Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Nama : Rizki Reza

Nim : 151411090

Percobaan yang dilakukan kali ini yaitu grinding dan sizing, tujuan dari

percobaan ini yaitu untuk menentukan ukuran (diameter) partikel padat umpan (feed)

dan produk hasil grinding dengan menggunakan analisis ayakan dan untuk menghitung

energi kominusi yang dibutuhkan dengan mereduksi ukuran diameter umpan Dp awal

menjadi Dpakhir. Grinding merupakan suatu unit operasi yang berfungsi untuk

memperkecil ukuran, istilah lain dari grinding yaitu pemecahan dan penghalusan atau

panghancuran (size reduction).

Proses grinding merupakan suatu proses penghancuran yang meliputi semua metode

yang digunakan untuk mengolah zat padat menjadi ukuran yang lebih kecil, dengan

proses grinding ukuran material bahan dapat diperkecil sesuai dengan ukuran yang

diinginkan. Material bahan yang telah melalui proses grinding maka disempurnakan

dengan proses sizing, proses sizing merupakan suatu unit operasi yang berfungsi untuk

mendapatkan padatan-padatan yang ukurannya homogen atau seragam, screening

merupakan istilah yang digunakan dalam teknik kimia untuk proses sizing. Proses

sizing juga dikenal dengan istilah pengayakan, proses ini digunakan terutama untuk

pemisahan campuaran padat-padat. Sistem pemisahan dengan proses sizing ini

berdasarkan atas perbedaan ukuran. Ukuran besar lubang ayak (atau lubang kasa) dari

medium ayak dipilih sedemikian rupa sehingga bagian yang kasar tertinggal di atas

ayakan dan bagian-bagian yang lebih halus jatuh melalui lubang. Ukuran yang lolos
melalui saringan biasanya disebut sebagai undersize dan partikel yang tertahan atau

tertinggal di atas ayakan disebut oversize.

Prinsip yang mendasari percobaan grinding dan sizing ini yaitu berdasarkan
tumbukan, atrisi (kikisan) dan gabungan dengan kompresi (tekanan), berdasarkan deret
ayak standar Tyler (Tyler standard screen series) dan berdasarkan perbedaan ukuran
partikel-partikel dari butiran zeolit . Pada percobaan grinding dan sizing ini umpan yang
digunakan yaitu zeolit . Langkah pertama yang dilakukan yaitu zeolit yang telah
dihaluskan ditimbang dengan menggunakan neraca teknis

Pada praktikum ini, zeolit digunakan sebagai bahan uji yang akan di haluskan dan diayak. Zeolit
harus dihaluskan dahulu sebelum di ayak, karena pada saat diayak pertama kali zeolit tidak 80%
lolos dari ayakan yang pertama yaitu 2mm dengan total bahan yang dipakai sebanyak 0,74 kg.
Penghalusan bahan menggunakan tumbukan manual .

Pada proses pengayakan, metode yang dipakai bertujuan untuk melihat pengaruh waktu dan
kuat getar terhadap proses pengayakan. Menggunakan variable waktuselama 4,8 dan 12 menit
dan kuat getar pukulannya sebesar 10,20 dan 30 Hz.

Secara teori menyatakan bahwa semakin lama waktu pada proses pengayakan maka akan
meningkatkan efisiensi pengayakan karena getaran yang diberikan akan membuat serbuk zeolit
yang halus semakin jatuh melewati pengayak sampai kedasar pengayak. Karena nilai effisiensi
ayakan menunjukkan seberapa banyak ayakan dapat menyaring umpan yang masuk kedalam
ayakan. Semakin tinggi nilai effisiensinya, maka menunjukkan semakin banyaknya partikel
umpan yang tersaring oleh ayakan dan semakin besar kuat getar maka semakin baik
pengayakan tersebut dan undersize yang lolos menjadi banyak .Tetapi pada praktik yang
dillakukan, undersize tidak akan selalu lolos ayak dikarenakan terhalang oleh oversize
(terdapatnya undersize pada berat tertahan) dan akan menurunkan efesiensi ayak tersebut.
Disebabkan tidak diaduk secara merata antara oversize dan undersize sebelum masuk kedalam
ayakan pertama dan kurang halusnya zeolite yang ditumbuk sehingga tidak terdapat 80% lolos
kumulatif pada percobaan kali ini.

Dalam percobaan pertama pada pukulan ke10 di waktu bergantian selam 4,8, dan 12 serbuk
zeolit yang di sizing melewati ukuran +2 mm ; -2,0 +1,4 ; -1,4 +1,0 ; -1,0 +0,2 ; -0,2 +0,05; -0,05
terliaht setelah sizing berjalan pada tiga waktu dan di set 10 getran pukulan tidak ada yang lolos
di ukuran -0,2 +0,05 yang menandakan tidak adanya serbuk zeolit di ukuran -0,05

Lalu setelah mencoba pada getaran pukulan 10 maka getaran pukulan akan dinaikkan menjadi
20. waktu yang di set sama yaitu 4,8,dan 12 hasil yang di dapat adalah pada waktu interval ke 4
menit yang lolos di ukuran -0,2 +0,05 masih belum ada yang lolos tapi pada menit interval ke 8
dan 12 yang lolos di ukuran -0,2 +0,05 berubah memiliki suatu nilai yang berkisar 0,008 gram
dan 0,009 gram lalu hasil pengamatan yang di dapat adalah stabilnya keadaan oversize dan
undersize serbuk zeolit di ukuran +2 mm yang memiliki berat stabil setelah melewati tiga kali
interval nilai berat nya adalah 24 gram.

Dan terakhir dalam percobaan ini yaitu mencoba getaran pukulan yang bernilai 30 dalam
percobaan ini serbuk zeolit akan melewati ukuran sizing sebesar +2 mm ; -2,0 +1,4 ; -1,4 +1,0 ; -
1,0 +0,2 ; -0,2 +0,05; -0,05 dan dalam interval 4,8 sampai 12 menit dan hasil yang di dapat yaitu
hasil yang hampir sama dengan pukulan getaran bernilai 20 tapi perbedaan yang signifikan di
dapat pada setiap ukuran sizing nilai berat antara undersize dan over size semakin stabil di
karenakan pemisahan antar ukuran sizing terjadi secara bertahap pada pukulan getaran 10,20,
dan 30.

Dan percobaan terakhir dalam praktikum ini adalah penggunaan grinding sebelum
penyaringan sizing berlangsung, dengan berlangsungnya 2 fase yaitu menggunakan 10 bola dan
20 bola. perbedaan grinding 10 dan 20 bola membantu serbuk zeolit yang seharusnya tersaring
pada percobaan sebelumnya di ukuran sizing +2 mm akhirnya memiliki nilai di angka 20 dan 18
gram pada bola grinding yang jumlahnya 10 dan 20. Kesimpulannya penggunaan grinding
sebelum fase sizing yaitu membantu meloloskan zat yang seharusnya lolos tetapi tidak lolos
pada fase sebelumnya menjadi lolos dengan mengunakan teknik grinding terlebih dahulu
sebelum sizing pemisahan.

Anda mungkin juga menyukai