1 PB
1 PB
AbstrakTelah dilakukan penelitian mengenai analisis serat optik silika mode jamak dan diberikan variasi
pengaruh pemberian kupasan jacket dan cladding pada panjang kupasan. Serat optik diuji pada suhu 30oC
serat optik plastik mode jamak tipe FD-620-10 terhadap hingga 75oC dan dihasilkan rugi daya yang semakin
perubahan suhu dengan menggunakan detektor silikon dan besar seiring dengan kenaikan suhu.
BF5R-D1-N. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh kenaikan suhu terhadap loss pada
Pada penelitian dilakukan analisis mengenai pengaruh
serat optik plastik dan mengetahui kemampuan detektor pemberian kupasan jacket dan cladding pada serat optik
silikon dan BF5R-D1-N dalam pengukuran tegangan dan plastik multimode tipe FD-620-10 terhadap perubahan
intensitas pada variasi panjang kupasan. Variasi panjang suhu. Dalam penelitian ini digunakan dua alat ukur yang
kupasan yang digunakan adalah 30, 40, 50, 60, 70, dan 80 berbeda yaitu BF5R-D1-N dan detektor silikon yang
mm. Pengukuran dilakukan pada range suhu 30C - 75C masing-masing memiliki sensitivitas berbeda.
dengan pengambilan data setiap kenaikan 1C. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin tinngi suhu di
Penerapan hukum Snellius dilakukan pada proses
daerah sensing, semakin besar loss yang terjadi akibat pemantulan dan pembiasan sinar pada bidang batas
adanya pemuaian termal di daerah sensing yang antara dua medium yang berbeda kerapatannya. Sinar
menyebabkan penurunan indeks bias core. Detektor silikon yang datang dari medium rapat (n1) ke medium kurang
mampu mendeteksi perubahan intensitas cahaya dan rapat (n2) akan dibiaskan menjauhi garis normal. Sudut
bekerja optimal pada serat optik dengan panjang kupasan tertentu sinar akan dirambatkan pada bidang batas kedua
80 mm BF5R-D1-N dapat merespon perubahan intensitas medium yaitu bidang batas core dan cladding (sinar tidak
cahaya dan bekerja optimal pada serat optik dengan dibiaskan pada cladding). Sudut pada keadaan tersebut
panjang kupasan 30 mm.
dinamakan sudut kritis yang dilambangkan dengan c.
Kata Kunci BF5R-D1-N, detektor silikon, loss, suhu. Dengan menggunakan hukum Snellius diperoleh nilai
sudut c seperti berikut [4]:
I. PENDAHULUAN n1 sin = n2 sin 2
n1 sin = n2 sin 900
R ERAT optik plastik merupakan serat optik yang
berbahan plastik polimer, dimana lapisan inti (core)
dibuat dari bahan poly methyl metacrylate (PMMA)
sin = ( 2)
1
(1)
sedangkan lapisan coating terbuat dari perfluoropolimer
[1]. Salah satu kelemahan POF adalah besarnya nilai loss = ( 2) (2)
1
sehingga menghambat proses pengiriman informasi.
dengan n1 dan n2 menunjukkan indeks bias core dan
Salah satu penyebab terjadinya loss pada POF adalah
indeks bias cladding. Untuk nilai sudut c < , tidak ada
adanya pengaruh panas terhadap serat optik [2].
sinar yang dibiaskan ke dalam cladding, sehingga
Beberapa sifat material menunjukkan kebergantungannya
seluruh sinar akan terpandu dalam core serat optic [5].
terhadap perubahan temperatur, diantaranya titik lebur,
Tingkap numerik atau numerical aperture NA
massa jenis, konduktivitas listrik, dan indeks bias.
menyatakan hubungan sudut sinar masukan dengan
Ketergantungan indeks bias material terhadap temperatur
indeks bias ketiga medium (udara, core dan cladding)
inilah yang menjadi ide awal dalam penelitian ini.
yang dinyatakan dengan:
Adanya perubahan temperatur di daerah sekitar core
serat optik diharapkan mampu mempengaruhi indeks = 0 sin , = 12 22 (3)
biasnya, sehingga dapat diamati perubahan loss nya. Didefinisikan beda indeks bias antar core dan cladding
Telah dilakukan banyak penelitian mengenai pengaruh () menurut persamaan:
pemberian suhu terhadap serat optik, diantaranya oleh 1 2
Sujito pada 2012 yang melakukan penelitian mengenai = (4)
2
pengaruh pemberian suhu -14C hingga 30C dengan
Perbedaan nilai n1 dan n2 sangat kecil, sehingga nilai
kontrol waktu terhadap serat optik silika singlemode.
juga kecil, dengan demikian Persamaan diatas dapat
Pemanfaatan serat optik sebagai sensor perubahan suhu
ditulis:
telah dilakukan dengan menggunakan prinsip rugi daya
pada serat optik [3]. Dalam penelitian tersebut digunakan = 1 2 (5)
B-104 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print)
Suhu didefinisikan sebagai tingkat atau derajat tertentu Tahap selanjutnya adalah penelitian dengan
dari panas atau dinginnya sesuatu sebagai referensi pada menggunakan detektor BF5R-D1-N yang terdiri dari
skala tertentu. Dan juga dapat didefinisikan sebagai kotak styrofoam yang di dalamnya diberi kaleng dengan
jumlah energi panas yang dimiliki oleh suatu benda atau ukuran diameter 12cm dan tinggi 6cm dengan pemanas
sistem. Energi panas berkaitan langsung dengan energi berupa hairdryer yang diletakkan pada bagian tutup
molekular (getaran, gesekan dan osilasi partikel dalam styrofoam. Badan styrofoam digunakan untuk
sebuah molekul, semakin tinggi energi panas, maka melewatkan serat optik agar bagian yang terkupas dapat
semakin besar energi molekul) [6]. berada di dalam kaleng, sementara kedua ujungnya
Dua parameter yang mencirikan pengaruh suhu pada berada di luar balok yang kemudian akan dihubungkan
serat optik adalah koefisien muai termal (Thermal ke BF5R-D1-N saat proses pengambilan data dilakukan.
Expansion Coefficient = TEC) dan koefisien termo-optik
(Thermo-Optic Coefficient = TOC). Koefisien muai
termal mencirikan ekspansi fisik atau kontraksi volume
suatu material, sedangkan koefisien termo-optik
mencirikan perubahan indeks bias sebagai respon dari
perubahan suhu. Dengan menggunakan koefisien muai
termal dan koefisien termo-optik, maka perubahan
panjang serat optik (L), perubahan jari-jari inti (a),
dan perubahan indeks bias (n) akibat dari perubahan
suhu (T), masing-masing dapat dinyatakan sebagai
berikut:
L = L T (6)
a = a T (7)
Gambar 2. Skema alat percobaan dengan detektor
= (8) BF5R-D1-N
Dimana merupakan koefisien muai termal dan Tahap Pengujian Sistem Suhu dan Stabilitas Alat
merupakan koefisien termo-optik. merupakan
perubahan indeks bias akibat dari perubahan suhu . Pada tahapan awal, digunakan heat blower sebagai
Untuk serat optik polimer PMMA memiliki koefisien sumber panas. Heat blower yang digunakan dapat
muai panas = 7x105 / C dan koefisien termo-optik = disetting temperatur dan besar hembusannya sesuai
-1,2x104 / C [7]. dengan laju perubahan panas yang diinginkan.
Termokopel digunakan sebagai alat ukur suhu yang
II. METODOLOGI diletakkan di dalam kaleng, sehingga perubahan suhu
yang terukur adalah suhu di dalam kaleng. Tingkat
Tahap Perancangan Kerangka Alat dan Sistem Suhu ketelitian termokopel tipe k ini adalah 0,1C, yang
Rancangan kerangka alat pada penelitian ini terdiri dari artinya termokopel dapat membaca setiap perubahan
kotak styrofoam yang di dalamnya diberi kaleng dengan suhu 0,1C di dalam kaleng.
ukuran diameter 12cm dan tinggi 6cm. Pemberian kotak Pengujian suhu dilakukan dengan memasukkan ujung
styrofoam ini bertujuan agar udara panas yang dialirkan heat blower ke lubang yang terdapat pada kotak
melalui heat blower terisolasi di dalam kotak dan tidak styrofoam dan menekan tombol on pada heat blower.
mempengaruhi suhu di luar kotak. Pada sisi kaleng Selanjutnya diatur temperatur dengan memutar probe ke
terdapat termokopel tipe K yang masing-masing kakinya arah kanan untuk menaikkan suhu.
diletakkan di sisi kanan dan kiri dekat daerah kupasan Pengujian stabilitas detektor silikon dan multimeter
serat optik. Salah satu ujung serat optik disambungkan ke dilakukan dengan meletakkan serat optik yang tidak
laser semikonduktor sebagai sumber cahaya dan ujung dikupas di dalam sistem, kemudian dibiarkan selama 60
lainnya disambungkan ke detektor silikon yang akan menit tanpa perlakuan panas dan dengan perlakuan
mendeteksi ada atau tidaknya cahaya yang panas. Jika tidak terdapat perubahan tegangan, maka
ditransmisikan serat optik. Untuk mengetahui besarnya dapat dikatakan detektor silikon dan multimeter stabil
cahaya yang diterima oleh detektor silikon, maka dan dapat digunakan pada penelitian. Setelah pengujian
detektor silikon disambungkan ke multimeter dan suhu dan stabilitas alat selesai dilakukan, selanjutnya
kemudian multimeter akan membaca besarnya cahaya dilakukan pengujian menggunakan serat optik dengan
yang diterima oleh detektor sebagai tegangan. variasi panjang kupasan dan dipanaskan mulai suhu 30C
hingga 75C.
dari sudut kritis baru inilah yang dapat terpandu, DAFTAR PUSTAKA
sedangkan sinar dengan sudut datang lebih kecil dari [1] Widiyana, Perancangan Sensor Serat Optik untuk
sudut kritis baru akan dibiaskan keluar menuju cladding. Pengukuran Pergeseran Obyek dalam Orde
Sinar yang dibiaskan akibat tidak memenuhi syarat Mikrometer Menggunakan Serat Optik Multimode,
terjadinya pemantulan dalam total inilah yang Tugas Akhir, Jurusan Teknik Fisika-FTI-ITS,
menyebabkan adanya loss pada proses transmisi di dalam Surabaya, 2010.
serat optik. Semakin besar loss yang terjadi, semakin [2] Sujito, Pengaruh Perubahan Temperatur Terhadap
kecil sinar yang ditangkap oleh detektor, sehingga Rugi Daya Serat Optik Singlemode SMF-28,
tegangan yang terbaca nilainya kecil. Prosiding simposium fisika nasional xxv, Jurusan
Fisika-FMIPA-Universitas Negeri Malang, Malang,
IV. KESIMPULAN 2012.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat [3] Yunifar, R. I., Analisis Pengaruh perubahan Suhu
disimpulkan bahwa semakin tinngi suhu di daerah dan Perubahan Panjang Kupasan Cladding serta
sensing, semakin besar loss yang terjadi akibat adanya Jacket Terhadap Rugi Daya yang Dihasilkan oleh
pemuaian termal yang menyebabkan penurunan indeks Fiber Optik Multimode Silika Tipe G-651, Tugas
bias core. Detektor silikon mampu mendeteksi perubahan Akhir, Jurusan Fisika-FMIPA-ITS, Surabaya, 2015.
intensitas cahaya dan bekerja optimal pada serat optik [4] Agrawal, Govind P., Fiber Optic Communication
dengan panjang kupasan 80 mm dan tidak mampu Systems. University of Rochester : John
mendeteksi perubahan tegangan pada serat optik dengan Wiley&Sons, 2002.
panjang kupasan dibawah 50 mm. BF5R-D1-N dapat [5] Keiser,G. Optical Fiber Communication. United
merespon perubahan intensitas cahaya dan bekerja States of America, 1984.
optimal pada serat optik dengan panjang kupasan 30 mm, [6] Bestariyan, T., Rancang Bangun Sensor Suhu
dan tidak mampu merespon perubahan intensitas dengan Menggunakan Serat Optik Berstruktur Singlemode -
baik pada panjang kupasan diatas 50 mm. Multimode-Singlemode dan OTDR, Tugas Akhir,
Jurusan Teknik Fisika-FTI-ITS, Surabaya, 2011.
UCAPAN TERIMA KASIH [7] Arifin, Perkembangan Sensor Regangan dan
Penulis Puspita Fahmi Ariani mengucapkan terima Pergeseran Berbasis Serat Optik, Disertasi, Jurusan
Fisika-FMIPA-ITS, Surabaya, 2015.
kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedua orang tua
dan adik penulis, dosen pembimbing Tugas Akhir, serta
teman-teman penulis yang telah memberikan kelancaran,
dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam
melakukan penelitian ini.