Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kabupaten Brebes memiliki wilayah seluas 116.117 Ha yang terdiri dari


daratan rendah, sedang dan perbukitan. Brebes memiliki hasil pertanian yang
beraneka rgam dari palawija, buah-buahan, dan sayuran. Khusus untuk dataran
rendah terutama bawang merah. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah
komoditas yang cukup potensial khususnya di daerah Brebes. Brebes telah
dikenal sejak lama sebagai daerah penghasil bawang merah terbesar di
Indonesia. Brebes memiliki aroma dan rasa yang khas sehingga sangat digemari
oleh pengguna bawang merah baik local maupun regional. Bawang merah
merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai
bumbu dapur atau penyedap rasa. Terutama masyarakat Indonesia yang
menambahkannya ke dalam setiap menu makanan untuk memberi aroma dan
dapat membangkitkan selera makan. Selain untuk penyedap rasa dalam
makanan, tanaman ini juga bias digunakan sebagai obat. Seperti yang
dikemukan oleh Djali, (2009, hal 1) bahwa Bawang merah mempunyai
kedudukan penting karena menjadi salah satu jenis komoditi sayuran unggul
Indonesia
Setelah dipanen bawang merah tidak bisa disimpan lama karena mudah
rusak dan sulit dipertahankan dalam bentuk segar. Jika disimpan dalam gudang
tidak akan bertahan lebih dari 3 bulan, apalagi ketika sedang musim hujan yang
tingkat kelembaban tinggi menyebabkan bawang mudah membusuk, maka
diperlukan upaya penanganan setelah panen yang baik untuk memperpanjang
masa simpan dan meningkatkan nilai ekonomis bawang merah. Maka
memanfaatkan bawang merah untuk diolah menjadi bawang goreng karena
dapat bertahan 7-12 bulan setelah dikemas, serta untuk meningkatkan nilai
ekonomis bawang merah.
Adanya pengembangan produk olahan bawang goreng ini diharapkan akan
memacu para ibu ibu untuk menghasilkan produk olahan lain yang berasal

1
dari bahan baku bawang goreng sehingga meningkatkan kreativitas dan
pengetahuan mengenai suatu usaha dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat

1.2 Tujuan
1. Meningkatkan kesejahteraan petani Brebes
2. Menambah nilai jual bawang goreng
3. Menciptakan produk yang dapat bersaing di pasar global
4. Mengurangi angka pengangguran di daerah sekitar

2
BAB 2

DESKRIPSI PRODUK

2.1 Jenis dan nama produk

Jenis produk : pelengkap makanan


Di Indonesia terdapat 3 pelengkap makanan yang legendaris yaitu
kerupuk, bawang goreng, dan abon. Bawang goreng merupakan sajian
bawang merah serta campuran garam ditambah berbagai penyedap yang
diiris tipis kemudian di goreng dalam minyak panas sampai berwarna
kecoklatan. Bawang goreng sebagai penyedap makanan merupakan pilihan
yang tepat karena di Indonesia sendiri hampir dalam seluruh sajian makanan
menggunakan bawang goreng, mulai dari nasi goreng, bakso,mie, bubur
ayam dan lain lain. Dari pernyataan tersebut sudah terlihat bahwa bawang
goreng sering menjadi pelengkap makanan. Dengan bahan baku yang
mudah di dapat dan cara pembuatan yang simple, tidak heran hampir semua
orang menyukai makanan ini. Tekstur yang garing, rasa yang gurih, dan
ukuran yang kecil menambah kenikmatan saat memakannya
Nama produk : BAGOA
BAGOA merupakan singkatan dari Bawang Goreng Avogadro.
Kata Avogadro terinspirasi dari kelompok PDKT. Kelompok Avogadro
diharapkan lebih kompak, lebih dekat antara satu sama lain seperti bawang
goreng yang dikemas dalam satu tempat

3
2.2 Analisa produk

PEMBERSIHAN
BAWANG SORTIR DAN
MERAH BAWANG PENGUPASAN
MERAH

PENCAMPURAN PENGGORENGAN PENGIRISAN


BUMBU

PENYIMPANAN PENDISTRIBUSIAN
PENGEMASAN

2.3 sumber bahan baku

Bawang merah
Seperti kita ketahui bawang goreng merupakan bahan pelengkap yang
disukai masyarakat Indonesia. Bawang merah asal Brebes memiliki aroma
yang kuat dan kandungan air yang lebih sedikit. Selain itu produksi bawang
merah asal Brebes melimpah sehingga bahan bakunya mudah di dapat. Hasil
panen bawang merah di Brebes bias mencapai 8 10 ton / hektar. Bawang
merah mengandung beberapa senyawa penting diantaranya vitamin C,
kalium, asam folat. Bawang merah juga bisa digunakan sebagai bahan
antiseptic
Varian rasa
Dalam memproduksi BAGOA ini perusahaan kami memakai berbagai
varian rasa diantaranya balado, pedas berlevel, keju, dan jaun jeruk. Dengan
ditambahkannya varian rasa akan menambah daya jual dan daya tarik.

2.4 Rencana mitra

4
Perusahaan kami akan bekerja sama dengan beberapa mitra kuliner
diantaranya bakso boedjangan, nasi goreng mafia dan beberapa restaurant sekitar.

2.5 Rencana pengolahan limbah

Pada produksi bawang goreng menghasilkan limbah produksi yang berupa


kulit bawang merah yang dapat di olah menjadi pupuk, dan biogas serta dapat
dijadikan obat herbal.

2.6 Keunggulan dan keunikan produk

Produk kami yaitu BAGOA merupakan produk makanan yang tahan lama
yaitu dapat bertahan 7-12 bulan dan tanpa menggunakan bahan pengawet. Namun
produk kami pun memiliki kelemahan yaitu bila kemasan tidak ditutup rapat maka
akan menyebabkan bawang goreng tersebut kualitasnya menurun, berbau, dan
rasanya pahit. Produk bawang goreng ini termasuk dalam 3 pelengkap makanan
yang legendaris maka besar kesempatan untuk produk kami dapat menjamah pasar
dunia. Namun dibalik itu semua produk kami memiliki ancaman. Ancaman tersebut
berasal dari produk sejenis yang memiliki kegunanan yang sama yaitu sebagai
pelengkap makanan.

5
BAB III

DESKRIPSI BISNIS

Kesiapan dalam menghadapi persaingan global merupakan masalah utama


dalam perusahaan, dalam menghadapi hal tersebut perusahaan telah menyiapkan
solusi, diantaranya :

1. Kesiapan dari tiap-tiap SDM di bagian masing-masing


2. Kualitas bahan baku yang terbaik
3. Management pemasaran yang tertata

DIREKTUR UTAMA

PENASEHAT SEKRETARIS
PERUSAHAAN PERUSAHAAN

DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR PEMASARAN DIREKTUR HRD DAN DIREKTUR


UMUM KEUANGAN

Perusahaan kami juga meempunyai visi misi diantaranya,

Visi : Menjadikan produk yang unggul dengan mengutamakan kualitas, biaya,


dan waktu

Misi : - Memberikan rasa kepuasan terhadap konsumen

- Mampu menciptakan lapangan pekerjaan

- Menjadikan produk dalam negeri yang mampu bersaing dengan produk


luar negeri

- Menciptakan kreativitas dan inovasi yang baru

6
7
BAB IV

PEMASARAN

4.1 Analisis Industri

Bawang merah yang kami gunakan adalah bawang merah dengan


ukuran besar serta kandungan air yang sedikit. Untuk pembersihan dan
pengupasan dilakukan sebaik mungkin. Pengirisan dilakukan dengan
menggunakan mesin pengiris bawang. Penggorengan bawang merah ini
menggunakan minyak goreng sampai bawang berwarna kecokelatan
bertekstur garing atau renyah.

Proses pencampuran bumbu atau perasa menggunakan alat khusus. Pada


proses pengemasan, bawang dikemas menggunakan kemasan berbahan
plastik berupa botol berukuran 10 cm, diameter botol 4 cm, dengan
penuutup botol berbahan sama berdiameter 4 cm dan di desain sedemikian
rupa sehingga konsumen dapat mengkonsumsi bawang goreng tersebut
dengan mudah.

Untuk penyimpanan sendiri disimpan di tempat yang kering dan


terhindar dari sinar matahari langsung agar produk tersebut tetap dalam
kondisi yang baik. Sasaran kami adalah seluruh masyarakat dari segala usia.
Untuk itu kami memulai promosi dan daerah sekitar serta melakukan
promosi pada rekan mahasiswa di kampus, restoran, dan warung-warung
kecil, karena kami menganggap pemasaran akan lebih efektif. Selain itu
kami juga mempunyai rumah produksi yang siap di datangi siapa saja dan
siap melayani pemesanan.

Untuk itu kami menggalakan promosi di berbagai media sosial seperti


facebook, twitter, instagram, dll. Hal ini kami maksudkan untuk memberi
kemudahan pemesanan dan pemberian produk.

8
4.2 Segmentasi Targeting
Target pasar produk kami selain untuk kalangan menengah kebawah
seperti pendistibusian ke warung warung kecil, pedagang makanan kaki
lima, produk kami pun memiliki target pasar untuk kalangan menengah
ke atas. Seperti pendistribusian ke mini market, restauran restauran
diantaranya bakso boedjangan dan nasi goreng mafia. Selain itu produk
kami dapat didapatkan di sentra oleh oleh seperti oleh oleh bandung,
brebes, jakarta, depok dan kota besar lainnya.

4.3 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran kami yaitu seluruh masyarakat dari segala usia.
Untuk itu kami memulai promosi dari daerah sekitar serta melakukan
promosi pada rekan mahasiswa di kampus, minimarket, restauran, dan
warung warung kecil, serta pedagang kaki lima karena kami
menganggap pemasaran akan lebih efektif. Selain itu kami pun
mempunyai rumah produksi yang siap di kunjungi oleh siapa saja dan
siap melayani pemesanan. Rumah produksi kami terletak di jalan
srimahi no 37 Bandung. Untuk itu kami menggalakan promosi
diberbagai media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lain
lain. Hal ini kami maksudkan untuk memberi kemudahan pemesanan
dan pembelian produk.

9
BAB V
RANCANGAN ANGGARAN

5.1 Rencana Biaya


1. Biaya Tetap (Fixed cost)

Di bawah ini sedikit alat yang kami gunakan:


No Nama Barang Jumlah Harga Jumlah Harga
Barang Satuan
1 Kompor gas 2 buah Rp.100.000 Rp. 200.000
2 Tabung gas 2 buah Rp.100.000 Rp. 200.000
3 Wajan 2 buah Rp.100.000 Rp. 200.000
4 Mesin pengiris 1 buah Rp.150.000 Rp. 150.000
5 Saringan 1 buah Rp. 40.000 Rp. 40.000
TOTAL Rp. 790.000

2. Biaya Variabel (Variable cost) - Per Produksi


Nama Barang Jumlah Harga
Barang
Bawang merah 5 kg Rp.300.000
Garam 250 gram Rp. 4.000
Gula pasir 500 gram Rp. 20.000
Bumbu bubuk rasa balado 5 bungkus Rp. 20.000
Bumbu bubuk cabe ekstra pedas 5 bungkus Rp. 20.000
Bumbu bubuk rasa daun jeruk 5 bungkus Rp. 20.000
Minyak goreng 4 liter Rp. 90.000
Jumlah Harga Rp. 474.000

10
3. Biaya Total
Biaya total = Variabel cost + Fixed Cost
= Rp.474.000 + Rp.790.000
=Rp.1.264.000

4. Biaya dan harga per unit


Biaya tetap yang dibutuhkan untuk 1 kali produksi adalah
Rp. 474.000 : 9 kali = Rp. 52.666
Total biaya produksi yang dikeluarkan perproduksi
Rp.52.666 + Rp.474.000=Rp.526.666
Biaya per unit adalah total biaya produksi dalam
1 kali produksi : jumlah produk dihasilkan perbulan
Rp.526.666 : 70 bungkus= Rp. 7.523
Harga jual perbungkus Rp. 12.000

5. Modal awal
Modal awal= Total biaya tetap + biaya variabel untuk 1 kali produksi
= Rp.790.000 + Rp.474.000
= Rp. 1.264.000

6. Analisis titik impas (Breal Even Point)


BEP harga = total biaya produksi untuk satu kali produksi : Produksi
= 474.000 : 70 bungkus = 6,771
Harga jual per unit Rp.12.000
BEP produksi= Total biaya produksi untuk 1 kali produksi : harga per
unit = Rp.474.000 : Rp.12.000 = 39,5 bungkus
Jadi, untuk mencapai titik impasmaka dalam 1 bungkus Bawang merah
yang harus terjual adalah 39 buah dengan harga per bungkus adalah
Rp.12.000

7. Analisis keuntungan
Pendapatan = bawang goreng yang terjual X harga jual

11
= 70 X Rp.12.000
=Rp.800.000
Total biaya produksi dalam 1 kali produksi Rp.474.000
Keuntungan = Pendapatan total biaya produksi
= Rp.800.000 - Rp.474.000
=Rp. 326.000

Jadi, keuntungan yang diperoleh dengan menjual 70 bungkus bawang


goreng dengan harga Rp.12.000 per bungkus dalam 1 kali produksi adalah
Rp.326.000

8. Pengembalian Modal
Total biaya produksi : laba usaha
=Rp.1.264.000 : Rp. 326.000
= 4 kali produksi

12

Anda mungkin juga menyukai