Anda di halaman 1dari 9

RESUME TEKHNIK INSTRUMENTASI ISTHMULOBECTOMY PADA Ny.

Dx: SUNNT ( Struma universal Nodusa Non Toxic )

DI OK 11 RSSA MALANG

OLEH

ANGGAR SUNU PRADHIPTA

1601410007

(PELATIHAN INSTRUMEN 2017)

INSTALASI BEDAH SENTRAL

RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG

2017
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA Ny.T DENGAN TINDAKAN
ISTHMULOBECTOMY ATAS INDIKASI SMNNT (STRUMO MULTI NODUSA NON
TOXIC) DI OK 11 RSSA MALANG

1. Definisi

- Struma adalah pembesaran pada kelenjar tiroid yang biasanya terjadi karena folikel-
folikel terisi koloid secara berlebihan. Setelah bertahun-tahun folikel semakin tumbuh
membesar dengan membentuk kista dan kelenjar tersebut menjadi noduler.

- Struma nodusa non toxic adalah pembesaran kelenjar tiroid yang secara klinik teraba
nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme.

2. Etiologi

Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormone tiroid merupakan factor


prnyebab pembesaran kelenjar tiroid antara lain :

1) Defisiensi iodium

Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat didaerah yang kondisi
air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya didaerah
pegunungan.

2) Kelainan metabolic congenital yang menghambat sintesa hormone tiroid

Penghambat sintesa hormone oleh zat kimia ( seperti substansi dalam kol, lobak,
kacang kedelai)

Penghambat sintesa hormon oleh obat-obatan misalnya thiocarbamide,


sulfonylurea, dan litium

3) Hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid

Pada umumnya ditemui pada masa pertumbuhan, pubertas, menstruasi,


kehamilan, laktasi, menopause, infeksi dan stress lainnya, dimana menimbulkan
nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat berkelanjutan
dengan berkurangnya aliran darah di daerah tersebut.

3. Klasifikasi Struma

a) Berdasarkan fisiologisnya :

Eutiroid : aktivitas kelenjar tiroid normal

Hipotiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang kurang dari normal

Hipertiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan

b) Berdasarkan klinisnya :

Non-toksik (eutiroid dan hipotiroid)

Difusa : endemic goiter, gravid

Nodusa ; neoplasma

Toksik (hipertiroid)

Difus : grave, tirotoksikosis primer

Nodusa ; tirotoksikosis sekunder

c) Berdasarkan morfologinya ;

Struma hyperplastica Diffusa

Suatu stadium hiperplasi akibat kekurangan iodium ( baik absolute


ataupun relatif). Defisiensi iodium dengan kebutuhan excessive biasanya
terjadi selama pubertas, pertumbuhan, laktasi dan kehamilan. Karena
kurang iodium kelenjar menjadi hiperplasi untuk mengahsilkan tiroksin
dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan supply
iodium yang terbatas, sehingga terdapat vesikel pucat dengan sel epitel
kolumner tinggi dan koloid pucat.
Struma Colloides Diffusa

Disebabkan karena involusi vesikel tiroid. Bila kebutuhan excessive


akan tiroksin oleh karena kebutuhan yang fisiologis ( pubertas, laktasi,
kehamilan, stress, dsb)

Struma nodular

Biasanya terjadi pada usia diatas 30 tahun yang merupakan sequel dari
struma colloides. Struma nodular dimungkinkan sebagai akibat
kebutuhan excessive yang lama dari tiroksin. Ada gangguan
berulangdari hiperplasi tiroid dan invcolusi pada masing-masing periode
kehamilan, laktasi dan emosional (fase kebutuhan), sehingga terdapat
daerah hiperplasi dan daerah kelenjar normal. Ada daerah nodul
hiperplasi dan juga pembentukan nodul dari jaringan tiroid yang
hiperinvolusi.

4. Persiapan
a) Persiapan pasien
1. Surat persetujuan operasi
2. Pasien puasa 6-8 jam sebelum operasi
3. Pasien memakai baju operasi khusus pasien
4. Perawat menganjurkan pasien untuk tenang
5. Perawat memberikan penjelasan kepada pasien (tindakan yang akan dilakukan,
posisi)

b) Persiapan Lingkungan
Menciptakan lingkungan / ruangan operasi yang bersih dan steril

c) Persiapan Alat
1. BHP (Bahan Habis Pakai)
1) Handscoon steril sesuai ukuran : sesuai kebutuhan
2) Kasa Steril : 20 pcs
3) Kasa Deppers : 5 pcs
4) Underpad steril : 3 pcs
5) Mess no. 15 : 1 pcs
6) Benang Silk 2.0 cutting / round : 1 pcs/1 pcs
7) Benang Silk 3.0 round : 1 pcs
8) Benang Monosyn 4.0 : 1 pcs
9) Benang Vicryl 3.0/4.0 : 2 pcs/2 pcs
10) Redon drain 12 : 1 pcs
11) Water for injection 1000 ml : 1 pcs
12) Spuit 10 cc : 1 pcs
13) Sofratule : 1 pcs
14) Foley catheter no. 16 : 1 pcs
15) Urine bag : 1 pcs
16) Savlon 4 : 150 cc

17) Spongostan : 1 pcs

2. Alat non steril


1) Lampu operasi : 1 set
2) Mesin termocouter : 1 set
3) Plat diathermi : 1 pcs
4) Meja operasi : 1 set
5) Meja mayo : 1 pcs
6) Meja instrument : 1 pcs
7) Mesin suction : 1 pcs
8) Wascom : 2 pcs
9) Standart tempat wascom : 1 pcs
10) Gunting plester : 1 pcs
11) Tempat sampah medis/non medis : 1 pcs

3. Alat steril
Meja mayo
Basic Set
1) Handvat mess no. 3 : 1 pcs
2) Gunting metzenbaum (metzenbaum scissor) : 1 pcs
3) Gunting kasar (surgical scissor curve : 1 pcs
4) Pinset cyrugis (dissecting forcep) : 2 pcs
5) Pinset anatomis (tissue forcep) : 2 pcs
6) Desinfektan forcep (washing and dressing forcep) : 1 pcs
7) Duk klem (towel klem) : 5 pcs
8) Klem pean bengkok (delicate hemostatic forceps pean curve) : 6 pcs
9) Kocher bengkok (delicate hemostaticforceps kokher straight) : 3 pcs
10) Needle holder (hald foeder) : 2 pcs
11) Gunting benang (surgical scissor) : 1 pcs
12) Langen back (US army retractor) : 2 pcs
13) Klem pean mosquito : 3 pcs
14) Kanul suction (canule suction) : 1 pcs

Set tambahan
1) Allis klem (intestinal and tissue grasping forcep allis) : 2 pcs
Meja Instrumen
1) Duk besar : 5 pcs
2) Duk sedang : 3 pcs
3) Duk kecil : 5 pcs
4) Sarung mayo : 1 pcs
5) Scort : 5 pcs
6) Handuk kecil : 5 pcs
7) Bengkok/nier becken : 2 pcs
8) Kom kecil : 1 pcs
9) Kom besar : 1 pcs
10) Pisau couter : 1 pcs
11) Selang suction steril : 1 pcs
E. Instrumentasi Teknik

1. Sign in
2. Instrumentator dan sirkuler membantu mengatur posisi pasien supine,tangan terlipat,
kepala hiperekstensi, ganjal bahu dan kepala diberi bantal bundar, pasang plat diathermi
di ekstremitas bawah dan cuci area operasi dengan sabun antiseptic.
3. Instrumentator melakukan surgical scrub, gowning dan gloving
4. Instrumentator membantu operator memakai handscoon steril
5. Instrumentator memberikan kasa savlon untuk desinfeksi daerah alat kemaluan
6. Instrumentator memberikan catheter urine no. 16 dan urine bag untuk memasang catheter
7. Setelah operator selesai memasang catheter, operator melakukan cuci tangan steril
8. Instrumentator membantu memakaikan scort dan handscoon steril kepada operator dan
asisten
9. Instrumentator memberikan kom kecil berisi Savlon 4, desinfeksi klem dan deppers
kepada operator untuk desinfeksi area operasi
10. Instrumentator memberikan duk besar kepada operator dan asisten operator untuk
menutupi organ bawah pasien
11. Instrumentator memberikan duk sedang untuk menutupi organ atas pasien
12. Instrumentator memberikan duk kecil untuk menutupi bagian kiri dan kanan sehingga
mempersempit area yang akan di insisi
13. Instrumentator memberikan duk klem kepada operator dan asisten operator untuk fiksasi
duk
14. Instrumentator memasang kabel couter, selang suction lalu fiksasi menggunakan kasa &
duk klem
15. Instrumentator mendekatkan meja mayo dan meja instrument ke meja operasi
16. Operator melakukan fiksasi bagian dagu, leher dan dada, instrumentator memberikan
kasa, pinset cyrugis dan Needle holder dengan menggunakan benang Silk 2/0 cutting
untuk menutupi batas area non steril dengan yang steril
17. Time out
18. Instrumentator memberikan kasa kering kepada operator untuk mengeringkan area
operasi
19. Operator melakukan marker, instrumentator memberikan pinset cyrugis dan tinta steril
(metilen blue) untuk menandai area yang akan di insisi
20. Instrumentator memberikan pinset cyrugis dan handvad mess no. 15 kepada operator
untuk insisi area operasi
21. Instrumentator memberikan klem pean mosquito , kasa dan couter kepada asisten
operator untuk merawat perdarahan
22. Operator memperdalam insisi ke lapisan lemak, instrumentator memberikan Couter dan
pinset cyrugis
23. Setelah lemak terbuka, instrumentator memberikan kocher lurus untuk menjepit subcutis
24. Instrumentator memberikan gunting metzenbaum, couter dan double pinset anatomis
kepada operator dan asisten operator untuk membuka otot
25. Instrumentator memberikan langenback kepada asisten operator untuk memperluas
lapang pandang operasi
26. Instrumentator memberikan Couter, klem pean manis dan pinset anatomis untuk
membuka serabut otot yang menempel di tumor
27. Setelah otot terbuka, terlihat struma
28. Instrumentator memberikan Allis klem untuk menjepit struma
29. Operator membebaskan pembuluh darah besar yang menempel di struma dengan cara
ligasi
30. Instrumentator memberikan klem pean untuk menjepit pembuluh darah besar di kedua
sisi
31. Instrumentator memberikan gunting metzenbaum untuk memotong pembuluh darah
besar
32. Operator melakukan ligasi ke pembuluh darah besar yang terpotong, instrumentator
memberikan nald voeder benang silk 2.0 round dan klem pean bengkok untuk menjahit,
jika pembuluh darah kecil beri nald voeder dan benang silk 3.0 round atau ziede 3.0
untuk ligasi.
33. Operator membebaskan struma yang menempel di trakhea, instrumentator memberikan
Couter, pinset anatomis, klem pean bengkok dan gunting metzenbaum secara berulang-
ulang hingga tumor terlepas
34. Jika struma sudah terlepas dilakukan pemeriksaaan verioscoupe (VC)
35. Instrumentator memberikan klem pean, kasa dan couter kepada operator untuk merawat
perdarahan
36. Dari pemeriksaan verioscoupe (VC) pada struma hasilnya struma jinak
37. Operator melakukan pencucian luka pada daerah operasi, instrumentator menyiapkan
kom berisi water for injection / aquadest 1000 ml
38. Instrumentator memberikan kasa dan suction untuk mengevakuasi cairan water for
injection
39. Instrumentator memberikan kasa untuk mengeringkan daerah struma
40. Instrumentator memberikan redon drain no. 12 kepada operator
41. Pasang drain no.12 dan berikan nald voeder, pinset chirugis dan benang silk 2.0 cutting
untuk fiksasi drain.
42. Sign out ( hitung jumlah kassa, jarum dan jumlah alat ), kesesuaian jenis tindakan.
43. Operator menjahit otot, instrumentrator memberikan pinset chirugis dan nald voeder
dengan menggunakan benang vicryl 3.0
44. Operator menjahit fat dan sub cutan, instrumentator memberikan pinset cyrugis dan
needle holder dengan menggunakan benang Vicryl 3/0
45. Operator menjahit kulit, instrumentator memberikan pinset cyrugis dan needle holder
dengan menggunakan benang monosyn 4/0
46. Instrumentator membersihkan area operasi dengan kasa basah bercampur water for
injection, lalu berikan kasa kering untuk mengeringkan luka
47. Mengeringkan dan membersihkan dengan kasa bersih
48. Menutup luka dengan sofratule dan kasa kering, plester menggunakan hypafix
49. Membersihkan dan merapikan pasien.
50. Semua instrument didekontaminasi menggunakan larutan enzymatic detergent 40ml ke
dalam 5 liter air. Rendam selama 1 menit lalu cuci, bersihkan dan keringkan, kemudaian
alat diinventaris dan diset kembali, bungkus dengan kain siap untuk disterilkan.
51. Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan kembalikan alat-alat yang
dipakai pada tempatnya.
52. Inventaris bahan habis pakai pada depo farmasi.

Anda mungkin juga menyukai