Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ardi Utama

NIM : 150405065

ELEKTROLISIS
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada sel elektrolisis. Reaksi kimia
akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi listrik (arus listrik) diubah
menjadi energi kimia (reaksi redoks). Tiga ciri utama, yaitu:

Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion-ion ini dapat memberikan atau

menerima elektron sehingga electron dapat mengalir melalui larutan.

Ada sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah

(DC)

Ada 2 elektroda dalam sel elektrolisis

Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut Katoda, sedangkan elektoda
yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus listrik luar disebut Anoda. Katoda adalah tempat
terjadinya reaksi reduksi yang elektrodanya negative (-) dan Anoda adalah tempat terjadinya reaksi
oksidasi yang elektrodanya positive (+)
Hukum Elektrolisis Faraday
Di awal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang mengalir dalam sel
dan kuantitas kimia yang berubah di elektroda saat elektrolisis. Ia merangkumkan hasil
pengamatannya dalam dua hukum di tahun 1833.

Menurut Faraday: Jumlah berat (massa) zat yang dihasilkan (diendapkan) pada elektroda sebanding
dengan jumlah muatan listrik (Coulumb) yang dialirkan melalui larutan elektrolit tersebut. Masa zat
yang dibebaskan atau diendapkan oleh arus listrik sebanding dengan bobot ekivalen zat-
zat tersebut. Dari dua pernyataan diatas, disederhanakan menjadi persamaan:

M = e.i.t / F
dimana:

M = massa zat dalam gram

e = berat ekivalen dalam gram = berat atom: valensi

i = kuat arus dalam Ampere

t = waktu dalam detik

F = Faraday

Dalam peristiwa elektrolisis terjadi reduksi pada katoda untuk mengambil elektron yang mengalir
dan oksidasi pada anoda yang memberikan eliran elektron tersebut. Dalam hal ini elektron yang
dilepas dan yang diambil dalam jumlah yang sama. Bobot zat yang dipindahkan atau yang tereduksi
setara dengan elektron, sehingga masa yang dipindahkan merupakan gram ekivalen dan sama
dengan mol elektron. Faraday menyimpulkan bahwa Satu faraday adalah jumlah listrik yang
diperlukan untuk menghasilkan satu ekivalen zat pada elektroda. Muatan 1 elektron = 1,6 x 10-19
Coulomb. 1 mol elektron = 6,023 x 1023 eletron. Muatan untuk 1 mol eletron = 6,023 . 1023 x 1,6 .
10 -19 = 96.500 Coulomb = 1 faraday.
Hukum Faraday I

Jumlah massa zat yang dihasilkan pada katoda atau anoda berbanding lurus dengan jumlah
listrik yang digunakan selama elektrolisis. Apabila arus listrik sebesar 1 Faraday ( 1 F )
dialirkan ke dalam sel maka akan dihasilkan :

1 ekivalen zat yang disebut massa ekivalen (e)

1 mol elektron ( e- )

Cara menghitung massa ekivalen (e) :

e = Ar Unsur / jumlah muatan ionnya

e = Ar/n
sebagai contoh jika 1 F dialirkan ke reaksi elektrolisis :

Cu2+ + 2e- Cu

maka massa ekivalen ( e ) logam Cu (Ar Cu = 63,5) = e Cu = 63,5/2 = 31,75

jika arus listrik diperbesar menjadi 2 kalinya massa Cu yang diendapkan juga dikali 2.

jika mol elektron = 1 mol maka :

Cu2+ + 2e- Cu

1/2 mol 1 mol 1/2 mol


Hubungan Muatan Listrik dengan Arus Listrik

C = I.t
dimana :

C = muatan listrik ( Coloumb )

I = arus listrik ( Ampere )

t = waktu ( sekon )

sedangkan hubungan antara Faraday dan muatan listrik ( C ) :

1 F = 96500 C
maka rumus Faraday

F = I.t / 96500
dan massa logm yang diendapkan:

m = e.F m = e.i.t / 96500


Contoh soal:

Dalam elektrolisis FeSO4 digunakan listrik sebesar 0,4 F. Hitung massa Fe (Ar Fe = 56 )
yang dihasilkan di katoda!

reaksi penguraiannya : FeSO4 Fe2+ + SO4-

reaksi pada katoda : Fe2+ + 2e- Fe

Jadi muatan Fe ( n Fe ) = 2

massa ekivalen Fe ( e Fe ) = 56/2 = 28


m Fe = e.F

= 28.0,4

= 11,2 gram

Hukum Faraday II

Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda (terbentuk
pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik yang sama banyaknya akan
sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat tersebut.

Rumus:

m1 : m2 = e1 : e2
m = massa zat (garam)

e = beret ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi

Contoh:

Pada elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda inert, dialirkan listrik 10 amper selama
965 detik. Hitunglah massa tembaga yang diendapkan pada katoda dan volume gas oksigen
yang terbentuk di anoda pada (OC, 1 atm), (Ar: Cu = 63.5 ; O = 16).

Jawab:

CuSO4 (aq) Cu2+(aq) + SO42-(aq)

Katoda [elektroda : reduksi] : Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)

Anoda [elektroda + : oksidasi]: 2 H2O(l) O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e-

massa tembaga: m = e . i . t/96.500 = (Ar/Valensi) x (10.965/96.500) = 63.5/2 x 9.650/96.500


= 31.25 x 0,1 = 3,125 gram
m1 : m2 = e1 : e2

mCu : mO2 = eCu : eO2

3,125 : mO2 = 6.32/2 : 32/4

3,125 : mO2 = 31,25 : 8

mO2 = (3.125 x 8)/31.25 = 0.8 gram

mol O2 = 0.8/32 = 8/320 = 1/4 mol

volume O2 (0C, 1 atm) = 1/40 x 22.4 = 0.56 liter.

Kegunaan Elektrolisis
Pembuatan Gas di Laboratorium
Sel elektrolisis banyak digunakan dalam industri pembuatan gas misalnyapembuatan gas
oksigen, gas hydrogen, atau gas klorin. Untuk menghasilkan gasoksigen dan hydrogen,
Anda dapat menggunakan larutan elektrrolit dari kationgolongan utama (K+,Na+) dan anion
yang mengandung oksigen (So42-,, NO3-)dengan electrode Pt atau karbon. Reaksi
elektrolisis yang mengahsilkan gas,misalnya elektrolisis larutan Na2SO4 menggunakan
electrode karbon.

Reaksi yang terjadi :

Na2SO4 (aq) 2Na+ (aq) + SO42- Katode (C) : 2H2O (l) +2e- 2OH- (aq) +H2 (g) Anode (C) :
2H2O (l) 4e- + 4H+ +O2 (g)

Karena pada katode dan anode yang bereaksi adalah air, semakin lama air semakin
berkurang sehingga perlu ditambahkan. Perlu diingat bahwa walaupunyang bereaksi air,
tidak berarti elektrolit Na2SO4 tidak diperlukan. Elektrolit iniberguna sebagai penghantar
arus listrik.

Proses penyepuhan
Penyepuhan suatu logam emas, perak, atau nikel, bertujuan menutupi logam
yangpenampilannya kurang baik atau menutupilogam yang mudah berkarat. Logam-logam
ini dilapiasi dengan logam lain yangpenampilan dan daya tahannya lebih baik agar tidak
berkarat. Misalnya mesinkendaraan bermotor yang terbuat dari bajaumumya dilapisi
kromium agar terhindar dari korosi . Beberapa alat rumah tanggajuga disepuh dengan perak
sehingga lebihawet dan penampilannya tampak lebih baik.Badan sepede titanium dilapisi
titanium oksida (TiO2)yang bersifat keras dantidak dapat ditembus oleh oksigen atau uap air
sehingga terhindar dari reaksioksida yang menyebabkan korosi.Prinsip kerja proses
penyepuhan adalah penggunaan sel dengan elektrolit larutandan electrode reaktif. Contoh
jika logam atau cincin dari besi akan dewlaps emasdigunakan larutan elektrolit AuCl3(aq).
Logam besi (Fe) dijadikan sebagai katode, sedangkan logam emasnya (Au) sebagai anode.
Apa yang terjadi jikakedua logam ini ditukar posisinya?Mengapa? Reaksi yang berlangsung
dalam proses penyepuhan besi dengan emas yaitu :

AuCl3 (aq) Au3+ (aq) + 3Cl- (aq) Katode (cincin Fe) : Au3+ (aq) + 3e- Au (s) Anode (Au) : Au
(s) Au3+ (aq) + 3e-

Proses yang terjadi yaitu oksidasi logam emas (anode) menjadi Au3+(aq) Kationini akan
bergerak ke katode menggantikan kation Au3+ yang direduksidi katode.Kation Au3+ di
katode direduksi membentuk endapan logam emas yang melapisilogam atau cincin besi.
Proses ini cukup murah karena emas yang melapisi besihanya berupa lapisan tipis.

Proses Pemurnian logam kotor


Proses pemurnian logam kotor banyak dilakukan dalm pertambangan . logamtransisi yang
kotor dapat dimurnikan dengan cara menempatkannya sebagai anodedan logam murni
sebagai katode. Elektrolit yang digunkan adalah elektrolit yangmengandung kation logam
yang dimurnikan. Contoh : prose pemurnian nikelmenggunakan larutan NiSO4 . niukel murni
digunkan sebagai katode, sedangkannikel kotor (logam yang dimurnikan ) digunakan
sebagai anode. Reaksi yang terjadi, yaitu:

NiSO4 (aq) Ni2+ (aq) + SO42- (aq) Katode (Ni murni) : Ni2+ (aq) + 2e- Ni (s) Anode ( Ni
kotor) : Ni (s) Ni2+ (aq) + 2e-

Logam nikel yang kotor pada anodedioksidasi menjdi ion Ni2+. Kemudian, ionNi2+ pada
katode direduksi membentuk logam Ni dan bergabung dengan katode yang merupakan
logam murni. Kation Ni2+di anode bergerak ke daerah katodemenggantikan kation yang
direduksi. Untuk mendapatkan logam nikel murni(di katode)harus ada penyaringan
sehinggga kotoran(tanah, pasir danlain-lain) hanya berada dianode dan tidak berpindah ke
katode sehingga daerah di katode merupakan daerah yang bersih.

Anda mungkin juga menyukai