TINJAUAN PUSTAKA
Fillum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostariopshysi
Subordo : Siluroidaea
Familli : Clariidae
Genus : Clarias
Menurut Suyanto (2007), bahwa ada beberapa variasi warna tubuh ikan
lele lokal ( Clarias batracus ) di Indonesia, yaitu hitam agak kelabu (gelap), bulai
(putih), merah, serta belang-belang hitam-putih dan hitam merah. Warna pertama
(hitam agak kelabu) yang paling banyak di Indonesia. Sementara itu tiga warna
depresed). Memiliki tipe mulut sub terminal dengan empat pasang sungut. Sirip
ekor membundar (rounded) , tidak bergabung dengan sirip anal. Sirip perut juga
membundar jika mengembang. Lele mempunyai senjata yang sangat ampuh dan
berbisa berupa sepasang patil berada di sebelah depan sirip dada. Selain sebagai
senjata patil ini juga bisa dipergunakan ikan lele untuk melompat dari kolam atau
berjalan di atas tanah. Oleh karena itu, lele mempunyai predikat tambahan sebagai
karnivora (pemakan daging). Habitat aslinya, lele memakan cacing, siput air,
belatung, laron, jentik-jentik, serangga air, kutu air, karena bersifat karnivora.
Pakan yang baik untuk ikan lele adalah pakan tambahan yang mengandung
protein hewani, jika pakan yang diberikan banyak mengandung protein nabati,
pertumbuhan akan lambat. Lele bersifat kanibalisme, yaitu suka makan jenis
sendiri, jika kekurangan pakan ikan ini tidak segan-segan untuk memakan atau
pada perkembangan gonad perubahan warna telur, dan pengisian pada rongga
Gonad kecil dan memanjang 10-15 mm, warna bening, dan butir-butir
transparan.
Butir-butir telur mengisi lebih setengah rongga perut dan mulai mendesak
rongga perut. Warna jernih dan gerigi pada gonad semakin besar.
4. TKG IV (Matang Sekali)
Gonad besar dan panjang, mengisi dua pertiga rongga perut. Gonad
ukurannya, termasuk garis tengah telur. Berat gonad akan mencapai maksimum
sesaat ikan akan memijah, kemudian berat gonad akan menurun secara cepat
perubahan yang terjadi dalam gonad tersebut secara kuantitatif maka dilakukan
dengan berat total tubuh. Seiring dengan berkembangnya gonad, maka nilai GSI
akan terus meningkat, sesuai dengan pernyataan bahwa pada pertumbuhan gonad
ikan betina, rata-rata berat gonad akan meningkat 10 % hingga 25 % dari berat
tubuhnya. Peningkatan nilai GSI ini disebabkan adanya proses vitellogenesis pada
diameter telur itu sendiri. Keadaan ini akan terus terjadi sampai akan melakukan
berat dan bertambah besar mencapai ukuran maksimum ketika ikan akan
2.2.3. Fekunditas
5
Fekunditas ikan dipengaruhi oleh GSI ikan itu sendiri, semakin berat
bobot gonad ikan maka semakin banyak jumlah telur yang ada didalamnya. Nilai
fekunditas dalam jumlah fekunditas yang baik sesuai dengan SNI (2000), nilai
fekunditas induk lele berkisar antara 50.000-100.000 butir/kg bobot tubuh ikan
Ikan muda yang baru pertama kali memijah, fekunditasnya lebih sedikit
dibandingkan dengan yang berumur tua yang telah memijah beberapa kali. Selain
itu, fluktuasi fekunditas disebabkan sampel ikan tidak seragam, sehingga ikan
yang berukuran lebih besar juga akan mempunyai fekunditas yang lebih banyak.
Fekunditas adalah jumlah telur matang dalam ovari yang akan dikeluarkn
makanan yang dimakan oleh ikan. Dalam analisa pola kebiasaan makanan ikan
dipakai dalam menuntukan gizi alamiah ikan tersebut. Umumnya makanan yang
pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya ialah
makanan pada ikan dapat dilihat ekologi diantara organisme, misalnya rantai
kali ikan itu menemukan makanan berukuran tepat dengan mulutnya, diperkirakan
6
akan dapat meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relative singkat
ikan tidak dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya maka
terjadi kehabiasan tenaga yang mengakibatkan kematian. Hal inilah yang antara
lain menyebabkan ikan pada masa larva mempunyai mortalitas besar. Kajian
kebiasaan makan perlu dipelajari untuk mengetahui jenis makanan apa yang ikan
Makanan alami ikan terdiri berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang hidup
diperairan. Keberadaan suatu jenis ikan memiliki hubungan yang erat dengan
bentuk pemangsaan, persaingan dan rantai makanan, disamping itu kita juga
memiliki nilai ekonomis penting yang akan dibudidayakan. Makanan ikan adalah
habits) adalah tingkah laku saat mengambil dan mencari makanan. Analisis food
and feeding habits dilakukan melalui pengamatan isi usus ikan tersebut. Beberapa
ada jenis ikan yang aktif makan selama 24 jam dan adapula yang hanya pada
waktu tentu saja. Saat-saat ikan aktif mengambil makanan dalam 24 jam disebut
plankton, nekton, bentos dan detritus. Faktor yang menentukan apakah suatu jenis
Makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam
mengawali hidupnya ialah plankton yang bersel tunggal dengan ukuran kecil. Jika
untuk pertama kali ikan menemukan makanan yang tepat dengan mulutnya
kematian. Aktifitas mencari makan pada ikan dalam alam bebas merupakan
pekerjaan harian yang rutin dimana makanan tadi diketahui oleh ikan dengan cara
macam, yaitu: ikan herbivor, ikan karnivor, ikan omnivora, ikan pemakan
termasuk ke dalam golongan ini antara lain, ikan tawes (Puntius javanicus), ikan
makanan pokoknya berasal dari hewan lain beberapa contoh ikan jenis ini adalah
ikan sidat (Anguilla australis) dan ikan lele (Clarias batracus). Ikan omnifor tidak
banyak memilih pakan yang akan dimakannya, ikan ini lebih mudah
menyesuaikan dengan makanan yang ada contoh jenis ikan ini antara lain, ikan
mas (Cyprinus carpio) dan ikan nila (Oreochromis sp.). Ikan pemakan plankton
cenderung memakan bahan pangan yang halus dan berbentuk butiran lembut.
pemakan detritus, makanan pokoknya terdiri dari hancuran bahan organik yang
Menurut Effendie (2002), bentuk dan posisi mulut ikan omnivora cenderung
karnivor, mempunyai gigi untuk menyergap, menahan, dan merobek mangsa dan
menggilas mangsa. Makanan pokoknya terdiri dari bahan pangan yang banyak
zooplankton. Beberapa contoh jenis ikan ini adalah ikan sidat (Anguila bicolor),
diukur dalam satuan panjang, berat dan atau energi. Dalam hubungannya dengan
tertentu (pertumbuhan mutlak) dan perubahan panjang atau berat pada awal
periode (pertumbuhan nisbi). Hubungan panjang dan berat ikan memberikan suatu
petunjuk tentang keadaan ikan. Kecepatan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu
faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam umumnya adalah faktor yang sukar di
kontrol diantaranya adalah keturunan, sex, umur, parasite dan penyakit. Pada
keturunan yang berasal dari alam sangat sulit di kontrol, untuk mendapatkan
pada tingkatan umur dimana waktu muda pertumbuhannya cepat, dan ketika tua
menjadi lamban. Studi hubungan berat panjang dan berat ikan mempunyai nilai
praktis yang memungkinkan mengubah nilai panjang ke dalam berat ikan atau
sebaliknya.
9
menjadi dua bagian yang besar yaitu faktor dalam dan luar. Faktor-faktor ini ada
yang dapat dikontrol dan ada juga yang tidak. Faktor dalam umumnya adalah
faktor yang sukar dikontrol, diantaranya ialah keturunan seks, umur parasit dan
penyakit. Dalam suatu kultur, faktor keturunan mungkin dapat dikontrol dengan
mengadakan seleksi untuk mencari ikan yang baik pertumbuhannya. Tetapi kalau
dalam alam tidak ada kontrol yang dapat diterapkan. Juga faktor seks tidak dapat
dikontrol. Ada ikan betina pertumbuhannya lebih baik dari ikan jantan dan
sebaliknya ada pula spesies ikan yang tidak mempunyai pertumbuhan pada ikan
betina dan ikan jantan. Tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali kiranya
tidak bertambah karena pada waktu tersebut pada umumnya ikan tidak makan.
ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu dimana proses biologis yang
pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi
apabila ada kelebihan input dari energi dan asam amino (protein) berasal dari
kualitas, dimana perhitungannya didasarkan pada panjang dan berat ikan. Faktor
kondisi atau indek ponderal dan sering disebut faktor K yang merupakan hal yang
penting dari pertumbuhan ikan, karena faktor kondisi dapat digunakan untuk
menganalisis populasi (Effendie, 2002). Faktor kondisi adalah derivat penting dari
pertumbuhan. Faktor kondisi atau Indeks Ponderal sering disebut faktor K. Faktor
kondisi ini menunjukkan keadaan baik dari ikan dilihat dari segi kapasitas fisik
untuk survival dan reproduksi (Effendie, 2002 dalam Syahrir, 2013). Penggunaan
secara komersil ini, mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging yang tersedia.
mengestimasi faktor kondisi atau sering disebut dengan index of plumpness, yang
kondisi atau keadaan kesehatan relatif populasi ikan atau individu tertentu.
Salah satu derivat penting dari pertumbuhan ialah faktor kondisi atau indek
ponderal dan sering disebut pula sebagai faktor K. Faktor kondisi ini
menunjukkan keadaan baik dari ikan dilihat dari segi kapasitas fisik untuk
mempunyai arti kualitas dan kuantitas daging ikan yang tersedia untuk dapat
dimakan. Kondisi ini mempunyai arti dapat memberi keterangan baik secara
faktor kondisi ada tiga macam yaitu sistem metrik, sistem inggris dan sistem
11
campuran. Sistem yang biasa dipakai di Indonesia adalah sistem metrik. Nilai
akibat dari pembelahan secara mitosis. Pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi sifat keturunan,
kemampuan pemanfaatan makanan. Faktor luar antara lain suhu, kimia perairan