasi pembuatan PMT dengan sasaran ibu balita.
f. Meningkatkan pengetahuan dengan melakukan edukasi gizi serta
konseling gizi bayi dan balita BGM (Gizi Kurang dan Gizi Buruk)
melalui kegiatan Kunjungan Rumah Keluarga Bayi dan Balita.