Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(Pendapat Hukum)
Tentang
LANGKAH ALTERNATIF ATAS PELAKSANAAN EKSEKUSI TANAH YANG
TELAH DIJATUHI PUTUSAN YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM
TETAP PADA PERKARA OVERLAPPING KEPEMILIKAN TANAH
PUTUSAN
A. Legal Issue
1. Dapatkah eksekusi atas Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap pada sengketa
tumpang tindih kepemilikan tanah dilaksanakan, dengan objek sengketa berupa museum
2. Pada umumnya, perkara antara masyarakat melawan pemerintah sangat sulit untuk
dimenangkan oleh masyarakat, meskipun sudah ada Putusan Pengadilan yang telah
berkuatan hukum tetap, sehingga pertanyaan yang muncul adalah, apabila eksekusi
terhadap objek sengketa berupa tanah tidak dapat dilaksanakan, apakah terdapat alternatif
B. Brief Answer
1. Pada dasarnya eksekusi terhadap objek hukum yang menjadi sengketa berupa tanah baik yang
memiliki bangunan maupun yang belum terdapat bangunan diatas tanah tersebut seharusnya
C. Case Position
1. Pihak Penggugat adalah Nyonya Purnami yang berkedudukan di alamat Jl. Batu Ampar
III, Komplek Condet Baru B/29, Rt.017/03, Kel. Batu Ampar, Kec. Kramat Jati, Jakarta
Timur dlam hal ini dlikuasakan kepada Kuasanya, Parsaoran Marbun, Advokat,
berkantor di Harlys Residence (basement), Jl. Tomang Tinggi Raya Nomor 2, Jakarta
Barat, berdasarkan surat kuasa Nomor 562/PM&R/14, tgl. 17 September 2014
(terlampir).
2. Pihak Tergugat adalah Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pusat Kesenian Jakarta Taman
Ismail Marzuki (YKK PKS TIM) dahulu beralamat di Jl. Cikunir Raya Nomor 12, Rt.
12/13, Kec. Jatiasih, Bekasi dan/atau Jl. H. Dalih Nomor 1, Rt. 03/05, Jakamulia, Bekasi,
Jawa Barat, dan sekarang beralamat di Jl. TIM Asih Nomor 8, Pamahan, Kel. Jati Asih,
Bekasi, Jawa Barat (d/a Bpk. Wahban Nuruddin) dan/atau Jl. Dalih Samping Kolam
3. Penggugat adalah pemilik sebidang tanah seluas 23.754 m2, yang terletak di Desa Jati
Mekar, Kec. Jatiasih d/h dikenal Kec. Podok Gede, Kab. Bekasi, Jawa Barat, sesuai
Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor 56/ Pdt.G/2006/PN.Bks, tgl. 18 Agustus 2006
April 2011.
4. Walaupun putusan dimaksud diatas telah berkekuatan hukum tetap (incracht van
gewijsde), namun tidak dapat dieksekusi sebagaimana mestinya oleh karena amarnya
tidak menyatakan seluruh bukti-bukti hak yang ada diatasnya yang tidak diketahui
Penggugat, tidak dinyatakan tidak sah dan/atau batal demi hukum, sehingga dijadikan
alasan oleh Tergugat II menolak putusan tersebut dijadikan sebagai dasar hukum untuk
mengajukan permohonan hak atas tanah miliknya oleh Penggugat, dengan alasan bahwa
5. Bukti-bukti hak yang diterbitkan Tergugat II atas nama orang lain, selama ini tidak
diketahui Penggugat selaku pemilik sah atas tanah, padahal sebelum gugatan terdahulu
diajukan Penggugat, terlebih dahulu sudah berusaha memperoleh informasi dari Tergugat
II apakah diatas tanah milik Penggugat ada diterbitkan hak atas nama orang lain, namun
ketika itu jawaban yang diperoleh, tidak ada hak orang lain.
6. Ketika proses gugatan sedang berlangsung, Tergugat II sudah dipanggil secara sah dan
kedudukannya selaku Turut Tergugat, namun tidak pernah hadir dan/atau menyuruh
kuasanya.
7. Oleh karena permohonan hak yang diajukan Penggugat ditolak Tergugat II, maka
Bandung, dan diputus gugatan Penggugat dikabulkan, akan tetapi dibatalkan Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dengan salah satu alasannya bahwa putusan
pengadilan negeri yang telah berkekuatan hukum tetap, harus terlebih dahulu dilakukan
eksekusi.
8. Oleh karena itu, tindakan dan perbuatan Tergugat I dan II yang mengaku-ngaku sebagai
pemilik tanah milik Penggugat, lalu diterbitkan hak diatasnya tanpa sepengetahuan
Penggugat selaku pemilik yang sah, adalah merupakan suatu perbuatan melawan hukum
9. Oleh karena itu, sangat beralasan menurut hukum apabila Tergugat II mencabut dan/atau
membatalkan seluruh bukti-bukti hak yang pernah diterbitkan diatas tanah milik
Penggugat dengan tanpa hak, untuk kepentingan Tergugat I dan/atau pihak ketiga yang
10. Oleh karena gugatan Penggugat berdasarkan bukti-bukti yang otentik, karenanya sangat
beralasan menurut hukum gugatan Penggugat dikabulkan seluruhnya, dan putusan dalam
perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada upaya hukum banding
sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI :
1. Pengadilan Negeri Bekasi Tidak Kompeten untuk Mengadili perkara perdata Nomor
432/Pdt.G/2014/PN.Bks .
b. Penggugat yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu keputusan tata usaha
negara dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara agar
keputusan tata usaha negara yang disengketakan tersebut dinyatakan batal atau
tidak sah sebagaimana diatur dalam Pasal 53 ayat (1) UU Nomor 5 tahun 1986 Jo.
a. Tanah Obyek gugatan yang didalilkan Penggugat dalam perkara perdata Nomor
b. Tanah obyek gugatan Penggugat yang didalilkan dalam posita gugatan perkara
perdata no: 432/Pdt.6/2014/PN Bks tertanggal 23 September 2014 dan atau dalam
tgl. 28 April 2011 senyatanya tidak ada tanah obyek tanahnya obyek
Penggugat tidak bisa menyebutkan batas batas tanah obyek gugatannya : sebelah
utara : batas apa ? atau mana batasnya ?, demikian juga batas-batas tanah obyek
gugatan sebelah barat, timur dan selatan : batasnya apa ? atau mana batasnya ?
tidak ada, atau Penggugat tidak bisa menunjukkan batasnya. Demikian juga
identitas tanah obyek gugatan juga tidak ada, dan Penggugat juga tidak bisa
mendalilkan punya hak atas tanah yang didalilkan dalam gugatan - Penggugat
harus punya bukti hak atas tanahnya dan juga harus menunjukkan batas-batas
tanahnya serta identitas tanah yang digugatnya secara benar dan jelas. Kalau
Penggugat tidak dapat menyebutkannya - maka oleh karena tanah obyek gugatan
yang didalilkan Penggugat tidak jelas(kabur), fiktif atau tidak ada atau salah -
sebagaimana posita gugatan point Nomor1 tetapi tanah obyek gugatannya tidak
ada atau salah obyek, secara hukum tidak bisa dijadikan obyek gugatan dalam
suatu tuntutan untuk menuntut suatu hak, apalagi untuk dijadikan dasar atau alas
d. Dalil gugatan Penggugat atas dasar putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor:
perkara tersebut tanahnya obyek gugatan tidak jelas/kabur, fiktif, atau tidak ada,
salah obyeknya karena tidak ada batas-batas tanahnya secara jelas baik sebelah
Barat, Utara, Timur dan Selatan, apalagi identitas tanahnya juga tidak ada -
karenanya dalil tanah obyek gugatan dalam perkara tersebut tidak bisa dijadikan
dasar hukum suatu hak atau menetapkan suatu hak kepemilikan seseorang.
Karenanya gugatan Penggugat haruslah ditolak atau tidak dapat diterima. Apalagi
mengenai obyek tanah dalam gugatan yang didalilkan Penggugat dan yang
hibah nomor :
dan ternyata akta hibah yang dijadikan dasar hukum gugatan perkara perdata
Tinggi Bandung Nomor 336/Pdt/2006/ PT.Bdg, tgl. 28 Pebruari 2007 jo. Putusan
2011, dan juga perkara dalam perkara perdata Nomor432/ Pdt. G/2014 / Pn.Bks
tertanggal 23 September 2014 tidak benar, asli tetapi palsu atau aspal. Selain akta
hibah yang tidak benar, masing-masing akta hibah didukung dengan girik atau
Surat Ketetapan Ipeda yang juga tidak benar, asli tetapi palsu atau juga aspal.
Dengan demikian secara formil, materiil, dasar hukum gugatan Penggugat atas
tanah seluas + 23.754 m2 yang berdasarkan akta hibah dan alas hak berupa girik
atau surat ketetapan Ipeda yang tidak benar atau asli tetapi palsu atau aspal,
D. Analysis
1. Dapatkah eksekusi atas Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap pada sengketa
tumpang tindih kepemilikan tanah dilaksanakan, dengan objek sengketa berupa museum
Konsep kepastian hukum merupakan hal yang lahir dari konsep the rule of the law,
dimana konsep tersebut dalam hukum positif di Indonesia terdapat pada Pasal 1 ayat 3
Undang-Undang Dasar 1945. Menurut Utrecht seperti yang dikutip oleh Riduan Syahrani,
dalam buku Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, kepastian hukum mengandung dua pengertian,
yaitu pertama, adanya aturan yang bersifat umum membuat individu mengetahui perbuatan
apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa keamanan hukum bagi individu
dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan yang bersifat umum itu individu
dapat mengetahui apa saja yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh Negara terhadap
individu.1
Pengaturan mengenai tanah terdapat pada Pasal 506 ayat 1 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata yang menyatakan. Barang tak bergerak adalah..1. tanah pekarangan dan apa
Mengenai kepemilikan atas tanah terdapat dua perspektif yang digunakan penulis pada
makalah ini yaitu perspektif hukum acara perdata dan hukum agraria. Dalam Pasal 571 Kitab
1
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Bandung : Penerbit Citra Aditya Bakti,Bandung, 1999,
hlm.23.
2
Tim Visi Yustisia, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata,
Jakarta : Tim Visi Yustisia, 2015. hlm. 115
Undang-Undang Hukum Perdata dinyatakan bahwa Hak milik atas sebidang tanah meliputi
hak milik atas segala sesuatu yang ada di atas dan di dalam tanah itu. (KUHPerd. 591.) Di
atas sebidang tanah, pemilik boleh mengusahakan segala tanaman dan mendirikan bangunan
Bab IV dan VI buku ini. Di bawah tanah itu ia boleh membangun dan menggali sesuka
hatinya dan mengambil semua hasil yang diperoleh dari galian itu; hal ini tidak mengurangi
Mengenai kepemilikan atas tanah itu sendiri dalam Pasal 572 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata dinyatakan bahwa Setiap hak milik harus dianggap bebas. (KUHPerd. 624.)
Barangsiapa menyatakan mempunyai hak atas barang orang lain, harus membuktikan hak
itu.4
Pokok Agraria Hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat
Lebih lanjut dalam Pasal 26 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Mengenai eksekusi, berdasarkan Pasal 191 ayat 1 RBG menyatakan, pengadilan negeri
dapat memerintahkan pelaksanaan putusannya meskipun ada perlawanan atau banding jika
ada bukti yang otentik atau ada surat yang ditulis dengan tangan yang menurut ketentuan-
ketentuan yang berlaku mempunyai kekuatan pembuktian, atau karena sebelumnya sudah ada
3
Ibid., hlm. 125-126
4
Ibid., hlm. 126
keputusan yang mempunyai kekuatan hukum yang pasti, begitu juga jika ada suatu tuntutan
sebagian yang dikabulkan atau juga mengenai sengketa tentang hak besit.5
Berdasarkan ketentuan Pasal 191 ayat 1 RBG, seharusnya eksekusi dapat dilakukan
meskipun ada upaya banding dan perlawanan, terlebih lagi dalam perkara Putusan Pengadilan
September 2014 dan atau dalam perkara perdata no: 56/Pdt.G/2006/PN.Bks, Tgl. 18 Agustus
dimenangkan dalam perkara tersebut di atas dan telah memiliki kekuatan hukum tetap,
namun dalam perkara tersebut di atas, eksekusi terhadap tanah taman ismail marzuki sulit
untuk dilakukan karena adanya upaya kesewenang-wenangan dari pihak taman ismail
marzuki yang berada dibawah naungan pemerintah, dan merasa memilki kekuasaan, bahkan
berani mendalilkan bahwa Pengadilan Negeri Bekasi Tidak Kompeten untuk Mengadili
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui, bahwa eksekusi akan sangat sulit dilakukan
dikarenakan kecenderungan badan dan atau aparatur pemerintah yang merasa memiliki
kekuasaan cenderung tidak memiliki kesadaran atas hukum positif yang berlaku dan
meskipun pengadilan negeri bekasi sudah menetapkan bahwa kepemilikan atas tanah yang
memiliki hak atas sebidang tanah seluas 23.754 m2, yang terletak di Desa Jati Mekar, Kec.
Jatiasih d/h dikenal Kec. Podok Gede, Kab. Bekasi, Jawa Barat, sesuai Putusan Pengadilan
Negeri Bekasi Nomor 56/ Pdt.G/2006/PN.Bks, tgl. 18 Agustus 2006 jo Putusan Pengadilan
5
Ibid., hlm. 320
Tinggi Bandung Nomor 336/Pdt/2006/PT.Bdg, tgl. 28 Pebruari 2007 jo Putusan Mahkamah
Mahkamah Agung RI Nomor 247PK/Pdt/2010, tgl. 28 April 2011, jatuh ketangan penggugat,
namun eksekusi sampai dengan makalah ini dibuat sulit untuk dilaksanakan.
2. Pada umumnya, perkara antara masyarakat melawan pemerintah sangat sulit untuk
dimenangkan oleh masyarakat, meskipun sudah ada Putusan Pengadilan yang telah
berkuatan hukum tetap, sehingga pertanyaan yang muncul adalah, apabila eksekusi
terhadap objek sengketa berupa tanah tidak dapat dilaksanakan, apakah terdapat
Dalam perkara ini dapat dilihat pada Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor 56/
Nomor 247PK/Pdt/2010, bahwa sebenarnya perkara ini telah memiliki kekuatan hukum tetap
(Putusan PK) sehingga seharusnya eksekusi atas objek sengketa tetap dapat dilaksanakan
oleh penggugat sebagai pihak yang menang berdasarkan Pasal 191 ayat 1 RBG.
Namun dalam perkara ini pihak yang dihadapi adalah pihak pemerintah yang arogan dan
memaksakan kehendak (tergugat I yayasan taman ismail marzuki dan tergugat II BPN kota
Bekasi), eksekusi atas putusan pengadilan PN-PK tidak dapat dilaksanakan sehingga
seharusnya, dalam gugatan ini, pihak penggugat mengajukan gugatan yang didasarkan Pasal
208 RBG dan Pengadilan Negeri Bekasi dalam gugatan baru ini juga dengan bijaksana
menetapkan solusi dari tidak dilaksanakannya eksekusi dengan mengacu pada Pasal 208
RBG yang menentukan apabila eksekusi terhadap objek fisik yang tidak bergerak tidak dapat
dilakukan maka dapat dilakukan dengan eskekusi dalam bentuk penggantian hak dalam
bentuk uang atau eksekusi terhadap barang yang memiliki nilai yang sama dengan objek yang
disengketakan.
Namun masalahnya Pengadilan Negeri Bekasi pada Putusan Pengadilan Negeri Bekasi
yaitu Putusan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor 56/ Pdt.G/2006/PN.Bks, tgl. 18 Agustus
kepastian hukm dalam perkara ini tidak dapat tercermin dalam putusan pengadilan bekasi
E. Conclusion
1. Berdasarkan ketentuan Pasal 191 ayat 1 RBG, seharusnya eksekusi dapat dilakukan
meskipun ada upaya banding dan perlawanan, eksekusi akan sangat sulit dilakukan
memiliki kekuasaan cenderung tidak memiliki kesadaran atas hukum positif, hal ini
dapat dilihat pada eksekusi terhadap tanah taman ismail marzuki sulit untuk dilakukan
karena adanya upaya kesewenang-wenangan dari pihak taman ismail marzuki yang
berada dibawah naungan pemerintah, dan merasa memilki kekuasaan, bahkan berani
berdasarkan Pasal 208 RBG dan Pengadilan Negeri Bekasi dalam gugatan baru ini
juga dengan bijaksana menetapkan solusi dari tidak dilaksanakannya eksekusi dengan
mengacu pada Pasal 208 RBG yang menentukan apabila eksekusi terhadap objek fisik
yang tidak bergerak tidak dapat dilakukan maka dapat dilakukan dengan eskekusi
dalam bentuk penggantian hak dalam bentuk uang atau eksekusi terhadap barang yang