Anda di halaman 1dari 6

HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT

Disusun oleh :

Ana Shita (1.12.007)

Christina Febri Sabbatani (1.12.021)

Dessy Triwidiyanti (1.12.027)

Putri Sekar Larasati (1.12.069)

Risa Ayu (1.12.078)

Sujik Nuryanti ( 1.12.092)

WahyuNuraningsih (1.12.099)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO SEMARANG

2013
A. PENGERTIAN HAK
Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah
ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki
pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan
untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb),
kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.
Sedangkam kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan). Di dalam perjalanan sejarah, tema hak relatif lebih muda
usianya dibandingkan dengan tema kewajiban, walaupun sebelumnya telah lahir . Tema
hak baru lahir secara formal pada tahun 1948 melalui Deklarasi HAM PBB, sedangkan
tema kewajiban (bersifat umum) telah lebih dahulu lahir melalui ajaran agama di mana
manusia berkewajiban menyembah Tuhan, dan berbuat baik terhadap sesama.

B. JENIS HAK
Ada tiga jenis hak, yaitu hak untuk memilih/kebebasan, hak kesejahteraan, dan hak
legislatif.
1. Hak Kebebasan
Hak kebebasan adalah hak mengenai kebebasan dan dipilih. Mereka mengekspresikan
hak orang-orang untuk hidup sebagaimana yang mereka pilih dalam batas-batas yang
ditentukan.
2. Hak Kesejahteraan
Hak kesejahteraan adalah hak yang diberikan secara hukum kepada hal-hal, seperti
standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau sejumlah tahun pendidikan.
3. Hak Legislatif
Hak legislatif ditetapkan oleh hukum, didasarkan pada konsep keadilan. Hak legislatif
mempunyai 4 peranan di masyarakat, yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan,
pembatasan moral terhadap peraturan yang tidak adil, dan keputusan keadilan
pengadilan atau menyelesaikan perselisihan. (Badman and Bandman, 1986).
Menurut Badman and Bandman (1986), ada lima persyaratan yang membantu
menentukan hak, yaitu:
1) Kebebasan untuk menggunakan hak yang dipilih seseorang. Individu tidak
disalahkan atau dihukum untuk menggunakan atau tidak menggunakan hak
tersebut.
2) Individu mempunyai tugas untuk memberi kemudahan kepada orang lain dalam
menggunakan haknya.
3) Hak sesuai dengan prinsip keadilan yaitu persamaan tidak memihak, kejujuran.
4) Hak dapat dilaksanakan.
5) Apabila suatu hak membahayakan dikesampingkan atau ditolak, orang tersebut
diberi kompensasi.

C. PERANAN HAK
Beberapa peranan hak adalah sebagai berikut .
1. Hak dapat digunakan untuk mengekspresikan kekuasaan dalam konflik anatara
seseorang dengan kelompok. Contoh : Dokter mungkin berkata pada perawat, Saya
punya hak untuk menginstruksikan pengobatan yang saya inginkan untuk klien saya.
Dalam hal ini, dokter mengekspresikan kekuasaanya untuk menginstruksikan
pengobatan.
2. Hak dapat digunakan untuk menjustifikasi tindakan. Contoh: Perawat yang dikritik
karena terlalu banyak menghabiskan waktu dengan klien mungkin berkata, Saya
mempunyai hak untuk memberikan keperawatan terbaik yang sya bisa Apakah
sebenarnya perawat mempunyai hak tersebut dalam situasi yang bergantung pada
sejumlah variable dengan cara menuntut hak, bagaimanapun perawat member alasan
tentang waktu yang digunakan dengan klien tertentu.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang sering kali dapat
menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga diakui oleh orang
lain. Contoh: Perawat menyarankan pada klien bahwa seharusnya ia tidak berjalan
dilantai bawah, tetapi klien marah, tidak setuju dengan perawat dan berkata, Saya
punya hak untuk pergi ke lantai bawah bila saya mau. Dalam hal ini, perawat
seharusnya menerima tindakan klien apabila mereka tidak sampai pada beberapa
kesepakatan karena membatasi klien berarti mengingkari kebebasan klien.

D. HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT


I. HAK PERAWAT

Hak-hak tersebut adalah :

1) Hak menemukan martabat dalam ekspresi dan kemajuan diri melalui


pemanfaatan kemampuan khusus dan latar belakang pendidikan.
2) Hak pengakuan andil perawat melalui penyediaan lingkungan berpraktik dan
imbalan ekonomi profesi yang wajar.
3) Hak memperoleh lingkungan kerja yang menekan serendah mungkin stress
fisik serta emosi dan resiko kesehatan.
4) Hak mengontrol praktik profesi dalam batas-batas hukum.
5) Hak menetapkan standar mutu keperawatan.
6) Hak turut serta dalam menyusun kebijakan yang memengaruhi bidang
perawatan.
7) Hak asasi sosial atas nama keperawatan

II. KEWAJIBAN PERAWAT

Dalam melaksanakan praktek keperawatan perawat berkewajiban untuk


memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan profesi, standar praktek
keperawatan, kode etik dan SOP serta kebutuhan klien atau pasien dimana standar
profesi, standar praktek dan kode etik tersebut ditetapkan oleh organisasi profesi
dan merupakan pedoman yang harus diikuti oleh setiap tenaga keperawatan.
Perawat yang melaksanakan tugasnya diwajibkan untuk merujuk klien atau pasien
kefasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang
lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau tindakan. Hal
ini juga tergantung situasi, jika lingkungan kita juga tidak memungkinkan maka
kita sebagai perawat dapat menerangkan alasan yang tepat.
Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang klien atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini menyangkut
privasi klien yang berada dalam asuhan keperawatan karena disisi lain perawat
juga wajib menghormati hak-hak klien atau pasien dan profesi lain sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.

E. CONTOH KASUS TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT DALAM


ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
Tn.T umur 55 tahun, dirawat di ruang 206 perawatan neurologi Rumah Sakit AA,
tn.T dirawat memasuki hari ketujuh perawatan. Tn.T dirawat di ruang tersebut dengan
diagnosa medis stroke iskemic, dengan kondisi saat masuk Tn.T tidak sadar, tidak dapat
makan, TD: 170/100, RR: 24 x/mt, N: 68 x/mt. Kondisi pada hari ketujuh perawatan
didapatkan Kesadaran compos mentis, TD: 150/100, N: 68, hemiparese/kelumpuhan
anggota gerak dextra atas dan bawah, bicara pelo, mulut mencong kiri. Tn.T dapat mengerti
bila diajak bicara dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik tetapi jawaban Tn.T tidak
jelas (pelo). Tetapi saat sore hari sekitar pukul 17.00 wib terdengar bunyi gelas plastik jatuh
dan setelah itu terdengar bunyi seseorang jatuh dari tempat tidur, diruang 206 dimana
tempat Tn.T dirawat. Saat itu juga perawat yang mendengar suara tersebut mendatangi dan
masuk ruang 206, saat itu perawat mendapati Tn.T sudah berada dilantai dibawah tempatt
tidurnya dengan barang-barang disekitarnya berantakan.
Ketika peristiwa itu terjadi keluarga Tn.T sedang berada dikamar mandi, dengan
adanya peristiwa itu keluarga juga langsung mendatangi tn.T, keluarga juga terkejut dengan
peristiwa itu, keluarga menanyakan kenapa terjadi hal itu dan mengapa, keluarga tampak
kesal dengan kejadian itu. Perawat dan keluarga menanyakan kepada tn.T kenapa bapak
jatuh, tn.T mengatakan saya akan mengambil minum tiba-tiba saya jatuh, karena tidak ada
pengangan pad temapt tidurnya, perawat bertanya lagi, kenapa bapak tidak minta tolong
kami saya pikir kan hanya mengambil air minum.
Dua jam sebelum kejadian, perawat merapikan tempat tidur tn.T dan perawat
memberikan obat injeksi untuk penurun darah tinggi (captopril) tetapi perawat lupa
memasng side drill tempat tidur tn.T kembali. Tetapi saat itu juga perawat memberitahukan
pada pasien dan keluarga, bila butuh sesuatu dapat memanggil perawat dengan alat yang
tersedia.

F. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak (diakses 14 Maret 2013, pukul 15.20 WIB)

Mimin Emi Suhemu. 2002.ETIKA KEPERAWATAN:APLIKASIMPADA PRAKTIK.


Jakarta: EGC

Taadi. 2009. HUKUM KESEHATAN Pengantar Menuju Perawat Profesional. Jakarta:


EGC

http://www.scribd.com/doc/14774794/Hak-Dan-Kewajiban-Perawat (diakses 14 Maret


2013, pukul 17.33 WIB)

Anda mungkin juga menyukai