Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SEFTIAN EVA
WIDYAWATI
Peserta PPG-SM3T UNY
2017
\
Page |1
Berdasarkan status tempat tinggal penduduk, ada dua macam sensus yaitu sebagai
berikut:
a. Sensus de yure, adalah pencatatan yang dilakukan terhadap penduduk yang
bertempat tinggal di daerah atau tempat diadakan pencatatan sesuai identitas
kependudukan yang dimiliki
b. Sensus de facto, adalah pencatatan yang dilakukan terhadap penduduk yang tinggal
di suatu daerah padasaat dilakukan pencatatan
Dalam pelaksanaan sensus terdapat dua metode, yaitu sebagai berikut:
a. Metode canvaser
Metode canvaser adalah sensus penduduk dengan cara petugas sensus
mencatat identitas dan mengisi daftar pertanyaan sesuai dengan jawaban dari
penduduk. Dengan metode ini, petugas mendapatkan jawaban langsung dari
penduduk.
b. Metode householder
Metode hoseholder adalah sensuspenduduk dengan cara memberikan daftar
isian kepada setiap kepala rumah tangga untuk diisi. Cara ini hanya dilaksanakan di
negara-negara maju dan penduduknya bebas dari buta huruf.
Sensus penduduk sangat berguna untuk:
a. Mengetahui keseluruhan jumlah penduduk
b. Mengetahui persebaran penduduk
c. Memperoleh informasi migrasi penduduk
d. Mengetahui karakteristik penduduk (tingkat pendidikan, agama, jenis kelamin, dan
umur)
Sensus penduduk memiliki beberapa ciri khas antara lain;
a. Bersifat individu, artinya setiapinformasi demografi dan sosial ekonomi yang
dikumpulkan berasal dari individu penduduk
b. Bersifat universal atau meneyeluruh
c. Pencacahan diselenggarakan serentak di seluruh wilayah negara
d. Sensus penduduk dilaksanakan secara periodik
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan informasi yang harus ada dalam sensus
penduduk adalah sebagai berikut:
a. Geografi dan migrasi penduduk. Informasi ini meliputi lokasi daerah pencacahan,
jumlah penduduk secara de jure dan de facto.
b. Kondisi rumah tangga. Informasi yang harus diperoleh meliputi hubungan anggota
keluarga dengan kepala keluarga, jumlah anggota keluarga, dan jenis kelamin anggota
keluarga.
c. Kelahiran dan kematian. Berisi informasi mengenai jumlah anak yang lahir maupun
jumlah anggota keluarga yang meninggal.
d. Karakteristik pendidikan. Dalam bagian ini, informasi yang harus diperoleh adalah
tingkat pendidikan tiap penduduk yang ada di suatu wilayah.
e. Karakteristik ekonomi. Informasi yang harus diperoleh adalah jenis mata pencaharian
penduduk yang ada di suatu wilayah, serta tingkat pendapatan penduduk yang
diperoleh di wilayah tersebut
Ada beberapa faktor lain yang ikut menentukan kualitas hasil sensus penduduk, terutama
yang berkaitan dengan pelaksanaan pencacahan di lapangan, yaitu sebagai berikut:
a. Kerjasama dan partisipasi masyarakat
Penduduk harus diyakinkan bahwa hasil sensus penduduk berguna untuk
perencanaan pembangunan ekonomi, sosial, dan politik.
b. Kondisi geografis dan topografis
Mudah dan sulitnya situasi geografis dan topografis wilayah sensus
mempengaruhi kelengkapan cakupan sensus penduduk.
c. Kualitas petugas
Petugas harus berkualitas dan mempunyai dedikasi tinggi terhadap
pekerjaannya. Hal ini dapat dibentuk dengan persiapan, perencanaan, dan pelatihan
yang sempurna.
d. Kualitas penduduk sebagai responden
Responden perlu mengetahui dengan benar maksud dari pertanyaan yang
diajukan dan diharapkan dapat menjawab dengan jujur.
e. Perencanaan dan pelaksanaan
Pelaksanaan di lapangan sesuai dengan rencana dan ketentuan, serta ditunjang
dengan peralatan yang dibutuhkan.
Dalam melakukan sensus dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit, besar
kemungkinan terjadi kesalahan. Hal ini disebut kesalahan sensus. Penjelasan untuk jenis-
jenis kesalahan sensus adalah sebagai berikut.
a. Kesalahan cakupan
Kesalahan ini terjadi ketika tidak seluruh penduduk tercacah, atau ada
sebagian penduduk yang tercacah dua kali. Hal ini biasanya terjadi pada negara-
negara dengan jumlah penduduk yang besar.
b. Kesalahan isi laporan
Kesalahan ini terjadi akibat adanya kesalahan pelaporan oleh responden.
Contohnya adalah penduduk yang tidak tahu usia sebenarnya, atau penduduk yang
menutupi kondisi sebenarnya.
Untuk memperoleh data registrasi yang baik dan benar, PBB mensyaratkan
beberapa aturan, yaitu sebagai berikut:
a. Ada peraturan yang memaksa penduduk untuk melapor (compulsory of registration).
Dalam pelaksanaan registrasi ini harus dilandaskan atas dasar hukum, sehingga
memaksa penduduk untuk selalu melaporkan setiap kejadian yang dialami
keluarganya, baik peristiwa kelahiran, kematian, atau lainnya.
b. Dilaksanakan oleh badan pemeritah.
Pelaksanaan registrasi penduduk serta penyajian data statistiknya harus dilakukan
oleh lembaga pemerintah. Dengan demikian, hasil yang disajikan akan menghasilkan
data yang konsisten dan berkesinambungan.
c. Ada sanksi hukum.
Pelaksanaan registrasi penduduk harus memiliki sanksi hukum. Hal ini dilakukan
untuk menjamin bahwa setiap orang mau mendaftarkan diri untuk didata. Begitu juga
agar terhindar dari kelalaian dan pelanggaran pendaftaran.
Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis
pekerjaan, tingkat pendapatan, dsb.
Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, propinsi,
kabupaten, dsb.
Komposisi penduduk dalam pembahasan ini mengklasifikasikan penduduk
berdasarkan umur dan jenis kelamin tertentu. Komposisi penduduk berdasarkan jenis
kelamin adalah pengelompokan penduduk menurut jenis kelaminnya. Sedangkan
komposisi penduduk berdasarkan umur adalah pengelompokan penduduk berdasarkan
umur tunggal (single age group) dan umur lima tahunan (five years age group).
Pengelompokkan umur tergantung pada kebutuhan analisis.
Tabel 1. Komposisi Penduduk Indonesia tahun 2010
Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
04 11.662.369 11.016.333 22.678.702
59 11.974.094 11.279.386 23.253.480
10 14 11.662.417 11.008.664 22.671.081
15 19 10.614.306 10.266.428 20.880.734
20 24 9.887.713 10.003.920 19.891.633
25 29 10.631.311 10.679.132 21.310.443
30 34 9.949.357 9.881.328 19.830.685
35 39 9.337.517 9.167.614 18.505.131
40 44 8.322.712 8.202.140 16.524.852
45 49 7.032.740 7.008.242 14.040.982
50 54 5.865.997 5.695.324 11.561.321
55 59 4.400.316 4.048.254 8.448.570
60 64 2.927.191 3.131.570 6.058.761
65 69 2.225.133 2.468.898 4.694.031
70 74 1.531.459 1.924.872 3.456.331
75 79 842.344 1.135.561 1.977.905
80 84 481.462 661.708 1.143.170
85 89 182.432 255.529 437.961
90 94 63.948 106.951 170.899
95 + 36.095 68.559 104.654
Jumlah 119.630.913 118.010.413 237.641.326
Sumber: Badan Pusat Statistik dalam bps.go.id
Dalam kaitannya dengan komposisi penduduk, ada konsep, definisi dan ukuran-
ukuran yang perlu diperhatikan seperti Sex Ratio dan Dependency Ratio.
1. Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin)
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki
dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan.
Rumus:
= xk
Keterangan :
SR = rasio jenis kelamin
M = jumlah penduduk laki-laki di suatu daerah pada waktu tertentu
F = jumlah penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu tertentu
k = konstanta, nilainya 100
Contoh :
Pada tahun 2010 di Indonesia jumlah penduduk laki-laki sebesar 119.507.580 jiwa,
dan jumlah penduduk perempuan sebesar 118.048.783 jiwa. Hitung sex
ratiopenduduk pada tahun tersebut!
119.507.580
= x 100 =101,23
118.048.783
Jadi pada tahun 2010 rasio jenis kelamin penduduk Indonesia sebesar 101,
berarti tiap 100 penduduk perempuan ada 101 penduduk laki-laki.
Jika di suatu daerah Sex Ratio > 100 berarti di daerah tersebut lebih
banyak penduduk laki-laki. Sedangkan jika Sex Ratio < 100 berarti lebih
banyak penduduk perempuan.
2. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
Angka beban tanggungan atau angka ketergantungan adalah angka yang
menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di
bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia
produktif (umur 15 64 tahun).
Rumus:
DR = xk
Keterangan:
DR = Angka beban tanggungan
Penduduk tidak produktif = penduduk umur 0 14 th dan 65 th ke atas
Penduduk produktif = penduduk umur 15 64 tahun
k = konstanta, nilainya 100
Contoh:
Pada tahun 2010 di Indonesia penduduk yang berumur 0 14 tahun adalah
68.603.263 jiwa, sedangkan penduduk yang berumur 15 64 tahun adalah
157.053.112 jiwa, dan penduduk umur lebih dari 65 tahun adalah 11.984.951 jiwa.
Hitung dependency ratio pada tahun tersebut!
68.603.263+11.984.951
= x 100= 51,312
157.053.112
Maka diperoleh hasil 51,312 yang dibulatkan ke 51, yang berarti setiap 100 penduduk
umur produktif menanggung 51 penduduk umur tidak produktif.
3. Piramida Penduduk
Piramida penduduk adalah grafik berbentuk piramida yang merupakan
gambaran secara visual dari komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Sumbu horizontal menggambarkan jumlah penduduk tertentu. Pemilihan skala pada
sumbu horizontal bergantung pada jumlah penduduk dalam persentase dari jumlah
pendudukyang terdapat pada tiap golongan umur di sumbu vertikal. Sumbu vertikal
menggambarkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan.
C. PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara faktor-faktor yang
menambah dan mengurangi jumlah penduduk.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Faktor pertumbuhan
Ttotal = (L M) + (I E)
Keterangan :
Ttotal = pertumbuhan penduduk total
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi
E = jumlah emigrasi
Contoh:
Misalkan, jumlah kelahiran kasar penduduk di Pulau Jawa pada tahun 2014 adalah
50.000 jiwa dan jumlah kematian kasar sebanyak 20.000 jiwa. Diketahui pula jumlah
penduduk yang melakukan imigrasi sebanyak 15.000 jiwa dan penduduk yang
melakukan emigrasi sebanyak 7.000 jiwa. Hitunglah pertumbuhan penduduk total di
Pulau Jawa pada tahun 2014!
Ttotal = (L M) + (I E)
()
Kepadatan penduduk aritmatik =
(2 )
()
Kepadatan penduduk agraris =
(2 )
Kepadatan penduduk di Indonesia antara pulau satu dengan pulau yang lain
tidak seimbang. Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan
provinsi yang lain juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan persebaran penduduk
Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Padahal luas wilayah Pulau Jawa hanya
sebagian kecil dari luas wilayah Indonesia. Akibatnya pulau Jawa memiliki tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi.
Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam
mendukung kehidupan penduduk. Daya dukung lingkungan pada berbagai daerah di
Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan di Pulau Jawa lebih tinggi
dibandingkan pulau-pulau lain. Setiap satuan luas di wilayah Pulau Jawa dapat
mendukung kehidupan lebih banyak dibandingkan dengan Pulau Kalimantan, Papua,
Sulawesi, dan Sumatera.
E. PROYEKSI PENDUDUK
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan
datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Di
Indonesia data penduduk yang dapat dipakai dan dipercaya untuk keperluan proyeksi
adalah berasal dari sensus penduduk (SP) yang dilaksanakan pada tahun yang berakhiran
angka 0 (nol) dan survei antar sensus (SUPAS) pada tahun kelipatan 5 (lima).
1. Manfaat Proyeksi Penduduk
Salah satu sumber data kependudukan yang dianggap paling lengkap dan
akurat adalah hasil sensus penduduk. Akan tetapi sesnsus dilakukan setiap 5 tahun
sekali bahkan pada umumnya di negara sedang berkembang dilakukan 10 tahun sekali
sehingga tidak dapat memenuhi permintaan data secara mendesak untuk suatu
keperluan tertentu. Untuk tujuan perencanaan pembangunan dan penilaian program
baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah diperlukan data-data
kependudukan tidak hanya besar atau jumlahnya saja tetapi komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin serta karakteristik sosial ekonomi baik pada saat
sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Untuk tujuan tersebut diperlukan
teknik estimasi ataupun proyeksi jumlah penduduk di masa mendatang beserta
struktur umurnya.
Pada masa dahulu, pemerintah tertarik pada population projection terutama
untuk keperluan pajak atau keperluan mengetahui besarnya kekuatan negaranya. Pada
dekade akhir-akhir ini pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan
dengan tanggungjawabnya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi dari rakyatnya
melalui pembangunan yang terencana.
Mengingat semua rencana pembangunan, baik ekonomi maupun sosial,
menyangkut pertimbangan tentang jumlahserta karakteristik dari pendudukdi masa
mendatang, proyeksi mengenai jumlah serta struktur penduduk dianggap sebagai
persyaratan minimum untuk proses perencanaan pembangunan di bidang:
a. Pangan
Untuk menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi serta susunan
penduduk menurut umur.
b. Kesehatan
Menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan, jumlah tempat tidur di rumah sakit
yang diperlukan selama periode proyeksi.
c. Pendidikan
Proyeksi penduduk dipakai sebagai dasaruntuk memperkirakan jumlah murid,
jumlah guru, gedung-gedung sekolah,, pendidikan pada masa yang akan datang.
2. Cara Penghitungan Proyeksi Penduduk
Jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat diperkirakan atau
diproyeksikan. Informasi mengenai perkiraan jumlah penduduk di masa yang akan
datang sangat penting dalam perencanaan pembangunan. Misalnya, untuk
merencanakan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan, dan
perumahan. Berikut ini metode-metode yang dapat digunakan untuk memproyeksikan
penduduk :
a) Model Geometrik
Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang pada
suatu tingkat pertumbuhan (persentase) yang tetap. Misalnya, jika Pn+1 dan Pn
adalah jumlah penduduk dalam tahun yang berurutan, maka penduduk akan
bertambah atau berkurang pada tingkat pertumbuhan yang tetap (yaitu sebesar
Pn+1/Pn ) dari waktu ke waktu. Menurut Klosterman (1990), proyeksi dengan
tingkat pertumbuhan yang tetap ini umumnya dapat diterapkan pada wilayah,
dimana pada tahun-tahun awal observasi pertambahan absolut penduduknya sedikit
dan menjadi semakin banyak pada tahun-tahun akhir.
Metode geometrik dalam proyeksi penduduk dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Pn = Po (1 + r)n
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po = jumlah penduduk pada tahun ke-0 atau tahun dasar
n = jumlah tahun antara ke-0 hingga ke-n
r = tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam persen)
contoh soal:
Misalkan pada tahun 2001 jumlah penduduk Indonesia tercatat 205 juta jiwa.
Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun adalah 1,5%. Berapakah proyeksi
penduduk Indonesia untuk tahun 2016?
Jawab:
Pn = Po (1 + r)n
= 205 (1 + 1,5%)15
= 205 (1 + 0,015)15
= 205 (1,015)15
= 205 (15,225)
= 3.121
Jadi, proyeksi penduduk Indonesia untuk tahun 2016 dengan tingkat pertumbuhan
penduduk 1,5% per tahun adalah 3.121 juta jiwa.
b) Model Aritmatik
Model linear Aritmatik menurut Klosterman (1990) adalah teknik proyeksi
yang paling sederhana dari seluruh model trend. Model ini menggunakan
persamaan derajat pertama (first degree equation). Berdasarkan hal tersebut,
penduduk diproyeksikan sebagai fungsi dari waktu, dengan persamaan:
Pn = Po {1 + (r.n)}
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
contoh soal:
Wilayah Jakarta memiliki jumlah penduduk sebanyak 40.000 jiwa pada tahun 2014
dan pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun. Berapakah jumlah penduduk
wilayah jakarta setelah 6 tahun kemudian?
Jawab:
Pn = P0 {1 + (r.n)}
= 40.000 { 1 + (0,02 x 6)}
= 40.000 + 4800
= 44.800 jiwa
Jadi jumlah penduduk Jakarta pada tahun 2020 diperkirakan sebanyak 44.800 jiwa
dengan pertumbuhan sebanyak 4.800 jiwa tiap tahunnya.
c) Model Exponensial
Metode eksponensial memiliki asumsi bahwa persentase pertumbuhan
penduduk sama setiap hari. Hasil proyeksi penduduk dengan menggunakan metode
eksponensial akan berbentuk garis lengkung yang lebih terjal daripada garis
Pn = Po er.n
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
e = Bilangan eksponensial = 2,7182818.
contoh soal:
Jumlah penduduk wilayah Merauke pada tahun 2013 adalah 10.000 jiwa dan
pertumbuhan penduduk 2% per tahun. Berapakah jumlah penduduknya pada tahun
2018?
Jawab:
Pn = P0er.n
= 10000 x 2,71828180,025
= 10000 x 2,71828180,1
= 11052 jiwa
Jadi jumlah penduduk Merauke pada tahun 2018 sebanyak 11052 jiwa dengan
pertumbuhan sebesar 1052 jiwa tiap tahunnya.
d) Metode Double Time
Adalah perhitungan yang memperkirakan kapan terjadi lonjakan jumlah
penduduk dua kali lipat di suatu wilayah.
contoh soal:
Penduduk Indonesia pada akhir tahun 1991 berjumlah 180 juta jiwa dengan
pertumbuhan penduduk alami 2% per tahun. Jika diproyeksikan, maka kapan jumlah
penduduk Indonesia akan mencapai dua kali lipatnya?
Jawab:
70
= = = 35
2
Jadi jumlah penduduk Indonesia akan menjadi dua kali lipat atau 360 juta jiwa pada
tahun: 1991 + 35 = 2026.
Gambar 2. Kelahiran
Sumber : www.analisadaily.com/tag/k/kelahiran
Keterangan:
B = jumlah anak yang lahir (birth) pada tahun tertentu
P = jumlah penduduk (population) pada pertengahan tahun
k = konstanta (1.000)
Angka kelahiran kasar dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu
sebagai berikut.
a. Tinggi, jika angka kelahiran kasar suatu daerah lebih dari 30 tiap 1.000 orang.
b. Sedang, jika angka kelahiran kasar suatu daerah berkisar antara 20-30 tiap
1.000 orang.
c. Rendah, jika angka kelahiran kasar suatu daerah kurang dari 20 tiap 1.000
orang.
contoh soal:
Pada suatu daerah terdapat penduduk sejumlah 25 juta orang dan jumlah bayi
yang lahir dalam setahun sebanyak 500.000 orang. Berapakah nilai CBR untuk
daerah tersebut?
B
CBR = xk
P
500.000
= x 1.000
25.000.000
= 20 bayi/1.000 wanita
Jadi, nilai CBR daerah tersebut adalah 20 bayi/1.000 wanita.
b. Angka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Birth Rate -ASBR)
Cara pengukuran kelahiran menggunakan metode CBR seringkali dianggap
kurang memuaskan karena tidak memperhatikan pembagian menurut jenis
kelamin dan golongan umur. Oleh karena itu, digunakanlah cara pengukuran
kelahiran dengan mempertimbangkan umur yaitu cara age specific birth rate
(ASBR). ASBR adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran setiap 1.000
wanita golongan umur tertentu setiap tahun. Nilai ASBR dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
Bx
= xk
Px
Keterangan :
Bx = jumlah anak yang lahir dari wanita kelompok umur x
Px = jumlah wanita pada kelompok umur x
k = konstanta (1.000)
Penduduk bisa digolongkan dalam kelompok umur tertentu, misalnya kelompok
umur lima tahunan, yaitu 20 24 tahun, 25 29 tahun, 30 34 tahun, dan
seterusnya.
contoh soal:
Pada suatu wilayah terdapat 100.000 wanita yang berumur antara 25 29 tahun,
dan jumlah kelahiran dari wanita dalam kelompok umur tersebut sebanyak 20.000
orang. Berapakah nilai ASBR wilayah tersebut?
Bx
= xk
Px
20.000
= x 1.000
100.000
= 200 bayi/1.000 wanita
Jadi, ASBR daerah tersebut adalah 200 bayi dari setiap 1.000 wanita pada
kelompok umur 25 29 tahun.
2. Mortalitas (Kematian)
Gambar 3. Mortalitas
Sumber: www.google.com
Contoh soal:
Jumlah penduduk suatu negara pada pertengahan tahun adalah 25 juta jiwa. Pada
tahun tersebut terdapat 50.000 orang yang meninggal dunia. Berapakah tingkat
kematian pada negara tersebut?
D
CDR = xk
P
50.000
= x 1.000
25.000.000
= 2 orang
Jadi, besar CDR untuk negara tersebut adalah 2 orang dari setiap 1.000 penduduk.
b. Angka Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate atau ASDR)
Angka kematian menurut umur (age specific death rate atau ASDR) adalah
angka yang menyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu dari setiap
1.000 penduduk dalam kelompok umur yang sama. Bila dibandingkan dengan CDR,
hasil perhitungan ASDR lebih teliti karena didasarkan pada kelompok umur. Rumus
untuk menghitung angka kematian menurut umur adalah sebagai berikut.
Dx
= xk
Px
Keterangan
Dx = jumlah kematian dalam kelompok umur x
Px = jumlah penduduk pada kelompok umur x
k = konstanta (1.000)
Contoh soal:
Pada suatu daerah terdapat penduduk berusia antara 50 55 tahun sebanyak
1.000.000 orang. Pada golongan umur tersebut terjadi 10.000 kematian dalam
setahun. Berapakah besar ASDR untuk daerah tersebut?
Dx
= xk
Px
10.000
= x 1.000 = 10 orang
1.000.000
Jadi, besar ASDR daerah tersebut adalah 10 orang dari tiap 1.000 penduduk golongan
usia 50 55 tahun.
3. Migrasi
Migrasi adalah pergerakan atau perpindahan penduduk dari suatu tempat ke
tempat lain, dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertambahan
penduduk di suatu daerah atau suatu negara. Migrasi merupakan salah satu dari tiga
G. MOBILITAS PENDUDUK
merupakan gerak penduduk yang melewati batas wilayah dan dalam periode
waktu tertentu. Batas wilayah tersebut umumnya digunakan batas administrasi seperti
batas negara, propinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa, dan dusun. Mobilitas
berkaitan dengan move yang berarti bergerak. Mobilitas penduduk merupakan
perpindahan yang tidak disertai dengan unsur niatan untuk menetap di daerah tujuan.
Mobilitas dapat dibedakan antara mobiltas horizontal dan mobilitas vertikal.
Mobilitas vertikal sening disebut perubahan status pekerjaan. Misalnya seseorang yang
sebelumnya bekerja di sektor pertanian sekarang bekerja di bidang non peranian.
Mobilitas horizontal sering disebut dengan istilah mobilitas geografis, adalah gerak
(movement) yang melewati batas wilayah menuju wilayah yang lain pada periode waktu
tertentu.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam melaksanakan sensus penduduk Indonesia
menggunakan batas propinsi menjadi batas wilayah, sedangkan batas waktu digunakan
enam bulan atau lebih. Jadi menurut definisi yang dibuat BPS, sesorang disebut migran
apabila orang bergerak melintasi batas propinsi menuju ke propinsi lain, dan lamanya
tinggal di popinsi tujuan adalah enam bulan atau lebih. Atau seseorang disebut migran
walaupun waktu di propinsi tujuan kurang dan enam bulan, tetapi orang tersebut berniat
untuk tinggal menetap. Jika waktunya kurang dari 6 bulan dan tidak mempunyai niatan
untuk menetap maka dinamakan mobilitas.
3. Macam-Macam Mobilitas
a. Mobilitas Permanen (Tetap/Migrasi)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain dengan
maksud untuk menetap di daerah tujuan. Secara garis besar migrasi dapat dibagi
menjadi dua,yaitu :
1) Migrasi Internasional
Migrasi internasional yang dapat di bedakan atas migrasi masuk (imigrasi),
migrasi keluar (emigrasi) dan remigrasi.
a) Imigrasi
Imigrasi adalah masuknya penduduk suatu negara ke negara kita baik
untuk maksud berkunjung, bekerja ataupun kepentingan lain dalam waktu
tertentu (lebih dari 6 bulan) atau untuk selamanya.Contoh: Orang Inggris
menikah dengan orang Indonesia kemudian menetap di Indonesia.
Gambar 7. TKI
Sumber: http://www.boombastis.com/wp-content/01/TKI-rela-
berjauhan.jpg
diunduh tanggal 18 April 2017
c) Remigrasi
Remigrasi merupakan kembalinya penduduk dari suatu negara ke negara
asalnya.Contoh: Orang Indonesia yang kembali ke Indonesia setelah lama
bekerja di Malaysia.
2) Migrasi Internal/Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat
penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya dan masih berada
dalam satu wilayah negara. Contoh:pindahnya penduduk dari Jawa
kedaerah daerah di Sumatra, Kalimantan, Papua, dsb.
Tujuan Transmigrasi
a) Mengusahakan kekayaan alam di luar pulau jawa.
b) Supaya terjadi asimilasi antar suku sehingga perasaan kesukuan
hilang. Ini merupakan salah satu realisasi dari Sumpah Pemuda.
c) Untuk pertahanan keamanan dan ketahanan nasional.
d) Penyebaran penduduk supaya merata,sehingga program
pembangunan dapat merata ke seluruh pelosok tanah air.
Jenis-Jenis Transmigrasi
a) Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang dilakukan dan
dilaksanakansebagai program pemerintah. Konsekuensinya semua pembiayaan
ditanggung oleh pemerintah, seperti ongkos perjalanan, jaminan hidup selama
areal pertaniannya belum menghasilkan, tempat permukiman, dan
perlengkapan lainnya di tempat transmigrasi.
b) Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah
karena suatu keadaan atau tujuan tertentu, seperti ada bencana, dan
transmigrasi yang dilakukan oleh para veteran TNI/Polri demi menjaga
stabilitas keamanan di kawasan tertentu.
c) Transmigrasi spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan atas
prakarsa atau keinginan penduduk sendiri. Sehingga konsekuensi biayanya
ditanggung sendiri oleh penduduk yang melakukan transmigrasi. Pemerintah
hanya menyediakan lahan 2 Ha di lokasi beserta kelengkapan pertanian
termasuk bibit.
d) Transmigrasi swakarya, yaitu transmigrasi yang terjadi atas inisiatif penduduk,
tetapi pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah dan pelaku transmigrasi
sendiri. Sehingga ada kerja sama antara pihak peminat transmigrasi dan
penyelenggara transmigrasi, dalam hal ini pemerintah.
e) Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dari suatu daerah ke
daerah lain yang masih dalam kawasan tujuan transmigrasi dan masih dalam
satu provinsi.
f) Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh
penduduk desa termasuk seluruh aparatur desanya ke pulau lain, dikarenakan
desa tersebut terkena proyek pemerintah, seperti pembuatan jalan, jembatan,
atau bendungan.
g) Transmigrasi sektoral, adalah transmigrasi yang dilakukan oleh penduduk
suatu daerah menuju pulau lain, dimana pembiayaan ditanggung oleh
pemerintah daerah asal para transmigran dan pemerintah daerah yang menjadi
tujuan transmigrasi.
diduga frekuensinya akan terus meningkat dan semakin lama semakin cepat, hal ini
dipengaruhi oleh tersedianya prasarana transport dan komunikasi yang mewadai dan
modern.
Jenis-Jenis Mobilitas Sirkuler
Berdasarkan intensitas waktunya, sirkulasi dapat dibedakan menjadi sirkulasi harian,
mingguan, atau bulanan.
1) Sirkulasi Harian
Sirkulasi harian adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain
yang dilakukan pada pagi hari dan kembali pada sore atau malam harinya
(ulang-alik tanpa menginap). Pelaku sirkulasi ulang-alik ini disebut dengan
penglaju atau komuter.
2) Sirkulasi Mingguan
Sirkulasi mingguan adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain pada awal pekan dan akan kembali pada akhir pekan (ulang-alik dengan
menginap).
3) Sirkulasi Bulanan
Sirkulasi bulanan adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain
yang dilakukan sebulan sekali. Sirkulasi bulanan terjadi jika jarak tempuh
antardaerah relatif jauh, sehingga dianggap tidak efektif (baik dari segi waktu
atau biaya) untuk melakukan sirkulasi harian atau mingguan.
4) Sirkulasi Musiman
Mereka pindah ke kota pada saat musim tanam tiba karena tidak punya aktivitas
di sawah. Sedangkan ketika musim panen tiba, mereka balik lagi ke kampung
halamannya masing-masing untuk melakukan panen.
c. Urbanisasi
Pengertian urbanisasi umumnya yang kita kenal adalah perpindahan dari desa
ke kota. Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah, suatu proses kenaikan
proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Urbanisasi dapat
diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah. Proses pengkotaan ini dapat
diartikan dalam dua pengertian. Pengertian pertama, adalah merupakan suatu
perubahan secara esensial unsur fisik dan sosial-ekonomi-budaya wilayah karena
percepatan kemajuan ekonomi. Contohnya adalah daerah Cibinong dan Bontang yang
berubah dari desa ke kota karena adanya kegiatan industri. Pengertian kedua adalah
banyaknya penduduk yang pindah dari desa ke kota, karena adanya penarik di kota,
misal kesempatan kerja.
Urbanisasi merupakan suatu proses pembentukan kota, suatu proses yang
digerakkan oleh perubahan struktural dalam masyarakat sehingga daerah-daerah yang
dulu merupakan daerah pedesaan dengan struktur mata pencaharian yang agraris
maupun sifat kehidupan masyarakatnya lambat laun atau melalui proses yang
mendadak memperoleh sifat kehidupan kota. Pengertian kedua dari urbanisasi adalah,
bahwa urbanisasi menyangkut adanya gejala perluasan pengaruh kota ke pedesaan.
Dari beberapa pengertian mengenai urbanisasi yang diuraikan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengertian urbanisasi adalah merupakan suatu proses
perubahan dari desa ke kota yang meliputi wilayah/ daerah beserta masyarakat di
dalamnya dan dipengaruhi oleh aspek-aspek fisik/ morfologi, sosial, ekonomi,
budaya, dan psikologi masyarakatnya.
d. Ruralisasi
Ruralisasi adalah kebalikan dari urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota
ke desa. Ruralisasi pada umumnya banyak dilakukan oleh mereka yang dahulu pernah
melakukan urbanisasi, namun banyak juga pelaku ruralisasi yang merupakan orang kota
asli. Faktor yang memengaruhi terjadinya ruralisasi dibedakan menjadi faktor pendorong
dan faktor penarik berikut.
Faktor Pendorong
1) Kejenuhan tinggal di kota.
2) Harga lahan di kota semakin mahal sehingga tidak terjangkau.
3) Keinginan untuk memajukan desa atau daerah asalnya.
4) Merasa tidak mampu lagi mengikuti dinamika kehidupan di kota.
Faktor Penarik
1) Harga lahan di pedesaan relatif lebih murah.
2) Pola kehidupan masyarakatnya lebih sederhana.
3) Suasana lebih tenang, sehingga cocok untuk penduduk usia tua dalam menjalani
masa pensiun.
4) Adanya perasaan keterkaitan dengan daerah asal atau kenangan masa kecil.
Pendapatan per kapita =
2) Indeks Pengeluaran:
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
Pengeluaran per kapita yang disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per
kapita dan paritas daya beli (Purcashing Power Parity- PPP). Rata-rata
pengeluaran per kapita setahun diperoleh dari Susenas, dihitung dari level
provinsi hingga level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat
konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100. Perhitungan paritas daya beli pada
metode baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan
makanan dan sisanya merupakan komoditas nonmakanan. Metode penghitungan
paritas daya beli menggunakan Metode Rao.
c. Metodologi IPM dan Perbedaan antara yang Lama dan Baru
Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam
penghitungan IPM. Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur
1) Dimensi Kesehatan:
Ikesehatan = AHH AHH min
AHHmaks AHH min
2) Dimensi Pendidikan :
IHLS = RLS RLSmin
RLSmaks RLSmin
Ipendidikan = IHLS + IRLS
2
3) Dimensi Pengeluaran :
Ipengeluaran = In (pengeluaran) In (pengeluaranmin)
In(pengeluaranmaks) In(pengeluaranmin)
IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan, dan
pengeluaran.
Untuk melihat capaian IPM antar wilayah dapat dilihat melalui pengelompokkan IPM
ke dalam beberapa kategori, yaitu:
IPM < 60 : IPM rendah
60 IPM < 70 : IPM sedang
70 IPM < 80 : IPM tinggi
IPM 80 : IPM sangat tinggi
e. Manfaat IPM
1) IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya
membangun kualitas hidup manusia (masayarakat/penduduk).
2) IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara.
3) Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran
kinerja pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan
Dana Alokasi Umum (DAU).
I. BONUS DEMOGRAFI
Fenomena perubahan struktur kependudukan telah terjadi di Indonesai saat ini,
yaitu dengan adanya penduduk usia produktif dalam jumlah tinggi yang berpotensi
menjadi engine of growth bagi perekonomian nasional. Fenomena itu yang disebut dengan
Bonus Demografi, yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada periode 2010-2025,
artinya saat ini (2017) Bonus Demografi sedang terjadi di Indonesia.
Bonus Demografi berasal dari dua kata yaitu Bonus dan Demografi.Kata
Bonus dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, karya dari Eko Hadi Wiyono (2007)
berarti upah di luar gaji resmi (sebagai tambahan).Dalam bahasa umum berarti keuntungan
tambahan.Sedangkan, kata Demografi berarti ilmu yang berkenaan dengan susunan,
jumlah dan perkembangan penduduk.Jadi, Bonus Demografi dapat diartikan secara
sederhana sebagai tambahan yang menguntungkan dalam hal kependudukan.
Merujuk pada kamus United Nations Multilingual Demografphic (dalam
Kominfo, 2012) mengartikan kata Demografi sebagai studi ilmiah tentang
kependudukan, terutama terkait dengan jumlah penduduk, struktur serta perkembangan
penduduk dalam sebuah negara. Jadi, jika mengacu dalam dunia kependudukan, Bonus
demografi merupakan suatu fenomena di mana struktur penduduk sangat menguntungkan
dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) sangat besar,
sedang proporsi usia muda (di bawah 15 tahun) sudah semakin kecil dan proporsi usia
lanjut (65 tahun ke atas) belum banyak. Banyak kalangan yang menyatakan bahwa Bonus
Demografi adalah saat keemasan bangsa Indonesia untuk menjadi negara besar yang maju
dalam pembangunan.
Tabel 3. Data Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia
lagi menjadi 49,6 (50) pada tahun 2012. Pada saat angka ketergantungan sudah mencapai
angka 46,9%, artinya sudah masuk dalam rentang gold perioddalam bonus demografi.
Yang menarik adalah bahwa sekitar 68% dari masyarakat kita berada di rentang usia
muda (15-35 tahun) yaitu periode usia yang sangat produktif. Kaum muda harapan
bangsa inilah yang akan menjadi engine of growth yang akan mendorong pertumbuhan
ekonomi Indonesia semakin kencang.
Selain perubahan dalam struktur kependudukan dan angka ketergantungan, pola
pertumbuhan penduduk yang akan terjadi mendatang diperkirakan akan berbeda dengan
yang terjadi dalam 10 tahun terkahir. Diprediksi akan terjadi transisi demografi dimana
akan terjadi susunan pendudukan semakin sempurna dengan pergeseran struktur
penduduk dari tingkat fertiltas tinggi dan mortalitas tinggi ke pola-pola penduduk dengan
fertiltas rendah dan mortalitas rendah. Hal ini disebabkan oleh semakin membaiknya
layanan kesehatan, pendidikan dan indeks daya beli, sehinga menyebabkan berubahnya
sikap, perilaku dan cara hidup masyarakat Indonesia yang semakin efisien, produktif dan
modern.
Berkaca dari fakta yang ada sekarang, indeks pembangunan manusia atau
human development index (HDI) Indonesia masih rendah.Pada tahun 2015 dari 188
negara di dunia, Indonesiaberada di urutan 113 (Laporan Pembangunan Manusia/ Human
Development Report/ Ringkasan Indonesia: 2016).
1. Dampak Bonus Demografi Terhadap Pembangunan
Bonus demografi dipahami sebagai suatu kondisi di mana komposisi atau
struktur penduduk sangat menguntungkan dari segi pembangunan. Namun, bonus
demografi ini tidak secara otomatis memberikan dampak positif bagi tujuan
pembangunan nasional. Ibarat pedang bermata dua, bonus demografi bisa
memberikan dampak positif tetapi juga dapat berdampak negatif pada upaya
pembangunan bangsa.
a. Dampak Positif Bonus Demografi
Dampak positif bonus demografi bagi Indonesiaadalah peluang
menguntungkan yang dapat diperoleh bangsa Indonesia, apabila bangsa Indonesia
dapat mengelola bonus demografi dengan baik.Dengan keadaan generasi muda
yang siap mengadapi demografi ini tentunya berdampak positif bagi negara
Indonesia,terutama pada laju pertumbuhan ekonomi.Dengan laju pertumbuhan
ekonomi yang baik tentu berdampak pada perkembangan negara
Indonesia.Dengan perekonomian yang sehat kemiskinan dapat teratasi, kesehatan
pun dapat ditingkatkan dan pendidikan juga dapat menjadi lebih baik lagi.Pada
keadaan ini Indonesia dapat menjadi negara maju dan makmur. Dengan keadaan
perekonomian, kesehatan, pendidikan yang baik tentuakan menghasilkan generasi
baru yang lebih baik dan lebih berkualitas.Dengan catatan pada saat itu Indonesia
memiliki SDM yang berkualitas tinggi sehingga dapat mengelola kehidupan
negara Indonesia yang terarah dan lebih baik. Adapun beberapa dampak positif
yang dapat diperoleh bagi bangsa Indonesia apabila dapat mengelola bonus
demografi dengan baik, diantaranya:
1) JumlahTenaga Kerja Melimpah
Jumlah penduduk usia kerja yang banyak akan menguntungkan dari sisi
pembangunan karenatenaga kerja yang tersedia melimpah sehingga dapat
memacu produktivitas pertumbuhan ekonomi bangsa. Impasnya adalah
meningkatkannya kesejahteraan masyarakat.
2) TerbentuknyaGenerasi Emas yang Aktif Berkarya
Bonus demografi yang dikelola dengan baik dapat menghasilkan generasi
emas yang aktif berkarya, siap memikul tanggung jawab bangsa, mengabdi
dan berkorban pada bangsa, serta bersedia membangun dan mengelola
bangsa. Jika hal tersebut tercapai maka produktivitas bangsadapat
meningkat.
3) Tingkat Produktivitas Tinggi yang Memicu Peningkatan Perekonomian
Indonesia
Jika tingkat produktivitas tinggi maka perekonomian Indonesiaakan
meningkat. Meningkatnya laju perekonomian Indonesiaakan berpengaruh
besar terhadap kehidupan bebangsa dan bernegara untuk menjadi lebih
modern,tertata,serta menjadi lebih baik lagi.
4) Peningkatan Kualitas dan Pemerataan Pendidikan
Jika perekonomian bangsa dapat berjalan dengan baik maka kualitas dan
pemerataan pendidikan akan semakin meningkat.
5) Kesehatan Meningkat
Jika perekonomiansemakinmaju, maka kondisi kesehatan masyarakat
Indonesiapun akan terjamin karena segala fasilias kesehatan dapat terpenuhi
dengan baik.
6) Rakyat Sejahtera
Jika kondisi perekonomian semakin baik maka Indonesiaakan menghasilkan
generasi baru yang lebih baik dan lebih berkualitas (SDM yang lebih baik
dan berkualitas) sehingga negarapun menjadi semakin maju dan makmur
disertai dengan kesejahteraan masyarakat yang meningkat.
7) Siap Bersaing dalam Dunia Internasional
Roda perekonomian yang terus berjalan dan tumbuh dengan pesat serta
sumber daya manusia yang mendukung dapat membantu bangsa Indonesia
untuk siap bersaing dalam dunia internasional.
b. Dampak Negatif Bonus Demografi
Dampak negatif yang dimaksud adalah dampak merugikan yang
ditimbulkandan mengancam pembangunan negara jika bonus demografi tidak
bisa dikelola dengan baik.Jika bangsa Indonesia tidak siap dan gagal dalam
mengadapi bonus demografi mendatang,maka bangsa Indonesiaakan semakin
terpuruk dengan adanya ekonomi yang melemah dan banyaknya kasus sosial dan
kasus ekonomi yang menjadi masalah internal yang mengancam keseimbangan
bangsa.Ketika negara tidak mempersiapkan diri dengan baik dalam menyongsong
periode bonus demografi tersebut, konsekuensi yang terjadi adalah dampak
negatif yang harus dipikul oleh semua pihak. Tanpa dibekali dengan kualitas
sumber daya manusia yang memadai, maka proporsi penduduk usia produktif
yang sedemikian besar pada saat itu hanya akan menciptakan dampak buruk pada
pembangunan nasional.
Kondisi demikian akan memberikan efek berantai ke berbagai bidang
kehidupan manusia. Berkurangnya tingkat pendapatan akibat ketimpangan antara
standar kualifikasi yang dibutuhkan dan kualitas sumber daya manusia yang
tidak memadai dapat memicu lonjakan tingkat kemiskinan, yang memberikan
dampak buruk pada kehidupan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan
masyarakat.Oleh karena itu generasi muda harus siap dalam menghadapi bonus
demografi. Berikut dampak negatif/ancaman yang dapat ditimbulkan jika bonus
demografi tidak dapat dikelola dengan baik:
1) Semakin Sempitnya Lapangan Pekerjaan
Masalah yang paling nyata pada saat terjadi bonus demografi adalah
ketersedian lapangan pekerjaan.Pertanyaan dari permasalahan bonus
demografi adalah apakah negara kita mampu menyediakan lapangan
J. PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN
Permasalahan penduduk Indonesia diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk besar
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk tertinggi di
dunia. Indonesia sendiri menduduki peringkat ke 4 dunia dengan jumlah penduduk
sekitar 259 juta (2016 world population data sheet , page 20) setelah Cina, India dan
Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar
dalam pembangunan. Jumlah penduduk yang besar ini juga menjadi kendala dalam
dalam melaksanakan pembangunan.
d. Kemiskinan
Jumlah pengangguran yang besar sangat memperngaruhi tingkat kemiskinan.
Kemiskinan merupakan keadaan atau ketidakmampuan penduduk untuk
memenuhi kebutuhan sehari hari. Tingkat kemiskinan suatu negara dapat
dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu
negara.
e. Meningkatnya kriminalitas
Kriminalitas merupakan dampak dari banyaknya pengangguran dan
kemiskinan yang ada. Jadi kriminalitas ini merupakan dampak turunan dari
besarnya jumlah penduduk. Banyaknya pengangguran menyababkan
meningkatnya tindakan kriminalitas. Segala cara dilakukan untuk
mendapatkan sesuatu tanpa mempertimbangkan jalan yang ditempuh.
tertentu. Sangat disayangkan , bidang yang seharusnya bersih dari korupsi karena
menyangkut kesehatan banyak jiwa menjadi lumbung bagi para pencuri uang
negara untuk menambah hartanya.
Persebaran penduduk yang tidak merata ini sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
sarana dan prasana transportasi. Daerah yang memiliki sarana dan prasara
tranportasi yang lengkap biasanya menjadi pusat persebaran.
f. Pusat fasilitas ekonomi serta pusat pemerintah
Daerah yang menjadi pusat pemerintahan biasanya menjadi pusat persebaran
penduduk. Sedangkan daerah daerah yang kurang memiliki fasilitas yang lengkap
biasanya tidak dijadikan sebagai pusat persebaran.
5. Analisis demografi mobilitas penduduk di suatu wilayah dapat menjadi asumsi dasar
perusahaan jasa transportasi menyediakan trayek baru.
6. Analisis demografi jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin di suatu
wilayah apat menjadi acuan bagi perusahaan konveksi untuk memproduksi jenis
pakaian sesuai umur dan jenis kelamin yang dominan di wilayah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA