Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MESIN DAN PERALATAN INDUSTRI


PRAKTIKUM 10
(EKSTRAKSI)

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Dodo Waluyo B1316020


Khusnul Khotimah B1316040
Muhammad Husnu B1316055
Via Sari Ramayati B1316096

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia kaya akan tumbuh-tumbuhan, yang berdasarkan pengalaman telah
dimanfaatkan oleh nenek moyang kita untuk memenuhi keperluan hidupnya antara lain
sebagai obat. Walaupun efek secara umum dari sebagian obat tradisional telah dapat
dirasakan manfaatnya. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai relatif lebih aman
dari pada pengobatan modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek
samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern. Sebagian besar obat tradisional
yang telah dikembangkan melalui seleksi alamiah dalam pemakaiannya ternyata belum
memenuhi persyaratan ilmiah. Agar pemakaian obat tradisional dapat
dipertanggungjawabkan perlu dilakukan penelitian baik untuk mencari komponen aktifnya
maupun untuk menilai efektivitas dari keamanannya.
Ekstraksi adalah penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat dan
menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan dapat larut. Bahan mentah
obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan ataupun hewan tidak perlu diproses lebih lanjut
kecuali dikumpulkan atau dikeringkan. Tiap-tiap bahan mentah obat disebut ekstrak, tidak
mengandung hanya satu unsur saja tetapi berbagai unsur, tergantung pada obat yang
digunakan dan kondisi dari ekstraksi.
Ekstraksi atau penyarian merupakan peristiwa perpindahan masa zat aktif yang semula
berada dalam sel, ditarik oleh cairan penyari. Pada umumnya penyari akan bertambah baik
bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan semakin luas. Menurut Farmakope
Indonesia Edisi III, yang dimaksud dengan ekstrak adalah:
Sediaan kental yang diperoleh dengan menyari senyawa aktif dari simplisia nabati atau
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi
baku yang telah ditetapkan. Secara sederhana definisi FI dapat diartikan bahwa ekstrak
adalah produk dari simplisia yang diperoleh dengan menyari (dengan cara penyarian
tertentu) simplisia dengan pelarut cair dan dilanjutkan dengan dikentalkan atau
dikeringkan.
Untuk mendapatkan senyawa yang khas (zat aktif) dalam suatu tumbuhan, diperlukan
metode ekstraksi yang cepat dan teliti. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sumber
bahan alami dan senyawa yang akan diisolasi tersebut (Arisandy, 2013).

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ekstraksi ini adalah untuk mengetahui cara ekstraksi
dengan metode maserasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Ekstraksi


Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran suatu komponen
cairan/campuran dari campurannya. Biasanya menggunakan pelarut yang sesuai dengan
kompnen yang diinginkan (Erwanto, 2014). Cairan dipisahkan dan kemudian diuapkan sampai
pada kepekatan tertentu. Ekstraksi memanfaatkan pembagian suatu zat terlarut antar dua
pelarut yang tidak saling tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke
pelarut lain.
2.2. Tujuan Ekstraksi
Tujuan Ekstraksi yaitu penyarian komponen kimia atau zat-zat aktif dari bagian
tanaman obat, hewan dan beberapa jenis hewan termasuk biota laut. Komponen kimia yang
terdapat pada tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa-
senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik (Khairul, 2014).
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman adalah pelarut organik
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat
aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar
sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan
zat aktif di dalam dan di luar sel.

2.3. Jenis jenis Ekstraksi


A. Ekstraksi secara dingin
1. Metode meserasi
Istilah meserasi berasal dari bahasa latin macerare yang artinya merendam.
Meserasi adalah mencari zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari
cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses
maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang
diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
2. Metode Soxhletes
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan
penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong
menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan
sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga
terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak
tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
3. Metode Perkolasi
Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin, per yang artinya memulai dan colare
yang artinya merembes.
Pencarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama
3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya
diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut,
cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai
keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan berat
cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang
diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
B. Ekstraksi secara panas
1. Metode refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke
dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap
cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel
yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan
sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
2. Metode Destilasi uap
Pencarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam
labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu
sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air
dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan
terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap
akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
3. Metode Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang
dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10 C di
bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan.
Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor
dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang
ditampung dalam labu alas bulat penampung.

2.4. Ekstraksi Berdasarkan Campurannya


Menurut Deasty (2012), berdasarkan campurannya ekstraksi terbagi menjad dua, yaitu:
1. Ekstraksi Cair-cair
Ekstraksi cair(ekstraksi pelarut) adalah zat yang di ekstraksi di dalam csmpuran
berbentuk cair yang di gunakan untuk memeisahkan zat seperti iod atau logam tertentu
di dalam ait.
2. Ekstraksi Padat-Cair
Ekstraksi padat cair adalah zat yang diekstraksi di dalam campuran yang
berbentuk padat. digunakan untuk mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung dalam
bahan alam.
BAB III
METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2017 pukul 13.00 14.00
WITA, di Laboratorium Teknologi Pangan Politeknik Negeri Tanah Laut.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas beaker, hot plate, pisau,
penyaring dan neraca analitik.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah bunga belimbing wuluh, daun
jambu biji dan air.

3.3. Prosedur Kerja


Prosedur kerja pada praktikum ekstraksi adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan daun jambu biji dan bunga belimbing wuluh, kemudian dilakukan
pencucian pada kedua bahan tersebut.
2. Masing- masing bahan ditimbang menggunakan neraca analitik.
3. Dilakukan pengecilan ukuran terhadap daun jambu biji menggunakan pisau.
4. Kemudian masing- masing bahan dijemur selama satu hari.
5. Daun jambu biji dimasukkan kedalam gelas beaker dan ditambahkan air.
6. Kemudian dilakukan perebusan daun jambu biji sampai mendidih.
7. Setelah mendidih, angkat gelas beaker kemudian ditiriskan menggunakan
penyaring.
8. Hasil penyaringan kemudian dibiarkan pada suhu ruang selama satu hari.
9. Setelah satu hari, ditimbang dan dihitung rendemen bahan.
10. Dilakukan langkah 5- 9 pada bunga belimbing wuluh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil percobaan dapat dilihat pada tabel berikut.
Bahan Berat (gram) warna Rendemen
Berat Berat Warna awal Warna kahir (%)
awal akhir
Daun jambu biji 10 52,13 Hijau muda Coklat 521,3
Bunga belimbing 10 23,16 Merah cerah Hitam 231,6
wuluh

4.2. Pembahasan
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut dari suatu
bahan simplisia sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut. Didalam satu simplisia ada
senyawa yang dapat larut dalam cairan penyari dan ada yang tidak larut seperti serat,
karbohidrat, protein dan lain-lain. Ekstrak yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
ekstrak daun jambu biji dan bunga belimbing wuluh (Khairul, 2014).

Pada praktikum ekstraksi ini praktikan menggunakan metode maserasi. Metode


maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan
terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang
mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung
benzoin, tiraks dan lilin (Khairul, 2014).

Langkah awal dari percobaan ini adalah pencucian bahan, kemudian pengecilan ukuran
pada daun jambu biji yang selanjutnya ditimbang. Pengecilan ukuran bertujuan untuk
mempercepat reaksi kimia dan memudahkan proses selanjutnya. Kemudian dilakukan
penjemuran terhadap bahan selama satu hari. Dilakukannya penjemuran bertujuan untuk
menghilangkan sebagian kadar air yang terdapat dalam bahan. Setelah dijemur, masing-
masing bahan dimasukkan kedalam gelas beaker dengan ditambahkan air 50 ml. Kemudian
dipanaskan dengan menggunakan hotplate sampai mendidih. Selanjutnya, campuran tersebut
disaring dan hasil penyaringan dibiarkan pada suhu ruang selama satu hari. Setelah satu hari,
masing- masing bahan ditimbang dan dihitung rendemennya.

Pada daun jambu biji dengan berat awal 10 gram dan berat akhir 52,13 gram memiliki
rendemen sebesar 521,3%. Pada bunga belimbing wuluh memiliki rendemen 231,6 gram
dengan berat awal 10 gram dan berat akhir 23,16 gram. Semakin tinggi rendemen maka
semakin banyak ekstrak yang dihasilkan. Warna dari daun jambu biji dan bunga belimbing
wuluh mengalami perubahan warna menjadi gelap. Hal ini dikarenakan adanya pemanasan
yang mengakibatkan berubahnya warna pada bahan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka didapatkan kesimpulan bahwa ekstraksi
dengan metode maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana yang dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur
kamar dan terlindung dari cahaya.

5.2. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka disarankan untuk memahami tentang
ekstraksi dengan metode maserasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arisandy, Neny. 2013. Ekstraks Daun Jambu Bijii.


http://nenyarisandy.blogspot.co.id/2013/11/ekstraksi-daun-jambu-biji.html
diakses tanggal 28 Mei 2017.

Deasty, Meta Rahayu. 2012. Makalah Ekstraksi.


http://metarahayudeasty.blogspot.co.id/2012/12/ekstraksi.html
diakses tanggal 28 Mei 2017.

Erwanto. 2012. Makalah Ekstraksi. https://erwantoindonesia.wordpress.com/2012/06/29/makalah-


ekstraksi/
diakses tanggal 28 Mei 2017.

Khairul, Rian. 2014. Laporan Ekstraksi.


http://riankhairuls.blogspot.co.id/2014/10/laporan-ektraksi.html
diakses tanggal 28 Mei 2017.

Anda mungkin juga menyukai