Anda di halaman 1dari 7

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan koperasi yang ada di Indonesia dirasa kurang maksmal karena
perkembangan koperasi hanya dalam segi kuntitas atau jumlah bukan kualitas.
Masalah yang sering melanda koperasi-koperasi yang ada di Indonesia menjadikan
koperasi dipandang sebelah mata oleh masyarakat luas. Banyak koperasi yang
mengalami kebangkuratan yang disebabkan kurang baiknya sistem yang diterapkan,
ketidak pahaman hak dan kewajiban anggota. Anggota sering dirugikan secara khusus
dan masyarakat sering kali menjadi korban dari kendala-kendala tersebut. Untuk
meminimalisis kendala-kedala tersebut, dubutuhkan sistem manajemen yang baik,
keterbukaan antar anggota, pengurus, dan pengawas. Melakukan pengawasan secara
berkala terkait dengan sistem manajemennya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Kendala apa saja yang dihadapi koperasi?
2. Bagaimana cara meminimalisir kendala?

1.3 Tujuan
1. Sebagai tambahan wawasan mengenai kendala koperasi
2. Sebagai pemenuhan tugas manajemen koperasi

1
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Koperasi


Koperasi terdiri dari dua kata yaitu co yang memiliki arti bersama serta
operation yang berarti bekerja. Jadi, koperasi adalah bekerja bersama. Menurut Pandji
dan Djoko (1:356) koperasi adalah suatu perkumpulan kerja sama yang
beranggotakan orang-orang maupun badan-badan dimana ia memberikan kebebasan
untuk keluar dan masuk sebagai anggota. Dalam perkumulan tersebut, kesejahteraan
para anggota . Menurut Dr. Fay (1980), koperasi adalah suatu perserikatan dengan
tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahan selalu
dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa. Sedangkan menurut
Undang-Undang Koperasi No.25 tahun 1992 adalah badan uasaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang nerdasarkan atas asas
kekeluargaan.
Prinsip koperasi menurut International Cooperative Alliance (ACI) atau yang
disebut Persekutuan Koperasi Internasional pada tahun 1930 merumuskan sendi dasar
koperasi yang berlaku untuk berbagai Negara. Prinsip-prinsip yang disepakati antara
lain:
1. Keanggotaan bersifat terbuka
2. Pengawaaan secara demokratis
3. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota didasarkan atas tingkat atau
proporsi partisipasinya dalam koperasi
4. Adanya bunga uang yang terbatas pada modal
5. Tidak membedakan politik dan agama anggota
6. Tata niaga dilaksanakan secara tunai
7. Menyelenggarakan pendidikan bagi para anggotanya.

Sedangkan prinsip-prinsip koperasi menurut Undang-Undang Koperasi No


25/1992 pasal 5 adalah :

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Pembagian hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
Selain diatas, dalam pengembangan koperasi, maka koperasi
melaksanakan pula prinsip sebagai berikut:
1. Pendidikan perkoperasian
2. Kerjasama antar koperasi
Bentuk koperasi yang ada di Indonesia ada dua yaitu: koperasi primer dan
koperasi sekunder. Koperasi primer dalah koperasi yang beranggotakan orang-
orang yang memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan mereka melaksanakan
kegiatan usahanya dengan langsung melayani para anggota. Sedangkan, koperasi

2
sekunderadalah semua koperasi yang didirikan dan branggotakan koperasi primer.
Pembagian koperasi yang didasarkan pada kebutuhan nyata msayarakat antara
lain:
1. Koprasi konsumsi
2. Koperasi simpan pinjam
3. Koperasi produksi
4. Koperasi jasa
5. Koperasi serba usaha

2.2 Kendala koperasi


Sampai ini koperasi masih mengalami kendala dalam proses perkembanganya.
Kendala yang dialami oleh koperasi baik kendala yang timbul dari dalam koperasi
sendiri dan kendala yang timbul dari luar koperasi. Kendala yang terjadi didalam
koperasi antara lain: dari anggota, pengurus, dan pengawas yang berdampak pada
kegiatan operasional koperasi yang berjalan kurang baik, yang berarti koperasi
tersebut belum mampu melaksanakan prinsip-prinsip koperasi dengan sempurna.
Sedangkan menurut Pandji dan Djoko (135:356) penyebab dari penurunan atau
bahkan kebangkrutan adalah:
1. Kendala internal, Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang
tercermin dari kurang berkembangnya kewirausahaan, lemahnya daya
inovasi dan kreativitas, rendahnya disiplin, tidak adanya etos kerja, dan
profesionalisme.
2. Kendala umum, terbatasya sarana dan prasarana penunjang dengan
persebaran yang kurang merata, iklim usaha yang belum sepenuhnya
memberikan dukungan terhadap pengembangan koperasi, belum
lengkapnya kelembagaan pemberdayaan koperasi, belum tegakna
peraturan perundang-undangan yang mengatur persaingan sehat dan adil,
serta belum mantapnya pembinaan usaha nasional baik sektor dan antar
golongan ekonomi maupun antar daerah.

Sedangkan menurut Hendar dan Kusnadi(175:196) dalam bukunya Ekonomi


Koperasi menyatakan bahwa kendala dalam pembangunan koperasi antara lain:

1. Tingkat kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia yang pada


umumnya belum memadai
2. Lemahnya struktur permodalan koperasi, serta terbatasnya akses koperasi
ke sumber permodalan luar
3. Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi
koperasi, yang berpengaruh pada rendahnya kemampuan koperasi untuk
meningkatkan efisiensi dan produktif usaha
4. Mekanisme kelembagan dan sistem koperasi yang seharusnya berpijak
pada prinsip koperasi yang belum berjalan dengan baik
5. Masih kurangnya kepercayaan dalam bekerja sama
6. Kurang memadainya sarana dan prasarana bagi perkembangan koperasi
7. Kurang efektinya koordinasi dan sinkrnisasi dalam pelaksanaan programa
pembinaan koperasi antar sektor dan antar daerah

3
8. Kurangna kesadaran dan pemahaman masyarakat tentng koperasi, serta
kurangnya kepedulian dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi,
yang tercemin dari masih rendahnya peran serta dan dukungan masyarakat
dalam pembangunan koperasi

Dari kendala yang diseburkan diatas berdampak pada penurunan minat


masyarakat untuk bergabung dengan koperasi. Kepercayaan masyarakat akan koperasi
semakin menurun dikarenakan banyak koperasi yang merugikan masyarakat atau
anggotanya.

Salah satu contoh timbulnya persoalan yang dialami oleh koperasi Margo Mulya
didaerah Bangorejo Banyuwangi menjadi salah satu bukti bahwa koperasi di
Indonesia belum kerkembang dengan baik dan belum bisa menerapkan prinsip-prinsip
koperasi. Koperasi yang bergerak pada koperasi simpan pinjam yang bekedudukan di
Bangurejo Banyuwangi. Koperasi tersebut mengalami kebangkrutan yang disebabkan
adanya kekeliruan dalam proses administrasi keuangan, utang sebesar 4M pada bank
Jatim yang belum lunas, dana masyarakatan yang mengendap kurang lebih 6M dan
adanya perbedaan antara pengurus koperasi dan ketua koperasi yang berdampak pada
kediatan koperasi yang tidak berjalan.

2.3 Peluang koperasi


Peluang yang harus dimanfaatkan oleh koperasi dalam kegitan usahanya
dimasa yang akan datang menurut Pandji dan Djoko (136:356) antara lain:
1. Pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang, yang memungkinkan
terbukanya berbagai peluang usaha baru
2. Adanya kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya
tuntutan masyarakat untuk menciptakan pembangunan yang makin
berkeadilan dan transparan
3. Semakin luasnya basis pemberdayaan koperasi menjadi lebih luas dan
parsipatif dengan adanya adanya perubahan Departemen Koperasi dan
PKM menjadi Mentri Negara Koperasi dan PKM
4. Kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk
memberdayakan koperasi dan PKM dengan berlakunaya UU No 22/1999
tentang pemerintah dan UU no. 25/1999 tentang perimbangan keuangan
pusat dan PKM
5. Adanya upaya pemulihan ekonomi yang diharapkan meningkatkan daya
beli dan keanegaraman pola permintaan karyawan
6. Jumlah penduduk Indonesia yang besar memberikan peluang pasar yang
besar pula
7. Semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang tersedia
dipasar tenaga kerja dan sumber daya yang beraneka ragam
8. Adanya perubahan struktur perekonomian nasional dari sektor pertanianke
sektor industri dan jasa menciptakan peluang usaha terutama dibidang
agrobisnis, agroindutri, kerajinan industri, dan lain sebagainya

4
9. Pertumbuhan ekonomi dunia yang semakin tinggi dan makin terbukanya
perekonomian dunia, serta makin pesatnya kerjasama ekonomi antara
negara-negara di dunia seperti ASEAN dan APEC
10. Meningkatnya kepedulian kepedulian lembahaga donor internasional dari
lembaga swadaya masyarakat terhadap pemberdayaan koperasi dan PKM

Dengan adanya peluang yang telah dijelaskan diatas perlu diantisipasi koperasi
dengan langkah-langkah roaktif, karena kemajuan koperasi tidak hanya ditentukan
oleh political will saja tetapi juga peran koperasi itu sendiri.

BAB III. PENUTUP

5
3.1 Kesimpulan
Koperasi adalah suatu perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan untuk
kesejahterraan bersama. Bentuk koperasi ada dua yaitu koperasi primer dan koperasi
sekunder. Menurut UU prinsip koperasi antara lain: keanggotaan bersifat sukarela dan
terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian hasil usaha dilakukan
secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian
balas jasa yang terbatas terhadap modal, dan kemandirian. Sedangkan kendala yang
sering dihadapi koperasi antara lain: sumber daya manusia yang masih rendah, sistem
pengelolaan yang kurang baik, kurang pahamnya hak dan kewajiban antar anggota.
Peluang yang harus dimanfaatkan koperasi dengan baik adalah perkembangan
ekonomi Indonesia maupun dunia.

6
DAFTAR PUSTAKAhttps://www.scribd.com/doc/173941126/Pengertian-
Dan-Prinsip-Koperasi http://www.investigasitop.com/2017/05/kud-margo-
mulyo-bangkrut-kecewakan.html Kusnadi, Hendra, 1999. Ekonomi Koperas.
Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Djoko, Pandji Anoraga,2002.
Koperasi,Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai