REPHY 4-Lampiran
REPHY 4-Lampiran
pamoat, dan 16 ekor cacing masing masing 4 ekor cacing per kelompok yang
direndam dalam infusa daun kelor. semua kelompok memiliki 3 kali replikasi.
Dari hasil pengamatan selama 6 jam didapatkan hasil yang dapat dilihat
dalam grafik pada gambar 4.1. Grafik tersebut menyajikan rerata mortalitas
32
Gambar 4.1 mortalitas cacing dalam 6 jam (%)
80
60 50
41.667
40
16.667
20
konsentrasi 100%, 80%, 40% dan kelompok kontrol negatif, sedangkan untuk
kelompok konsentrasi 60% dan kontrol positif tidak dapat dilakukan uji
normalitas Karena memiliki angka konstan. Hasil uji normalitas dapat dilihat
pada tabel 4.3 untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3a.
Shapiro-Wilk
konsentrasi
Statistic df Sig.
p_100% .750 3 .000
p_80% .750 3 .000
p_40% .750 3 .000
k_negatif .750 3 .000
33
Tabel 4.4. Data Hasil Uji Kruskall-Wallis
Chi-Square 15.456
Df 5
Asymp. Sig. .009
Data hasil uji Kruskall-Wallis didapat hasil nilai p < 0.05 (p = 0.009)
mortalitas cacing antara dua kelompok atau lebih. Selanjutnya dilakukan uji
Kelompok p Keterangan
K(+) dengan K100% .317 Tidak Signifikan
K(+) dengan K80% .317 Tidak Signifikan
K(+) dengan K60% .025 Signifikan
K(+) dengan K40% .034 Signifikan
K(+) dengan K(-) .034 Signifikan
K100% dengan K80% 1.000 Tidak Signifikan
K100% dengan K60% .034 Signifikan
K100% dengan K40% .043 Signifikan
K100% dengan K(-) .043 Signifikan
K80% dengan K60% .034 Signifikan
K80% dengan K40% .043 Signifikan
K80% dengan K(-) .043 Signifikan
K60% dengan K40% .317 Tidak Signifikan
K60% dengan K(-) .034 Signifikan
K40% dengan K(-) .099 Tidak Signifikan
34
kontrol negatif, kelompok perlakuan 80% dengan kelompok perlakuan 40%,
probit untuk mengetahui nilai LC50 infusa daun kelor. Hasil analisis dapat di
4.2. Pembahasan
35
Hasil uji Mann-Whitney pada penelitian ini menunjukkan bahwa rerata
(larutan pirantel pamoat 0.2%), tetapi kelompok perlakuan (infusa daun kelor
Ascaridia galli yang direndam dalam kelompok perlakuan (infusa daun kelor
daun kelor dengan konsentrasi 80%), kelompok perlakuan (infusa daun kelor
mempunyai perbedaan yang signifikan pula dilihat dari hasil uji statistik nilai
oleh larutan daun kelor antara konsentrasi tinggi dengan konsentrasi rendah
ini sesuai dengan teori bahwa daun kelor positif mengandung semua senyawa
36
senyawa metabolit tersebut menyebabkan daun kelor dikenal sebagai
terdapat pada daun kelor meliputi fenol dan senyawa fenolik, alkaloid, dan
minyak atsiri memiliki sifat antibakteri (Rohyani I.S. et.al, 2015). Sementara
itu kelompok kontrol positif (larutan pirantel pamoat 0.2%) juga mempunyai
infeksi yang disebabkan oleh satu jenis cacing atau lebih di usus, beberapa
spasmus dan pengerutan otot cacing, sehingga cacing mudah dikeluarkan oleh
gerakan usus. Obat ini bekerja dengan cara menimbulkan depolarisasi pada
45,6%. Hal ini menunjukkan bahwa infusa daun kelor mampu membunuh
50% cacing Ascaridia galli pada konsentrasi 45,6%. Efek antihelmintik dari
Infusa daun kelor disebabkan karena adanya senyawa aktif yang terkandung
37
tanin mempunyai sifat vermifuga dengan cara merusak protein tubuh cacing
1987).
BAB V
5.1. Kesimpulan
Ascaridia galli secara in vitro dengan LC50 pada konsentrasi 45,6%. Hasilnya
5.2. Saran
38
ekstraksi. Ekstraksi yaitu proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair, sedangkan
DAFTAR PUSTAKA
Arselyani, E.M. 2002. Daya Antihelmintik Infusa Daun Sirsak (Annona muricata
L.) terhadao Ascaridia galli secara In Vitro.Skripsi.Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Asih Astri, 2014, Anthelmintik Infusa Daun Andong (Cordline Fruticosa) Terhadap
Ascaridia Galli Secara In Vitro, SKRIPSI, Fakultas Teknobiologi Universitas
Atma Jaya, Yogyakarta.
Bennett RN, Mellon FA, Foidl N, et.al., 2003. Profiling glucosinolates and
phenolics in vegetative and reproductive tissues of the multi purpose trees
Moringa oleifera L (Horseradish tree) and Noringa stenopetala L. J Agric
Food Chem 51(12): 3546-3553.
39
Bono,A.,PraveenK.R., 2007, Antioxidant Activity,Total Phenolicand Flavonoid
Conten Of Morinda Citrifolia Furits Extrac from Various Extraction
Processes, Journal of Engineering Science and Technology School of
Engineering, Taylors University College Vol.2,No.1. Hal :7080.
Cook GC, Zumla AI., 2008,Mansons Tropical Diseases, 22nd Edition, Saunders
Ltd.
Doerge F., 1982, Buku Teks Wilson Dan Gisvold Kimia Farmasi Dan Medicinal
Organic, Institute Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Press, Semarang.
Endrawati S., dan Saputri W.A., 2015,Uji Daya Antelmintik Ekstrak Perasan dan
Infusa Daun Srikaya (Annona squamosa L.) Terhadap Cacing Gelang Ayam
(Ascaridia galli) Secara In Vitro, Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Cenderawasih, Papua.
Gunawan, F. 2007. Uji Efektivitas Daya Antihelmintik Perasan Buah Segar dan
Infus Daun Mengkudu (Morinda citrifolia )terhadapAscaridia galli secara
In Vitro. Semarang : FK Undip.
Haris M., 2011, Penentuan Kadar Flavanoid Total Dan Aktivitas Antioksidan Dari
Daun Dewa (Gynura pseudochina) Dengan Spektrofotometer UVVisibel,
SKRIPSI, Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang
Kendyartanto Rony, 2008, Uji Daya Anthelmintik Infus Daun dan Infus Biji Pare
(Momordica Charantia) Terhadap Cacing Gelang Ayam (Ascaridia Galli)
Secara In Vitro, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, KTI,
Semarang.
Kim MK, Pyo K.H., Hwang Y.S., et al., 2012, Effect of Temperature on
Embryonation of Ascaris suum Eggs in an Environmental Chamber. Korean
J Parasitol.
Kumar V., Zulfikar A.B., Dinesh K., et al., 2012, Evaluation Of Anti
40
Inflammatory Potential of Petal Extracts Of Crocus Sativus Cashmerinus,
International Journal Of Phytopharmacology, 3 (1). Hal : 27 31.
Luqman S., Suchita S., Ritesh K., et.al., 2012, Experimental Assesment of Moringa
Oleifera Leaf and Fruit for Its Antistress, Antioxidant, and Scavenging
Potential Using In Vitro and In Vivo Assays, Hindawi Publishing Corporation
Evidence Based Complementary and Alternatice Medicine, Page : 1 12.
Makkar H.P.S., Becker K., 1996, Nutritional value and antinutritional components
of whole and ethanol extracted Moringa oleifera leaves. Ani Feed
SciTechnol 63 (14): 2124.
Nugroho, 1989, Penyakit Ayam di Indonesia Jilid II: Eka Offset, Semarang, Hal :
4652.
Oduro W., Ellis O, Owusu D., 2008, Nutritional Potential of Two Leafy
Vegetables: Moringa oleifera and Ipomoea batatas Leaves. Sci Res Essay 3
(2): 5760.
Peng W.,Zhou X., Gasser R.B., 2003, Profil Ascaris telur dalam kotoran
manusia.Implikasi biologis dan epidemiologi Parasitologi.
Rony, K. 2008. Uji daya antelmintik infus daun dan infus biji pare (Momordica
charantia) terhadap cacing gelang ayam (Ascaridia galli) secara in vitro.
[KTI]. Universitas Diponegoro, Semarang.
Suhartono E., Fachir H.,SetiawanB., 2007, Kapita Sketsa Biokimia Stres Oksidatif
Dasar dan Penyakit. Universitas LambungMangkurat, Pustaka Benua,
41
Banjarmasin.
Tan, H. T., & K. Rahardja. (2008). Obat-obat Penting. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
LAMPIRAN 1
42
LAMPIRAN 2
43
LAMPIRAN 3
a. Uji Normalitas
b. Uji Krukal-Wallis
44
c. Uji Mann-Whitney
45
46
47
48
49
50
51
52
53
LAMPIRAN 4
ANALISIS PROBIT
54
b. Probability (menentukan LC50)
55