TETRAPARESE
TETRAPARESE
1 Dasar 34 39.1
2 Menengah 36 41.4
3 Tinggi 17 19.5
Total 87 100.0
Pendidikan responden dibagi menjadi tiga kategori yaitu dasar (SD, SMP,
MTs, MI), menengah (SMK, SMA, MA.) dan tinggi (Perguruan tinggi /
Akademi). Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah responden
terbanyak yaitu responden dengan pendidikan menengah sebanyak 36 orang
(41,4%).
3). Gambaran Pendapatan Keluarga
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan
No Pendapatan n Persen (%)
1 Rendah 32 36.8
2 Tinggi 55 63.2
Total 87 100.0
Pendapatan keluarga dibagi menjadi dua kategori yaitu rendah
(<Rp.1.843.664) dan tinggi (>Rp.1.843.664). Berdasarkan tabel 5.2
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendapatan tinggi
sebanyak 55 orang (63,2%).
1 Bekerja 23 26.4
2 Tidak Bekerja 64 73.6
Total 87 100.0
Status pekerjaan ibu dibagi menjadi dua kategori yaitu bekerja dan tidak
bekerja. Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah responden
terbanyak yaitu ibu yang tidak bekerja sebanyak 64 orang (73.6%).
1 BBLR 26 29.9
2 Tidak BBLR 61 70.1
Total 87 100.0
Berat badan bayi lahir dibagi menjadi dua kategori yaitu BBLR (<2500gr)
dan tidak BBLR (>2500gr). Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa jumlah
responden terbanyak yaitu tidak bblr sebanyak 61 orang (70,1%).
5.1.3 Hasil Analisis Bivariat
Penelitian ini menguji hubungan sosial ekonomi yang berhubungan dengan
kejadian BBLR di Ruang C RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Analisis
statistik dilakukan dengan uji chi square, dengan bantuan program SPSS diperoleh
hasil sebagai berikut :
1. Hubungan pendidikan dengan bayi berat lahir rendah (BBLR)
Tabel 5.5 Hubungan pendidikan dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Pendidikan
Bayi Berat
Lahir Rendah Dasar Menengah Tinggi Total value
(BBLR) n (%) n (%) n (%) n (%)
5.2 Pembahasan
1. Pendidikan Ibu
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dengan pendidikan menengah yaitu sebanyak 36 orang (41,4%).
Terdapat teori yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan turut pula
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan
yang mereka peroleh pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin baik pula pengetahuannya20. Selain itu, Pendidikan secara tidak
langsung akan mempengaruhi hasil suatu kehamilan khususnya terhadap
kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dikaitkan dengan
pengetahuan ibu dalam memelihara kondisi kehamilan serta upaya
mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan7.
2. Pendapatan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dengan pendapatan tinggi sebanyak 55 orang (63,2%). Terdapat
teori yang mengatakan bahwa keluarga dengan status sosial ekonomi kurang
biasanya terdapat keterbatasan dalam pemberian makanan yang bergizi dan
dalam penyediaan makanan, sehingga sering ibu hamil yang kurang mampu
umumnya mengalami anemia. Anemia yang terjadi pada ibu hamil dapat
mengakibatkan abortus, kelahiran prematur, dan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) 17.
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai hubungan
sosial ekonomi dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang C RSUD
dr. Doris Sylvanus PalangkaRraya Pada Tahun 2014, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Gambaran tingkat sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan dan pekerjaan) di Ruang C
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya pada bulan Agustus-Oktober tahun 2014
yaitu tingkat pendidikan tinggi sebanyak 17 orang (19.5%), tingkat pendidikan
menengah sebanyak 36 orang (41.4%) dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 34
orang (39.1%). Tingkat pendapatan rendah sebanyak 32 orang (36.8%) dan tingkat
pendapatan tinggi sebanyak 55 orang (63.2%). Status pekerjaan yaitu bekerja
sebanyak 23 orang (26.4%) dan tidak bekerja sebanyak 64 orang (73.6%).
2. Tidak ada hubungan tingkat sosial ekonomi (pendidikan ( = 0.184) dan pendapatan
( = 0,832)) dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang C RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Pada Tahun 2014. Ada hubungan tinkat sosial
ekonomi (pekerjaan ( = 0.028)) dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
di Ruang C RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Pada Tahun 2014.
6.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada petugas kesehatan khususnya yang bekerja di RSUD dr. Doris sylvanus
palangka raya agar lebih meningkatkan promosi dan penyuluhan kesehatan bagi ibu
hamil sehingga masyarakat mengetahui tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
untuk mencegah terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Selain itu, juga
diharapkan untuk lebih giat lagi melakukan penyuluhan kepada ibu hamil agar secara
rutin memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi secara dini keadaan kesehatan
ibu dan janin dalam kandungan.
2. Diharapkan ibu berupaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dengan
cara aktif mengikuti berbagai kegiatan penyuluhan yang ada dilingkungannya
khususnya penyuluhan tentang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
3. Penelitian selanjutnya, disarankan bagi peneliti agar dapat memilih area penelitian
yang dikembangkan lebih luas dengan jumlah populasi yang lebih banyak dan dan
jumlah variabel yang diteliti juga dapat ditambah, sehingga dapat menghasilkan hasil
yang lebih akurat. Analisis data yang digunakan untuk penelitian berikutnya tidak
hanya pada analisis univariat dan bivariat saja, tetapi dapat dilakukan analisis secara
multivariat.