Anda di halaman 1dari 11

Dimana :

adalah luas penampang akhir

adalah luas penampang awal

Gambar 4. Patahan material ductil

1. Modulus Elastisitas (E)


Modulus elastisitas (modulus young) merupakan ukuran kekakuan suatu
material. Semakin besar harga modulus young maka semakin kecil regangan elastis
yang terjadi pada suatu tingkat pembebanan tertentu atau dapat dikatakan bahwa
material tersebut semakin kaku, (stiff).
Modulus elastisitas ditentukan oleh gaya ikat antar atom. Karena gaya-gaya ini
tidak dapat diubah tanpa terjadi perubahan mendasar sifat bahanya, maka modulus
elastisitas merupakan salah satu dari banyak sifat-sifat mekanik yang tidak mudah
diubah. Sifat ini hanya sedikit berubah oleh adanya penambahan paduan, perlakuan
panas, atau pengerjaan dingin. Modulus biasanya diukur pada suhu tinggi dengan
metode dinamik. Modulus kekakuan dapat dihitung dengan rumus :
E= atau E = tan

2. Kekuatan Tarik Maksimum (Ultimate Tensile Strength)


Kekuatan Tarik maksimum adalah tegangan maksimum yang mampu
ditanggung atau ditahan oleh sebuah material hingga patah (fracture).

UTS =

Berdasarkan praktikum Ultimate Tensile Strength yang kami dapatkan adalah,


74,7 MPa, sedangkan pada literatur nilai UTS pada Al yang kami dapatkan adalah :
552 MPa
UTSpercobaan UTSliteratur
Kesalahan literature UTS Al : 100%
UTSliteratur

74 (552)
: 100% = 86%
(552)

3. Kekuatan Putus (Breaking Strength)


Kekuatan putus adalah besaran yang didapat dengan membagi beban pada saat
benda uji putus ( ) dengan luas penampang awal .

Di dapatkan besar dan sebesar :

= 18508,47 N

= 0.000283385 m

18508,47 N
=
0.000283385 m
= 65312121,18 Pa
4. Keuletan (Ductility)
Keuletan merupakan sebuah sifat material yang menggambarkan ketahan
sebuah material untuk menahan deformasi hingga material tersebuat mengalami
kepatahan.
a. Presentase Perpnjangan (Elongation)
Diukur sebagi penambahan panjang ukur setelah perpatahan terhadap
panjang awal.

Elongasi, (%) = X 100%

Dari percobaan praktikan mendapatkan elongation sebesar = 26,213%, sedangkan


berdasarkan literature nilai elongation pada Al = 11%, maka kesalahan literaturnya
adalah :

percobaan literatur
Kesalahan literature elongasi Al : 100%
literatur

26,213 11
: 100% = 138%
11

b. Presentase pengurangan (Area Reduction)


Diukur sebagai pengurangan luas penampang (cross-section) setelah
perpathan terhadap luas penampang awalnya.

Reduksi Penampang, R (%) = X 100%

Berdasarkan percobaan praktikan mendapatkan nilai reduksi penampang


sebesar = 82.7 %

5. Modulus Elastisitas (E)


Modulus elastisitas (modulus young) merupakan ukuran kekakuan suatu
material. Semakin besar harga modulus young maka semakin kecil regangan elastis
yang terjadi pada suatu tingkat pembebanan tertentu atau dapat dikatakan bahwa
material tersebut semakin kaku (stiff).

E=

Engineering Stress (Pa) vs Engineering Strain


80000000

70000000

60000000

50000000

40000000

30000000

20000000

10000000

0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Berdasarkan grafik di dapatkan nilai stress dan strain :


= 34800526 Pa
=0.02501

=

34800526 Pa
=
0.02501
=1.39144641 GPa

percobaan literatur
Kesalahan literature E Al : 100%
literatur

1,4 71,7
: 100% = 98%
71,7

10.Modulus Kelentingan (Modulus of Reselience)


Modulus kelentingan adalah kemampuan sebuah material untuk menyerap
energi dari luar tanpa terjadinya kerusakan , dan dapat dihitung dengan rumus :

Berdasarkan rumus tersebut nilai modulus of resilience dari specimen


percobaan (Al) adalah = 1,38 MPa, dan nilai literaturnya = 23%
percobaan literatur
Kesalahan literature E Al : 100%
literatur

1,38 1,12
: 100% = 23 %
1,12

11.Kurva Tegangan-Regangan Rekayasa dan Sesungguhnya


Kurva engineering stress vs strain dan true strees vs true strain bisa dilihat. pada
grafik tersebut terlihat bahwa nilai true stress vs true strain lebih tinggi dan panjang
dari engineering stress strain hal ini biasa dimanfaatkan untuk mendesain safety pada
suatu alat.

Engineering Stress(Pa) vs Engineering Strain


80000000

70000000

60000000

50000000

40000000

30000000

20000000

10000000

0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

True Stress (Pa) vs True Strain


100000000
90000000
80000000
Bila digabung maka

Grafik Engineering Stress Strain dan


True Stress Strain
100000000

80000000

60000000

40000000

20000000

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2

Stress (Pa) true Stress (Pa)

IV. Analisis

a. Analisis Spesimen
Pada percobaan kali ini praktikan menggunakan specimen Al dengan bentuk
rod yang umumnya memiliki standar sesuai ASTM E8 sebagai berikut , G = 50 mm,
D = 12.5 0.2mm , dan A = 56 mm. Sementara itu specimen yang praktikan gunakan
memiliki G = 50 mm, A = 103 mm, dan diameter 11 mm. Untuk kelompok 3 specimen
mereka memiliki A = 11,35 cm, G = 3,7 cm D = 1,18 cm, dan spcecimen untuk
kelompok 5 adalah, A = 114 mm, G = 104,9 mm, dan D = 1,4 cm. Dilihat dari nilai
standart dan nilai specimen yang praktikan punya , specimen yang praktikan gunakan
tidak sesuai dengan standar ASTM E8 begitu pula kelompok 3 dan 5.
Nilai-nilai properties hasil perhitungan dari data yang praktikan dapat, dapat
dilihat pada pengolahan data dan pembahasan. Nilai properties yang praktikan dapat
rata rata jauh dari nilai literature yang ada. Hal yang sama juga dialami oleh
kelompok 3 dan kelompok 5 yang praktikan bandingkan. Dilihat dari dari hal tersebut
praktikan menganalisa bahwa perbedaan nilai nilai pada specimen yang digunakan
akan berpengaruh terhadap hasil data yang didapat pada percobaan destructive test.
Menurut praktikan hal ini terjadi karena adanya perbedaan distribusi load pada
specimen dengan ukuran ukuran yang berbeda, sehingga otomatis data data yang
didapat dari percobaan dengan ukuran specimen yang berbeda akan mendapatkan hasil
yang berbeda, sehingga semakin jauh perbedaan specimen yang digunakan dengan
standart (ASTM E8) akan menyebabkan didapatkannya perbedaan yang jauh antara
nilai properties yang didapat dengan nilai properties literature yang ada, maka dari itu
standar sangat penting dalam uji tarik ini untuk mendapatkan hasil praktikum yang
akurat dan presisi.
Praktikan mendapatkan nilai literature dengan cara membandingkan nilai
densitas dari specimen yang digunakan, dan mendapatkan specimen tersebut adalah
Alloy Al (Al 7050)

b. Analisis Prosedur
Tahapan tahapann prosedur sudah dijelaskan pada pendahuluan. Berdasarkan
tahapan tahapan tersebut praktikan mengalami hambatan saat men-setting nilai JOG
speed . Saat praktikum praktikan salah meng-input higher speed pada JOG speed, hal
tersebut mempengaruhi gerak tombol makro untuk menaikan grip disaat memasang
specimen ke alat uji, dan membuat gerak makro pada grip jadi sangat lambat. Hal ini
mempengaruhi waktu praktikan saat percobaan sehingga waktu yang digunakan
menjadi kurang efektif.
Pada tahapa lainnya menurut praktikan sudah benar, akan tetapi ada
kemungkinan salah pengukuran specimen akibat human error sehingga menyebabkan
data yang didapat agak tidak akurat.

c. Analisis Perpatahan
Patahan milik kelompok praktikan (4) Patahan milik kelompok 3

Dilihat dari bentuk patahan specimen praktikan, specimen tersebut tergolong


ductil karena dapat dilihat terjadi necking, terdapat serabut pada permukaan patahan,
dan permukaan patahan terlihat gelap (menyerap cahaya), hal tersebut didukung
dengan lamanya terjadi proses patahan.
Selain dilihat dari karakteristik patahan, keuletan specimen dibuktikan dengan
nilai presentase elongation yang melebihi 5% yaitu sebesar 26,213%
Pada kelompok 3 dilihat dari karakteristik patahannya dan properties
elongationnya, specimen yang digunakan juga ulet atau ductil sehingga bisa
diimpulkan bahwa Alumunium adalah material yang ulet.
Menurut analisa praktikan patahan yang terjadi di ujung specimen diakibatkan
oleh proses pengujian yang dilakukan dengan satu ujung fix dibawah dan ujung
satunya (atas) menarik specimen. Hal ini akan menyebabkan beban geser yang
diterima oleh area di ujung specimen lebih besar sehingga patahan cenderung terjadi
di ujung specimen bukan di tengah.

d. Analisis Grafik
Pada percobaan uji tarik kali ini ada dua graik yang didapat, yatu grafik
engineering stress vs engineering strain, dan grafik true stress vs true strain. Jika dilihat
di bab pembahasan, terlihat bahwa grafik true stress vs true strain lebih besar dan
panjang dibandingkan dengan grafik engineering stress vs engineering strain. Nilai true
stress vs true strain yang lebih besar ini dapat dimanfaatkan untuk membuat faktor
safety sebuah alat menjadi lebih baik, karena nilai true stress vs true strain ini lebih baik
dalam menggambarkan bagaimana sebuah material berprilaku saat diberikan load.
Pada grafik Engineering stress vs engineering strain perbandingan antara strain
dan stress pada daerah elastis masih berbentuk linear dengan nilai gradien yang hampir
sama, akan tetapi setelah memasuki daerah plastis, perbandingan nilai stress dan
strainnya sudah tidak lnear lagi. Pada grafik ini tidak terjadi fenomena upper yield dan
lower yield dikarenakan walaupun specimen yang digunakan ductil, akan tetapi
fenomena upper yield dan lower yield biasanya hanya terjadi dibeberapa jenis material
steel atau baja.
Pada grafik true stress vs true strain bisa terlihat juga bahwa perbandingan
antara stress dan strain sama seperti digrafik engineering stress vs engineering strain,
hanya saja nilainya lebih besar dan panjang. Pada grafik ini juga tidak terjadi fenomena
upper yield dan lower yield yang disebabkan oleh hal yag sama seperti digrafik
engineering stress vs engineering strain.
Dari kedua grafik ini bisa disimpulkan juga bahwa material bersifat ductil
karena grafik memiliki luas grafik yang lebih besar dibandingkan dengan material yang
getas.

e. Analisis Kesalahan
Pada praktikum uji tarik kali ini, hasil perhitungan nilai properties yang
praktikan dapat banyak yang nilainya jauh dari literature (dalam praktikum ini literature
yang digunakan adalah literature dari properties Al 7050, dilihat dari
densitasnya).Analisa praktikan hal ini disebabkan karena specimen yang tidak sesuai
dengan standar (dalam percobaan ini standarnya ASTM E8). Misalkan saja ada 3
specimen uji katakanlah A,B,dan C dimana specimen A dan B sesuai standar ASTM
E8 sementara specimen C tidak sesuai. Jika dilakukan uji tarik dengan load yang sama
kepada ketiga specimen tersebut maka bisa dipastikan output data dari specimen C akan
jauh berbeda dibandingkan denga specimen A dan B karena akan terjadi perbedaan
distribusi load pada specimen tersebut yang akan menyebabkan output data dari
specimen C akan tidak sesuai dengan literature yang ada. Dari ilustrasi di atas praktikan
menyimpulkan bahwa kesahalan pada nilai properties specimen yang dihitung
diakibatkan oleh ketidak sesuaian specimen dengan standar (ASTM E8).
Pada perhitungan nilai yield strength praktikan mendapatkan nilainya sebesar
62,16 MPa, sedangkan nilai literaturnya adalah 490 MPa. Kesalahan literaturnya cukup
tinggi yaitu 87,3%. Hal ini secara garis besar diakibatkan oleh specimen yang tidak
sesuai ASTM dan akibatnya output data yang didapat dari praktikum tidak akurat.
Sementara itu pada perhitungan UTS praktikan mendapatkan nilainya sebesar
74,7 MPa, sementara nilai literaturya adalah 552 MPa, dengan kesalah literature
sebesar 86%, kesalah ini juga diakibatkan oleh specimen yang tidak sesuai dengan
standar.
Nilai elongasi yang praktikan dapat adalah 26,213% sementara nilai
literaturnya adalah 11%, akan tetapi specimen ini ductil dibuktikan oleh beberapa
faktor yang sudah dijelaskan diatas, sehingga kesalahan literature yang sebesar 138%
menurut analisis praktikan diakibatkan oleh kesalahan perhitungan dan pengukuran
specimen serta ketidak sesuaian specimen dengan standar yang ada.
Pada praktikum kali ini nilai modulus elastisitas yang praktikan dapatkan
adalah sebesar 1,4 GPa sementara pada literature nilainya adalah 71,7 GPa dengan
kesalahan literature sebesar 98%. Kesalah ini menurut analisa paraktkan diakibatkan
adanya kesalahan pengukuran akibat human error dan ketidak sesuaian specimen
dengan ASTM/standar
Modulus resilience yang parktikan dapat pada perhitungan di praktikum kali ini
sebesar 1,38 MPa, dengan nilai literature sebesar 1,12 MPa dan kesalahan literaturnya
sebesar 23%. Kesalahan literature yang terjadi diakibatkan oleh adanya salah
pengukuran specimen akibat human error dan ketidaksesuaian specimen dengan
standar (ASTM).

V. Kesimpulan
Material yang digunakan adalah Al 7050 ( densitasnya 2,8 g/cm3)
Yield strength = 62,16 MPa
UTS = 74,7 MPa
Breaking strength = 65312121,18 Pa
Elongation = 26,213 % , menunjukan specimen ini ductil
Area reduction = 82,7 %
E = 1,4 GPa
Modulus of resilience = 1,38 MPa

VI. Daftar Pustaka

Callister, William D. Material science and Engineering.2007.United State of


America: John Wiley&Sons,inc
Modul Praktikum Ilmu Logam(Destructive test). 2010. Depok: Laboratorium
Metalurgi fisik Departement Metalurgi & Material FTUI
http://asm.matweb.com/search/SpecificMaterial.asp?bassnum=MA7050T765

Anda mungkin juga menyukai