Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENYAKIT

TUBERCULOSIS PARU PADA ANAK

Narti Rajak 1102015158


Nunki Restika 1102015170
Octavina Nurul Fadhila 1102015174
Prima Indah Fitrihani 1102015177
Putri Indah Fauzani 1102015182
I. PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. TB
Anak
adalah penyakit TB yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun.
b. PERMASALAHAN
Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap penyakit
Tuberkulosis paru pada anak?
c. TUJUAN
Tujuan umum : untuk mengetahui adanya hubungan tingkat
pengetahuan ibu terhadap penyakit tuberculosis paru pada anak
Tujuan Khusus :
1. Mendiskripsikan pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap
penyakit tuberculosis paru pada anak
2. Mendiskripskan pengaruh pekerjaan ibu terhadap penyakit
tuberculosis paru pada anak
3. Mendiskripsikan pengaruh tingkat ekonomi ibu terhadap penyakit
tuberculosis paru pada anak
4. Mendiskripsikan pengaruh media massa / informasi yang didapat
oleh ibu terhadap penyakit tuberculosis paru pada anak
5. Mendiskripsikan pengaruh pengalaman ibu terhadap penyakit
tuberculosis pada anak
d. MANFAAT
Manfaat untuk siapa aja..

II. TINJAUAN

a. Pengetahuan Ibu
i. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertenu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni:
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagaian besar manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuam atau kognitif merupaka domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan sesorang (Overt Behavior).
Menurut Jujun S. Suriasumantri (1993: 104), pengetahuan
pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang
suatu objek termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Lebih lanjut Jujun
S. Suriasumantri (1993: 50) mengungkapkan terdapat dua cara
yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar. Yang pertama adalah mendsarkan diri pada rasio dan yang
kedua mendasrkan diri kepada pengalaman.Secara sederhana
pengetahuan pada dasarnya adalah keseluruhan keterangan dan ide
yang terkandung dalam pertanyaanpertanyaan yang dibuat
mengenai suatu gejala atau peristiwa yang bersifat ilmiah, sosial
maupun perseorangan (The Liang Gie, 1987: 66). 8 Sedangkan
menurut Soedjono Soekamto (1987: 16) pengertian pengetahuan
adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan
panca indera, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs),
takhayul (superstitions), dan penerangan-penerangan yang keliru
(misinformation) yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian
serta menghilangkan prasangka-prasangka sebagai akibat
ketidakpastian.

ii. Tingkat Pengetahuan


Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai
enam tingkat yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap
suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
ransangan yang telah diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar
c. Aplikasi (application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
d. Analisis(analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk
meletakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan menyusun
formulasi baru dari formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
atau objek

iii. Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada beberapa factor yang
mempengaruhi penegtahuan seseorang, yaitu :

Faktor internal
1. Intelegensia
Intelegensia merupakan kemampuan yang dibawa sejak
lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan
cara tertentu. Intelegensia merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil dari proses belajar

2. Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan
seseorang. Pendidikan mempengaruhi proses belajar. Makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. Pengetahuan
sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana seseorang
dengan pendidikan tinggi akan semakin luas pengetahuannya.
Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan
rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah.

3. Pengalaman
Pengalaman merupakan salah satu sumber pengetahuan
atau suatu cara untuk mengetahui kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh
dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Dalam
hal ini, pengetahuan ibu dari anak yang pernah atau bahkan
sering mengalami demam seharusnya lebih tinggi dari
pengetahuan ibu dari anak yang belum pernah mengalami
demam sebelumnya.

4. Umur
Semakin cukup umur, tingkat kemampuan dan kematangan
seseorang akan lebih baik dalam berpikir dan menerima
informasi. Namun perlu diketahui bahwa seseorang yang
berumur lebih tua tidak mutlak memiliki pengetahuan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang lebih muda.

5. Tempat tinggal
Tempat tinggal adalah tempat menetap responden sehari-
hari. Seseorang yang tinggal di daerah rawan penyakit infeksi
akan lebih sering menemukan kasus demam, sehingga
masyarakat di daerah tersebut memiliki tingkat kewaspadaan
yang lebih tinggi.

6. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Contohnya, seseorang
yang bekerja sebagai tenaga medis akan lebih mengerti
mengenai demam dan pengalolaannya daripada non tenaga
medis.

7. Tingkat ekonomi
Tingkat ekonomi tidak berpengaruh langsung terhadap
pengetahuan seseorang. Makin tinggi tingkat ekonomi, maka
akan semakin mampu untuk menyediakan atau membeli
fasilitas-fasilitas sumber informasi.

Faktor eksternal
1. Faktor lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh
setiap individu. Ibu yang di daerahnya sering mendapat
penyuluhan kesehatan, tentu saja akan memiliki pengetahuan
yang lebih tinggi daripada yang tidak pernah menerima
penyuluhan kesehatan.

2. Kepercayaan/tradisi
Kepercayaan/tradisi dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Kepercayaan/tradisi diantaranya meliputi pandangan agama
dan kelompok etnis. Hal ini dapat mempengaruhi proses
pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan
untuk memperkuat kepribadiannya.

3. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, termasuk
penyuluhan kesehatan mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan pengetahuan seseorang

b. TUBERCULOSIS PADA ANAK DALAM SEGI KEDOKTERAN

1) Definisi
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh mikrobakterium tuberkulosis. Kuman batang aerobik dan
tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun
saprofit. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lainya. Penyakit tuberkulosis
disebabkan oleh kuman/bakteri Mycobacteriumtuberculosis.
Kuman ini pada umumnya menyerang paru - paru dan
sebagianlagi dapat menyerang di luar paru - paru, seperti
kelenjar getah bening(kelenjar), kulit, usus/saluran pencernaan,
selaput otak, dan sebagianyaEtiologi
2) Faktor Risiko

3) Epidemiologi
TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
di dunia. Pada tahun 1993 World Health Organization (WHO)
telah mencanangkan TB sebagai Global Emergency. WHO
dalam Annual Report on Global TB Control 2011 menyatakan
bahwa terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high burden
countriesterhadap TB, termasuk Indonesia. Pada tahun 2010
diperkirakan terdapat 8,8 juta kasus TB, dimana 3,9 juta adalah
kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif serta 1,4 juta orang
meninggal di seluruh dunia akibat TB termasuk 0,35 juta orang
dengan penyakit HIV. Tahun 2010, Indonesia menempati
peringkat ke-4 negara dengan insidensi TB tertinggi di dunia
sebanyak 0,37 0,54 juta setelah India (2,0 2,5 juta), Cina
(0,9 1,2 juta), Afrika Selatan (0,40 0,59 juta). Pada tahun
2004, diperkirakan angka prevalensi kasus TB di Indonesia
130/100.000 penduduk, setiap tahun ada 539.000 kasus baru
dan jumlah kematian sekitar 101.000 orang pertahun serta
angka insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110/100.000
penduduk. Penyakit ini merupakan penyebab kematian terbesar
ke-3 setelah penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran
pernapasan serta merupakan nomor satu terbesar dalam
kelompok penyakit infeksi.
4) Patofisiologi
Penularan tuberkulosis primer terjadi karena batuk atau
percikan ludah yang mengandung basil Mycobacterium
Tuuberkulosis bertebaran di udara, kemudian terhirup oleh
anak yang pada saat itu sistem imunitas dalam tubuhnya
menurun sehingga mudah terinfeksi. Basil tersebut
berkembangbiak perlahan-lahan dalam paru sehingga
menyebabkan kelainan paru. Basil ini bila menetap di jaringan
paru, ia akan tumbuh dan berkembangbiak dalam sitoplasma
makrofag. Basil juga dapat terbawa masuk ke organ tubuh lain
yang nantinya bisa menyebabkan tuberculosis hati, ginjal,
jantung, kulit dan lain-lain.1Bersamaan dengan itu, sebagian
kuman akan dibawa melalui cairan getah bening ke kelenjar
getah bening yang terdekat disamping bronkus. Dari kedua
tempat tersebut, kuman akan menimbulkan reaksi tubuh, dan
sel-sel kekebalan tubuh akan berkumpul. Dalam waktu 4
hingga 8 minggu akan muncul daerah kecil di tengah-tengah
proses tersebut dimana terdapat jaringan tubuh yang mati
(perkijuan) yang dikelilingi sel-sel kekebalan tubuh yang
makin membesar. Perubahan-perubahan yang terjadi pada paru
dan kelenjar getah bening ini dikenal sebagai tuberkulosis
primer. Basil Mycobacterium Tuberculosis ini dapat bertahan
selama 1-2 jam pada suasana lembab dan gelap, sebaliknya
akan mati jika terkena sinar matahari. Dalam jaringan tubuh
kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
5) Manifestasi Klinis
6) Diagnosis dan Diagnosis Banding
7) Tata Laksana

8) Komplikasi
9) Prognosis
10) Pencegahan

Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai